Tugas- 3 Folklore Indonesia
FOLKLORE dari FLORES
TIMUR
Kisah Air Bama
Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan
kepada Tuhan yang Maha Esa karena saya telah menyelesaikan tugas ini dengan
sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.Dan juga saya juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Shobirien selaku dosen Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.
Saya berharap tugas ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan tentang Folklore yang terdapat di Flores
Timur.
Saya menyadari bahwa didalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saya berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan tugas yang
telah saya buat ini sehingga kesalahan yang ada tidak terjadi di tugas
selanjutnya. Saya memohon maaf apabila terdapat kesalahn kata-kata yang kurang
berkenan.
Semoga tugas ini bisa dipahami
oleh siapapun yang membacanya.
Jakarta, Januari 2015
Penulis
Pembahasan
Larantuka merupakan
ibu kota dari Kabupaten Flores Timur. Secara fisik, kota ini “mau tidak mau”
dibangun memanjang dari barat ke timur, karena di sisi selatan dan utara diapit
oleh laut dan gunung. Di sepanjang jalan utama, terdapat beberapa kantor pemerintah,
pertokoan (istilah disana untuk sebuah area dimana sejumlah toko berdiri
berderet disana), pasar, hotel dan sejumlah rumah penduduk. Meski demikian,
rumah penduduk biasanya mengambil lokasi di gang-gang (atau penduduk biasa
menyebutnya: lorong) yang terhubung dari jalan utama.
Iklimnya secara umum
dapat dibilang panas, sangat panas malah. Meski demikian, sekitar bulan
Juni-Juli, kadang sampai Agustus, cuaca cukup sejuk. Kata orang-orang sih, itu
pengaruh angin dari Australia. Benar atau tidak, entahlah Kondisi
cuaca agak mengerikan terjadi sekitar bulan Desember-Januari. Angin kencang
disertai hujan deras melingkupi kota. Pada waktu-waktu tersebut, paling susah
mendapatkan makanan segar seperti ikan dan sayur, karena nelayan jarang ada
yang berani melaut. Oleh karenanya, kalau Anda kebetulan harus berkunjung ke
Larantuka pada bulan Desember – Januari, siapkan juga stok makanan yang tahan
lama.
Wisatawan, baik lokal
maupun mancanegara umumnya ramai datang pada sekitar hari raya keagamaan Jumat
Agung dan Paskah. Sejak lama, terdapat sejumlah tradisi kegiatan dalam
memperingati hari raya keagamaan umat Katolik dan Kristen tersebut. Mulai dari
pagi biasanya terdapat prosesi arak-arakan kapal menelusuri selat di pinggir
kota. Biasanya kegiatan ini diikuti puluhan kapal yang dipenuhi ratusan bahkan
ribuan pengunjung. Prosesi lalu berlanjut pada malam hari, dimana para peziarah
mengikuti kegiatan jalan salib mengelilingi sebagian wilayah kota Larantuka
sambil berdoa, bernyanyi dan melakukan refleksi pribadi. Bagi mereka yang
sungguh-sungguh mengikuti aktivitas ini tentu dapat merasakan pengalaman
spiritual yang mendalam.
Namun, selain daya
tarik acara keagamaan seperti yang baru saja saya gambarkan, Larantuka dan
Flores Timur pada umumnya, menawarkan daya tarik wisata lainnya, yaitu pemandangan
yang indah. Sangat indah. Sejumlah pantai yang cantik tersaji di tanah Flores
Timur. Terdapat beberapa spot pantai yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan.
Dan jika Anda yang senang melakukan eksplorasi ke wilayah pedesaan, Anda akan
temui sejumlah pantai lainnya yang tak kalah cantiknya. Di beberapa spot, Anda
juga bisa menyaksikan lumba-lumba berenang. Selain pantai, di Flores Timur,
Anda bisa juga menikmati sejumlah keindahan alam lainnya seperti gunung dan
danau. Di luar keindahan alam, masyarakat asli Flores Timur juga memiliki
sejumlah aktivitas budaya yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat.
Infrastruktur akomodasi semacam
hotel untuk wisatawan tersedia cukup banyak di kota Larantuka. Bahkan dari
informasi terbaru yang saya dapatkan, kualitas hotel-hotel baru yang muncul di
Larantuka semakin baik. Untuk oleh-oleh, Anda bisa punya beberapa pilihan
seperti kain tenun dan sejumlah produk alam seperti kacang mente, alpukat,
kopi, mangga dsb. Sejumlah produk alam yang saya sebutkan tadi, berdasarkan
penilaian pribadi, memiliki kualitas yang mantap, baik dari sisi ukuran maupun
rasa! Tak percaya? Coba sendiri!
Di luar masa-masa ramai kunjungan wisatawan pada hari raya Paskah,
kehidupan masyarakat di Larantuka berjalan dengan tenang. Di pagi hari, mereka
beraktivitas dengan pekerjaan masing-masing, mulai dari pegawai pemerintah,
berdagang, dan sebagainya. Siang hari, toko-toko di Larantuka tutup dan baru
buka lagi pada sore hingga malam hari. Keramaian di malam hari biasanya
terdapat di wilayah pertokoan. Transportasi utama yang digunakan masyarakat
adalah motor dan untuk kendaraan umum, selain ojek, juga terdapat angkot yang
biasanya selesai beroperasi pada jam 20.00 WITA. Sebagaimana angkot di wilayah
NTT pada umumnya, jangan kaget kalau sepanjang perjalanan Anda akan disuguhi
musik (biasanya house music) dengan volume (sangat) besar yang keluar dari
speaker besar yang ada di dalam angkot.
Sekilas
tetang Flores Timur, sekarang saya akan bercerita tentang salah satu cerita
rakyat Flores Timur yaitu Kisah Air Bama.
Sumber
Air Bama terletak 23 Km, arah barat Kota Larantuka Kabupaten Flores Timur, yang
memberi kehidupan bagi para penduduk Kota Larantuka dan daerah sekitarnya,
mempunyai cerita yang sangat unit dan menarik. Air Bama Merupakan sumber mata
air utama untuk Kota larantuka.
Pada zaman dahulu kala di Desa Onge kampung lama dari
Desa Lewokluo ( sekarang ), tinggallah dua bersaudara. Yang pria bernama Bolok
Jawa dan wanita bernama Sabu Peni.mereka berasal dari marga Leyn. Orang tua
mereka sudah meninggal di kala keduanya telah berajak remaja. Keduanya hidup
rukun dan damai. Bolok Jawa berladang dan menyadap lontar sedangkan Sabu Peni
menenun dan mengurus rumah tangga selayaknya semua wanita di kala itu.
Air minum merupakan masalah utama bagi Desa Onge maupun
desa desa di sekitarnya. Hal ini sangat dirasakan apabila musim kemarau tiba.
Penduduk mengeluh kekurangan air. Tidak jarang penduduk meninggal akibat
kehausan.
Apabila musim kemarau tiba kaum wanita beramai ramai memasuki hutan untuk
menyadap embun pagi yang tergenang di dedaunan. Pekerjaan yang sangat berat dan
membosankan selama enam bulan lamanya. Menjelang pagi buta mereka memasuki
hutan membawa perlengkapan menyadap embun untuk memasak makan dan untuk minum
selama sehari.Sabu Peni mengerjakan pekerja ini dengan tabah namum dalam hati
kecilnya menyimpan harapan besar untuk dapat menemukan sebuah sumber air bagi
desanya dan kaum keluarganya.
Pada suatu pagi yang cerah, Sabu Peni memesuki hutan
untuk menyadap embun seekor anjing piaraan Bolok Jawa mengikutinya. Sabu Peni
sibuk mengerjakan pekerjaannya dan sang anjing pun menghilang. Namum di kala
dia hendak kembali sang anjing muncul dan menemaninya ke rumah. Sabu Peni
terkejut melihat mulut anjing berlumpur, Sabu Peni mendekatinya dan mengamati
secara baik, dan setelah di amati secara saksama diketahuinya ada lumpur yang
melekat di jemari sang anjing. Hatinya sangat lega. Sabu Peni bergegas kembali
ke rumah. Malam harinya ia membuat rencana untuk membawa sang anjing keesokan
harinya.
Pagi hari ke dua, Sabu Peni bergegas bangun. Di
panggilnya anjing itu ke duanya memasuki hutan. Sang anjing menghilang lagi dan
takala hendak kembali, sang anjing datang. Kali ini lumpur semakin banyak
melekat di tubuh sang anjing, maka Sabu Peni yakin bahwa sang anjing telah
menemukan sebuah sumber air. Pada malam harinya Sabu Peni menggayam sebuah
bakul kecil, diisinya abu dapur sampai penuh, pada bagian bawahnya di beri
lubang tempat abu dapur tercecer. Malam harinya Sabu Peni tidak bisa tidur dia
membayangkan betapa bahagianya warga desa seandainya rencana itu berhasil,
terlebih kaum wanita dapat mengakhiri pekerjaan rutin dan berat itu.
Pada hari ke tiga, Sabu Peni bangun sebagaimana biasanya.
Dia memanggil anjing, dibawanya perlengkapannya serta bakul yang berisi abu
dapur. Setibanya di tempat dia menyadap embun,dia memanggil anjing, di ikatnya
bakul kecil di leher anjing dan ia pun berkerja sebagaimana biasanya. sang
anjing menghilang dan takalan ia hendak kembali, sang anjing datang. Segera ia
memaggil anjing itu dan memeriksanya. Ternyata bakul itu telah kosong. Sabu
Peni bergegas berjalan menyelusuri ceceran abu dapur itu dan di temani anjing
piarannya. Perjalanan amat jauh dan melelahkan, melewati hutan lebat, mendaki
gunung, menuruni lembah ia tak memikirkan bahaya yang akan menimpahnya. Dia
terus berjalan dan tak kenal lelah. Dan tak kala menjelang tengah hari, tibalah
Sabu Peni di Air Bama, sekarang bernama Leto Behe. Anjing berlari dan berhenti
pada dedaunan kering, seakan memberi petunjuk kepada Sabu Peni untuk datang
ketempat itu. Didapatnya lumpur basah lalu ia membersihkannya, tempat
disekitarnya dengan tangannya. Dikoreknya lumpur basah itu air semakin jerni
memenuhi lubang kecil Hatinya sangat girang. Sabu Peni menggali lubang itu
semakin besar,air segera memenuhi lubang itu,lalu ia menimba dan meneguknya
sampai puas dan mengisi tempatnya sampai penuh. Ia pun mandi sepuas-puasnya.
Pakaiannya basah kuyup. Dicucinya rambut yang panjang terurai itu. Kemudian ia
memjujung tempayangnya dan kembali kekampung di temani sang ajing. Bolok Jawa
yang bingung dan cemas menunggu kedatang Sabu Peni. Ia sangat senang menyambut
kedatangan adiknya. Berita itupun tersebar . Bolok Jawa mengumpulkan beberapa
kawan prianya dan pergi menuju Leto Behe. Peduduk Desa Onge bergembira sejak
saat itu. Sabu Peni disanjung-sanjung dan disayangi segenap warga desa.
Setelah sebulan lamanya, pada suatu malam Sabu Peni bermimpi. Dalam mimpinya ia
bertemu dengan seorang pria tampan dan gagah, sang pemuda itu menceritakan
padanya bahwa dialah pemilik sumber air itu. Sang pemuda telah jatuh cinta pada
sejak pertemuan pertamanya di Leto Behe. Sang Dewa Air [Nitung = Lamaholot]
itulah yang memberi air itu, karena cintanya kepada gadis Sabu Peni, dan ia
berjanji apabila Sabu Peni menerima cintanya, maka ia akan menjadikan sumber
air itu menjadi besar dan deras, alirannya sampai kelaut dan tidak akan
berkurang sepanjang masa.
Pagi harinya Sabu Peni menceritakan minpinya kepada Bolok
Jawa, namun anehnya Bolok Jawa pun berminpi yang sama dengan Sabu Peni. Sabu
Peni ditanyai kesediaannya. Dan ternyata Sabu Peni sangat senang hatinya. Sabu
Peni mengiahkannya. Bolok Jawa pun merelakannya, karena mereka yakin bahwa
seorang anak manusia akan meninggalkan dunia fana ini apabila Dewa/Nitung telah
jatuh cinta kepadanya.
Malam hari tiba, mimpi pun selalu datang. Sabu Peni selalu
bertemu dengan Dewa Air. Dia menunjukan kehidpannya dikemudian hari setelah
menikah dengannya. Kemewahan hidup sang Dewa Air mendorong Sabu Peni untuk
mengorbankan dirinya untuk segera menemui kehidupan yang baru.
Bolok Jawa merasa sangat tersiksa mengenang hari-hari
kehidupannya dimasa depan tampa keponakannya yang lahir dari seorang ibu .
Namun Sabu Peni menghiburnya dengan berkata bahwa Bolok Jawa akan dikurniakan
panjang umur dan bahagia di hari tuanya bersama istrinya. Sabu Peni memilih
calon tunangan kakaknya, seorang gadis yang rajin, anak saudara paman laki laki
bunda mereka yang tercinta. Akhirnya Bolok Jawa pasrah.
Sabu Peni menyuruh Bolok Jawa mendirikan baleh baleh di
sumber air Leto Behe dan mengundang seluruh warga desa dan kaum keluarganya.
Sabu Peni mengenakan pakaian pengantin sebagaimana biasanya, dia di antarkan ke
sumber air itu didudukinya di baleh baleh yang didirikan oleh Bolok Jawa.
Pada hari yang telah ditetapkan, tiba semua keluarga
berkumpul pada malam hari di adakan pesta yang sangat meriah. Keesokan harinya
Sabu Peni berdandan dan semua warga desa bergerak dari Desa Onge menujuh ke
Leto Behe. Setibanya mereka di situ satu persatu mereka memeluk dan mencium
Sabu Peni untuk terakhir kalinya. Para wanita menangis meratapinya, namum Sabu
Peni tetap tegar dan tidak meneteskan air mata. Yang terakhir saudara satu satu
yang selama hidup menjaga dan merawatnya, sang kakak Bolok Jawa menciumnya
keduanya berpelukan cukup lama, semua yang ada di situ turut menangis melihat
perpisahan kedua anak yatim piatu yang mengharuhkan. Perpisahan yang tidak bisa
di ukiri oleh akal manusia, namum kenyataan dan kepercayaan yang membuat
keduanya saling merelakan, sehingga sang kakak yang terlihat tegar pun tak bisa
menahan deraian air mata. Sementara itu Sabu Peni berbisik di telinga Bolok
Jawa, apabila air telah naik menutupi wajah ku, sanggulku akan terlepas, rambut
ku akan bertebaran di permukaan air, maka akan terdengar letusan yang amat
dahsyat dan kalian semua akan berlari meninggalkan tempat ini, tetapi engkau
janganlah takut,berdiri ditepi kali ini dan apa saja yang hanyut bawah air ke
arah mu, pungutlah dan di bawa ke rumah mu. Kedua nya berhenti menangis, hari
telah siang Sabu Peni meluruskan kakinya ke selatan dan tenang menantikan saat
saat terakhir hidupnya.
Air mulai naik sampai akhirnya menutupi wajahnya.
Sanggulnya pun terlepas dan rambutnya terurai bertebaran di atas permukaan air,
maka terjadilah letusan yang sangat dahsyat, semua orang pengiring berlari
berhamburan namum Bolok Jawa masih tetap berdiri sendiri sambil menantikan apa
yang di pesankan adiknya. Tak lama kemudian air menghayutkan sebatang kayu
kering, seutas tali hutang dan beberapa daun kering kearahnya. Bolok Jawa
memunggutnya dan membawa pulang ke rumah sembil menangis. Setibanya di rumah,
diletaknya di pondok tampat ia menyadap lontar. Namum keesokan harinya benda
tak berharga itu berubah wujud menjadi sebatang gading besar dan panjang,
seutas rantai emas dan kepingang uang perak, dan Bolok Jawa mengambil benda itu
dan menyimpannya di rumahnya. Segenap warga kampng datang melihat benda benda
berharga yang merupakan belis Sabu Peni yang diberikan oleh suaminya Sabu Peni
Dewa Air Leto Behe.
Takala pembukaan area ladang tahun itu Bolok Jawa memilih
dekat lokasi sumber air Leto Behe, hujan tahun itu sangat banyak hasil padi dan
jagung bakal melimpah, di kala musim jagung muda tiba babi ladang masuk ke
ladangnya dan memakan jagungnya, hatinya sangat sedihm, Bolok Jawa memutuskan
memasang jerat ladak. Keesokkan paginya seekor ladak jantan berhasil di
tangkapnya, hatinya sangat lega dan puas,dipangan daging ladak itu dan di
santapnya sampai puas.
Dua hari kemudian menjelang sore terdengar suara sang
bayi menangis. Sang bayi terus saja menangis, keteika itu terdengar suara ia
mengatakan Wahai saudarku Bolok Jawa, begitu tega engkau menangkap bintang
peliharaan kami tanpa seizinan kami, suara itu sungguh sungguh suara Sabu Peni,
Bolok Jawa berlari menujuh sumber air. Suaranya kedengar jelas datangnya dari
arah batu besar dekat sumber air itu, sejenak Bolok Jawa memanggil katanya Sabu
saudaraku, aku sudah di sini bagaimana aku dapat bertemu kali ? Sabu Peni
menjawab , bersabarlah sebentar, suami ku sedang bersiap pergi memancing di
laut. Kemudian terdengar suara Sabu Peni mengatakan pejamkan matamu Bolok Jawa
pun menurutinya. takala membuka matanya ternyata ia sudah berada di sebuah
rumah yang mewah. Bolok Jawa di persilahkan masuk, keduanya mencerita kehidupan
masing masing. Sabu Peni mencertiakan kehidupan manusia dengan roh halus
seperti dirinya, Sabu Peni mengatakan bahwa ladak yang di tangkap itu adalah
ayam piaraannya. Kesempatan baik itu digunakan Sabu Peni untuk menunjukan harta
suaminya, ternyata suaminya adalah seorang pemimpin di desanya semua warga
sangat segan dan patuh kepadanya. Kemudian Sabu Peni berkata, jikalau suami ku
pulang pasti dia sangat gebira dan akan menyedikan makan bagimu. Tapi,
janganlah engkau makan sebelum cincin di jari manis di tangan kanannya di
serahkan kepada mu. Semua harta itu tidak akan kekal tapi cincin itu akan kamu
miliki secara turun temurun, simpanlah bersama gading, rantai emas dan uang
perak sebagai kenangan kita berdua.
Hari sudah siang, suaminya kembali, segera Sabu Peni
menyampaikan berita kunjungan kakaknya. Dewa Air sangat senang, di undangnya
semua warga desanya. Malam harinya di adakan pesta, namum dikala santap bersama
tiba, Dewa Air mempersilakan iparnya makan. Bolok Jawa menolaknya sampai
beberapa kali, akhirnya Dewa Air memohon agar Bolok Jawa meminta apa saja yang
ingin di perolehnya. Bolok Jawa meminta cincin permata di jari manis Dewa Air.
Ia membukanya lalu mengenakan di jari manis Bolok Jawa, kemudian mereka
bersantap bersama. Menjelang pagi Sabu Peni dan suaminya mengantarkan Bolok
Jawa di depan pintu masuk perkarangan rumah. Setelah berpamitan mereka berpisah
untuk selama lamanya. Dewa Air menyuruh Bolok Jawa memejamkan matanya, setalh
di buka ternyata dirinya berada di tepi sumber air Leto Behe. Cincin yang di
bawanya kemudian di simpan bersama gading, rantai emas dan uang perak di rumahnya.
Sampai kini di rumah adat marga Leyn. Di Desa Lewokluo
Demong Pagong Kabupaten Flores Timur. Masih tersimpan dan terawat baik benda
benda pusaka milik Bolok Jawa Leyn oleh keturunannya. Memang aneh tapi nyata
anda dapat melihat sendiri sebatang gading besar yang tidak berongga. Rongganya
kecil sepanjang 12 cm, rantai emas dan uang perak serta cincin waisat yang
menjadi kebanggaan tersendiri dan kenangan kejayaan leluhur di masa silam.
Versi lain sejarah air bama
Di daerah Kobek pada zaman dahulu dimana masih
berhutan lebat hiduplah sepasang suami istri bersama anak – anaknya Uto Wata
Hadu Horet, Sigu Lugu, Tua, Labo bojo dan Tiwa.
Kehidupan
mereka bertani. Mereka sangat sulit mendapatkan air. Untuk memasak, minum,
ataupun mandi mereka harus membasahkan kain dari embun di pagi hari. Mereka
mempunyai binatang piaraan, yaitu seekor anjing. Pada suatu hari anjing piaraan
ini kembali dari hutan, badannya basah dan penuh dengan lumpur.
Mereka
kemudian menganyam sebuah ketupat dan mengisinya dengan abu dapur yang diikat
pada leher anjing tersebut. Keesokan harinya anjing itu muncul dan betul
badannya basah dan penuh dengan lumpur. Tak sabar lagi saudara – saudara Uto
Wata Hadu Horet dengan hati yang gembira dan penuh semangat mengikuti hamburan
abu yang dibawa anjing itu, kemudian sampailah mereka pada sebuah jurang yang
dalam dan disitulah terdapat sebuah kolam kecil yang penuh dengan air. Sejak
saat itu orang tua Uto Wata Hadu Horet bersama saudaranya mulai mandi serta
mencuci dan memasak dari air yang mereka temukan.
Tak
disangka – sangka pada suatu hari Uto Wata Hadu Horet pergi sendirian ke mata
air itu. Sampai sore ia tidak juga pulang karena diambil oleh roh air untuk
menjadi istrinya. Karena sudah malampun saudari mereka tak pulang, maka saudara
– saudaranya pergi ke tempat mata air itu. Sesampainya di tempat
itu, terdengar suara yang berseru : ’ Jangan kamu gelisah terhadap saudarimu
ini, ia telah kami terima sebagai istri dari tuan air ini. Kami berjanji akan
memberikan kelimpahan air ini yang mengalir sampai ke laut.’ Saudaranya sangat
sedih mendengar perkataan itu, namun mereka setuju. Mereka memohon agar hal ini
disampaikan dahulu kepada orang tua mereka dan memohon agar saudarinya kembali
bersama mereka ke rumah dan mereka akan mengantarnya kembali ke tempat ini.
Persetujuan
terjadi dan saudari mereka pulang bersama- sama dengan mereka. Setelah selesai
makan malam perjanjian yang telah disepakati disampaikan kepada orang tua
mereka. Dengan sedih hati merekapun setuju, karena memikirkan banyak orang.
Keesokan harinya dengan berpakaian pengantin Uto Wata Hadu Horet diusung diatas
balai- balai dan dihantar oleh saudara – saudaranya bersama kedua orang tuanya
ke mata air sesuai perjanjian. Sesampainya di tempat itu, Uto Wata Hadu Horet
diletakan ditengah – tengah kolam yang penuh dengan air itu. Kemudian si gadis
Uto Wata Hadu Horet hilang pelan- pelan ke dalam air bersama balai- balainya,
sementara air mulai melonjak ke atas dan meluap mengalir dengan deras. Orang
tua dan saudara – saudaranya gembira karena dapat mengurbankan ananya demi
orang banyak.
Besi Pare Tonu Wujo
Dahulu
kala, hiduplah tujuh orang bersaudara yaitu enam orang laki-laki yang bernama
Lagitang, Latoreng, Lalue, Lalame, Labala, Laharu, dan saudari mereka Ema Nini.
Kehidupan waktu itu sangat susah, terutama padi. Oleh karena iti, Ema Nini
pergi ke pasar untuk menjuak majanan di antaranya ubi dan kacang hijau untuk
mendapatkan beras. Pekerjaan Ema Nini setiap harinya adalah hanya menjual kedua
bahan makanan tersebut.
Suatu
ketika, Ema Nini ditegur oleh seorang penjual di pasar dan berkata “Ema Nini,
apakah engkau malu menjual kedua bahan makanan tersebut?” Jawab Ema Nini,
”tidak, karena hanya ini saja yang aku punya.” Dengan sifat yang memfitnah,
penjual itu berkata, “sebaiknya engkau pergi dari sini.” Saat itu Ema Nini
diejek, ditendang dan diusir keluar dari tempat jualan tersebut. Ia pun merasa
malu dan meninggalkan tempat tersebut dan pulang ke rumah.
Pancaran
terik matahari semakin panas. Waktu pun terus bergerak dengan mantapnya. Ema
Nini terus berjalan sambil menangis dan memikirikan peristiwa tersebut. Dalam
perjalanan tiba-tiba matanya terpana kala melihat sesuatu. Ia pun mulai
mendekat dan ternyata yang dilihatnya itu adalah tanaman padi. Aneh bin ajaib,
dengan sendirinya padi itu melekat pada tubuhnya. Ia pun terheran-heran dan
takjub saat mengalami kejadian itu.
Ema
Nini lalu melanjutkan perjalanan menuju ke rumahnya dan saat tiba di rumah, ia
di sambut dengan gembira oleh keenam saudaranya. Tetapi kebahagiaan itu
hanyalah sesaat. Pikiran Ema Nini semakin kacau “Apa yang harus ia buat?”
Hari
mulai malam, bunyi jangkrik mengiringi sepinya malam. Tepat waktunya
beristirahat, si sulung mengajak adik-adiknya beristirahat untuk melanjutkan
kegiatan keesokan harinya. Saat tidur, Ema Nini bermimpi tentang seorang kakek
tua berambut putih datang dan berbiacara dengannya. Kakek itu berkata “Ema
Nini, jika kamu ingin keluargamu hidup bahagia, kamu harus mengorbankan
dirimu!” Jawab Ema Nini “Dengan cara apa aku mengorbankan diriku?” Sambung
kakek itu “Kamu harus menyuruh saudaramu unutk membuka kebun baru seluas
mungkin. Selain itu, bawalah mereka ke tengah kebun itu dan memenggal kepalamu
dan mencincang tubuhmu. Setelah itu menaburnya di kebun tersebut. Tetapi kamu
harus mengingatkan mereka untuk datang melihat kebun tersebut. Di tengah kebun
harus ditancapkan kayu dan harus di ikat sabut kelapa pada ujungnya. Tetapi
jangan lupa letakan batu dan empat kayu mengelilingi tancapan kayu itu dengan
bentuk segiempat”. Tiba-tiba Ema Nini kaget dan terbangundari tidurnya.
Keringat pun mengucur deras dari wajah Ema Nini.
Keesokan
harinya, Ema Nini pun mengumpulkan seluruh kakaknya dan menceritakan mimpinya
semalam. Saat itu juga, pergilah keenam saudaranya untuk membuka kebun baru.
Setelah selesai membuka kebun baru yang luas, berkatalah si sulung kepada
adik-adiknya yang lain “Untuk apa kita membuka kebun baru ini, sedangkan kita
tidak tahu harus menanaminya dengan apa?” Dengan suara halus dan tenang, Ema
Nini menjawab “Jangan khawatir, yang harus kamu lakukan adalah memenggalkan
kepalaku dan mencincang tubuhku. Lalu taburkan ketengah kebun ini.”
Pada saat tiba
waktunya untuk menanam, Ema Nini mengajak keenam saudaranya ke kebun itu.
Sesampainya di sana, Ema Nini berdidri di atas batu dan menyuruh salah
satu dari keenam saudaranya itu memenggal kepalanya dan mencincang tubuhnya.
Yang berani unutk melakukan hal itu adalah Laharu. Setelah memenggal dan
mencincang tubuh Ema Nini, mereka menaburkannya di kebun itu. Dengan hati yang
berat dan sedih yang tak tertahankan, mereka semua kembali ke rumah.
Sesuai
dengan pesan Ema Nini bahwa dalam tujuh hari mereka harus datang dan melihat
kebun itu. Maka hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Mereka
bersiap-siap pergi ke kebun. Dari jauh, mereka melihat kebun mereka dipenuhi
dengan warna hijau tanaman yang tumbuh degan subur. Tanaman itu ternyata adalah
padi yang dalam bahasa Lamaholot “Besi Pare Tonu Wujo”.
Penutup
Sikap dari kedua adik kakak
ini harus kita tiru karena mereka saling membantu satu sama lain, dan kita
harus melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati agar hasilnya bias memuaskan kita
dan orang lain.
Daftar Pustaka
mbulinggela.blogdetik.com>2012/02/12
http://derosaryebed.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-air-bama.html
VICTORIA MARIADELLA RANUM
USAHA JASA PARIWISATA
2015
4423154948
tidak melampirkan foto2nya tentang keindahan flores yang telah disampaikan diatas
BalasHapusKetertarikan untuk datang ke suatu tempat biasanya oleh daya tarik foto tempat tsb. Juga dengan cerita tentang akomodasi menuju tempat tsb. Akan lebih menarik lagi jika d tambah foto juga rincian akomosasi dan rincian hal menarik lain.
BalasHapusIlustrasi gambar foto seharusnya dilampirkan agar objek yang Anda rekomendasikan dapat menarik perhatian pembaca untuk dapat mengunjungi tempat wisata tersebut.
BalasHapusbagus. semoga berguna dan beranfaat
BalasHapusbagus. semoga berguna dan beranfaat
BalasHapus