Rabu, 06 Januari 2016

TUGAS 2 - Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia



 Pelestarian Cagar Budaya Sebagai Objek Wisata

Assalamu’alaikum wr.wb
            Nama saya Inez Wahyu Rosalia, mahasiswi Universtitas Negeri Jakarta jurusan Usaha Jasa Pariwisata. Pertama – tama saya ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya saya dapat menyelesaikan Tugas ini sesuai yang diharapkan. Kali ini saya akan membahas tentang Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia dengan Tema “Pelestarian Cagar Budaya Sebagai Objek Wisata”,  berikut adalah ulasannya
Latar belakang permasalah :

Pariwisata merupakan sektor penting di dunia yang saat ini telah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat sehingga dalam penanganannya harus dilakukan
secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi 
objek dan daya tarik merupakan suatu hal terpenting agar objek dapat dikenal
jauh oleh wisatawan dan mampu menggerakkan calon wisatawan untuk
mengunjungi dan menikmati keindahan alam budaya dan adat istiadat yang
beranekaragam.

Jakarta adalah ibukota Indonesia. Sebagai Ibukota Negara, Jakarta
merupakan pusat pemerintah, perekonomian, perdagangan, serta mempunyai
berbagai macam potensi wisata, diantaranya adalah objek wisata peninggalan
sejarah seperti Museum Fatahillah, Museum Bahari, dan Museum Wayang. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui usaha pengoleksian dan memamerkan benda-benda serta aset-aset bersejarah dan sumber pengetahuan bagi masyarakat. Jakarta memiliki kawasan yang terkenal yaitu Kawasan Kota Tua yang identik dengan keindahan Batavia dengan bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa (Belanda). Dalam kesempatan kali ini saya mengangkat tema Pelestarian Cagar Budaya sebagai Objek Wisata. Tujuannya agar kita semua mengetahui bahwa Museum Fatihallah merupakan cagar budaya yang perlu dilestarikan dan diangkat menjadi objek wisata yang lebih luas lagi. Dengan begitu akan menambah minat pengunjung yang datang dari berbagai daerah hingga mancanegara.

            Museum Fatahillah telah banyak mengalami perkembangan dapat  dibuktikan dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Kenaikan jumlah pengunjung yang signifikan menjadi suatu ukuran  bahwa suatu museum telah berhasil mempengaruhi minat masyarakat untuk datang berkunjung. Lebih jauh lagi, hal ini juga dapat memberikan suatu asumsi bahwa museum telah menjadi satu alternatif baru bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu luangnya, sekaligus sebagai tempat dimana mereka
dapat memperoleh pengalaman baru. Kenaikan jumlah pengunjung yang dialami oleh Museum Fatahillah harus tetap dipertahankan agar wisatawan tetap datang ke Museum Fatahillah. Museum Fatahillah membutuhkan strategi pemasaran untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan karena Museum Fatahillah kini bukan sebagai gudang tempat menyimpan barang-barang antik tetapi pengelola Museum Fatahillah berusaha menjadikan museum sebagai tempat dimana pengunjung dapat merasakan suatu suasana dan pengalaman bersejarah yang berbeda, yang hanya akan mereka dapatkan jika mereka berkunjung ke museum.

            Strategi pemasaran museum dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan
yang dihadapi oleh museum yaitu untuk mempertahankan museum di
masyarakat berkaitan dengan upaya membuka akses kepada masyarakat luas
untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di museum, sekaligus
memenuhi kebutuhan pengunjung.

Permasalahan :
            Upaya yang dilakukan Cagar Budaya  Museum Fatahillah Kota Tua dan apa saja yang harus di benahi agar menjadi Objek Wisata
Pembahasan :
Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai gedung balai kota kedua pada tahun 1626 (balai kota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, dahulu gedung ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie'’ (dewan pengadilan). Pada tahun 1925-1942 setelah aktivitas Balai Kota dipindahkan ke Koningsplein Zuid (Sekarang Jl. Medan Merdeka No. 8-9, Jakarta Pusat), gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK), lalu diubah kembali menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Pada tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Di Eropa, gedung balai kota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan ‘’stadhuisplein'’. Menurut sebuah lukisan yang dibuat oleh pegawai VOC ‘'’Johannes Rach”’ yang berasal dari '’Denmark”, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju stadhuiplein. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah. Pada tahun 1973 Pemda DKI Jakarta memfungsikan kembali taman tersebut dengan memberi nama baru yaitu ‘'’Taman Fatahillah”’ dengan tujuan untuk mengenang panglima Fatahillah pendiri kota Jakarta.
Deskripsi mengenai fungsi museum Fatahillah, secara tidak langsung memberikan gambaran
mengenai kekejaman penjajah di era kolonialisme. Penindasan, pemiskinan, penyiksaan, eksploitasi
kekuasaan, pergeseran budaya, dan dominasi penjajah dalam hal perekonomian dan sumber daya
adalah hal-hal yang timbul akibat kolonialisme. Hal-hal tersebut juga yang terjadi ketika mempelajari
fungsi museum Fatahillah pada masa itu, sehingga keindahan dan kemegahan bangunannya seolah
berbanding terbalik dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya. Dengan kata lain, museum
Fatahillah dengan fungsi-fungsinya pada masa itu, seolah menjadi representasi dominasi kolonial yang jelas-jelas merugikan bangsa Indonesia sebagai pihak terjajah.
           
Menurut Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, telah menetapkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun  2010 tentang Cagar Budaya. Cagar budaya berupa bangunan ini memiliki keindahan dan kemegahan bangunan museum Fatahillah sehingga menyiratkan perkembangan desain arsitektur modern di Indonesia. Konsep yang diterapkan dalam arsitektur museum Fatahillah dan bangunan – bangunan lain pada masa kolonial mencakup aspek fungsi, struktur, dan estetika yang menjadikan desain menjadi utuh, integral, dan kontekstual. Hal tersebut menjadi bukti bahwa keterlibatan arsitek Belanda dalam pembangunan kota dan bangunan di Indonesia memberi kontribusi tidak hanya dalam bentuk pengolahan potensi budaya lokal, yaitu pada perkembangan selanjutnya secara aktif membangun dan menerapkan akulturasi dan pendekatan alam serta budaya lokal pada arsitektur. Kontribusi tersebut juga memberikan  wacana tentang perkembangan arsitektur pada masa tersebut.

            Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, saya melihat bahwa kebanyakan pengunjung lebih cenderung bermain - main, foto - foto, dan hanya melihat - lihat dari pada belajar sejarah. Ini dapat disimpulkan bahwa Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah) memiliki potensi yang kuat sebagai tempat wisata edukasi sejarah Jakarta. Namun sangat disayangkan bahwa Museum Sejarah Jakarta yang merupakan aset wisata dan situs sejarah tidak terlalu diperhatikan oleh para pengunjung. Untuk itu, Museum membutuhkan sebuah media komunikasi untuk mengubah keadaan ini, media yang dapat memandu pengunjung mempelajari sejarah di museum dan agar masyarakat dapat kembali menyadari akan peran dan pentingnya aset sejarah ini. Dan agar meningkatkan minat masyarakat untuk datang dan belajar sejarah di Museum Sejarah Jakarta.

Cagar Budaya Museum Fatahillah agar menjadi Objek Wisata, perlu mencanangkan adanya upaya – upaya yang dilakukan diantaranya ; Pembenahan intrastruktur. Dalam hal ini berkaitan dengan tempat parkir, yang mana perlu di perhatikan bahwa tempat parkir harus tetap dijaga dan ditambahkan lahan untuk parkir agar tetap terlihat rapih dan tidak menggangu kondisi para pengunjung. Lalu lintas yang perlu juga diperhatikan. Karena kita sendiri mengetahui bahwa di Jakarta pada zaman sekarang sudah banyak kemacetan dimana – mana yang tak terkendali sehingga menyebabkan ketergangguannya jalan. Disamping itu pula, adanya pemandu wisata yang berkompeten dan mempunyai kualitas dan kuantitas tinggi atas kerjanya, lalu mampu bertanggung jawab. Pusat informasi (tourism center), karena tidak hanya dari berbagai daerah saja yang berkunjung ke tempat ini, bahkan sampai warna negara asing pun berdatangan untuk menyaksikan langsung sejarah dan peninggalan – peninggalan yang ada di dalamnya sehingga bisa Membimbing pengunjung yang datang ke Museum Sejarah Jakarta.

Promosi museum dapat dilakukan dari dalam atau dari luar museum. Promosi dari dalam mencakup semua tindakan promosi yang dilakukan oleh pihak museum, sedangkan dari luar adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh pihak lain diluar museum. Disisi lain, cara mempromosikan dan mengenalkan kepada orang – orang mengenai Cagar Budaya Museum Fatahillah ini melalui berbagai macam seperti media sosial,  maupun elekronik. Dengan begitu, orang – orang lebih mudah mengetahui tempat bersejarah tertua di Jakarta ini. Dari mana itu pula kualiatas kariawan yang memiliki kecintaannya terhadap kebersihan bangunan museum dengan cara mengajarkan kita cara memasuki museum bersejarah. Kita tidak diperkenankan masuk secara tiba – tiba dengan alas kaki yang kita kenakan sedari tadi, kita diberi alas kaki berupa sandal jepit dengan tulisan “Museum Sejarah Jakarta”, dengan tujuan untuk menjadikan museum selalu terawat kebersihannya.

Daya Tarik Wisata atau "tourism attraction" yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Daya tarik wisata adalah sebagai segala  sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Daya tarik budaya ialah alat yang efektif dalam menciptakan pandangan yang baik untuk tujuan  pariwisata. Pandangan ini tidak hanya dapat digunakan dalam meningkatkan promosi pariwisata, tetapi juga dapat menarik wisatawan menjadi penetap atau penghuni, baik penghuni tetap atau sementara, terutama dari negara penghasil kepariwisataan. Wisata berbasis budya adalah salah satu jenis daya tarik kegiatan yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan wisata petualangan. Dibalik  itu bermanfaat apabila  mampu mengajak orang - orang menjadi lebih peduli dan tertarik untuk mengunjungi dan belajar sejarah di Museum Sejarah Jakarta. Semua itu agar Menambah pengetahuan orang - orang tentang sejarah Jakarta, dan meningkatkan kesadaran orang - orang tentang peranan penting dari pada sejarah.

Museum pada intinya memberikan pelayanan yang didasarkan pada koleksi, walaupun mereka juga memiliki posisi yang tepat untuk menciptakan sebuah suasana. Suasana ini bisa menjadi alat untuk berkompetisi, karena bagi banyak museum, struktur fisik dan lokasi museum dapat mempengaruhi tingkat suasana yang dapat diciptakan. Fasilitas ini pula yang dapat mendukung dan menjadi nilai tambah bagi museum ketika mereka mengemas produknya, dan harus dapat diakses oleh seluruh pengunjung yang datang ke museum. struktur fisik pendukung yang dapat memberikan suasana atau atmosfer yang berbeda dengan museum-museum lain adalah bangunan museum dan lokasinya yang berada di wilayah Kota Tua Jakarta. Bangunan ini pula yang menjadi keunggulan dikota Jakarta, dan hal ini diakui oleh sebagian besar pengunjung. Ketika mereka memasuki wilayah kota tua, mereka disuguhi nuansa masa lalu yang kental, yang tercipta dari bangunan-bangunan kuno di kanan-kiri jalan. Suasana inilah yang dapat dijadikan alat untuk berkompetisi, dan dapat menjaga suasana ini tetap terjaga. Selain bangunan utama, tentunya masih ada struktur fisik pendukung lain yang diperlukan untuk mendukung maksimalnya pelayanan bagi pengunjung. Sarana pendukung tersebut antara lain toilet, tempat parkir, perpustakaan, toko suvenir, area istirahat, kafe museum, dan lainnya. Fasilitas pendukung lainnya yang dapat diperbaiki bahkan dikembangkan antara lain fasilitas toilet, area parkir, perpustakaan, area istirahat (rest area), toko suvenir, fasilitas makan, petunjuk arah (directory), dan mushollah.

Disamping itu juga, museum ini pula banyak kekurangannya untuk mendorong melakukan pembenahan. Salah satu alasan terkuatnya adalah museum yang tiap tahunnya semakin menua sehingga mengharuskan melakukan perbaikan atau renovasi. Seiring berjalannya waktu tempat bersejarah ini jika ditelaah secara jelas, terlihat sangat kumuh. Apalagi jika pendatang memasuki penjara bawah tanah yang dahulu untuk menyekap para wanita. Disana terlihat sangat ketidak layakan tempat tersebut. Bisa digambarkan suasananya sangat kotor, bau dan lembab bahkan ada kotoran yang tidak selayaknya ada disana.

Kepala Museum Sejarah Jakarta, Enny Prihantini menjelaskan ada tiga tahapan renovasi yang akan dilakukan pihaknya, di renovasi tahap pertama ini pihak museum akan melakukan pembenahan di bagian tengah gedung."Kita juga memperbaiki atap, talang air yang sudah rusak. Dinding juga kita perbaiki, kusen jendela, itu juga banyak yang keropos. Kusen pintu juga, dan instalasi listrik," katanya. Itu semua bertujuan untuk menambah pengunjung dan membuat para pengunjung merasa nyaman dan terbawa kedalam suasana sejarah pada masa dahulu kala. Ini adalah salah satu cara pengembangan bangunan sejarah jakarta sebagai objek wisata.
Solusi :
            Dalam sebuah aspek kehidupan kota tua yang  mengandung berbagai unsur bersejarah ini sangatlah penting untuk kita lestarikan dari pada bangunan yang indah ini. Kita mengetahui bahwa museum fatahillah yang berada dipusat jantung ibu kota ini memiliki nilai estetika yang masih sangat asri budi dayanya. Solusi yang tepat untuk menangani studi kasus diatas adalah dengan cara meningkatkan kinerja para calon pekerja yang mana nantinya akan siap bersaing di lapangan. Kemudian meningkatkan infrastruktur.
            Aspek permasalahan dari potensi wisata budaya diatas adalah  keamanan, kebersihan dan ketertiban. Masyarakat lokal masih belum sadar akan kebersihan, keamanan disana belum maksimal, dan juga kurangnya ketertiban para PKL (Pedagang Kaki Lima).  Solusinya adalah pemerintah menegakkan lagi petugas keamanan sekitar agar tidak lagi terjadi hal-hal yang merugikan dan tidak diinginkan oleh wisatawan, seperti pencurian, pencopetan atau penjambretan. Begitu pula dengan kebersihan dan ketertiban, dinas kebersihan bekerjasama dengan masyarakat agar kebersihan lingkungan tetap terjaga dan penataan ulang secara tertib para PKL di taman museum. Pemerintahan setempat seharusnya menegakkan hukum yang lebih tegas lagi kepada para pengunjung agar tidak terjadi penyalah gunaan pada tempat bersejarah ini. Dan ini juga menjadi pr untuk kita dimana kmita harus membantu mencapainya pelestarikn cagar budaya yang ada di indonesia khususnya museum fatahillah ini.
DAFTAR PUSTAKA :
Inez Wahyu Rosalia
Usaha Jasa Pariwisata – A 2015
4423154715

Tidak ada komentar:

Posting Komentar