kelestarian wisata untuk investasi masadepan
Kasus
: Bali merupakan salah satu destinasi wisata dengan banyak keindahan alam yang
bisa dilihat dan dinikmati wisatawan lokal maupun asing. Banyak sekali yang
ingin mengunjungi pulau Bali karena keindahan alam yang tiada duanya. Tetapi
bagaimana jika salah satu destinasi wisata di Bali tidak terbangun dan tidak
terurus sebagaimana mestinya? Bali yang hanya dikenal dengan pantai kuta, tanah
lot dan lainlain. Mungkin warga sekitar mengetahui salah satu objek wisata yang
mungkin sudah tidak asing namanya di telinga mereka, tapi bagaimana dengan
wisatawan dalam negeri yang tidak bertempat tinggal di Bali yang tidak
mengetahui destinasi wisata yang ada di pulau Bali ini. Apalagi wisatawan asing
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, mereka tidak akan mengenal salah
satu objek wisata ini. Karena jarang sekali pengunjung yang datang untuk
mengunjungi destinasi wisata tersebut. Penduduk sekitar pun jarang sekali yang
mengunjungi objek wisata ini. Objek wisata diBali yang tidak terlalu terkenal
namanya adalah Garuda Wisnu kencana (GWK). Garuda Wisnu Kencana disingkat gwk
adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini
terletak di Tanjung Nusa Dua, kabupaten badung. Kira-kira 40 kilometer
disebelah Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Akses untuk menuju ke Garuda Wisnu
Kencana(GWK) sangat mudah karena lokasinya yang strategis, di jalan raya
Uluwatu Ungasan. Jalur ini masih searah dengan objek wisata Pura Ululwatu dan
pantai Dreamland maupun Pecatu Graha bisa dengan mobil maupun sepeda motor.
Sekitar 45 menit dan 25 menit dari Kuta. Di area taman wisata ini akan
didirikan landmark atau maskot Bali yaitu patung Garuda Wisnu Kencana. Garuda Wisnu Kencana
(GWK) yang memuat dua unsur penting, Garuda dan Wisnu. Garuda juga lambang
Negara Indonesia, adalah burung raksasa yang menerbangkan wisnu, salah satu
dewa di agama hindu. Jadi patung tersebut meggambarkan Dewa wisnu duduk di
Garuda. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter
di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut. Di kawasan
tersebut juga terdapat patung garuda di belakang plaza wisnu dimana patung
setinggi 18 meter Garuda ditempatkan. Garuda plaza menjadi titik fokus dari
sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencangkup lebih dari 4000
meter persegi. Tinggi patung 70 meter dengan pedestal (penyangga) setinggi 70
meter dan toleransi kelebihan 5meter, maka total tinggi patung 145 meter.
Patung ini akan melebihi tinggi patung liberti yang hanya 125meter. Karena awal
mula pembangunan Garuda Wisnu Kencana adalah ingin menjadi patung tertinggi di
dunia. Garuda wisnu kencana Cultural Park adalah jendela seni dan budaya pulau
dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama indah, sangat
mengagumkan. Garuda Wisnu Kencana menampilkan
kemegahan spektakuler, landskap disetting untuk sejumlah pagelaran seni. Banyak
event internasional yang dipentaskan, dengan luas 250 hektar Garuda Wisnu
Kencana (GWK) akan bisa merangkum kegiatan di Bali. Pengunjung akan menyaksikan
kemegahan monumental serta kekhusukan spiritual yang mana kesemuanya
disempurnakan.
Garuda
Wisnu Kencana (GWK) diharapkan untuk jadi simbol kebudayaan berbasis keseimbangan
alam menjaga keselarasan hubungan antara lingkungan, sesama juga tuhan. Dalam
konsep Tri Murthi di mana dewa Wisnu, bertugas untuk memelihara alam semesta
dan garuda sebagai kendaraan dewa Wisnu merupakan simbol dari pengabdian yang
tanpa pamrih. Garuda Wisnu Kencana juga akan menjadi tempat kunjungan
spiritual. Sebab disana juga terdapat sumber air suci. Air ini sudah ada dan
sering diambil sebagai sarana upacara umat hindu di Bali. Sebagian orang
percaya bahwa air tersebut berguna untuk menyembuhkan penyakit serta digunakan
pada upacara menolak hujan dan menyuburkan tanaman. Garuda Wisnu kencana
dibangun pada tahun 2007. Kawasan ini akan menjadi tempat wisata kebanggan bagi
provinsi ini, terutama lagi untuk kabupaten Badung Selatan. Tempat ini sebagai
pusat kesenian juga budaya Bali. Setiap pengunjungnya akan lebih mudah
menemukan ragam budaya asli yang berkembang di tanah dewata ini.
Namun
kenyataannya tidak sesuai rencana. Beragam masalah langsung menghadang
pembangunan. Garuda Wisnu Kencana dilumuri masalah dan kontrovensi. Mulai dari
konsep, perencanaan, pelaksaan proyek sampai pengelolaannya selalu memancing
kontrovensi. Keagungan yang dibayangkan
pada awal perencanaannya dan yang nantinya akan menjadi sebuah kebanggaan
masyarakat Bali kini berubah menjadi sebuah harapan palsu. Megaproyek yang
digagas oleh pematung kawakan Nyoman Nuarta, terancam menjadi kerdil
dikarenakan proyek yang terkatung katung selama belasan tahun. Kegagalan dari
proyek Garuda Wisnu Kencana (GWK), kurang mampu meyakinkan seluruh atau
sebagian besar masyarakat Bali dalam perspektif spiritual atau niskala. Sejak
awal, pendirian patung Dewa Wisnu yang menunggang Garuda yang terletak di
Selatan, di kaki bali, telah mematik reaksi publik di Bali. Macetnya proyek
Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan mendapat perhatian masyarakat Bali.
Ada yang menginginkan proyek dilanjutkan, namun ada juga yang acuh tak acuh
terhadap pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana.
Kegagalan
mega proyek ini bisa di intikan karena masalah pendanaan yang kurang. Padahal
dulu pengelola sudah mengatakan dana ada, hanya saat itu belum ada izin dari
pemerintah. Ketika izin turun, tetap saja proyek tidak berjalan. Warga sekitar
Garuda Wisnu Kencana(GWK) pesimis proyek itu akan berjalan. Proyek yang tadinya
dibentengi oleh pemerintahan Presiden Soeharto kala itu harus terpinggirkan
karena badai krisis ekonomi yang menjerat Indonesia pada penghujung abad ke 20
dan runtuhnya rezim pemerintahan presiden Soeharto. Selain itu berbagai konflik
internal dalam manajemen juga menjadi penyebab macetnya proyek pembangunan.
Sejak saat itu sejumlah pengusaha dan investor yang terlibat dalam proyek ini
mulai tak padu dan menarik namanya dari proyek yang tadinya ambisius ini.
Terakhir hanya PT Garuda Adhimarta Indonesia (GAIN) yang bertahan dan menjadi
pengelola Garuda Wisnu Kencana (GWK). Perusahaan ini pun juga tak mampu berbuat banyak dikerenakan masalah
dana juga. Proyek yang tadinya memakan dana sekitar Rp 400 miliar (tahun 90-an)
kini membengkak menjadi sekitar Rp 2
triliun yang tak kunjung terpenuhi. Sampai saat ini pembangunan yang baru
selesai baru sekitar 20 persen seperti patung Garuda dan wisnu yang
masing-masing terpisah, lapangan pertunjukkan, restoran, ruang pameran, dan
deretan toko souvenir. Dana yang di habiskan sudah lebih dari Rp 300 miliar.
Masalah
juga muncul soal tanah. Dari sekitar 250 hektar total tanah yang akan
digunakan, hanya sekitar 100 hektar yang bisa digunakan. Tanah tersebut milik
pemerintah provinsi Bali dan pemerintah kabupaten Badung. Sisanya adalah tanah
penduduk sekitar. Pembebasan tanah ini masih bermasalah. Tidak hanya masalah
tentang tanah, tenaga kerja yang kurang juga merupakan faktor dari terhentinya
pembangunan Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Hal
lain yang menjadi permasalahan adalah posisi patung wisnu ini. Lazimnya Dewa
Wisnu berada di Utara, namun patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini berada di
Selatan. Ada yang mengatakan dari segi tempat saja dari segi tempat saja sudah
menyalahi Ista Dewata, namun ada yang menganggap itu bukan masalah, asal bisa
memaknai posisi dengan benar. Bahkan ada yang mempertanyakan mengapa tidak
diganti dengan patung Brahmana. Tetapi beberapa orang tidak setuju jika diganti
dengan patung Brahmana. Sebagian berpendapat bahwa tempat patung di utara
maupun selatan hanyalah sebatas rentangan tangan dan patokan, yang terpenting
hanyalah Purwa Daksina.
Pro
dan kontra banyak terjadi di pembangunan Garuda Wisnu Kencana. Sebagian
masyakarat Bali ingin mempertahankan pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana
karena salah satu karya putra Bali yang bisa dijadikan tonggak sejarah dan bisa
jadi kebanggan. Pembangunan proyek Garuda Wisnu kencana juga secara ekonomi
bisa menambah pemasukan dan bisa jadi trade mark Bali. Tidak hanya pro, Kontra
pun juga terjadi di kalangan masyarakat Bali lainnya. Karena sebagian masyarakat
berpendapat sinis terhadap pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana yang tak
kunjung jadi dan berhenti ditengah jalan. Banyak yang mencibir pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten agar memikirkan matang-matang apa yang ingin
dibangun, agar tidak berenti ditengah jalan .
Permainan
politik pun juga sempat dilakukan dan pada 2007 Presiden SBY sempat memberikan
titahnya mendesak agar GWK bisa diselesaikan dan dapat diresmikan pada 100
tahun kebangkitan nasional pada 10 Mei 2008 namun titah itu hanya sebagai angin
lalu saja. Berbagai cara dicoba untuk menutupi masalah pendanaan ini mulai dari
mendatangkan investor lokal maupun luar juga menambah fasilitas untuk menarik
minat pengunjung agar adanya tambahan biaya operasional dari para turis yang
datang. Dengan biaya masuk pengunjung
dipungut biaya Rp.40.000 untuk dewasa sedangkan Rp.35.000 untuk anak-anak.
untuk biaya parkir motor Rp.5.000 dan mobil Rp.10.000. Kalau dirata-ratakan,
sehari pengunjung bisa mencapai 2.000 pengunjung sedangkan pada hari libur
membengkak hingga 8.000 pengunjung. Tetapi biaya itu masih belum bisa menutupi
biaya operasional termasuk menggaji lebih dari 400 orang karyawan. Belum lagi
pajak dan yang lainnya. Garuda Wisnu Kencana telah banyak melakukan perubahan,
karena adanya perpindahan kepemimpinan yaitu pak Edi Sukamto yang punya Kuta
galeri. Saat mengunjungi toilet umum di Garuda Wisnu Kencana (GWK) dikenakan
biaya Rp.1000 padahal sebelumnya tidak dikenakan biaya. Toilet umumnya pun juga
tidak sebagus dahulu. Walaupun sekarang tetap ada pewangi tetapi bau tetap
masih ada di toilet umum. Dan juga air di dalam toilet umum tidak semuanya
keluar hanya beberapa yang keluar. Padahal, sewaktu awal Garuda Wisnu Kencana
dibuka, banyak pengunjung yang berbondong-bondong ingin mengunjungi objek
wisata ini. Dikarenakan Garuda Wisnu Kencana merupakan objek terbaru, dan
penduduk sekitar sangat antusias menyambutnya. Sebelum pembangunan patung
Garuda Wisnu Kencana terhenti ditengah jalan, objek wisata ini sangat ramai
dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal dikarenakan juga ada event-event
tertentu didalam Garuda Wisnu Kencana (GWK). tetapi sekarang pengunjung pun
tidak sebanyak dahulu, sekarang pengunjung hanya berkisar 50 orang. Padahal
luas Garuda Wisnu Kencana (GWK) sekitar 20hektar. Puluhan pengunjung pun tak
berarti didalam lahan seluas itu. Garuda Wisnu Kencana seperti ‘’mati’’. Toko
souvenir sebagian besar tutup. Di sisi Timur Garuda Wisnu Kencana (GWK) adalah
Exhibition Gallery, disana tidak ada lagi patung berukiran motif Cina di lokasi
pameran tersebut. Sketsa, foto dan market pembangunan yang biasanya ditempel di
dinding tempat pameran seluas 200 meter persegi tidak terpasang lagi. hanya ada
dua kursi tempat pengunjung ditengah ruang pameran tanpa lampu. Tidak ada
aktivitas apapun didalam Garuda Wisnu Kencana(GWK) itu sendiri.
Solusi : Pembangunan patung Garuda
Wisnu Kencana seharusnya tidak melibatkan banyak pemikiran untuk pembangunan
patung sehingga yang terjadi hanya omongan semata. Cukup orang-orang yang
berperan penting dalam pembangunan dan mengerti tentang pembangunan patung
Garuda Wisnu Kencana. Karena salah satu faktor yang menjadi kendala dalam
pembangunan Garuda Wisnu Kencana adalah masalah biaya dan tenaga kerja, dalam
hal ini pengelola dituntut untuk dapat memikirkan strategi pembangunan yang
baik, seperti misalnya memilih bahan bangunan yang lebih ekonomis dan efisien,
dengan begitu akan mengurangi pengeluaran dana yang terlampau besar. Dan untuk
masalah tenaga kerja, pengelola memerlukan dukungan dari warga sekitar,
sehingga pengelola dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga yang tidak
bekerja. Jadi tidak hanya kuli proyek yang berperan dalam membangun pembangunan
Garuda Wisnu Kencana, tetapi warga setempat dapat membantu pembangunan Garuda
Wisnu Kencana. Tidak hanya dalam hal pembangunan, pengelola juga dapat
memberikan lapangan pekerjaan dibidang keamanan, kebersihan, ticketing dan
lain-lain. Agar membuat ‘’hidup’’ Garuda Wisnu Kencana dan banyak warga
setempat Bali yang berperan didalam Garuda Wisnu Kencana. Dengan banyaknya
warga setempat yang berperan dalam Garuda Wisnu Kencana, akan semakin
terpelihara dan terjaganya Garuda Wisnu Kencana. Terkait dengan masalah
pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana, pemerintah seharusnya memindahkan
warga yang bertempat tinggal dekat Garuda Wisnu Kencana (GWK) ke tempat lain
yang juga sama luas dengan tempat tinggal mereka yang dulu, karna pembangunan
patung Garuda Wisnu Kencana membutuhkan lahan yang sangat luas. Lahan yang
dibutuhkan untuk pembangunan patung garuda Wisnu Kencana adalah 250 hektar,
sedangkan lahan yang tersedia hanya 100 hektar. sisanya 150 hektar adalah tanah
milik warga sekitar. Warga sekitar dapat di pindahkan ke tempat lain yang juga
sama luasnya atau pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dapat membuat
rumah susun untuk tempat tinggal penduduk yang bertempat tinggal didekat Garuda
Wisnu Kencana (GWK). Dengan begitu pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana dapat
berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala kekurangan tanah dalam pembangunan
patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Untuk dana, pemerintah dapat menarik para
investor domestik untuk ikut membangun Garuda Wisnu Kencana. Dengan adanya para
investor domestik, maka akan mengurangi jumlah investor asing yang masuk ke
dalam pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). karena lebih baik investor
domestik daripada investor dari luar negeri. Jika pemerintah ingin memasuki
investor asing kedalam pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana maka pemerintah
harus lebih arif dan teliti dalam menerima investor luar negri untuk
berinvestasi di Bali. Pemerintah juga harus selektif terhadap investor, jangan
hit and run dan harus berkontribusi untuk Bali. Jangan sampai ditipu oleh
investor yang berniat tidak baik. Dengan adanya investor domestik yang ikut
membantu pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana maka para investor domestik
akan merasa memiliki dan akan merawat patung Garuda Wisnu Kencana. Jika dana
investor domestik maupun asing sudah terkumpul, maka sebisa mungkin pengerjaan
patungnya dikerjakan dengan secepatnya. Dana yang di gunakan juga harus
dialokasikan dengan tepat jangan sampai terjadi tindakan korupsi. Maka harus
ada pengawasan yang ketat terhadap dana pembangunan tersebut, dan dengan
catatan pengeluaran yang terperinci. Pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten juga bisa mengajak masyarakat Bali mengadakan gerakan seribu atau
lima ribu untuk Bali. Jadi setiap orang dimintai sumbangan seribu atau lima
ribu untuk ikut mendanai pembangunan patung Garuda Wisnu kencana. Pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten juga harus mempromosikan Garuda Wisnu Kencana
agar banyak pengunjung yang datang, dengan banyaknya pengunjung yang datang
akan menambah devisa pembangunan Garuda Wisnu Kencana. Dengan mengadakan
event-event dalam negeri atau luar negeri didalam Garuda Wisnu Kencana akan
membuat Garuda Wisnu Kencana (GWK) akan semakin dikenal dikalangan masyarakat
dalam negri maupun luar negeri. Pemerintah juga dapat mempromosikan tidak hanya
didalam negeri tetapi juga harus diluar negeri. Semakin banyak pengunjung atau
wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri maka akan membuat pendapatan
Garuda Wisnu Kencana semakin meningkat, dengan begitu akan menutupi dana yang
kurang untuk pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Dibersihkan nya
toilet atau tempat-tempat umum di Garuda Wisnu Kencana juga harus dilakukan.
Karena jika toilet atau tempat-tempat umum di Garuda Wisnu Kencana kotor, maka
wisatawan enggan untuk mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK). Keadaan di dalam
toilet juga diperhatikan, agar tidak adanya bau yang tidak enak didalam toilet.
Di sediakannya pewangi ruangan di dalam toilet agar mengurangi bau tidak enak
didalam toilet. Keran air juga harus diperhatikan, banyak keran air yang tidak
menyala, hanya sebagian yang menyala di dalam toilet. Di dinding toilet
tuliskan ‘jagalah kebersihan’ agar pengunjung menjaga kebersihan toilet. Tidak
hanya di toilet, tetapi di banyak tempat lain juga harus ditempel tulisan
‘jagalah kebersihan’. Hal sekecil itu harus diperhatikan untuk kenyamanan
wisatawan. Agar mereka betah untuk mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Selain itu juga dibukanya kembali toko-toko souvenir dan juga diperbanyak
toko-toko makanan agar membuat ‘’hidup’’ Garuda Wisnu kencana. Tidak hanya di
bukanya kembali toko-toko souvenir, tetapi juga di tambahkannya tempat duduk
atau taman-taman kecil dan warung-warung kecil di Garuda Wisnu kencana. Pegawai
yang bekerja di dalam Garuda Wisnu kencana harus ramah kepada para wisatawan.
Para pegawai yang bekerja di Garuda Wisnu kencana (GWK) menerapkan 5S (senyum,
sapa, salam, sopan, santun) kepada wisatawan yang datang berkunjung.
Pembangunan Garuda Wisnu Kencana harus segera dilanjutkan karena jika tidak
segera di tindak lajuti pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana akan membuat
jelek citra pariwisata Bali. Bali yang mengembangkan dunia pariwisata budaya
bernafaskan agama hindu, hendaknya bisa dilestarikan, termasuk adat istiadat
yang ada, bukan justru dirusak bahkan meniadakan tempat wisata Garuda Wisnu
Kencana. Karena Bali juga merupakan seni budaya dan adat istiadat yang sangat
kental di Bali. Masyarakat yang datang ke Bali bukan untuk mendapatkan
fasilitas canggih seperti hotel bintang lima dan restoran dengan makanan sangat
lezat tetapi ingin melihat budaya lokal Bali dengan melihat patung Garuda Wisnu
Kencana.
Pemerintah
dan warga masyarakat Bali juga harus menjaga dan memelihara Garuda Wisnu
kencana, karena merupakan salah satu objek wisata di Bali.
Daftar
Pustaka :
Nama: Quinta Badzlina Anjani
kelas B
(4423154940)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar