Kamis, 07 Januari 2016

Tugas 2 - Solusi UNJ untuk pariwisata Indonesia


POTENSI PARIWISATA RAWA JOMBOR
Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pengembangan kepariwisataan sebagaimana termuat dalam GBHN 1999, bahwa pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan dikembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tan ah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. Indonesia dengan potensi alam maupun budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi 2 kegiatan ekonomi dan budaya akselerasi dan ganda dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersediaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kegiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapat perhatian utama. Pariwisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin. Kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses penyelenggara wisata. Lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal fisik alamiah, Misalnya bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunanbangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan yang terintegrasi dengan industri pariwisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitas bentang atau pemandangan alamiah itu sendiri, yang kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia. Keindahan dan kenyamaanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, seperti air terjun dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kualitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu 3 sendiri. Menurut hukum permintaan wisata, kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari suguhan-suguhhan alaamiah, dengan demikian pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan, Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurunnn maka tempat terssebut cenderung diabaikann.
Kabupaten Klaten adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di bagian selatan dengan ibukotanya Kota Klaten. Posisi Klaten sangat strategis berada pada jalur utama Kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 28 km dan Kota Surakarta yang berjarak sekitar 35 km. Secara fisiografis wilayahnya diapit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu, sedangkan secara administratif berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur, Kabupaten Sleman (DIY) di sebelah barat, Kabupaten Gunung Kidul (DIY) di sebelah Selatan. Berdasarkan Topografinya Kabupaten Klaten memiliki banyak potensi pariwisata, di bagian utara merupakan daerah Gunung Merapi yang indah akan pemandangannya. Daerah selatan dengan ciri yang khas yaitu daerah perbukitan kapur yang merupakan bagian dari Pegunung Seribu, di kawasan ini terdapat objek wisata Rawa Jombor yang terkenal dengan keindahannya.
Kawasan Rawa Jombor merupakan daya tarik wisata yang memiliki pemandangan alam yang indah. Rawa Jombor mempunyai fungsi 4 sebagai irigasi, perikanan dan rekreasi. Rawa Jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten atau sebelah selatan kota Klaten sejauh 8 kilometer. Transportasi khusus yang menuju ke daerah ini belum memadai, namun dapat menyewa sepeda motor atau mobil untuk menuju daerah ini atau dengan kendaraan pribadi dapat langsung menuju objek wisata Rawa Jombor. Kawasan ini merupakan daerah wisata alam dipadukan dengan kuliner hidangan ikan air tawar. Warung apung sebagai bangunan yang mengapung di atas Rawa Jombor. Warung apung di Rawa Jombor ini memberikan daya tarik tersendiri berikut nuansa kuliner yang ditawarkan, dengan lingkungan alam yang indah berupa pemandangan alamnya.
 Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sector pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sector pariwisata. Pengembangan kapariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata.
Kabupaten Klaten terletak dipropinsi Jawa Tengah bagian selatan, mesupakan daerah yang termasuk dalam jalur paket pariwisata Jawa Tengah. Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Jawa Tengah Tahun 1992, wilayah Klaten termasuk dalam Daerah Tujuan Wisata (DTW) wilayah A yaitu Kawasan Merapi-Merbabu. Kabupaten Klaten mempunyai banyak tujuan wisata budaya maupun alam. Salah satu obyek wisata yang terdapat dalam wilayah Klaten adalah obyek wisata Waduk Jombor atau lebih dikenal dengan sebutan Rawa Jombor. Waduk Rowo Jombor terletak di Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, + 8 Km. (delapan kilo meter) ke arah tenggara dari pusat Kota Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Dari Kota Klaten ada dua rute perjalanan yang dapat ditempuh menuju ke obyek wisata ini. Lewat jalur barat: Kota Klaten – pertigaan Bendogantungan Desa Sumberejo, belok kiri / ke arah selatan – Desa Danguran – Desa Glodogan – Desa Jimbung – Rowo Jombor. Lewat jalur timur: Kota Klaten – Stasiun Klaten – By Pass – belok kanan / ke arah selatan – Terminal Klaten yang bari dibangun -- Kelurahan Buntalan – Desa Jimbung – Rowo Jombor.

Waduk Rowo Jombor mempunyai panjang 7,5 Km. (tujuh setengah kilo meter).Bentuknya memang tidak persegi empat, tetapi segi banyak tidak beraturan. Waduk ini mempunyai kedalaman 4.5 m (empat setengah meter) dan mampu menampung air 4.000.000 m3 (empat juta meter kubik). Tujuan utama pembuatan waduk Rowo Jombor adalah untuk menampung air dari sungai-sungai di sekitarnya untuk mengendalikan banjir, dan sebagai persediaan air irigasi untuk mengoncori sawah-sawah di sekelilingnya pada musim kemarau. Namun kemudian juga dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti pariwisata dan perikanan.

Di sekitar waduk Rowo Jombor ini terdapat pemandangan alam yang indah, situs peninggalan jaman dahulu yang diyakini mempunyai nilai sejarah, museum pertanian, pusat-pusat kerajinan, warung apung, arena olah raga, arena bermain, dan lain-lain.
Kawasan Rawa Jombor merupakan obyek wisata yang memiliki potensi yang baik dengan pemandangan alamnya yang indah. Rawa Jombor mempunyai fungsi sebagai irigasi, perikanan dan obyek wisata. Sarana dan prasarana yang ada di Rawa Jombor saat ini meliputi:
1.             Loket Restribusi Merupakan tempat pemungutanrestribusi (TPR)untuk masuk Rawa Jombor. Rawa Jombor memiliki TPR sebanyak tiga buah, dan terletak di pintu masuk sebelah barat, sebelah utara dan sebelah selatan.Tempat ini dibangun sekitar 100 meter dari letak warung apung Rawa Jombor yang menjadi daya tarik utama kawasan ini. Tempat restribusi ini berukuran kurang lebih empat meter dan dijaga oleh petugas dari dinas pariwisata sebanyak dua atau tiga orang.
2.             Tempat IbadahTempat ibadah yang ada di kaawasan obyek wisata Rawa Jombor adalah mushola, bentuknya mmasih sederhana dan berbeda ( bentuk) dengan mushola pada umumnya. Mushola disini hanyalah ruang berbentuk persegi yang dilengkapi dengan karpet, sajadah, dan mukena. Mushola tersebut berada dan dikelola oleh pemilik warung apung, sehingga setiap warung apung mempunyai mushola sendiri.
3.             Tempat Parkir Tempat parkir yang ada dikawasan objek wisata Rawa Jombor terbagi menjadi dua, yakni di kawasan warung apung dan Bukit Sidhagura.Kawasan warung apung dengan Bukit Sidhagura memang beda tempat dan berjarak kurang lebih 100 meter, sehingga untuk memberikan enyamanan tempat parkir tersebut dibangun di dua tempat yang berbeda. Sarana parkir di kawasan warung apung dikelola oleh pekerja dari masing-masing warung apung, sehingga jumlah tempat parkir banyak dan terletak di kanan-kiri jalan sepanjang warung apung tersebut.Tempat parkir yang berada di Bukit Sidhagura merupakan tempat khusus bagi para pengunjung Bukit Sidhagura untuk menikmati suasana dan pemandangan Rawa Jombor dari ketinggian.
4.             Sarana penunjang di obyek wisata Rawa Jombor Objek wisata Rawa Jombor menyediakan sarana pariwisata yang berupa tempat kuliner warung apung dan pemancingan.Selain itu objek Rawa Jombor ini menyediakan sarana yang berada diluar rawa, yakni sebuah bukit Sidhogura.Bukit tersebut digunakan sebagai tempat untuk memandang Rawa jombor dari sebelah utara, serta menjadi tempat untuk upacara tradisional syawalan atau kupatan dan pertunjukan seni (wayang atau musik dangdut). Fasilitas yang ada dibukit Sidhogura ini adalah tempat parkir, sebuah panggung, beberapa bangunan yang digunakan sebagai peristirahatan, serta bangunan rumah Minangkabau peninggalan. Lingkungan fisik meliputi : 1) Morfologi Rawa Jombor merupakan bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat adanya pengaruh tenaga asal dalam bumi dan tenaga asal luar bumi (hujan, angin, penyinaran dan pemanasan matahari, benturan benda asal angkasa luar, serta aliran air) yang menghasilkan proses-proses yang mengakibatkan berubahnya bentuk-bentuk permukaan bumi (Suharyono dan Moch Amien,1994: 18). 2) Luas lahan adalah keseluruhan lahan yang ada di sekitar kawasan objek wisata Rawa Jombor, digambarkan dengan satuan m2 dan meliputi radius 500 meter dari Rawa Jombor. 3) Prasarana dan Sarana pariwisata a) Prasarana wisata (infrastructures) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia 38 dalam memenuhi kebutuhannya  seperti jalan, listrik, air, rumah sakit, telekomunikasi, terminal, jembatan, bank/ATM, penginapan dan lain sebagainya. b) Sarana wisata merupakan perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung (Oka A. Yoeti, 1982:170) Misalnya ; travel agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel, restoran, atraksi wisata dan kios-kios.

Permasalahan yang ada saat ini adalah potensi yang ada pada Kawasan Wisata Rawa Jombor belum dapat ditampilkan secara maksimal, karrena kurangnya sarana dan prasarana baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena seector pariwisata merupakan salah satu sector pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non migas yang diharapkan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata Indonesia ini didukung dengan UU nomor 9 Tahun 1990 yang menyebutkan keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat, dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat. Oleh karena itu pengembangan dan pelaksanaan kepariwisataan harus diupayakan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan setelah melalui pengkajian secara cermat.
Kondisi prasarana dan sarana pariwisata Rawa Jombor saat ini belum lengkap dan baik, hal ini terlihat dari belum diperbaikinya kondisi 5 jalan yang rusak di sekitar obek wisata, belum dibangunnya taman-taman bermain di sekitar objek wisata serta fasilitas-fasilitas umum yang lainnya, serta belum adanya atraksi wisata yang dapat menarik minat wisatawan. Pengembangan yang telah dilakukan adalah berupa warung terapung yang merupakan usaha pribadi dari masyarakat setempat, sedangkan penataan kawasan dan lingkungan seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dengan melibatkan masyarakat sekitar. Penataan kawasan meliputi pemetaan area khusus bagi wisata kuliner, wisata air, pemancingan, keramba ikan dan area untuk keperluan irigasi. Perlunya upaya pengembangan objek wisata Rawa Jombor ini agar dapat bermanfaat lebih optimal. Pengembangan fisik diharapkan dapat memperindah kawasan Rawa Jombor serta menambah prasarana dan sarana Rawa Jombor sehingga dapat menambah daya tarik wisatawan. Kepariwisataan Rawa Jombor ini masih banyak prasarana dan sarana yang masih kurang, sehingga dapat dikatakan prasarana dan sarana pariwisata belum memadai. Pengembangan non fisik berupa pengembangan dibidang sosial, dibidang ekonomi serta budaya. Pengembangan dibidang sosial dapat menambah pemahaman masyarakat dalam mengelola kepariwisataan, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata dimasa yang akan datang. Pengembangan dibidang sosial akan berpengaruh terhadap pengembangan dibidang ekonomi, Pengembangan sosial berupa memberikan pendidikan atau pemahaman tentang kepariwisataan, diharapkan akan mempengaruhi 6 perekonomian dan dapat memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat yang berusaha disektor pariwisata tersebut. Pengembangan budaya daerah dapat dikembangkan sebagai salah satu cara untuk menarik wisatawan, namun pengembangan budaya jangan sampai berlawanan dengan budaya masyarakat luas agar dapat diterima oleh masyarakat luas. Kepariwisataan Rawa Jombor saat ini belum ada pertunjukan-pertunjukan yang digelar untuk menarik wisatawan berkunjung ke Rawa Jombor sehingga perlu dikembangkan.
Dari berbagai masalah tersebut memunculkan gagasan untuk menata dan mengembangkan Kawasan Wisata Rawa Jombor dengan melengkapi sarana prasarananya, sehingga diperoleh penampilan kawasan wisata air yang maksimal. Penataan dan pengembangan Kawasan Wisata Rawa Jombor, mengarah pada suatu kawasan wisata perairan yang menonjolkan potensi air sebagai unsure dominan. Hal ini menuntut kebutuhan fungsional dalam keselarasan dengan lingkungan alam. Arsitektur organik merupakan suatu proses desain dengan memanfaatkan dan mengambil bentuk, filosofis, serta pemilihan bahan bangunan alam untuk diterapkan dalam desain tanpa menghilangkan karakter aslinya. Rencana pengembangan kawasan diarahkan menjadi suatu kawasan terpadu antara olahraga, rekreasi, akomodasi dan konservasi.
Pengembangan pariwisata perlu mempersiapkan atau menyediakan prasarana dan sarana wisata. Keduanya merupakan penawaran pariwisata (tourist supply). Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman a. Prasarana Wisata Prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sehingga memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya). Prasarana wisata tersebut meliputi : 1) Prasarana umum, meliputi: sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur lalu lintas, sistem pembuangan limbah, sistem telekomunikasi. 19 2) Kebutuhan pokok pola hidup modern, meliputi : rumah sakit, apotek, bank, pusat-pusat perbelanjaan, salon, kantor-kantor pemerintahan, dan pompa bensin. 3) Prasarana wisata, meliputi : tempat penginapan wisatawan, tempat informasi wisatawan, kantor informasi dan promosi, tempattempat rekreasi dan sport, sarana transportasi penunjang b. Sarana Wisata Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Sarana pokok kepariwisataan, Sarana pelengkap kepariwisataan, dan Sarana penunjang kepariwisataan. 1) Sarana pokok kepariwisataan, meliputi : travel agent dan tour operator, perusahaan-perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, rumah makan, objek wisata dan atraksi wisata. 2) Sarana pelengkap kepariwisataan, meliputi : sarana olahraga dan sarana ketangkasan. 3) Sarana penunjang kepariwisataan, meliputi : Night club, steam baths dan casinos .

Selain pemerintah yang berupaya memajukan Rawa Jombor, seperti para pengelola warung apung atau pemancingan juga harus senantiasa menambah kekurangan dari fasilitas-fasilitas yang mereka kelola, serta penambahan papan iklan yang diletakkan ditempat strategis. Peran serta tokoh masyarakat sekitar dalam mendukung kepariwisataan Rawa Jombor. Selain itu masyarakat setempat sudah mempunyai paguyuban atau kelompok sadar wisata atau POKDARWIS. Kelompok tersebut terdiri dari pengelola dan pedagang di objek wisata Rawa Jombor. Masyarakat setempat juga mendapatkan pendidikan dan pelatihan tentang kepariwisataan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klaten atau DisBudParPora Kabupaten Klaten.

Daftar Pustaka
http://www.solopos.com/2015/04/21/wisata-klaten-rawa-jombor-akan-disulap-menjadi-bedugulnya-klaten-596678
http://hertaeri.blogspot.co.id/2015/09/gali-potensi-klaten-1-rawa-jombor.html
http://pasca.uns.ac.id/?p=1916

Anggilytha K. Putrie
UJP 2015
4423154923

Tidak ada komentar:

Posting Komentar