POTENSI PARIWISATA RAWA JOMBOR
Kepariwisataan saat
ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka
pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan akan
pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang
semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pengembangan kepariwisataan sebagaimana
termuat dalam GBHN 1999, bahwa pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan
dan dikembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan
meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap
mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama,
mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tan ah air, serta
mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. Indonesia dengan potensi alam maupun
budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan salah satu faktor penarik para
wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini
sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang pariwisata. Pengembangan
pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena mendayagunakan sumber dan
potensi kepariwisataan yang ada menjadi 2 kegiatan ekonomi dan budaya
akselerasi dan ganda dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian berimbas
pada kesejahteraan masyarakat. Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak
tumbuh begitu saja tanpa ada suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka
ketersediaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor
ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Kualitas lingkungan
merupakan bagian integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan
penyelenggara kegiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapat perhatian
utama. Pariwisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan
karakter-karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas
lingkungan yang terjamin. Kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu
kunci sukses penyelenggara wisata. Lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal
fisik alamiah, Misalnya bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti
pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunanbangunan penunjang
aktifitas wisata lainnya. Faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai
lingkungan yang terintegrasi dengan industri pariwisata. Kualitas lingkungan
meliputi kualitas bentang atau pemandangan alamiah itu sendiri, yang
kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia. Keindahan dan kenyamaanan
daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, seperti air terjun
dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kualitasnya
bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu 3
sendiri. Menurut hukum permintaan wisata, kualitas lingkungan merupakan bagian
integral dari suguhan-suguhhan alaamiah, dengan demikian pemeliharaan terhadap
kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi
pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan, Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata
menurunnn maka tempat terssebut cenderung diabaikann.
Kabupaten Klaten
adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di bagian selatan dengan
ibukotanya Kota Klaten. Posisi Klaten sangat strategis berada pada jalur utama
Kota Yogyakarta yang berjarak sekitar 28 km dan Kota Surakarta yang berjarak
sekitar 35 km. Secara fisiografis wilayahnya diapit oleh Gunung Merapi dan
Pegunungan Seribu, sedangkan secara administratif berbatasan dengan Kabupaten
Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur, Kabupaten
Sleman (DIY) di sebelah barat, Kabupaten Gunung Kidul (DIY) di sebelah Selatan.
Berdasarkan Topografinya Kabupaten Klaten memiliki banyak potensi pariwisata,
di bagian utara merupakan daerah Gunung Merapi yang indah akan pemandangannya.
Daerah selatan dengan ciri yang khas yaitu daerah perbukitan kapur yang
merupakan bagian dari Pegunung Seribu, di kawasan ini terdapat objek wisata
Rawa Jombor yang terkenal dengan keindahannya.
Kawasan Rawa Jombor
merupakan daya tarik wisata yang memiliki pemandangan alam yang indah. Rawa
Jombor mempunyai fungsi 4 sebagai irigasi, perikanan dan rekreasi. Rawa Jombor
terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten atau sebelah
selatan kota Klaten sejauh 8 kilometer. Transportasi khusus yang menuju ke
daerah ini belum memadai, namun dapat menyewa sepeda motor atau mobil untuk
menuju daerah ini atau dengan kendaraan pribadi dapat langsung menuju objek
wisata Rawa Jombor. Kawasan ini merupakan daerah wisata alam dipadukan dengan
kuliner hidangan ikan air tawar. Warung apung sebagai bangunan yang mengapung
di atas Rawa Jombor. Warung apung di Rawa Jombor ini memberikan daya tarik
tersendiri berikut nuansa kuliner yang ditawarkan, dengan lingkungan alam yang
indah berupa pemandangan alamnya.
Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber
daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di
sector pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam
rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan
pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sector pariwisata.
Pengembangan kapariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai
kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi
keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah
secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan
setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya
tarik wisata.
Kabupaten Klaten
terletak dipropinsi Jawa Tengah bagian selatan, mesupakan daerah yang termasuk
dalam jalur paket pariwisata Jawa Tengah. Dalam Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata (RIPP) Jawa Tengah Tahun 1992, wilayah Klaten termasuk dalam Daerah
Tujuan Wisata (DTW) wilayah A yaitu Kawasan Merapi-Merbabu. Kabupaten Klaten
mempunyai banyak tujuan wisata budaya maupun alam. Salah satu obyek wisata yang
terdapat dalam wilayah Klaten adalah obyek wisata Waduk Jombor atau lebih
dikenal dengan sebutan Rawa Jombor. Waduk Rowo Jombor terletak di Dukuh Jombor,
Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, + 8 Km. (delapan kilo meter) ke arah tenggara
dari pusat Kota Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Dari Kota Klaten ada dua rute
perjalanan yang dapat ditempuh menuju ke obyek wisata ini. Lewat jalur barat:
Kota Klaten – pertigaan Bendogantungan Desa Sumberejo, belok kiri / ke arah
selatan – Desa Danguran – Desa Glodogan – Desa Jimbung – Rowo Jombor. Lewat
jalur timur: Kota Klaten – Stasiun Klaten – By Pass – belok kanan / ke arah
selatan – Terminal Klaten yang bari dibangun -- Kelurahan Buntalan – Desa
Jimbung – Rowo Jombor.
Waduk Rowo Jombor
mempunyai panjang 7,5 Km. (tujuh setengah kilo meter).Bentuknya memang tidak persegi
empat, tetapi segi banyak tidak beraturan. Waduk ini mempunyai kedalaman 4.5 m
(empat setengah meter) dan mampu menampung air 4.000.000 m3 (empat juta meter
kubik). Tujuan utama pembuatan waduk Rowo Jombor adalah untuk menampung air
dari sungai-sungai di sekitarnya untuk mengendalikan banjir, dan sebagai
persediaan air irigasi untuk mengoncori sawah-sawah di sekelilingnya pada musim
kemarau. Namun kemudian juga dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti
pariwisata dan perikanan.
Di sekitar waduk
Rowo Jombor ini terdapat pemandangan alam yang indah, situs peninggalan jaman
dahulu yang diyakini mempunyai nilai sejarah, museum pertanian, pusat-pusat
kerajinan, warung apung, arena olah raga, arena bermain, dan lain-lain.
Kawasan Rawa Jombor
merupakan obyek wisata yang memiliki potensi yang baik dengan pemandangan
alamnya yang indah. Rawa Jombor mempunyai fungsi sebagai irigasi, perikanan dan
obyek wisata. Sarana
dan prasarana yang ada di Rawa Jombor saat ini meliputi:
1.
Loket
Restribusi Merupakan
tempat pemungutanrestribusi (TPR)untuk masuk Rawa Jombor. Rawa Jombor memiliki
TPR sebanyak tiga buah, dan terletak di pintu masuk sebelah barat, sebelah
utara dan sebelah selatan.Tempat ini dibangun sekitar 100 meter dari letak
warung apung Rawa Jombor yang menjadi daya tarik utama kawasan ini. Tempat
restribusi ini berukuran kurang lebih empat meter dan dijaga oleh petugas dari
dinas pariwisata sebanyak dua atau tiga orang.
2.
Tempat
IbadahTempat
ibadah yang ada di kaawasan obyek wisata Rawa Jombor adalah mushola, bentuknya mmasih
sederhana dan berbeda ( bentuk) dengan mushola pada umumnya. Mushola disini
hanyalah ruang berbentuk persegi yang dilengkapi dengan karpet, sajadah, dan
mukena. Mushola tersebut berada dan dikelola oleh pemilik warung apung,
sehingga setiap warung apung mempunyai mushola sendiri.
3.
Tempat
Parkir Tempat
parkir yang ada dikawasan objek wisata Rawa Jombor terbagi menjadi dua, yakni
di kawasan warung apung dan Bukit Sidhagura.Kawasan warung apung dengan Bukit
Sidhagura memang beda tempat dan berjarak kurang lebih 100 meter, sehingga
untuk memberikan enyamanan tempat parkir tersebut dibangun di dua tempat yang
berbeda. Sarana parkir di kawasan warung apung dikelola oleh pekerja dari
masing-masing warung apung, sehingga jumlah tempat parkir banyak dan terletak
di kanan-kiri jalan sepanjang warung apung tersebut.Tempat parkir yang berada
di Bukit Sidhagura merupakan tempat khusus bagi para pengunjung Bukit Sidhagura
untuk menikmati suasana dan pemandangan Rawa Jombor dari ketinggian.
4.
Sarana
penunjang di obyek wisata Rawa Jombor Objek wisata Rawa Jombor menyediakan sarana pariwisata
yang berupa tempat kuliner warung apung dan pemancingan.Selain itu objek Rawa
Jombor ini menyediakan sarana yang berada diluar rawa, yakni sebuah bukit Sidhogura.Bukit
tersebut digunakan sebagai tempat untuk memandang Rawa jombor dari sebelah
utara, serta menjadi tempat untuk upacara tradisional syawalan atau kupatan dan
pertunjukan seni (wayang atau musik dangdut). Fasilitas yang ada dibukit
Sidhogura ini adalah tempat parkir, sebuah panggung, beberapa bangunan yang
digunakan sebagai peristirahatan, serta bangunan rumah Minangkabau peninggalan.
Lingkungan fisik meliputi : 1) Morfologi Rawa Jombor merupakan bentuk-bentuk
permukaan bumi sebagai akibat adanya pengaruh tenaga asal dalam bumi dan tenaga
asal luar bumi (hujan, angin, penyinaran dan pemanasan matahari, benturan benda
asal angkasa luar, serta aliran air) yang menghasilkan proses-proses yang
mengakibatkan berubahnya bentuk-bentuk permukaan bumi (Suharyono dan Moch
Amien,1994: 18). 2) Luas lahan adalah keseluruhan lahan yang ada di sekitar
kawasan objek wisata Rawa Jombor, digambarkan dengan satuan m2 dan meliputi
radius 500 meter dari Rawa Jombor. 3) Prasarana dan Sarana pariwisata a)
Prasarana wisata (infrastructures) adalah semua fasilitas yang dapat
memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa,
sehingga dapat memudahkan manusia 38 dalam memenuhi kebutuhannya seperti jalan, listrik, air, rumah sakit,
telekomunikasi, terminal, jembatan, bank/ATM, penginapan dan lain sebagainya.
b) Sarana wisata merupakan perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan
kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung (Oka A. Yoeti,
1982:170) Misalnya ; travel agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata,
hotel, restoran, atraksi wisata dan kios-kios.
Permasalahan yang
ada saat ini adalah potensi yang ada pada Kawasan Wisata Rawa Jombor belum
dapat ditampilkan secara maksimal, karrena kurangnya sarana dan prasarana baik
secara kualitas maupun secara kuantitas. Pembangunan bidang pariwisata
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena seector pariwisata
merupakan salah satu sector pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata
merupakan salah satu sektor non migas yang diharapkan memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Usaha mengembangkan dunia
pariwisata Indonesia ini didukung dengan UU nomor 9 Tahun 1990 yang menyebutkan
keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara
lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup
masyarakat, dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya
pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan
alam dan budaya setempat. Oleh karena itu pengembangan dan pelaksanaan
kepariwisataan harus diupayakan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan
setelah melalui pengkajian secara cermat.
Kondisi prasarana
dan sarana pariwisata Rawa Jombor saat ini belum lengkap dan baik, hal ini
terlihat dari belum diperbaikinya kondisi 5 jalan yang rusak di sekitar obek
wisata, belum dibangunnya taman-taman bermain di sekitar objek wisata serta
fasilitas-fasilitas umum yang lainnya, serta belum adanya atraksi wisata yang
dapat menarik minat wisatawan. Pengembangan yang telah dilakukan adalah berupa
warung terapung yang merupakan usaha pribadi dari masyarakat setempat,
sedangkan penataan kawasan dan lingkungan seharusnya menjadi tanggung jawab
pemerintah dengan melibatkan masyarakat sekitar. Penataan kawasan meliputi
pemetaan area khusus bagi wisata kuliner, wisata air, pemancingan, keramba ikan
dan area untuk keperluan irigasi. Perlunya upaya pengembangan objek wisata Rawa
Jombor ini agar dapat bermanfaat lebih optimal. Pengembangan fisik diharapkan
dapat memperindah kawasan Rawa Jombor serta menambah prasarana dan sarana Rawa
Jombor sehingga dapat menambah daya tarik wisatawan. Kepariwisataan Rawa Jombor
ini masih banyak prasarana dan sarana yang masih kurang, sehingga dapat
dikatakan prasarana dan sarana pariwisata belum memadai. Pengembangan non fisik
berupa pengembangan dibidang sosial, dibidang ekonomi serta budaya.
Pengembangan dibidang sosial dapat menambah pemahaman masyarakat dalam
mengelola kepariwisataan, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pengembangan pariwisata dimasa yang akan datang. Pengembangan dibidang sosial
akan berpengaruh terhadap pengembangan dibidang ekonomi, Pengembangan sosial
berupa memberikan pendidikan atau pemahaman tentang kepariwisataan, diharapkan
akan mempengaruhi 6 perekonomian dan dapat memberikan pendapatan tambahan bagi
masyarakat setempat yang berusaha disektor pariwisata tersebut. Pengembangan
budaya daerah dapat dikembangkan sebagai salah satu cara untuk menarik
wisatawan, namun pengembangan budaya jangan sampai berlawanan dengan budaya
masyarakat luas agar dapat diterima oleh masyarakat luas. Kepariwisataan Rawa
Jombor saat ini belum ada pertunjukan-pertunjukan yang digelar untuk menarik
wisatawan berkunjung ke Rawa Jombor sehingga perlu dikembangkan.
Dari berbagai masalah
tersebut memunculkan gagasan untuk menata dan mengembangkan Kawasan Wisata Rawa
Jombor dengan melengkapi sarana prasarananya, sehingga diperoleh penampilan
kawasan wisata air yang maksimal. Penataan dan pengembangan Kawasan Wisata Rawa
Jombor, mengarah pada suatu kawasan wisata perairan yang menonjolkan potensi
air sebagai unsure dominan. Hal ini menuntut kebutuhan fungsional dalam
keselarasan dengan lingkungan alam. Arsitektur organik merupakan suatu proses
desain dengan memanfaatkan dan mengambil bentuk, filosofis, serta pemilihan
bahan bangunan alam untuk diterapkan dalam desain tanpa menghilangkan karakter
aslinya. Rencana pengembangan kawasan diarahkan menjadi suatu kawasan terpadu
antara olahraga, rekreasi, akomodasi dan konservasi.
Pengembangan
pariwisata perlu mempersiapkan atau menyediakan prasarana dan sarana wisata.
Keduanya merupakan penawaran pariwisata (tourist supply). Kepariwisataan adalah
merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup
yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang
indah dan iklim yang nyaman a. Prasarana Wisata Prasarana adalah semua
fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sehingga
memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya). Prasarana wisata
tersebut meliputi : 1) Prasarana umum, meliputi: sistem penyediaan air bersih,
kelistrikan, jalur lalu lintas, sistem pembuangan limbah, sistem
telekomunikasi. 19 2) Kebutuhan pokok pola hidup modern, meliputi : rumah
sakit, apotek, bank, pusat-pusat perbelanjaan, salon, kantor-kantor
pemerintahan, dan pompa bensin. 3) Prasarana wisata, meliputi : tempat
penginapan wisatawan, tempat informasi wisatawan, kantor informasi dan promosi,
tempattempat rekreasi dan sport, sarana transportasi penunjang b. Sarana Wisata
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan
kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta
kehidupannya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan Sarana kepariwisataan
dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Sarana pokok kepariwisataan, Sarana
pelengkap kepariwisataan, dan Sarana penunjang kepariwisataan. 1) Sarana pokok
kepariwisataan, meliputi : travel agent dan tour operator,
perusahaan-perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, rumah
makan, objek wisata dan atraksi wisata. 2) Sarana pelengkap kepariwisataan,
meliputi : sarana olahraga dan sarana ketangkasan. 3) Sarana penunjang
kepariwisataan, meliputi : Night club, steam baths dan casinos .
Selain
pemerintah yang berupaya memajukan Rawa Jombor, seperti para pengelola warung
apung atau pemancingan juga harus senantiasa menambah kekurangan dari
fasilitas-fasilitas yang mereka kelola, serta penambahan papan iklan yang
diletakkan ditempat strategis. Peran serta tokoh masyarakat sekitar dalam
mendukung kepariwisataan Rawa Jombor. Selain itu masyarakat setempat sudah
mempunyai paguyuban atau kelompok sadar wisata atau POKDARWIS. Kelompok
tersebut terdiri dari pengelola dan pedagang di objek wisata Rawa Jombor. Masyarakat
setempat juga mendapatkan pendidikan dan pelatihan tentang kepariwisataan dari
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klaten atau DisBudParPora Kabupaten
Klaten.
Daftar Pustaka
http://www.solopos.com/2015/04/21/wisata-klaten-rawa-jombor-akan-disulap-menjadi-bedugulnya-klaten-596678
http://hertaeri.blogspot.co.id/2015/09/gali-potensi-klaten-1-rawa-jombor.html
http://pasca.uns.ac.id/?p=1916
Anggilytha K. Putrie
UJP 2015
4423154923
Tidak ada komentar:
Posting Komentar