Kamis, 07 Januari 2016

Tugas 3-Folklore Indonesia

Folklore Indonesia Cerita Rakyat Lutung Kasarung

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan folklore Indonesia tentang lutung kasarung.
Tidak lupa saya haturkan terima kasih kepada Dosen Pengantar Sejarah Bapak Shobirien. Folklor tentang lutung kasarung ini saya susun dengan maksimal mungkin untu memenuhi Tugas 3. Untuk itu saya memohon maaf jika terdapat kekurangan. Akhir kata saya berharap semoga dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

   
Bekasi, 07 Januari 2016
Penyusun
Definisi Folklor
A.  Hakikat Folklor
Folklor adalah pengidonesiaan dari kata Inggris Folklore yang baerasal dari dua kata yaitu Folk dan Lore.
Folk sama artinya dengan kolektif (collectivity). Menurut Dunles adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok lainnya. Ciri-ciri pengenal fisik itu antara lain dapat berwujud: warna kulit yang sama, bentuk rambut yang sama, mata pencaharian yang sama, bahasa yang sama, taraf pendidikan yang sama, dan agama yang sama. Namun yang lebih penting lagi bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi, yaitu suatu kebudayaan yang telah mereka warisi secara turun-temurun sedikitnya dua generasi yang dapat mereka akui sebagai milik bersama. Disamping itu bahwa mereka sadar akan identitas kelompok mereka. Jadi folk adalah sinonim dari kolektif, yang juga memiliki cirri-ciri prngrnal fisik atau kebudayaan yang sama, serta mempunyai kesadaran kepribadian sebagai kesatuan masyarakat.
Lore adalah tradisi folk, yaitu sebagai kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai gerak isyarat atau alat Bantu pengingat.
Definisi folklore secara keseluruhan adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, diantara kolektif macam apa saja , secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat Bantu pengingat,

B. CIRI UTAMA PENGENAL FOLKOR
(1) Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan.
(2) Folkor bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif atau dalam bentuk standar dalam waktu yang lama minimal dua generasi.
(3) Folklor ada (exist) dalam versi-versi bahkan varian-varian yang berbeda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebarannya dari mulut ke mulut (lisan), biasanya bukan melalui cetakan atau rekaman sehingga oleh proses lupa folklore mudah mengalami perubahan.
(4) Folklor bersifat anonim, nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi.
(5) Biasanya mempunya bentuk berumus atau berpola. Cerita rakyat bisanya selalu mempergunakan kata-kata klise seperti “bulan empat belas hari”.
(6) Folklor mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif. Cerita rakyat misalnya sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.
(7) Folklor bersifat pralogis, yauti mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan ligika umum. Ciri folkor ini berlaku bagi folklore lisan dan sebagain lisan.
(8) Folklor menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan Karen penciptanya yang pertama sudah tidak ada sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya.
(9) Folklor umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga sering terlihat kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti apabila mengingat bahwa banyak folklor merupakan proteksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN FOLKLOR
Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah folklor ke dalam dunia ilmu pengetahuan adalah William John Thoms, seorang ahli kebudayaan antik (antiquarian) Inggris. Istilah itu pertama kali diperkenalakan pada waktu ia menerbitkan sebuah aruikelnya dalam bentuk surat terbuka dalam majalah The Athenaeum No. 982, tanggal 22 Agustus 1846, dengan mempergunakan nama samaran Ambrose Merton. Dalam surat terbuka itu, Thoms mengakui bahwa dialah yang menciptakan istilah folkore untuk sopan santun inggris, takhayul, balada, dan sebagainya dari masa lampau, yang sebelumnya disebut dengan istilah antiquities, popular antiquities, atau popular literature.
Minat terhadap antiquities timbul di Inggris pada masa kebangkitan romantisme dan nasionalisme abad ke-19, yang pada masa itu kebudayaan rakyat jelata, yang dianggap hamper punah, sangat disanjung-sanjung.
Yang dikemukakan disini ialah pada waktu diciptakannya istilah folklore dalam kosa kata bahasa Inggris belum ada istilah kebudayaan pada umumnya, sehingga ada kemungkinan istilah baru folklore dapat digunakan orang untuk menyatakan kebudayaan pada umumnya. Namun hal itu tidak terjadi, karena E.B Tylor pada tahun 1865 memperkenalkan istilah culture ke dalam bahasa Inggris. Istilah itu pertama kalinya ia ajukan di dalam karangannya yang berjudul Researches into the Early History of Mankind an the Development of Civilization (1865). Istilah culture ini kemudian ia uaraikan lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (1871), dengan arti: Kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan semua kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Biarpun istilah culture diperkenalkan lebih lambat 16 tahun dari istilah folklore, namun nasib telah menentukan istilah itu telah berhasil mengeser istilah folklore untuk diidentikan dengan kebudayan pada umumnya; sedangkan istilah folklore hanya dipergunakan dalam arti kebudayaan yang lebih khusus, yaitu bagian kebudayaann yang diwariskan secara lisan saja.
 Menurut Jan Harold Brunvand dalam Danandjaja (2002) seorang ahli folklor AS, folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya:
(1) folkor lisan (verbal folklore),
(2) folklor sebagian lisan (partly verbal folklore),
dan
(3) folklor bukan lisan (non verbal folklore). Selanjutnya pengelompokan ini diuraikan oleh Danandjaja (2002), seperti yang terlihat pada table berikut ini:
Folklor lisan
Folklor lisan bentuknya murni lisan. Bentuk-bentuk (genre) folklor yang termasuk pada kelompok ini antara lain : (1) bahasa rakyat (folk speech) seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan titel kebangsawanan; (2) ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pomeo; (3) pertanyaan tradisional, seperti teka-teki; (4) puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair; (5) cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng; dan (6) nyanyian rakyat. (kentongan tanda bahaya di Jawa atau bunyi gendang untuk mengirim berita seperti yang dilakukan di Afrika), dan musik rakyat.
Folklor sebagian lisan
Folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Kepercayaan rakyat misalnya, yang oleh orang “modern” seringkali disebut takhyul itu, terdiri dari pernyataan yang bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna gaib, seperti tanda salib bagi orang Kristen Katolik yang dianggap dapat melindungi seseorang dari gangguan hantu, atau ditambah dengan benda material yang dianggap berkhasiat untuk melindungi diri atau dapat membawa rezeki, seperti batu-batu permata tertentu. Bentuk-bentuk folklor yang tergolong dalam kelompok besar ini, selain kepercayaan rakyat, adalah permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat-istiadat, upacara, pesta rakyat, dan lain-lain.
Folklor bukan lisan
Folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Kelompok besar ini dapat dibagi menjadi dua subkelompok, yakni yang material dan yang bukan material. Bentukbentuk folklor yang tergolong yang material antara lain: arsitektur rakyat (bentuk rumah asli daerah, bentuk lumbung padi, dan sebagainya), kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional. Sedangkan yang termasuk yang bukan material antara lain: gerak isyarat tradisional (gesture), bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat
Folklor Lisan
Merupakan folkor yang bentuknya murni lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan.
Folkor jenis ini terlihat pada:
(a) Bahasa rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari. Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya, julukan.
(b) Ungkapan tradisional adalah kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang. Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti, peribahasa, pepatah.
(c) Pertanyaan tradisional (teka-teki)
(d) Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu. Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu permainan, mengganggu orang lain. Seperti: pantun, syair, sajak.
(e) Cerita prosa rakyat, merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng.
(f) Nyanyian rakyat, adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu dari berbagai daerah.
2) Folklor Sebagian Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian lisan, adalah:
(a) Kepercayaan rakyat (takhyul), kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan dan praktek (kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata.
(b) Permainan rakyat, disebarkan melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan orang dewasa. Contoh: congkak, teplak, galasin, bekel, main tali,dsb.
(c) Teater rakyat
(d) Tari Rakyat
(e) Pesta Rakyat
(f) Upacara Adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
3) Folklor Bukan Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Biasanya meninggalkan bentuk materiil(artefak). Yang termasuk dalam folklor bukan lisan:
(a) Arsitektur rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci)
Arsitektur merupakan sebuah seni atau ilmu merancang bangunan.
(b) Kerajinan tangan rakyat
Awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga.
(c) Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari masing-masing daerah
(d) Obat-obatan tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)
(e) Masakan dan minuman tradisional
b. Mitologi
Mite (myth)
berarti cerita yang memiliki latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal gaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa atau setengah dewa.
Mitologi
adalah ilmu tentang kesusastraan yang menagndung konsep tentang dongeng suci, kehidupan para dewa, dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan.
Peristiwanya terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan dunia seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau yang lama.
Cerita yang dimilki setiap suku bangsa di indonesia biasanya terkait dengan sejarah kehidupan masyarakat di suatu daerah, seperti awal mula masyarakat menempati suatu daerah. Kisah tentang terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, dan gejala alam serta petualangan para dewa, kisah percintaan, hubungan kekerabatan, kisah perang mereka, dunia dewata, makanan pokok.
Cerita-cerita yang terkandung dalam mite bukanlah sejarah tetapi didalamnya terdapat unsur-unsur sejarahnya.
Contoh mite:
Dewi Sri dari Jawa Tengah dan Bali
Nyai Pohaci dari Jawa Barat
Nyai Roro Kidul Laut Selatan dari Yogyakarta
c. Legenda
Legenda adalah prosa rakyat yang dianggap oleh yang punya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
· Legenda bersifat sekuler (keduniawian) terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang.
· Legenda ditokohi oleh manusia, meskipun ada kalanya mempunyai sifat luar biasa, dan seringkali dibantu mahkluk-mahkluk gaib.
· Legenda sering dianggap sebagai “sejarah” kolektif (folk history). Meskipun dianggap sebagai sejarah tetapi kisahnya tidak tertulis maka legenda dapat mengalami distorsi sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Contoh Legenda:
Legenda Sunan Bonang, Tangkuban Perahu (Sangkuriang) dari Jawa Barat, Putmaraga dari Banjarmasin (Kalimantan), Pinisi (Sawerigading) dari Sulawesi, Hang Tuah dari Aceh.
Dongeng adalah”cerita pendek” kolektif kesusastraan lisan.
Diceritakan untuk hiburan, meskipun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran.
e. Lagu-lagu Daerah
Lagu adalah syair-syair yang ditembangkan dengan irama yang menarik.
Lagu daerah adalah lagu yang menggunakan bahasa daerah.
Contoh:
Bungong Jeumpa, Ampar-ampar Pisang, Yamko Rambe Yamko, Butet, Kampung nan Jauh di Mato.
f. Upacara
Upacara merupakan rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu (adat istiadat, agama, dan kepercayaan)
Contoh:
Upacara penguburan, mendirikan rumah, membuat perahu, upacara memulai perburuan, dan upacara perkabungan, upacara pengukuhan kepala suku, upacara sebelum berperang

Lutung Kasarung
.
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri bernama Purbasari. Dia merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan pasir batang. Purbasari memiliki enam orang kakak perempuan yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik dan Purbaleuih.
Purbasari sangat baik sifat dan kelakuannya. Dia lembut, manis budi, dan suka menolong. Siapapun juga yang membutuhkan pertolongan dengan senang hati dibantunya. Selain hatinya yang baik. Purbasari juga memiliki paras yang cantik dan rupawan, setiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati pada pandangan pertama. Sayangnya kecantikan dan kebaikan hati purbasari tidak menurun dari kakak sulungnya Purbararang yang berperangai sangat buruk. Walaupun cantik Purbararang sangat kasar, sombong, kejam dan iri hati terhadap siapapun juga.
Setelah bertahta dalam waktu yang cukup lama, Prabu Tapa Agung berniat turun tahta. Telah dipikirkan masak-masak, bahwa untuk melanjutkan kepemimpinannya dia akan menunjuk Purbasari. Sang Prabu telah mengamati selama puluhan tahun bahwa Purbasari adalah sosok yang paling pantas menggantikannya, bukan Purbararang walaupun Purbararang adalah anak sulungnya. Pemikirian dari sang Prabu yang bijaksana ini terutama karena sifat dan perilaku anak sulungnya yang buruk. Prabu Tapa agung khawatir, jika Purbararang menjadi Raja maka ketentraman dan kedamaian kehidupan rakyat akan terganggu dan bahkan menjadi rusak akibat kepemimpinan Purbararang yang memiliki sifat sangat buruk.
Dihadapan seluruh pembesar kerajaan dan juga ketujuh putrinya raja, Prabu Tapa Agung menyerahkan takhtanya kepada Purbasari. Prabu Tapa Agung lantas meninggalkan istana kerajaannya untuk memulai hidup barunya sebagai pertapa.
Purbararang sangat marah luar biasa mendapati takhta Kerajaan Pasir Batang diserahkan kepada adik bungsunya dan tidak kepada dirinya. Maka, berselang satu hari sejak penobatan Purbasari menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang menghubungi Indrajaya tunangannya. Keduanya kemudian meminta bantuan nenek sihir untuk mencelakai Purbasari.
Nenek sihir jahat memberikan boreh (zat berwarna hitam yang dibuat dari tumbuhan) kepada Purbararang. Nenek sihir itu berkata.” Semburkan boreh ini kewajah dan seluruh tubuh dari Purbasari.”
Purbararang segera melaksanakan pesan dari si nenek sihir. Boreh itu disemburkan ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya diseluruh tubuh Purbasari bermunculan bercak-bercak hitam yang mengerikan. Dengan kondisi tersebut Purbararang memiliki alsan untuk mengusir Purbasari dari istana.
“ Orang yang dikutuk hingga memiliki penyakit mengerikan ini tidak pantas menjadi Ratu kerajaan Pasir Batang. Sudah seharusnya dia diasingkan ke hutan agar penyakitnya tidak menular.” Kata Purbararang.
Purbararang kemudian mengambil tahta Kerajaan Pasir Batang. Dia memerintahkan Uwak Batara yang merupakan penasihat istana mengasingkan Purbasari ke hutan.
Ketika Purbasari tengah diasingkan dihutan, terjadilah masalah besar di khayangan. Pangeran Guru Minda tidak berkenan menikah dengan bidadari khayangan seperti yang diperintahkan Sunan Ambu ibunya. Pangeran Guruminda hanya berkenan menikah dengan perempuan yang kecantikannya setara dengan Sunan Ambu ibunya.
Sunan ambu menjelaskan bahwa sosok perempuan yang secantik dirinya hanya akan ditemui Pangeran Guruminda di dunia manusia. Namun jika pangeran Guruminda bersikeras ingin menemui wanita sesuai keinginannya itu, dia harus pergi ke dunia tidak dalam bentuk pangeran Guruminda yang gagah dan tampan, melainkan harus dalam wujud penyamaran berupa lutung.” Lutung kasarung namamu.” Kata sunan Ambu.” Apakah engkau bersedia melakukannya?”
Pangeran Guruminda menyatakan kesediannya. Setelah menjelma menjadi seekor Lutung Kasarung, Pangeran Guru Minda segera turun ke dunia manusia. Dia tiba di hutan. Dalam waktu singkat saja Lutung Kasarung sudah menjadi raja para lutung dan kera dihutan tersebut. Hal ini sangat wajar karena tidak ada kera dan lutung yang mampu menandingi kesaktian, kecerdasan dan kekuatan dari Pangeran Guruminda.
Lutung Kasarung mengetahui keburukan dan kekejaman dari Purbararang yang bertakhta sebagai ratu di kerajaan Pasir Batang. Lutung Kasarung atau Pangeran Guruminda benar-benar ingin memberi pelajaran kepada Ratu yang kejam tersebut. Maka, ketika dia mendengar rencana Purbararang mencari hewan kurban di hutan, Lutung Kasarung membiarkan dirinya ditangkap oleh orang-orang suruhan Purbararang.

Sebelum dijadikan hewan kurban, Lutung Kasrung tiba-tiba mengamuk dan menimbulkan kerusakan di istana Pasir Batang. Para prajurit kerajaan Pasir Batang yang berniat menangkapnya dibuat tidak berdaya. Kalang kabut semua yang berniat meringkusnya. Lutung Kasarung sepertinya menunjukan permusuhan dengan semua prajurit Kerajaan Pasir Batang.
Melihat kondisi prajuritnya yang terus terdesak. Purbararang meminta Uwak Barata untuk menjinakan Lutung Kasarung. Anehnya saat Uwak Batara maju ke medan laga, Lutung Kasarung seperti tidak berniat menyakiti Uwak Batara. Bahkan saat Uwak Batara menangkapnya Lutung Kasarung tidak melawan. Purbararang segera meminta Uwak Batara membuang Lutung Kasarung ke hutan dimana Purbasari diasingkan. Dia menghendaki Purbasari tewas dimangsa Lutung Kasarung yang dianggapnya sebagai hewan buas.
Uwak Batara Lengser membawa Lutung Kasarung ke hutan dimana Purbasari diasingkan. Uwak Batara Lengser yakin bahwa Lutung Kasarung bukanlah hewan biasa, oleh karena itu dia memberikan pesan kepada Lutung Kasarung saat mereka bertemu Purbasari.” Lutung, puteri yang saat ini ada didepanmu adalah putri dari Prabu Tapa Agung. Ia adalah Putri yang baik hati dan seharusnya menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Hanya karena kekuatan jahatlah dia diasingkan dan tersingkir ke hutan ini. Oleh karena itu hendaklah engkau menjaga junjungan kami ini.”
Lutung Kasarung menganggukan kepala tanda mengerti. Maka sejak saat itu Lutung Kasarung menjadi penjaga sekaligus menjadi sahabat dekat Purbasari. Dengan hadirnya Lutung Kasarung disisinya membuat kesedihan Purbasari perlahan sirna. Dia mendapatkan sahabat yang menghibur dan melindunginya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Lutung Kasarung memerintahkan para kera untuk membawa makanan dan buah-buahan untuk Purbasari. Kelembutan hati, kebaikan dan sifat baik Purbasari membuat Lutung Kasarung semakin lama semakin sayang kepada Purbasari. Sedangkan sikap tanggung jawab, kepemimpinan dan kecerdasan dari Lutung Kasarung membuat Purbasari menjadi jatuh cinta. Semakin lama mereka merasa tidak dapat dipisahkan lagi.
Tanpa diketahui Purbasari, Lutung Kasarung memohon kepada ibundannya Sunan Ambu untuk dibuatkan taman yang indah dengan tempat pemandian untuk Purbasari. Sunan ambu lantas memerintahkan para dewa dan para bidadari turun ke bumi untuk mewujudkan keinginan dari putranya. Para Dewa dan Bidadari membuatkan taman dan tempat mandi yang sangat indah untuk Purbasari. Pancurannya terbuat dari emas murni. Dinding dan lantainya terbuat dari batu pualam. Air telaga yang mengalir berasal dari telaga kecil yang murni bersih dan dengan doa-doa dari para dewa. Para Dewa dan Bidadari menyebut taman yang indah itu Jamban Salaka. Selain dibuatkan telaga dan taman yang indah, para bidadari menyiapkan beberapa pakaian indah untuk Purbasari. Pakaian itu sangat indah dan lembut. Terbuat dari awan yang lembut dengan hiasan batu-batu permata dari dalam lautan. Tidak ada pakaian di dunia ini yang mampu menandingi keindahan pakaian Purbasari.
Pada saat melihat telaga dengan pancuran yang indah. Purbasari segera berniat mandi untuk membersihkan diri. Pada saat itulah boreh kutukan yang menempel di wajah dan tubuhnya perlahan sirna. Kecantikannya telah kembali. Lutung Kasarung yang melihat hal tersebut menjadi terperangah tidak menyangka orang yang selama ini disayangi ternyata wanita yang sangat cantik mempesona. Bahkan kecantikan Purbasari dapat mengalahkan kecantikan dari Sunan Ambu. Lutung Kasarung dan Purbasari sangat senang dengan keadaan ini. Walaupun Purbasari telah kembali kewujudnya yang cantik rupawan, kasih sayang Purbasari terhadap Lutung Kasarung tidak berkurang, malah bisa dikatakan semakin bertambah.
Kabar mengenai kembalinya kecantikan Purbasari didengar Purbararang. Purbararang tidak percaya dengan berita ini, dia masih percaya diri karena tahu bahwa boreh yang disemburkan kepada Purbasari mengandung kutukan yang sangat jahat dan kuat. Purbararang lantas mengajak tunangannya untuk melihat kebenaran berita tersebut. Betapa kagetnya dia melihat Purbasari telah kembali kesosok nya yang cantik rupawan. Purbasari terlihat semakin mempesona dengan balutan pakaian dari para bidadari.
Rambut purbasari lebih panjang dari rambut purbararang dan Purbararang pum khawatir, telah kembalinya kecantikan adiknya Purbasari akan mengancam takhta yang saat ini dikuasainya. Dia pun memutar otak mencari cara untuk kembali menyingkirkan adiknya tersebut, bahkan kali ini dia berniat menyingkirkan Purbasari untuk selama-lamanya. Purbararang lantas menantang Purbasari untuk beradu panjang rambut. Katanya.” Jika rambutku lebih panjang dibandingkan rambut Purbasari, maka leher Purbasari harus dipenggal algojo kerajaan.”
Purbararang menelan kekecewaan yang besar setelah terbukti rambutnya yang sebetis kalah panjang dengan rambut Purbasari yang sepanjang tumit. Purbararang sangat malu mendapati kekalahannya. Untuk menutupi kekalahannya. Purbararang mengemukakan tantangan baru untuk Purbasari. Tidak tanggung-tanggung tantangan ini diucapkan didepan seluruh masyarakat Kerajaan Pasir Batang. Dengan suara lantang agar didengar warga masyarakat, Purbararang berkata.” Jika wajah tunanganmu lebih tampan dibandingkan wajah tunanganku, takhta Pasir Batang akan kuserahkan kepadamu. Namun jika sebaliknya, maka engkau hendaklah merelakan lehermu dipenggal algojo kerajaan.”
Purbasari paham dia tidak akan mampu menang pada tantangan kali ini. Namun cintanya kepada Lutung Kasarung membuatnya tegar. Dia menggenggam tangan Lutung Kasarung. “ Aku mencintaimu dan ingin engkau menjadi suamiku.” Ucapnya kepada Lutung Kasarung. Air mata berlinang mengalir dikedua pipinya. Lutung Kasrung balas menggenggam tangan Purbasari kemudian mengusap air mata dipipi putri cantik jelita itu.
Purbararang tertawa terbahak-bahak.” Monyet hitam itu tunanganmu?”
“ Iya.” Jawab Purbasari lantang dan mantap.
Sebelum Purbararang memerintahkan algojo untuk memenggal Purbasari. Lutung Kasarung tiba-tiba duduk bersila dengan mata terpejam. Mulutnya terlihat komat-kamit. Tiba-tiba asap tebal menyelimuti tubuh Lutung Kasarung. Tidak dalam waktu yang lama, asap tebal menghilang, sosok lutung kasarung dengan wajah jelek, menghilang seiring berlalunya asap pekat. Berganti dengan sosok Pangeran guru Minda yang sangat tampan dan gagah.

Lutung Kasarung berubah menjadi Pangeran guruminda yang tampan. Terperanjatlah semua yang hadir ditempat itu mendapati keajaiban yang luar biasa tersebut. Betapa tampannya Pangeran Guru Minda, bahkan sangat jauh melebihi ketampanan Indrajaya tunangan dari Purbararang. Pangeran Guruminda lantas mengumumkan bahwa ratu kerajaan Pasri Batang yang sebenarnya adalah Purbasari. Purbararang telah mengalami kekalahan dari tantangan yang dibuatnya sendiri.
Dalam kondisi seperti itu, Purbararang tidak dapat menyangkal dan mau tidak mau mengakui kekalahannya. Tidak ada lagi yang dapati diperbuatnya selain menyerakan takhta kerajaan pasri batang kepada adiknya Purbasari. Dia pun memohon ampun atas kejahatan yang telah dilakukannya bersama Indrajaya tunangannya. Dengan kebaikan hatinya, Purbasari memaafkan kesalahan kakak sulungnya itu.
Purbasari memaafkan kesalahan Purbararang dan sejak saat itu Purbasari kembali bertakhta sebagai Ratu. Segenap rakyat sangat bergembira menyambut ratu mereka yang baru, dan sekaligus terlepas dari belenggu pemerintahan Purbararang yang jahat. Mereka semakin berbahagia mengetahuii bahwa Ratu Mereka Purbasari menikah dengan Pangeran guruminda yang tampan dan gagah. Purbasari dan Pangeran guruminda pun hidup berbahagia.

Penutup

Amanat yang dapat diambil dari cerita di atas adalah jadilah orang yang baik dan jujur dan janganlah sekali-kali iri terhadap apa yang dimiliki orang lain. Semoga Cerita Rakyat Lutung Kasarung tersebut di atas bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Ambil amanatnya dan jadikan hal itu sebagai pegangan hidup. Dan cerita rakyat sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan, agar terus turun menurun pada anak cucu kita kelak. Semoga…….
Demikianlah Tugas ini saya buat kurang lebihnya mohon dimaafkan. Karena saya hanya manusia biasa dengan penuh kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.

Sumber :

http://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-indonesia-lutung-kasarung/
http://www.dongeng.web.id/cerita-rakyat-lutung-kasarung-dan-putri-purbasari.html

Rachael Thalita 
A UJP 2015
4423154172



Tidak ada komentar:

Posting Komentar