Minggu, 10 Januari 2016

Tugas 3 - Folklore Indonesia

Sejarah Pulau Onrust

Kata Pengantar


        Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas folklore Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Drs. M.Shobirienur Rasyid selaku Dosen mata kuliah kami yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
       Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah Indonesia. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.

                                                                    Pengertian Folklore

Sebelum saya masuk pada topik utama, ada baiknya jika saya menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Folklore dan macam-macam jenis Folklore.
Kata folklore merupakan pengindonesiaan dari bahasa Inggris folklore, berasal dari dua kata folk dan lore. Kata folk berarti sekelompok orang yang memiliki cirri pengenal fisik, social dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok kelompok social lainnya. Ciri pengenal itu antara lain: warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, dsb. Kata lore merupakan tradisio dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui salah satu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat.
Folklore adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan atau diwariskan secara tradisional baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai isyarat atau alat bantu poengingat.
Sedangakn menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan. 

Adapun ciri-ciri folklor adalah sebagai berikut:
Folkor diciptakan, disebarkan, dan diwariskan secara lisan (dari mulut ke mulut) dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Folklor bersifat tradisional, tersebar di wilayah (daerah tertentu) dalam bentuk relatif tetap, disebarkan diantara kelompok tertentu dalam waktu yang cukup lama(paling sedikit 2 generasi).
Folklor menjadi milik bersama dari kelompok tertentu, karena pencipta pertamanya sudah tidak diketahui sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya (tidak diketahui penciptanya)
Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama. Diantaranya sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang terpendam.
Folklor terdiri atas banyak versi
Mengandung pesan moral
Mempunyai bentuk/berpola
Bersifat pralogis
Lugu, polos

Menurut Jan Harold Brunvard, ahli folklor dari Amerika Serikat, folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu:
1) Folklor Lisan
Merupakan folkor yang bentuknya murni lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan.
Folkor jenis ini terlihat pada:
(a) Bahasa rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari. Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya, julukan.
(b) Ungkapan tradisional adalah kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang. Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti, peribahasa, pepatah.
(c) Pertanyaan tradisional (teka-teki)
Menurut Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka.

(d) Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu. Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu permainan, mengganggu orang lain. Seperti: pantun, syair, sajak.
(e) Cerita prosa rakyat, merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng.
(f) Nyanyian rakyat, adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu dari berbagai daerah.



2) Folklor Sebagian Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian lisan, adalah:

(a) Kepercayaan rakyat (takhyul), kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan dan praktek (kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata.
(b) Permainan rakyat, disebarkan melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan orang dewasa. Contoh: congkak, teplak, galasin, bekel, main tali,dsb.
(c) Teater rakyat
(d) Tari Rakyat
(e) Pesta Rakyat
(f) Upacara Adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
3) Folklor Bukan Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Biasanya meninggalkan bentuk materiil(artefak). Yang termasuk dalam folklor bukan lisan:

(a) Arsitektur rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci)
Arsitektur merupakan sebuah seni atau ilmu merancang bangunan.

(b) Kerajinan tangan rakyat
Awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga.

(c) Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari masing-masing daerah
(d) Obat-obatan tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)
(e) Masakan dan minuman tradisional.



 Pembahasan
Pulau Onrust merupakan salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Pulau Bidadari. Pulau Onrust merupakan salah satu bagian dari Kepulauan Seribu. Pulau ini tak jauh dari Pulau Kelor, Pulau Bidadari, dan Pulau Cipir(Kahyangan)Pada masa kolonial Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini adalah Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust. Pulau Onrust adalah salah satu pulau yang menyimpan sejarah masa kolonial Belanda. Reruntuhan sisa bangunan bersejarah berupa benteng, meriam, hingga ribuan artefaknya menjadi saksi sejarah yang hidup dan dapat kamu lihat hingga saat ini. Hanya melihatnya saja bisa membuatmu merinding; terbayang bagaimana semua peninggalan tersebut saat masih aktif digunakan di masa perang. Di Onrust ada kuburan Belanda dan reruntuhan rumah sakit penyakit menular. Hanya berupa sisa-sisa tembok, nyaris tak berbentuk.
Nama 'Onrust' sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya adalah 'Unrest'. Ada sumber lain yg mengatakan bahwa nama Onrust tersebut diambil dari nama penghuni pulau yang masih keturunan bangsawan Belanda, yaitu Baas Onrust Cornelis van der Walck.
Pada zaman dahulu Pulau Onrust dan pulau-pulau lain di Teluk Jayakarta (sekarang disebut Kepulauan Seribu) pernah menjadi tempat peristirahatan keluarga raja-raja Banten. Namun kemudian terjadi sengketa antara Kerajaan Banten dan Jayakarta hingga tidak pernah ada upaya penyelesaian. Jayakarta merasa memiliki pulau ini karena lokasinya dekat (di hadapan Kota Jayakarta), sedangkan Banten mempunyai hak atas pulau tersebut sebab seluruh Kepulauan Seribu merupakan bagian dari teritorial kekuasaannya. Saat Belanda datang dan gagal memonopoli perdagangan di Banten kemudian mengalihkan perhatiannya ke Jayakarta dengan menggunakan salah satu pulau di Teluk Jayakarta, yakni Pulau Onrust.
Pada tanggal 10-13 November 1610 terjadi perjanjian antara Belanda (diwakili L. Hermit) dan Jayakarta (diwakili Pangeran Jayakarta) yang isinya memperbolehkan orang-orang Belanda mengambil kayu untuk pembuatan kapal-kapalnya di Teluk Jayakarta. Melihat banyak kapal yang berlayar ke Asia, terutama Asia Tenggara, dan tinggal beberapa lama, sering memerlukan perbaikan kapal akibat perjalanan panjang, maka VOC berniat untuk membangun sebuah galangan kapal di teluk tersebut. Niat tersebut diijinkan oleh pangeran dengan menggunakan Pulau Onrust. Pembangunan dimulai tahun 1613.
Tahun 1615 VOC mendirikan sebuah galangan kapal dan sebuah gudang kecil. Selain sebagai galangan kapal, Jan Pieterzoon Coen mengharapkan Onrust menjadi koloni, sehingga VOC mengirim keluarga Cina ke Onrust dengan segala fasilitasnya. Kemudian tahun 1618 Coen menjadikan Onrust sebagai pulau pertahanan terhadap akibat memuncaknya ancaman Banten dan Inggris. Hingga Coen memerintahkan penyerbuan ke Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1619, dan memindahkan pelabuhan ke muara Sungai Ciliwung tersebut dan mengganti namanya sebagai Batavia.
Pembangunan sarana fisik terus dilakukan. Tahun 1656 dibangun sebuah benteng kecil bersegi empat dengan 2 bastion(bangunan yang menjorok keluar berfungsi sebagai pos pengintai). Tahun 1671 diperluas menjadi benteng persegi lima denganbastion pada tiap tahap sudutnya, namun tidak simetris yang semuanya terbuat dari bata dan karang. Kemudian tahun 1674 dibangun gudang-gudang penyimpanan barang, gudang penyimpanan besi dan dok tancap yang semuanya dikerjakan oleh 74 tukang kayu dan 6 tukang lainnya. Pada tahun yang sama dibangun sebuah kincir angin untuk keperluan penggergajian kayu. Tahun 1691 dibangun sebuah kincir angin yang kedua, terdapat 148 abdi kompeni dan 200 budak pada tahun 1695.
Tahun 1770, Captain Sir James T. Cook dan kapalnya HMS Endeavour sempat singgah di pulau ini untuk mengisi perbekalan sebelum melanjutkan penjelajahannya ke Australia. Menurut catatan Cook, di pulau ini ada benteng Belanda dan penggergajian kayu
Masa Kolonial Hindia Belanda - Perang Dunia II
Tahun 1800 Inggris melakukan blokade terhadap Batavia, dan pertama kali mengepung Onrust dan sekitarnya. Semua bangunan yang terdapat di permukaan Onrust tersebut dimusnahkan. Setelah hancur, tahun 1803 Belanda merencanakan pembangunan kembali atas Onrust sesuai dengan rencana DM. Barbier, namun baru selesai pembangunannya tahun 1810 dihancurkan lagi oleh Inggris dan menduduki Onrust sampai 1816. Tahun 1827 baru mendapat perhatian dan pada tahun 1828 pembangunan dimulai dengan mempekerjakan orang-orang Cina, dan tahanan. Pulau-pulau lain di sekitarnya seperti Pulau Bidadari (dahulu bernama Pulau Sakit),Pulau Cipir (Pulau Kahyangan) dan Pulau Kelor dibangun untuk menjadi pendukung pulau ini.
Dan 1848 kegiatan berjalan kembali. Tahun 1856 area pelabuhan ditambah lagi dengan sebuah dok terapung yang memungkinkan perbaikan kapal laut. Setelah Pelabuhan Tanjung Priok dibangun tahun 1883, Onrust kehilangan perannya dalam dunia perkapalan dan pelayaran. Baru kemudian 1905 Onrust mendapat perhatian lagi dengan didirikannya stasiun cuaca di pulau ini dan Pulau Kuyper (Cipir). Dan pada awal abad 20, P. Onrust dimanfaatkan sebagai sanatorium TBC.
Tahun 1911 Onrust diubah fungsinya menjadi karantina Haji hingga tahun 1933. Para calon haji dibiasakan dulu dengan udara laut, karena saati itu untuk mencapai Tanah Suci harus naik kapal laut selama berbulan-bulan lamanya, dan kemudian sebagai pos karantina jemaah haji yang kembali.
Selama tahun 1933 sampai 1940 dijadikan sebagai tempat tawanan para pemberontak yang terlibat dalam "Peristiwa Kapal Tujuh" (HNLMS Zeven Provincien), Ketika pecahPerang Dunia II tahun 1939, pulau ini dipakai Belanda sebagai kamp tawanan, yg isinya orang-orang Jerman yg bermukim di Hindia Belanda, yg dicurigai sebagai mata2 musuh.
Tahun 1942 setelah Jepang menguasai Batavia, Onrust dijadikan tempat penjara bagi para penjahat kriminal kelas berat.
Antara September 1945 - Januari 1946 sempat kembali dimanfaatkan kembali oleh Sekutu sebagai tempat tawanan orang-orang Jerman yang ada di Indonesia, termasuk 6 orang awak U-Boat U-195. Tawanan perang ini selanjutnya dipindahkan ke Malang, karena Belanda kuatir mereka akan dibebaskan oleh pejuang2 kemerdekaan RI.

 

Pada masa Indonesia merdeka pulau ini dimanfaatkan sebagai Rumah Sakit Karantina, terutama bagi penderita penyakit menular di bawah pengawasan Departemen KesehatanRI hingga awal 1960-an. Tahun 1960 - 1965 dimanfaatkan untuk penampungan para gelandangan dan pengemis, selain itu juga dimanfaatkan untuk latihan militer.  Pulau ini sempat terbengkalai, dianggap tak bertuan hingga tahun 1968 terjadi pembongkaran dan pengambilan material bangunan secara besar-besaran oleh penduduk atas ijin kepolisian setempat. Tahun 1972 Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mengeluarkan SK (Surat Keputusan) yang menetapkan Pulau Onrust sebagai pulau bersejarah. Kini, Pulau Onrust, juga Pulau Cipir, Pulau Bidadari, Pulau Kelor dan Pulau Edam, oleh Pemerintah Indonesia ditetapkan sebagai daerah Suaka Taman Purbakala Kepulauan Seribu

Pulau Onrust. Konon James Cook, sang penemu benua Australia pernah singgah untuk memperbaiki kapalnya yang rusak di Pulau Onrust. Hal itu diceritakan kembali pada diorama miniatur pulau Onrust dalam museum yang terbuka untuk umum di pulau tersebut. Tidak berhenti di situ, sekitar tahun 1911-1933 pulau ini pernah menjadi tempat persinggahan bagi para calon jemaah yang hendak menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Sisa reruntuhannya masih bisa dilihat sampai sekarang. tahun 1960 - 1965, Onrust difungsikan untuk penampungan para gelandangan dan pengemis. Selain itu juga dijadikan tempat latihan militer.
Pulau ini kemudian terbengkalai dan dianggap tak bertuan hingga tahun 1968 terjadi pembongkaran dan pengambilan material bangunan secara besar-besaran oleh penduduk atas izin kepolisian setempat.
Sampai kemudian tahun 1972 Gubernur DKI Jakarta kala itu mengeluarkan SK yang menyatakan Pulau Onrust sebagai pulau bersejarah.

Di Pulau Onrust Anda akan menemukan banyak makam keramat tak bernama dengan bendera merah putih dipancangkan di dekatnya. Kabarnya, makam petinggi DI/TII Kartosoewirjo yang dieksekusi pada era Soekarno juga terdapat di sini.
Di pulau ini Anda juga akan menemukan sebuah kompleks pemakaman Belanda yang di tengahnya terdapat sebuah pohon tua yang ukurannya sangat besar.

Pulau Onrust juga tak lepas dari cerita misteri tentang kemunculan sosok wanita Belanda bernama Maria. Sosok Maria sudah dikenal di kalangan nelayan dan warga Kepulauan Seribu. Menurut tutur cerita yang beredar, Maria meninggal dan dimakamkan di Pulau Onrust dengan mengenakan gaun pengantin saat menanti kekasihnya yang telah lama pergi. Noni Belanda bernama Maria Van de Velde.
Namun Maria mati bukan karena bunuh diri, melainkan karena penyakit pes yang pada masa itu mewabah di pulau ini. Kabarnya, pada hari-hari tertentu sosok hantu Maria suka menampakkan diri di sekitar area makamnya.
 Di atas petilasan Maria yang bisa dijumpai di pulau ini tertulis puisi karyanya berbahasa belanda yang berisi kesedihan hatinya. Selain Maria, terdapat juga sebuah makam kembar yang dipercaya milik salah satu pejuang DI/TII pada masa perjuangan Soekarno.
"Sosok Maria bagi sebagian warga di sini memang sudah tak asing lagi. Namun justru itulah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan melihat langsung petilasannya," ujar Fauzani, tour guide dari GoffinID kepada Beritasatu.com.
Beberapa cerita yang juga sempat beredar dari berbagai sumber mengatakan bahwa terdapat sebuah terowongan rahasia bawah laut yang menghubungkan pulau Kelor dan Onrust. Selain itu, Onrust juga pernah diyakini menyimpan harta karun berupa emas dan perhiasan peninggalan Belanda. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pernah dilakukan penggalian terhadap harta karun tersebut, namun kenyataannya hal itu tidak pernah ditemukan hingga sekarang.

"Dulu terowongan dan harta karun emas itu pernah diselidiki dan digali pada masa pemerintahan presiden Soeharto, namun hasilnya nihil," kata Fauzani.
Pulau Onrust memiliki pemandangan yang juga menyenangkan. Hamparan laut membiru berpadu dengan pulau kelam penuh misteri merupakan pemandangan eksotis yang bisa anda temukan di sini. 
Selain perairannya yang jernih dan bening, mata kita akan menatap kagum pada berbagai situs sejarah. Benda-benda tersebut seolah berbicara kepada kita bahwa Pulau Onrust menjadi saksi bisu atas kekejian penjajah Belanda. Maka, sangat ideal bila kita mengajak serta anak-anak saat mengunjungi pulau yang satu ini. Mereka, nantiya tidak hanya menikmati desisan angin pantai. Mereka bisa pula memeroleh informasi penting berkaitan sejarah masa lampau yang pernah terjadi di pulau tersebut.

Museum Pulau Onrust
Yang sangat menarik adalah Museum Pulau Onrust,di mana sebelumnya adalah rumah tinggal dokter yang memeriksa jemaah haji (1911-1933).Bangunan museum yang berbentuk huruf ‘L’,banyak memiliki ruangan-ruangan,layaknya seperti rumah tinggal,memiliki halaman belakang yang dipagar beton, ditumbuhi beberapa pohon yang menghiasi halaman ini.Di museum ini,banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah yang dapat kita lihat,antara lain : jangkar,sepatu besi,2 buah meriam yang ada didepan,botol kaca,batu-batuan ; seperti aneka batu bata Belanda,bata karang bekas pondasi bangunan,bekas batu ubin lantai,pecah-pecahan keramik,maket kapal phinisi,maket pulau Onrust masa lalu dan sekarang dan banyak yang lainnya

Area Arkeologi Pulau Onrust
Dari depan dermaga memasuki Pulau Onrust,kita dapat melihat tugu prasasti Pulau Onrust dengan beberapa anak tangga,dari sini sampai hampir seluruh Pulau Onrust merupakan area arkeologi yang didominasi oleh sisa-sisa bangunan berupa pondasi dan sebagian dinding bangunan yang sudah tidak berbentuk lagi.Dengan di tandai papan nama,dengan jelas kita dapat mengetahui bahwa bangunan tersebut dahulunya digunakan untuk apa,seperti bekas barak karantina haji yang jumlahnya ada 35 buah.Terdapat juga bekas komplek makam Belanda,dan bekas benteng Belanda,serta bangunan yang masih utuh,yaitu bekas rumah tinggal dokter untuk memeriksa haji (1911-1933) yang sekarang menjadi Museum Pulau Onrust,serta bekas penjara yang digunakan oleh Jepang (1942) untuk tahanan dan mengadu kekuatan para tahanan penjara.Area arkeologi Pulau Onrust banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon dengan sekala cukup besar dan rindang, membuat Pulau Onrust tampak hijau dan cukup membuat pengunjung tidak kepanasan bila menyusuri Pulau Onrust.

Area Dermaga dan pantai sisi Barat
Turun dari kapal,memasuki area dermaga Pulau Onrust,di sini kita dapat melihat cukup banyak kapal-kapal kayu milik nelayan yang ditambatkan disepanjang dermaga dan pinggir pantai.Tampak jelas Pulau Khayangan atau Pulau Cipir di depan dermaga dengan sisa-sisa peninggalan benteng Belanda.Sedangkan Pulau Bidadari,dapat kita lihat dengan jelas dari dermaga di sebelah kiri atau berada disebelah kanan jika dilihat dari sisi barat pantai Pulau Onrust.Pantai sisi barat yang berada di belakang (depan : dermaga),pantainya cukup bersih dengan dipenuhi beton-beton penahan abrasi air laut,Pulau Kelor dengan bekas benteng lingkar-nya cukup jelas kita lihat dari sini,yang bersebelahan tidak jauh dengan  Pulau Bidadari.Aktifitas memancing ikan, sangat cocok dan tentunya mengasyikkan di area pantai sisi barat dan dekat dermaga.

Setali tiga uang dengan Pulau Onrust, Pulau Kelor yang berlokasi tak jauh darinya, juga berkesan sebagai destinasi sejarah. Di pulau ini, kita bisa mengunjungi benteng kuno peninggalan Belanda saat bertempur melawan Portugis pada abad 17.

Terletak pada 6-02-3 LS dan 106-44-0 BT ,Pulau Onrust dapat dicapai dalam waktu -/+ 20 menit dari Marina Ancol Jakarta,atau dari pelabuhan lainnya seperti Muara Angke dan Muara Kamal.’Onrust’ menurut bahasa Belanda artinya “tanpa istirahat” atau ‘unrest’  dalam bahasa Inggris artinya sibuk,sedangkan penduduk setempat menyebutnya Pulau Kapal.Dinamakan demikian,karena pada abad 17-18 pulau ini sangat ramai disinggahi kapal- kapal VOC dan tempat perbaikan-pembuatan kapal,sehingga pulau ini sangat sibuk sekali.
Antara tahun 1803-1810 Pulau Onrust digempur Inggris,dan terakhir pada tahun 1810 armada Inggris dipimpin oleh Admiral Edward Pellow menghancurkan sarana dan prasarana Pulau Onrust.Pada tahun 1848 mulailah Pulau Onrust dan sekitarnya oleh belanda difungsikan kembali sebagai pangkalan angkatan laut,namun prasarana-sarana ini hancur berat akibat gelombang tidal letusan gunung Krakatau tahun 1883,dan kemudian tahun 1911-1933 Pulau Onrust diubah fungsinya sebagai karantina haji.Pada awal masa kemerdekaan,Pulau Onrust dimanfaatkan sebagai Rumah Sakit Karantina bagi penderita penyakit menular,dibawah pengawasan Depertemen Kesehatan RI hingga tahun 1960.Dan selanjutnya hingga tahun 1965,pulau ini digunakan untuk penampungan ‘gepeng’ gelandangan-pengemis,serta tempat latihan militer.Dan tahun 1968 terjadi penjarahan besar-besaran di pulau ini,sehingga bangunan-bangunan bersejarah tinggal puing-puingnya saja
Sumber : brosur Pulau Onrust

Kesimpulan

Pulau Onrust merupakan sebuah destinasi wisata sekaligus fakta bersejarah yang menarik. Wisatawan akan mereguk keindahan pulaunya yang dikelilingi pantai berair jernih nan biru. Situs-situs bersejarah juga mengajarkan kepada kita, bahwa dahulu memang tempat tersebut menjadi basis pertahanan bagi tentara penjajah di negeri ini. Namun, satu hal yang pasti, keindahan alam Pulau Onrust tak akan pernah tergerus hanya karena tempat tersebut dulu pernah menjadi saksi bisu penjajahan Belanda di tanah airMeskipun memiliki masa lalu yang kelam dan menyimpan misteri, namun Pulau Onrust punya pemandangan alam yang sangat indah. Hamparan laut biru dan pantai berpasir putih menjadi view eksotis khas pulau ini.
Wisatawan juga bisa mengunjungi pulau ini dari resort Pulau Bidadari. Sedangkan perjalanan dari Jakarta melalui Marina Ancol menuju Pulau Bidadari dapat menggunakan perahu reguler setiap hari. Atau bisa juga dari Pelabuhan Muara Kamal dengan menyewa kapal nelayan.

Penutup
Penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang artikel di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Semoga artikel yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada artikel yang saya tulis ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.






Daftar Pustaka



 M. Rama Mulyana
UJP B 2015




Tidak ada komentar:

Posting Komentar