“Kesadaran
Merawat dan Melestarikan Daerah Objek Wisata”
Saat
ini pariwisata merupakan hal yang sangat mencuri perhatian, karena hampir
seluruh manusia melakukan wisata, wisata yang dilakukan pun dengan tujuan yang
berbeda beda, ada yang melakukan wisata untuk tujuan mendapat pengalaman,
berlibur, wisata religi, dan banyak lainnya. Tidak dipungkuri untuk saat ini
pariwisata menjadi sangat populer dengan banyak nya manusia yang melakukan
perjalanan untuk mendapatkan hiburan maupun pengalaman baru, sehingga saat ini
banyak sekali orang yang terjun ke dunia pariwisata karna keuntungan yang
menjanjikan.
Saat
ini saya ingin membahas masalah mengenai penempatan infrastuktur, sampah, dan
pengolahan limbah pembuangan disalah satu daerah objek wisata, dimana hal ini
sering menjadi masalah dalam sebuah dunia pariwisata, saya memberikan contoh di
salah satu objek wisata yang berada di kawasan Pameungpeuk. Sebelumnya saya
ingin memberikan sedikit gambaran objek wisata ini terlebih dahulu sebelum saya
membahas masalah infrastuktur di tempat ini.
Pameungpeuk
merupakan daerah yang terletak di kawasan Garut selatan, objek wisata yang
terkenal di tempat ini adalah wisata bahari nya, karena tempat ini memiliki
pantai yang cantik dengan air laut yang biru, pemandangan sunset yang indah,
dan juga terumbu karang yang cantik dan mempesona. Namun sayang, dibalik
keindahan pesona objek wisata laut yang disuguhkan pantai ini, masih banyak
masalah-masalah yang seharusnya dibenahi oleh pemerintah setempat untuk menjaga
objek wisata itu sendiri, dan juga untuk kenyamanan para turis atau pengunjung
yang datang ke tempat tersebut. Pemecahan masalah pun dirasa perlu dilakukan
demi merawat tempat tersebut, hal ini menjadi sesuatu yang cukup menarik untuk
diangkat menjadi salah satu topik masalah, perlunya inovasi ataupun
solusi-solusi yang harus dilakukan demi memecahkan masalah tersebut, adapun
masalah yang akan saya uraikan, ada ke dalam beberapa poin, mulai dari
infrastruktur, saluran pembuangan, penempatan pembangunan, sampah, dan masih banyak
lainnya.
Menurut
artikel yang saya baca melalui internet, dari hasil laporan dan analisis Kompasiana Indonesia mengatakan bahwa gencarnya promosi wisata yang ada di
Indonesia tidak dibarengi dengan tingkah laku para wisatawan yang tidak
mengindahkan tempat wisata maupun berperilaku buruk. Hal ini berdampak kurang
baik untuk pariwisata yang ada di Indonesia. Cukup banyak aset wisata yang ada
di Indonesia yang perlu kita lestarikan. Hal ini berkenaan dengan
masalah-masalah yang akan saya paparkan di salah satu objek wisata yang ada di
Indonesia yang pernah saya kunjungi
Artikel lain yang saya baca mengenai
permasalahan ini adalah masalah penganan sampah yang belum optimal dilakukan,
seperti pada artikel berikut (Kompasnia
Indonesia) menyebutkan bahwa Permasalahan
sampah di Indonesia menjadi masalah yang serius yang belum dapat diselesaikan
dengan baik oleh Pemerintah kab/kota. Permasalahan tersebut selain disebabkan
oleh keterbatasan pendanaan untuk penyediaan infrastruktur juga rendahnya
tingkat pelayanan persampahan terhadap masyarakat. Hampir semua Tempat
Pembuangan sampah Akhir (TPA) tidak dapat lagi menampung sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat, sehingga sampah menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap
yang dapat menimbulkan berbagai masalah
Masalah
yang berada di kawasan objek wisata ini adalah masalah yang sama yang umumnya
sering terjadi di semua tempat objek wisata, sampah. Sampah sudah menjadi hal
yang biasa sebagai masalah utama di berbagai tempat wisata, begitupun di objek
wisata pameungpeuk ini, kurangnya kesadaran dari warga sekitar, dan pengunjung
sendiri dalam menjaga kebersihan, menjadikan tempat ini sedikit kotor, meskipun
belum terlalu parah, namun apabila hal ini tidak ditanggulangi, bukan tidak
mungkin objek wisata ini menjadi sangat kotor atau berubah menjadi lautan
sampah. Sampah sendiri umumnya berupa plastik dari makanan ringan yang dibuang
pengunjung di dekat pantai, tak jarang warga sekitar membakar sampah tersebut
ditengah pasir putih pantai, sehingga meninggalkan bekas hitam dipasir
tersebut. Hal lainnya adalah saluran pembuangan yang dibuang menuju pantai,
sangat disayangkan keindahan dan kejernihan air pantai harus tercemar oleh
limbah pembuangan yang dilakukan oleh warga sekitar sendiri.
Masalah
lainnya terletak pada penempatan tatanan penginapan, maupun rumah warga, dan
juga infrastuktur di kawasan objek wisata itu sendiri, banyak warga sekitar
yang mendirikan penginapan di dekat pantai, atau bisa dibilang sangat menjorok
ke bibir pantai sendiri, hal ini sangat merusak keindahan pantai, dan juga
cukup berbahaya bagi keselamatan warga sendiri, karena kita tidak pernah tahu
kapan air laut surut maupun pasang, apabila tengah pasang, ketinggian ombak
tidak bisa diprediksi, tidak jarang rumah maupun warung kecil yang didirikan
warga di sekitar bibir pantai itu tersapu ombak. Rendahnya promosi dari destinasi
objek wisata ini juga merupakan masalah yang harus dicari jalan keluar nya,
menurut saya promosi harus lebih ditingkatkan, selain untuk mengundang
pengunjung untuk datang, hal ini juga dapat menjadikan pemasukan bagi keuangan
daerah, dan uang nya sendiri dapat digunakan untuk membangun tempat tersebut
menjadi lebih baik dari saat ini.
Lalu
jalan dari pintu masuk menuju pantai sendiri, masih belum baik, tepatnya belum
di aspal, hal ini cukup disayangkan untuk tempat wisata yang memiliki pesona
yang indah dan tidak kalah dari pantai-pantai lain yang ada di Indonesia maupun
di dunia. Apabila hujan, maka jalan akan sangat becek, karna struktur tanah
yang bercampur dengan pasir, menjadikan jalanan sedikit sulit untuk dilalui
kendaraan, belum lagi kurangnya lampu penerangan di jalan sekitar pintu masuk
menuju objek wisata, hal ini tentu menjadi perhatian utama, karena dapat sangat
membahayakan pengunjung yang datang apabila penerangan di sekitar jalan kurang,
jalan sendiri sedikit sempit karena banyaknya penginapan yang didirikan di
sekitar daerah wisata tersebut, umumnya para warga mendirikan penginapan
bertingkat, sehingga pemandangan laut tidak akan terlihat oleh beberapa pengunjung
yang tidak menginap di penginapan yang berada di kawasan bibir pantai.
Andaikan tempat tersebut dijaga oleh
seluruh warga, pasti keindahan dan keasrian tempat ini akan sangat terjaga,
selain itu banyak sekali warga yang mendirikan warung kecil disekitar pantai,
belum lagi tenda-tenda penjualan souvenir maupun jasa pembuatan tattoo bagi
para pengunjung yang datang yang ditempatkan di kawasan yang bukan seharusnya,
sebagai pelaku wisata mereka seharusnya tahu bagaimana penempatan hal tersebut
ditempatkan. Bukankah akan sangat disayangkan apabila pasir pantai yang indah
dan harusnya bisa dinikmati untuk sekedar bermain pasir atau dijadikan tempat
berjemur, justru disalah gunakan menjadi tempat untuk menjajakan berbagai
souvenir, maupun jasa lainnya.
Masalah-masalah
demikian yang sampai saat ini menjadi hal yang sangat lumrah di dunia
pariwisata, entah kurangnya pemahaman ataupun kepedulian dari masyarakt nya
sendiri untuk menjaga keasrian tempat tersebut, atau kurangnya penyuluhan dari
pemerintah kepada masyarakat untuk menjaga keasrian alam itu sendiri, yang
pasti hal ini tidak sepatutnya terus kita biarkan. Sebagai pelaku wisata, sudah
semestinya kita menjaga tempat tersebut, karena tempat atau objek wisata
tersebut merupakan mata pencaharian untuk sebagian atau mungkin hampir seluruh
warga sekitar yang tinggal di kawasan pantai tersebut.
Bayangkan saja bagaimana warga bisa
mendapat keuntungan dengan adanya tempat wisata ini, apalagi jika musim libur
telah tiba, pasti banyak orang yang ramai-ramai ingin pergi berlibur, apalagi
pantai sudah bukan hal asing bagi setiap orang untuk dijadikan sebagai tempat
pelepas penat setelah lelah melakukan segala aktifitas di kota. Namun dengan
kondisi tempat yang kurang terawat, bukan tidak mungkin banyak pengunjung yang
enggan untuk pergi ke tempat tersebut, sedangkan di Indonesia sendiri masih
banyak pantai yang menawarkan pesona indah dan masih terawat keasriannya. Harus
ada solusi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah ini, jangan sampai
tempat wisata yang indah, berubah menjadi sangat tidak terawat begitu saja.
Solusi ataupun tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari para pelaku pariwisata
sendiri tentu nya, yaitu dimulai dengan kesadaran akan menjaga kebersihan dan
merawat alam sekitar, hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan tempat sampah
di beberapa titik di kawasan objek wisata, jika perlu adanya aturan ataupun
sanksi yang diterepkan bagi siapapun yang membuang sampah sembarangan di
kawasan tersebut, selain untuk menimbulkan efek jera, hal ini juga berguna
untuk menumbuhkan kesadaran setiap pengunjung maupun warga sekitar untuk
mencintai dan merawat lingkungan. Solusi lain adalah dengan mengubah trend mass
tourism menjadi responsible tourism, dimana saat ini sedang menjadi topic
perbicangan jika mass tourism banyak menyebabkan kerusakan di daerah objek
wisata, mengapa tidak pemerintah setempat merubah trend tersebut menjadi
responsible tourism, dimana setiap pengunjung yang datang diwajibkan untuk
menjaga lingkungan, jika perlu setiap pengunjung yang datang diberikan kantung
pelastik sampah untuk sampah mereka masing-masing, lalu pemerintah daerah
setempat menyediakan bak sampah, dimana samapah-sampah pengunjung ataupun warga
setempat disatukan dalam satu tempat yang sama, lalu nanti nya akan dibawa oleh
truk sampah, untuk kemudian dipindahkan ke tempat yang seharusnya, lihat
bagaimana sampah dapat ditanggulangi dengan cara di daur ulang di luar negeri,
Indonesia pun dapat melakukan hal yang demikian, sediakan satu lahan yang dapat
digunakan sebagai tempat untuk mendaur ulang sampah yang masih bisa digunakan,
karna untuk jenis sampah berbahan plastik proses penguraiannya memakan waktu
yang cukup lama, jika para warga dan pengunjung membuang sampah tersebut ke
tanah atau pasir, maka semakin tercemar lah tempat tersebut. Jadi solusi yang
paling tepat untuk masalah sampah ini, adalah dengan menyediakan fasilitas
pembuangan dan pengolahan sampah itu sendiri.
Solusi lainnya adalah untuk
penempatan bangunan-bangunan yang didirikan warga di sekitar bibir pantai,
seharusnya pemerintah daerah setempat memberikan sanksi berat pada warga yang
mendirikan tempat di kawasan bibir pantai, jujur, hal ini sangat mengganggu,
bayangkan saja, kawasan yang seharusnya dijadikan area untuk bersantai dan
menikmati panorama laut justru harus ditempati oleh bangunan-bangunan besar
yang menutupi hampir sebagian bibir pantai, keindahan pantai tersebut juga akan
berkurang, karena penempatan bangunan itu sendiri ditempatkan sembarangan,
seharusnya bangunan penginapan ditempatkan jauh dari bibir pantai, dan semua
bangunan di sama ratakan, maksudnya adalah semua bangunan penginapan berada
dikawasan yang sama tidak ditempatkan saling terpisah, sehingga tidak terlihat
berantakan dan semeraut, jika penempatan pembangunan ditempatkan pada tempat
yang seharusnya, mungkin ruas jalan menuju objek wisata tersebut juga akan
terlihat lebih lenggang dan tidak sempit. Hal tersebut juga dapat menanggulangi
kemacetan yang biasa terjadi di kawasan tersebut apabila musim libur telah
tiba. Karena sebagian kemacetan yang terjadi juga diakibtak oleh badan jalan
yang menyempit oleh adanya pembangunan penginapan yang tidak teroganisir letak
penempatannya.
Untuk
warung-warung yang berada di kawasan pantai juga seharusnya dipindahkan di
kawasan khusus. Solusinya, pemerintah menyiapkan lahan khusus untuk warga
membuka toko souvenir di kawasan tersebut, selain terlihat rapih, pengunjung
pun akan lebih leluasa untuk meluapkan hasrat berbelanja souvenir atau barang
lainnya di tempat yang terlihat rapih dan terawat. Selain itu, warga yang
memiliki keterampilan khusus, seperti membuat pernak-pernik atau melukis dapat lebih
leluasa untuk berkreasi, dibandingkan mendirikan tempat di bibir pantai dengan
ancaman keselamatan yang sangat rendah, bukan tidak mungkin warga bisa celaka
apabila keadaan air laut sedang pasang, apalagi bangunan warung yang didirikan,
bukan bangunan beton yang kokoh seperti bangunan penginapan yang lain,
warung-warung tersebut hanya terbuat dari tenda-tenda dengan beralaskan terpal
plastik, disayangkan masih banyak warga yang tidak perduli dengan keselamatan
mereka sendiri. Tapi lain halnya apabila solusi yang telah kami berikan mulai di
realisasikan, yaitu dengan penempatan kawasan pertokoan yang tepat di kawasan
objek wisata itu sendiri.
Solusi
lainnya untuk infrasuktur atau jalan menuju objek wisata, pemerintah daerah
setempat harus membongkar semua bangunan liar yang memakan badan jalan, jalan
harus dibuat lebih lebar dan diaspal, hal ini dapat lebih menunjang objek
wisata itu sendiri, penyediaan lahan parker sendiri harus disediakan khusus,
agar kendaraan tidak memenuhi jalan, terlebih ketika musim liburan tiba, volume
kendaraan yang umumnya di hari biasa dapat ditampung biasanya akan membludak
pada hari libur, sehingga akan sangat membantu apabila ada lahan khusus yang
cukup luas untuk menampung kendaraan, sehingga kendaraan tidak berkumpul di
sekitar penginapan dan menghalangi pemandangan dari pantai itu sendiri. Untuk
penerangan jalan, setidaknya diperlukan beberapa lampu penerangan di beberapa
titik tertentu, pemerintah daerah setempat dapat memasang lampu di kawasan
pintu masuk dan di sepanjang jalan, selain untuk keselamatan, hal ini juga bisa
menambah daya tarik wisatawan yang datang berkunjung ke tempat tersebut.
Untuk saluran pembuangan yang
dibuang ke laut juga menjadi masalah penting yang harus segera diatasi, solusi
untuk masalah ini sendiri adalah dengan membuat saluran pipa pembuangan, di
objek wisata tersebut juga terdapat lahan kosong yang dapat digunakan sebagai
lahan pembuangan limbah, lahan yang disediakan sendiri harus cukup luas, dan
tidak akan menjadikan sebuah masalah apabila limbah pembuangan tersebut dibuang
ke tempat itu, hal ini perlu dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah tercemar
nya air laut, karena akan sangat disayangkan apabila seluruh biota ataupun
mahluk hidup yang ada di laut ikut terkontaminasi oleh limbah tersebut, memang
limbah sendiri bukan limbah yang berbahaya sperti limbah kimia yang dihasilkan
pabrik, limbah sendiri merupakan saluran pembuangan air dari penginapan warga
setempat, namun hal itu dirasa turut mengganggu kenyamanan pengunjung, jadi
perlu adanya pembuatan saluran pembuangan itu sendiri yang bertujuan untuk
memberikan solusi atas masalah tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat
pipa pembuangan yang panjang dari setiap penginapan yang ada, dan difokuskan
untuk dibuang pada titik pembuangan terakhir.
Solusi lain yang dapat dilakukan
adalah, adanya penyuluhan, atau bimbingan kepada para warga atau pelaku wisata
di tempat tersebut, mungkin dengan adanya pendidikan guiding untuk warga
setempat, saya rasa itu dibutuhkan, mengingat pengunjung yang datang juga ingin
mengetahui sedikitnya kisah yang terjadi di tempat tersebut, mengingat pantai
ini bukan hanya menawarkan keindahan laut, melainkan menyuguhkan kisah, maupun
tempat unik yang bisa dijadikan lahan mata pencaharian untuk warga nya yang
bisa melakukan guiding bagi pengunjung yang tiba. Warga sekitar sebaiknya
melakukan promosi untuk menarik wisatawan berkunjung ke tempat ini, promosi
bisa dilakukan dengan cara membuat website ke tempat ini, atau dengan membuat
paket perjalanan, karna selain pemandangan laut yang indah, perjalanan menuju
tempat ini juga tidak kalah menakjubkan, pengunjung dapat dimanjakan dengan
hamparan kebun teh selama perjalanan, ini dapat menjadi daya tarik untuk para
pengunjung yang memang memiliki tujuan untuk berlibur bersama keluarga.
Letak geografis tempat wisata ini
bisa dikatakan cukup mennjang untuk menjadi objek wisata yang banyak diminati,
selain pemandangan laut nya yang indah, pantai ini tidak hanya memiliki satu
pantai, di sebelah tenggara dari pantai ini, ada pantai lain yang jarak nya
sangat berdekatan, dan pemandangannnya pun tidak kalah indah, unik nya pantai
ini tidak berombak, air laut nya tenang, dan para pengunjung dapat melihat
biota laut yang hidup, air nya sendiri dangkal, cocok bagi para pengunjung yang
berkunjung bersama keluarga yang membawa anak-anak, tempat ini sedikit berbeda
dengan pantai yang sebelumnya saya jelaskan, di pantai ini masih belum ada
penginapan, warumg pun masih sangat sedikit, hal ini sangat baik, karena
pembangunan sendiri dapat diatur lebih baik dari pantai yang sebelumnya. Untuk
pembangunan penginapan, kita bisa mencontoh daerah lovina di Bali. Dimana
penempatan pembangunan dan infratukstur nya cukup baik, hal ini sangat berguna
untuk menarik minat pengunjung.
Sebenarnya dalam dunia pariwisata,
masalah-masalah ini dapat ditangani dengan baik, dengan adanya kerja sama
anatara pemerintah dengan warga sekitar, maksud saya dengan adanya kesadaran
dari setiap pelaku pariwisata ini, dapat menjadikan satu tempat wisata tersebut
menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi, warga harus lebih mencintai dan
merawat alam dan keindahan tempat tersebut, dengan begitu, masalah-masalah yang
sering muncul dapat diatasi dengan lebih baik, hal ini tentunya juga tidak
lepas dari perhatian kita untuk ikut melestarikan tempat-tempat tersebut,
selain untuk menjaga kelestariannya, bukankah juga dapat meningkatkan
keuntungan dan kualitas bagi warga setempat, selain itu pendapatan daerah juga
bisa bertambah.
Oleh karena itu, alangkah baiknya
apabila kita mulai menerapkan rasa kepedulian yang tinggi dalam merawat alam
ini, dimana banyak sekali keindahan yang harus kita jaga, agar selalu bisa
dinikmati oleh generasi berkutnya.
Daftar Pustaka :
Dwi, Suciana. Menulis artikel. http://www.kompasiana.com/suciana/melestarikan-wisata-indonesia-dimulai-dari-wisata-daerah-sendiri_552a8f38f17e616f1fd623aa
(diakses tanggal 1 Januari 2016)
Yanti, Wilda. Menulis Artikel. http://www.kompasiana.com/wilda79/pengembangan-pariwisata-melalui-pengelolaan-sampah-berbudaya_55206d80a33311414646cee1
(diakses tanggal 1 Januari 2016)
Nama : Deadra Dimitri
NIM : 4423154656
Kelas : UJP A 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar