Selasa, 05 Januari 2016

Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia


Bergotong Royong Membangun Pariwisata Indonesia

Memasuki lima bulan masa kepemimpinannya, pemerintahan Jokowi – JK sudah membidik lima sektor sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi. Serangkaian program pembangunan itu sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015. Tujuan besar dari pembangunan ekonomi ini adalah menjadikan bangsa yang mandiri, yang tidak bergantung pada negara lain terutama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok.
Sektor yang pertama adalah pangan. Target besar pemerintahan adalah untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu dua tahun. Potensi Indonesia di bidang pertanian untuk swasembada pangan sangat besar, hal itu disebabkan karena Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian masrayakatnya adalah bertani. Beberapa langkah pun dilakukan seperti pembangunan irigasi, pengontrolan pupuk dan benih agar dapat memenuhi kebutuhan pokok dari hasil produksi sendiri.
Sektor kedua adalah perikanan dan kelautan. Dengan luas perairan yang dimiliki yaitu sebesar 2/3 dari seluruh luas wilayah, Indonesia diharapkan menjadi salah satu produsen ikan di ASEAN. Terbukti ketika Ibu Menteri Susi terjun menjalankan tugasnya, langsung produksi ikan meningkat dan memberikan peluang untuk melakuan industrialisasi
Sektor ketiga adalah energi. Sektor ini sangat berkaitan dengan pasokan listrik yang kurang. Indonesia semakin ketinggalan jauh dalam produksi energi per kapita. Tantangan selanjutnya adalah tingkat produksi listrik di Indonesia termasuk yang terendah dibandingkan dengan jumlah dari negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, dengan banyaknya alternatif sumber energi pilihan, pemerintah berencana untuk membanguan power plan di lumbung energi untuk meningkatkan produksi listrik Indonesia. Selain itu, kebijakan energi harus diluruskan dengan meningkatkan produksi energi untuk bisa menggerakan industri.
Sektor keempat adalah industri. Margin keuntungan sebesar 7% di sektor industri menjadi perhatian pemerintah, olah karena itu pemerintahan berencana untuk melakukan perubahan struktural. Oleh karena itu, pemerintahan ini berencana untuk melakukan perubahan struktural dan sudah menjadi agenda. Bagaimana supaya ekonomi di Indonesia berbasiskan ekonomi yang berisi ilmu pengetahuan, teknologi dan pengolahan. Bukan yang digerakkan oleh sektor-sektor yang menjual harta negara atau sumber daya alam sebesar-besarnya dan kemudian menjadikan suatu produk yang tidak bisa ada pertumbuhannya secara alami, seperti tanah. Jika tanah menjadi komoditas, itulah yang menjadikan harga rumah menjadi tidak terjangkau,
Pada sektor selanjutnya, pariwisata menjadi kunci untuk menempuh pembangunan ekonomi jangka pendek, mengingat semua langkah sebelumnya memerlukan waktu minimal dua tahun untuk melihat hasilnya. Indonesia adalah negeri yang sangat kaya baik dari segi keindahan alam maupun dari segi kehidupan social dan budayanya. Namun, kejadian aneh adalah Indonesia saat ini hanya mampu menggaet 8,2 juta wisatawan. Jumlah tersebut sama dengan sepertiga yang berhasil digaet Malaysia dan separuh yang berhasil digaet dari Singapura. Melihat keadaan ini maka saat ini tengah dilakukan promosi tempat-tempat wisata Indonesia melelui berbagai media dan acara televisi swasta pun turut mempromosikan destinasi wisata dengan menjadikan artis terkenal sebagai role mode agar semakin menarik minat berwisata di negeri sendiri.

Dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu sector utama dalam pembangunan ekonomi, ternyata terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan sebagai penghasil devisa negara.
“Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Februari 2015 sebesar 786.653 atau mengalami pertumbuhan 11,95 persen dibanding Februari 2014 yang berjumlah 702.666 wisman,” kata Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dalam siaran pers yang diterima oleh CNN Indonesia.

Kurva kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memang tidak selalu stabil dalam peningkatannya, sempat juga terjadi penurunan di awal tahun ini. “Meningkatnya kunjungan wisman pada Februari 2015 sekaligus menunjukkan terjadinya rebound karena pada Januari 2015 lalu sempat turun -3,99 persen dibandingkan Januari 2014.”

Pencapaian jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Februari 2015 tercatat sebagai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Data Badan Pusat Statistik dan Pusat Data dan Informasi Kemenpar menyebutkan, secara kumulatif kunjungan wisatawan asing pada Januari hingga Februari 2015 adalah sebesar 1.509.692, tumbuh 3,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pariwisata saat ini sudah seperti menjadi kebutuhan primer bagi kalangan tertentu. Tidak mengherankan bahwa bidang pariwisata dipilih sebagai salah satu sector utama dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Meskipun begitu, tidak serta merta membuat bidang pariwisata terus berjalan mulus mengalami peningkatan pengunjung dan tanpa halangan. Masih banyak masalah dan kekurangan yang dihadapi di bidang ini. Masalah-masalah tersebut antara lain:

1.        Wisatawan Nusantara lebih tertarik untuk ke luar negeri
Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) mencatat, perbandingan kunjungan wisatawan pada libur lebaran yang jatuh pada bulan Juli kali ini mencapai 1:3, di mana setiap satu orang wisatawan asing yang masuk ke Indonesia sebanding dengan kepergian tiga orang Indonesia untuk berwisata ke luar negeri. Saat ini, biaya bukan lagi menjadi alasan bagi masyarakat Indonesia untuk berwisata ke luar negeri. Artinya, kendati ongkos perjalanan cukup mahal namun destinasi yang ditawarkan negara lain lebih menarik dibanding destinasi di dalam negeri. Adapun negara tujuan yang paling diminati selama libur lebaran tahun 2015 ini adalah Singapura dan Malaysia, yang memang menawarkan destinasi pariwisata dengan mengedepankan teknologi yang sangat canggih.
Menurut hasil survei The Global Travel Intentions Study (GTIS) yang dilakukan perusahaan layanan kartu kredit VISA menyatakan bahwa wisatawan Indonesia ternyata berencana melakukan lebih banyak perjalanan ke luar negeri dibandingkan rata-rata wisatawan global dalam dua tahun ke depan. Penelitian itu dilakukan terhadap 13.603 wisatawan yang telah bepergian dalam 24 bulan terakhir atau bermaksud melakukan perjalanan dua tahun ke depan, baik untuk perjalanan bisnis maupun wisata. Mereka yang disurvei berusia 18 tahun ke atas di 25 negara pada Januari dan Februari 2015. pada 2015 terjadi peningkatan 33% dalam perjalanan wisata orang Indonesia ke luar negeri dibandingkan dengan 2013. Sedangkan frekuensi perjalanan wisatawan maupun pebisnis Indonesia ke luar negeri rata-rata lima perjalanan dalam dua tahun ke depan. Bandingkan dengan rata-rata global yang hanya tiga perjalanan.
Data lainnya dari temuan itu adalah bahwa perjalanan wisata semakin menjadi kebutuhan konsumen sebagaimana terlihat dari kenaikan persentase orang Indonesia yang telah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bersantai. Sebanyak 85% responden Indonesia pada penelitian ini telah melakukan perjalanan wisata internasional dalam dua tahun terakhir.
“Angka ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan GTIS 2013 yang hanya 52% responden melakukan perjalanan ke luar negeri untuk liburan,” ujar Harianto Gunawan, Senior Business Development Leader VISA.

2.        Harga tiket untuk perjalanan domestic lebih mahal dibandingkan dengan ke luar negeri

Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang sangat beragam, saya sebagai Warga Negara Indonesia sangat bersyukur bahwa saya dilahirkan di negeri penuh kekayaan ini. Hal yang menyedihkan adalah ketika ingin melakukan perjalanan wisata di negeri sendiri namun mengalami kesulitan karena harga tiket yang mahal. Bahkan jika dibandingkan dengan harga tiket ke luar negeri, tiket domestic masih lebih mahal.
Hal tersebut perlu dibenahi agar wisatawan nusantara tidak memilih untuk bepergian ke luar negeri. Mungkin untuk menentukan suatu harga tiket adalah berdasarkan permintaan dan pasokan namun itu juga termasuk sebuah permainan dari pasar moda transportasi yang ada. Persaingan antar berbagai jenis moda transportasi juga sangat memengaruhi berapa level persaingan harga yang pas untuk di kantong seluruh kalangan.


3.        Rasa kebanggaan tersendiri bila berwisata ke luar negeri

Bagi sebagian orang, berwisata ke luar negeri adalah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Bahkan cenderung sebagai penunjuk bahwa mereka merupakan bagian dari yang mampu berwisata ke luar negeri. Parahnya lagi, biaya untuk berwisata di dalam negeri justru lebih mahal bila dibandingkan dengan biaya ke luar negeri. Hal ini saya rasa disebabkan oleh akses menuju temapt wisata di dalam negeri yang belum bagus dan banyak sekali kerusakan. Padahal akses jalan adalah hal yang pasti dilewati oleh wisatawan. Meskipun kejadian ini cukup merugikan untuk negeri, kita harus ingat bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk memilih berwisata ke dalam atau luar negeri.

4.    Aksi vandalisme

Perilaku jahil yang diduga dilakukan para pendaki Indonesia di gunung suci orang Jepang yakni Gunung Fuji yang terjadi selkitar bulan Agustus 2014 telah jadi perhatian pemerintah kedua negara. Pendaki dari Indonesia diduga mencoret batu-batu di Gunung Fuji Jepang dengan tulisan Indonesia. Beberapa tulisan yang beredar di media Jepang bertuliskan 'CLA-X INDONESIA" dan 'RUDAI'. Aksi vandalisme ini otomatis mencederai hati orang Jepang karena Gunung Fuji merupakan gunung tertinggi yang dianggap suci oleh sebagian warga Jepang. Padahal sebelum melakukan pendakian, para pendaki harus menepati janji yang dibuat oleh pemerintah setempat seperti `Berjanji untuk tidak menulis grafiti untuk mengenang pendakian kami`.

5.    Sampah yang berserakan setelah kegiatan berwisata




Sampah masih menjadi masalah utama dalam kegiatan pariwisata. Seperti yang terjadi pada musim libur lebaran di tahun 2015, Gunung Rinjani dipenuhi sampah-sampah sisa dari para pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, jalur pendakian Gunung Rinjani masih dipenuhi sampah. Kepala BTNGR Agus Budiono mengatakan, pihaknya sudah berupaya mengatasi masalah sampah ini, setelah pengelolaan Rinjani ditiadakan dari peran serta Rinjani Trek Management Board (RTMB). Entah kenapa kebiasaan buang sampah sembarangan begitu melekat dengan orang Indonesia. Bahkan akhir-akhir  ini di sosial media sedang terkenal komunitas pendaki gunung berkewarganegaraan asing yang gotong-royong mengumpulkan sampah yang berserakan di kawasan Gunung Rinjani

6.    Akses dan infrastruktur
Sangat banyak sekali tempat-tempat wisata di Indonesia yang diperlakukan seperti anak tiri. Mengapa demikian? Semua itu karena seperti yang bisa kita rasakan bahwa pembangunan hanya terpusat di ibukota yaitu Jakarta, sedangkan wilayah lain yang lebih membutuhkan pembangunan justru cenderung lama untuk dibangun. Meskipun ada lingkungan alam yang sengaja dibiarkan alami namun akses jalan menuju titik tempat pariwisata tetap membutuhkan pembangunan yang memadai sebagai tempat yang layak untuk “dijual” kepada wisatawan nusantara apalagi mancanegara.

7.    Ketidakjelasan konsep wisata nasional
              Kebijakan pemerintah yang berambisi meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara patut diapresiasi. Ditambah lagi dengan kebijakan pembebasan visa bagi 45 negara, yang membuka peluang tercapainya target itu. Namun, jangan sampai program ini tidak dibarengi dengan upaya pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia. Kesan dari para wisatawan mancanegara sangat memiiki nilai yang strategis dalam komunikasi publik dan promosi. Apabila para wisatawan mancanegara mendapatkan kesan negatif, tentunya juga akan membuat citra buruk bangsa.

8.    Kualitas agen-agen pariwisata
Pramuwisata merupakan salah satu factor pendukung dalam keberlangsungan kegiatan wisata. Untuk dapat memenuhi keinginan para wisatawan, tentunya pramuwisata harus memiliki sikap ramah dan sopan santun. Apalagi Indonesia sudah sangat terkenal di mancanegara dengan keramahan penduduknya terhadap wisatawan asing. Namun keadaan seperti ini masih sangat kurang karena saat ini yang dibutuhkan wisatawan adalah pengetahuan dan pengalaman serta kesan yang tak terlupakan dari kegiatan berwisata tersebut. Selain itu, masih sering juga ditemukan pramuwisata Indonesia yang justru kurang ramah terhadap saudara sebangsanya sendiri. Inilah hal yang perlu dikoreksi lagi dari agen-agen pariwisata di Indonesia.

Melihat banyaknya kekurangan yang dihadapi bidang pariwisata, ternyata menyeret semua permasalahan yang sangat kompleks dan beragam. Hal itu dikarenakan pariwisata merupakan bidang yang berhubungan dengan banyak sekali bidang usaha lainnya. Dengan begitu, sangat jelas bila pariwisata maju maka pertumbuhan ekonomi akan terbantu. Namun, karena hal itulah yang membuat pariwisata membutuhkan perhatian lebih agar bisa berjalan sesuai tujuan awal penghasil utama devisa negara.
Masalah yang disebutkan di atas hanyalah gambaran umum yang paling sering dikeuhkan oleh wisatawan terutama saya sebagai mahasiswa yang baru menjajaki dunia pariwisata. Semua permasalahan tersebut membuat seluruh pelaku bisnis pariwisata, mahasiswa/i pariwisata, pemerintah, dan masyarakat Indonesia harus membuka mata dan bertindak. Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.        Memperbaiki sistem dan peraturan perundang-undangan
       Dalam pemerintahan terdapat kementrian pariwisata beserta jajarannya yang mempunyai tugas untuk membenahi tempat-tempat wisata, mempromosikan, memperkuat perundang-undangan yang diperuntukan untuk tempat wisata maupun agen pelaku bisnis pariwisata serta mengembangkan tempat-tempat yang memiliki potensi. Tentunya tugas para pejabat di lembaga tersebut tidak dapat direalisasikan bila tidak ada kerja sama dengan seluruh masyarakat.
       Menurut saya, pejabat yang diberikan kedudukan di kementrian tersebut wajib merangkul masyarakat agar tidak segan untuk terjun membantu dalam pembangunan pariwisata. Selain itu, sebagai warga negara, kita juga memiliki kewajiban turut serta membantu pemerintah dalam melancarkan segala rencana yang telah diprogramkan.

2.        Mencintai dan menghargai negeri sendiri
Dari beberapa masalah yang sudah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang membuat negeri kita dengan kekayaan melimpah namun tidak dapat menyaingi negara lain adalah berada di kesalahan seluruh masyarakat Indonesia ini sendiri. Kekayaan alam yang sudah diberikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa ini seharusnya adalah milik kita bersama yang wajib untuk kita lestarikan dan kembangkan potensinya.
Di mulai dengan meresapi rasa syukur atas kelimpahan kekayaan alam ini membuat kita akan merasa memiliki dan lebih mencintai negeri ini serta menjaganya dengan sepenuh hati. Selain itu, dengan rasa cinta itulah tentunya kita merasa bangga dan percaya diri untuk mempromosikan negeri kita agar dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.

3.        Perangi korupsi dan mulailah bekerja dengan sepenuh hati
Masalah yang masih sangat utama adalah tentang korupsi. Di dalam pemerintahan sudah terbagi berbagai macam bidang dengan hak dan kewajiban masing-masing yang saling berkaitan dan saling memengaruhi. Hal ini menyebabkan bila ada pelaku yang korupsi di bidang satu, pasti akan sangat menghambat proses di bidang lain. Seperti misalnya terjadi korupsi dalam biaya pembangunan jalan di desa X, padahal desa tersebut memiliki potensi untuk tempat wisata. Dapat dipastikan bahwa pembangunan di desa X terhambat dan penghasilan dari tempat wisata yang seharusnya dapat untuk menjadi pemasukan negara menjadi hilang.
Korupsi merupakan sifat serakah yang bisa muncul kepada siapa saja dan di mana saja. Tetapi menurut saya, korupsi adalah tindakan ingin memperkaya diri sendiri yang secara sadar atau tanpa disadari telah mengambil hak orang lain. Berbicara korupsi sudah pasti berkaitan dengan uang, karena orang yang sudah melakukan korupsi pasti sudah dibutakan mata dan hatinya dengan uang. Di zaman yang seperti sekarang ini, saya melihat banyak kejadian orang-orang sangat bangga dengan harta yang dimilikinya. Semata-mata korupsi yang dilakukan hanyalah untuk mendapatkan uang dan kebahagiaan tanpa peduli dengan hak orang lain.
Namun akan berbeda lagi jika kita bekerja dengan sepenuh hati dan melakukan pekerjaan sesuai passion yang ada di dalam diri. Dengan mencintai pekerjaan pasti kita akan sangat menyukai ketika melakukannya sehingga uang bukanlah satu-satunya hal yang kita ingin dapatkan dari pekerjaan tersebut. Hal lain yang diharapkan dengan mencintai pekerjaan adalah terus memajukan pekerjaan tersebut agar menjadi pekerjaan yang mulia dan disenangi semua kalangan.

4.        Pelatihan pramuwisata sebagai barisan terdepan atau duta tempat wisata
Pramuwisata sebagai salah satu stakeholder yang berperan sebagai seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penerangan dan petunjuk tentang obyek serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan. Tidak hanya itu, tugas yang diemban pramuwisata sebagai frontliner yang sekaligus berfungsi sebagai information agent cukup berat dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Globalisasi menuntut setiap tenaga kerja di sektor industri pariwisata memiliki sertifikat kompetensi yang pengakuannya mengacu ke Standar kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Apalagi saat ini dengan hadirnnya MRA (Mutual Recognition Arrangement) yang berisi kualifikasi yang harus dikuasai oleh tenaga kerja pariwisata perlu disikapi secara serius.
Maksud dari diadakannya pelatihan adalah memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan kepada peserta pelatihan agar mampu mengembangkan kemampuan SDM pramuwisata. Sedangkan tujuannya adalah mengembangkan SDM pariwisata, meningktakan kompetensi pramuwisata, dan mendapatkan pengakuan kompetensi terkini. Selain itu, pramuwisata diharapkan dapat menjadi

5.        Membangun akses jalan dan infrastruktur pendukung
Hal utama yang sangat perlu diperhatikan adalah akses menuju tempat wisata yang ada. Buruknya infrastruktur pariwisata dan masalah kesehatan-kebersihan resort, terjadi karena belum adanya koordinasi antara stakeholder di sektor pariwisata. Seperti halnya, ketika menangani masalah kebersihan dan kesehatan lokasi resort, seharusnya ada koordinasi dari Pemda yang dalam hal ini Dinas Kebersihan, Dinas Pariwisata dan pihak pengamanan untuk bekerjasama mengkondusifkan tempat wisata yang menjadi tanggung jawabnya.
Selain itu, pemerintah juga tidak bisa bekerja sendirian dalam mengelola  tempat pariwisata yang ada. Perlu adanya koordinasi antara pemerintah dan swasta untuk menunjang pengelolaan pariwisata tersebut. Seperti pembangunan jalan Dinas Pariwisata berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum. Hal ini dikarenakan, dengan tidak adanya koordinasi inilah yang nantinya malah justru menyulitkan dalam mengeksplorasi tempat wisata secara optimal, baik itu wisata alam, dunia, atau museum. Di Indonesia, standarisasi baik infrastruktur maupun pelayanan adalah hal yang perlu diperbaiki terus-menerus.


6.        Mengadakan event menarik yang dapat menarik wisatawan mancanegara


Salah satu upaya yang dapat membuat wisatawan mancanegara tertarik untuk berwisata ke Indonesia adalah dengan diadakannya event pameran, perlombaan ataupun perayaan momen-momen tertentu. Beberapa perayaan keagamaan, progam wisata sejarah, perayaan budaya dan seni, bahkan pergelaran fesyen juga menjadi saya tarik selanjutnya. Menurut Puskompublik Kemenpar musim liburan hari raya Imlek yang tahun ini dirayakan pada 19 Februari 2015 mendorong meningkatnya kunjungan wisman. Sejumlah event turut membawa dampak positif pada peningkatan kunjungan wisma pada Januari sampai Februari di tahun ini. Di antaranya, peluncuran wisata sejarah Jalur Samudera Cheng Ho (JSC) di Batam, Gebyar Imlek Fair 2015 di Medan, Pasar Imlek Semawis 2015 di Semarang, Holi Color Festival 2015: Festival of Love 2015 di Jakarta, maupun Indonesia Fashion Week 2015 di Jakarta.
Dalam rangka hari jadi Kabupaten Purwakarta ke-184, Pemerintah Kabupaten Purwakarta menggelar Purwakarta World Festival. Tercatat 14 negara dari berbagai belahan dunia ikut meramaikan festival budaya ini, yaitu Italia, Meksiko, Turki, Mesir, Afrika Selatan, Korea, India, China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Kamboja. Alun-alun di penuhi oleh ribuan masyarakat Purwakarta yang antusias melihat pertunjukan seni. Purwakarta World Festival tidak hanya diikuti oleh peserta delegasi negara luar, festival juga diikuti dari 7 provinsi di Indonesia. Di antaranya DKI Jakarta yang menampilkan Ondel-ondel, Banten dengan Debusnya, Jawa Timur dengan seniman Semut Merah, dan Jawa Tengah dimeriahkan seniman Banyumasan.


7.        Berubah di mulai dari diri sendiri
Untuk mengatasi masalah mengenai sampah yang masih berserakan di tempat-tempat wisata ataupun vandalisme adalah tanggung jawab dari para wisatawan itu sendiri. Meskipun wisatawan sudah mengeluarkan biaya untuk dapat memasuki atau menikmati tempat wisata, perlu disadari bahwa wisatawan wajib menjaga kebersihan lingkungan. Biaya yang dikeluarkan wisatawan itu memang sudah termasuk biaya kebersihan tetapi alangkah baiknya bila kita menanamkan kesadaran diri untuk membantu para petugas kebersihan dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
Sebenarnya untuk mengadapi masalah apapun, seberat apapun yang perlu dibenahi adalah dimulai dari diri sendiri. Setelah diri kita sudah melakukan hal yang benar, otomatis hal itu akan dilihat dan ditiru oleh orang-orang di sekitar kita. Mengenai pembenahan pariwisata, diperlukan kerja sama di segala bidang. Dengan kerja sama, kekompakkan dan gotong royong dari seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, swasta, pelaku bisnis serta mahasiswa/i saya yakin pariwisata mengalami kemajuan dan kesuksesan untuk membangun negeri ini memiliki bangsa yang ramah, peduli dan mencintai negerinya.


Sekian sekilas informasi mengenai pariwisata yang dapat saya tulis di sini dengan bantuan dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi. Semoga ada hal bermanfaat yang dapat diambil oleh para pembaca dan semoga setelah membaca tulisan ini, pembaca juga mulai berubah menjadi lebih baik lagi karena “perubahan besar dimulai dari perubahan kecil”. Mohon maaf bila masih banyak kekurangan dan kesalahan diksi. Terima kasih.


Daftar Pustaka

http://bali.bisnis.com/read/20150723/16/53205/jumlah-kunjungan-wisatawan-ke-luar-negeri-lebih-besar
http://lifestyle.liputan6.com/read/2088671/vandalisme-orang-indonesia-di-gunung-fuji-ini-kata-kbri-tokyo
http://news.liputan6.com/read/2279408/dibanjiri-pendaki-gunung-rinjani-dipenuhi-sampah
http://swa.co.id/business-strategy/management/lima-sektor-prioritas-pembangunan-ekonomi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar