Bergotong Royong
Membangun Pariwisata Indonesia
Memasuki
lima bulan masa kepemimpinannya, pemerintahan Jokowi – JK sudah membidik lima
sektor sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi. Serangkaian program
pembangunan itu sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015. Tujuan besar dari pembangunan ekonomi ini adalah
menjadikan bangsa yang mandiri, yang tidak bergantung pada negara lain terutama
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok.
Sektor yang pertama adalah
pangan. Target besar pemerintahan adalah untuk mencapai swasembada pangan dalam
waktu dua tahun. Potensi Indonesia di bidang pertanian untuk swasembada pangan
sangat besar, hal itu disebabkan karena Indonesia merupakan negara agraris yang
sebagian besar mata pencaharian masrayakatnya adalah bertani. Beberapa langkah
pun dilakukan seperti pembangunan irigasi, pengontrolan pupuk dan benih agar
dapat memenuhi kebutuhan pokok dari hasil produksi sendiri.
Sektor kedua adalah perikanan
dan kelautan. Dengan luas perairan yang dimiliki yaitu sebesar 2/3 dari seluruh
luas wilayah, Indonesia diharapkan menjadi salah satu produsen ikan di ASEAN. Terbukti
ketika Ibu Menteri Susi terjun menjalankan tugasnya, langsung produksi ikan
meningkat dan memberikan peluang untuk melakuan industrialisasi
Sektor ketiga adalah energi.
Sektor ini sangat berkaitan dengan pasokan listrik yang kurang. Indonesia
semakin ketinggalan jauh dalam produksi energi per kapita. Tantangan
selanjutnya adalah tingkat produksi listrik di Indonesia termasuk yang terendah
dibandingkan dengan jumlah dari negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, dengan
banyaknya alternatif sumber energi pilihan, pemerintah berencana untuk
membanguan power plan di lumbung energi untuk meningkatkan produksi listrik
Indonesia. Selain itu, kebijakan energi harus diluruskan dengan meningkatkan
produksi energi untuk bisa menggerakan industri.
Sektor keempat adalah industri.
Margin keuntungan sebesar 7% di sektor industri menjadi perhatian pemerintah,
olah karena itu pemerintahan berencana untuk melakukan perubahan struktural.
Oleh karena itu, pemerintahan ini berencana untuk melakukan perubahan
struktural dan sudah menjadi agenda. Bagaimana supaya ekonomi di Indonesia
berbasiskan ekonomi yang berisi ilmu pengetahuan, teknologi dan pengolahan.
Bukan yang digerakkan oleh sektor-sektor yang menjual harta negara atau sumber
daya alam sebesar-besarnya dan kemudian menjadikan suatu produk yang tidak bisa
ada pertumbuhannya secara alami, seperti tanah. Jika tanah menjadi komoditas,
itulah yang menjadikan harga rumah menjadi tidak terjangkau,
Pada sektor selanjutnya,
pariwisata menjadi kunci untuk menempuh pembangunan ekonomi jangka pendek,
mengingat semua langkah sebelumnya memerlukan waktu minimal dua tahun untuk
melihat hasilnya. Indonesia adalah negeri yang sangat kaya baik dari segi
keindahan alam maupun dari segi kehidupan social dan budayanya. Namun, kejadian
aneh adalah Indonesia saat ini hanya mampu menggaet 8,2 juta wisatawan. Jumlah
tersebut sama dengan sepertiga yang berhasil digaet Malaysia dan separuh yang
berhasil digaet dari Singapura. Melihat keadaan ini maka saat ini tengah
dilakukan promosi tempat-tempat wisata Indonesia melelui berbagai media dan
acara televisi swasta pun turut mempromosikan destinasi wisata dengan
menjadikan artis terkenal sebagai role mode agar semakin menarik minat
berwisata di negeri sendiri.
Dari kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu
sector utama dalam pembangunan ekonomi, ternyata terjadi peningkatan yang cukup
menggembirakan sebagai penghasil devisa negara.
“Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke
Indonesia pada Februari 2015 sebesar 786.653 atau mengalami pertumbuhan 11,95
persen dibanding Februari 2014 yang berjumlah 702.666 wisman,” kata Pusat
Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dalam siaran pers yang diterima oleh
CNN Indonesia.
Kurva kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memang tidak selalu stabil dalam peningkatannya, sempat juga terjadi penurunan di awal tahun ini. “Meningkatnya kunjungan wisman pada Februari 2015 sekaligus menunjukkan terjadinya rebound karena pada Januari 2015 lalu sempat turun -3,99 persen dibandingkan Januari 2014.”
Pencapaian jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Februari 2015 tercatat sebagai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir ini. Data Badan Pusat Statistik dan Pusat Data dan Informasi Kemenpar menyebutkan, secara kumulatif kunjungan wisatawan asing pada Januari hingga Februari 2015 adalah sebesar 1.509.692, tumbuh 3,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kurva kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memang tidak selalu stabil dalam peningkatannya, sempat juga terjadi penurunan di awal tahun ini. “Meningkatnya kunjungan wisman pada Februari 2015 sekaligus menunjukkan terjadinya rebound karena pada Januari 2015 lalu sempat turun -3,99 persen dibandingkan Januari 2014.”
Pencapaian jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Februari 2015 tercatat sebagai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir ini. Data Badan Pusat Statistik dan Pusat Data dan Informasi Kemenpar menyebutkan, secara kumulatif kunjungan wisatawan asing pada Januari hingga Februari 2015 adalah sebesar 1.509.692, tumbuh 3,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pariwisata saat ini sudah
seperti menjadi kebutuhan primer bagi kalangan tertentu. Tidak mengherankan
bahwa bidang pariwisata dipilih sebagai salah satu sector utama dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia. Meskipun begitu, tidak serta merta membuat bidang
pariwisata terus berjalan mulus mengalami peningkatan pengunjung dan tanpa
halangan. Masih banyak masalah dan kekurangan yang dihadapi di bidang ini. Masalah-masalah
tersebut antara lain:
1.
Wisatawan Nusantara lebih tertarik untuk ke luar negeri
Association
of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) mencatat, perbandingan
kunjungan wisatawan pada libur lebaran yang jatuh pada bulan Juli kali ini
mencapai 1:3, di mana setiap satu orang wisatawan asing yang masuk ke Indonesia
sebanding dengan kepergian tiga orang Indonesia untuk berwisata ke luar negeri.
Saat ini, biaya bukan lagi menjadi alasan bagi masyarakat Indonesia untuk
berwisata ke luar negeri. Artinya, kendati ongkos perjalanan cukup mahal namun
destinasi yang ditawarkan negara lain lebih menarik dibanding destinasi di dalam
negeri. Adapun negara tujuan yang paling diminati selama libur lebaran tahun 2015
ini adalah Singapura dan Malaysia, yang memang menawarkan destinasi pariwisata
dengan mengedepankan teknologi yang sangat canggih.
Menurut hasil
survei The Global Travel Intentions Study (GTIS) yang dilakukan perusahaan
layanan kartu kredit VISA menyatakan bahwa wisatawan Indonesia ternyata
berencana melakukan lebih banyak perjalanan ke luar negeri dibandingkan
rata-rata wisatawan global dalam dua tahun ke depan. Penelitian itu dilakukan
terhadap 13.603 wisatawan yang telah bepergian dalam 24 bulan terakhir atau
bermaksud melakukan perjalanan dua tahun ke depan, baik untuk perjalanan bisnis
maupun wisata. Mereka yang disurvei berusia 18 tahun ke atas di 25 negara pada
Januari dan Februari 2015. pada 2015 terjadi peningkatan 33% dalam perjalanan
wisata orang Indonesia ke luar negeri dibandingkan dengan 2013. Sedangkan
frekuensi perjalanan wisatawan maupun pebisnis Indonesia ke luar negeri
rata-rata lima perjalanan dalam dua tahun ke depan. Bandingkan dengan rata-rata
global yang hanya tiga perjalanan.
Data lainnya dari temuan itu adalah
bahwa perjalanan wisata semakin menjadi kebutuhan konsumen sebagaimana terlihat
dari kenaikan persentase orang Indonesia yang telah melakukan perjalanan ke
luar negeri untuk bersantai. Sebanyak 85% responden Indonesia pada penelitian
ini telah melakukan perjalanan wisata internasional dalam dua tahun terakhir.
“Angka ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
dengan GTIS 2013 yang hanya 52% responden melakukan perjalanan ke luar negeri
untuk liburan,” ujar Harianto Gunawan, Senior Business Development Leader VISA.
2.
Harga
tiket untuk perjalanan domestic lebih mahal dibandingkan dengan ke luar negeri
Indonesia
memang memiliki kekayaan alam yang sangat beragam, saya sebagai Warga Negara
Indonesia sangat bersyukur bahwa saya dilahirkan di negeri penuh kekayaan ini.
Hal yang menyedihkan adalah ketika ingin melakukan perjalanan wisata di negeri
sendiri namun mengalami kesulitan karena harga tiket yang mahal. Bahkan jika
dibandingkan dengan harga tiket ke luar negeri, tiket domestic masih lebih
mahal.
Hal
tersebut perlu dibenahi agar wisatawan nusantara tidak memilih untuk bepergian
ke luar negeri. Mungkin untuk menentukan suatu harga tiket adalah berdasarkan
permintaan dan pasokan namun itu juga termasuk sebuah permainan dari pasar moda
transportasi yang ada. Persaingan antar berbagai jenis moda transportasi juga
sangat memengaruhi berapa level persaingan harga yang pas untuk di kantong
seluruh kalangan.
3.
Rasa
kebanggaan tersendiri bila berwisata ke luar negeri
Bagi sebagian orang, berwisata ke
luar negeri adalah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Bahkan cenderung
sebagai penunjuk bahwa mereka merupakan bagian dari yang mampu berwisata ke
luar negeri. Parahnya lagi, biaya untuk berwisata di dalam negeri justru lebih
mahal bila dibandingkan dengan biaya ke luar negeri. Hal ini saya rasa
disebabkan oleh akses menuju temapt wisata di dalam negeri yang belum bagus dan
banyak sekali kerusakan. Padahal akses jalan adalah hal yang pasti dilewati
oleh wisatawan. Meskipun kejadian ini cukup merugikan untuk negeri, kita harus
ingat bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk memilih berwisata ke dalam
atau luar negeri.
4. Aksi
vandalisme
Perilaku jahil
yang diduga dilakukan para pendaki Indonesia di gunung suci orang Jepang yakni
Gunung Fuji yang terjadi selkitar bulan Agustus 2014 telah jadi perhatian
pemerintah kedua negara. Pendaki dari Indonesia diduga mencoret batu-batu di
Gunung Fuji Jepang dengan tulisan Indonesia. Beberapa tulisan yang beredar di
media Jepang bertuliskan 'CLA-X INDONESIA" dan 'RUDAI'. Aksi
vandalisme ini otomatis mencederai hati orang Jepang karena Gunung Fuji
merupakan gunung tertinggi yang dianggap suci oleh sebagian warga Jepang. Padahal
sebelum melakukan pendakian, para pendaki harus menepati janji yang dibuat oleh
pemerintah setempat seperti `Berjanji untuk tidak menulis grafiti untuk
mengenang pendakian kami`.
5. Sampah yang berserakan setelah kegiatan
berwisata
Sampah masih menjadi masalah utama
dalam kegiatan pariwisata. Seperti yang terjadi pada musim libur lebaran di
tahun 2015, Gunung Rinjani dipenuhi sampah-sampah sisa dari para pengunjung
yang tidak bertanggung jawab. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
(BTNGR) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, jalur pendakian Gunung Rinjani masih dipenuhi sampah.
Kepala BTNGR Agus Budiono mengatakan, pihaknya sudah berupaya mengatasi masalah
sampah ini, setelah pengelolaan Rinjani ditiadakan dari peran serta Rinjani
Trek Management Board (RTMB). Entah
kenapa kebiasaan buang sampah sembarangan begitu melekat dengan orang Indonesia. Bahkan
akhir-akhir ini di sosial media sedang
terkenal komunitas pendaki gunung berkewarganegaraan asing yang gotong-royong
mengumpulkan sampah yang berserakan di kawasan Gunung Rinjani
6. Akses
dan infrastruktur
Sangat banyak sekali tempat-tempat
wisata di Indonesia yang diperlakukan seperti anak tiri. Mengapa demikian?
Semua itu karena seperti yang bisa kita rasakan bahwa pembangunan hanya
terpusat di ibukota yaitu Jakarta, sedangkan wilayah lain yang lebih membutuhkan
pembangunan justru cenderung lama untuk dibangun. Meskipun ada lingkungan alam
yang sengaja dibiarkan alami namun akses jalan menuju titik tempat pariwisata
tetap membutuhkan pembangunan yang memadai sebagai tempat yang layak untuk
“dijual” kepada wisatawan nusantara apalagi mancanegara.
7. Ketidakjelasan
konsep wisata nasional
Kebijakan
pemerintah yang berambisi meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara patut
diapresiasi. Ditambah lagi dengan kebijakan pembebasan visa bagi 45 negara,
yang membuka peluang tercapainya target itu. Namun, jangan sampai program ini
tidak dibarengi dengan upaya pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Kesan dari para wisatawan mancanegara sangat memiiki nilai yang strategis dalam
komunikasi publik dan promosi. Apabila para wisatawan mancanegara mendapatkan
kesan negatif, tentunya juga akan membuat citra buruk bangsa.
8. Kualitas agen-agen pariwisata
Pramuwisata
merupakan salah satu factor pendukung dalam keberlangsungan kegiatan wisata.
Untuk dapat memenuhi keinginan para wisatawan, tentunya pramuwisata harus
memiliki sikap ramah dan sopan santun. Apalagi Indonesia sudah sangat terkenal
di mancanegara dengan keramahan penduduknya terhadap wisatawan asing. Namun keadaan
seperti ini masih sangat kurang karena saat ini yang dibutuhkan wisatawan
adalah pengetahuan dan pengalaman serta kesan yang tak terlupakan dari kegiatan
berwisata tersebut. Selain itu, masih sering juga ditemukan pramuwisata
Indonesia yang justru kurang ramah terhadap saudara sebangsanya sendiri. Inilah
hal yang perlu dikoreksi lagi dari agen-agen pariwisata di Indonesia.
Melihat
banyaknya kekurangan yang dihadapi bidang pariwisata, ternyata menyeret semua
permasalahan yang sangat kompleks dan beragam. Hal itu dikarenakan pariwisata
merupakan bidang yang berhubungan dengan banyak sekali bidang usaha lainnya.
Dengan begitu, sangat jelas bila pariwisata maju maka pertumbuhan ekonomi akan
terbantu. Namun, karena hal itulah yang membuat pariwisata membutuhkan perhatian
lebih agar bisa berjalan sesuai tujuan awal penghasil utama devisa negara.
Masalah
yang disebutkan di atas hanyalah gambaran umum yang paling sering dikeuhkan
oleh wisatawan terutama saya sebagai mahasiswa yang baru menjajaki dunia
pariwisata. Semua permasalahan tersebut membuat seluruh pelaku bisnis
pariwisata, mahasiswa/i pariwisata, pemerintah, dan masyarakat Indonesia harus
membuka mata dan bertindak. Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Memperbaiki sistem dan peraturan
perundang-undangan
Dalam
pemerintahan terdapat kementrian pariwisata beserta jajarannya yang mempunyai
tugas untuk membenahi tempat-tempat wisata, mempromosikan, memperkuat
perundang-undangan yang diperuntukan untuk tempat wisata maupun agen pelaku
bisnis pariwisata serta mengembangkan tempat-tempat yang memiliki potensi.
Tentunya tugas para pejabat di lembaga tersebut tidak dapat direalisasikan bila
tidak ada kerja sama dengan seluruh masyarakat.
Menurut
saya, pejabat yang diberikan kedudukan di kementrian tersebut wajib merangkul
masyarakat agar tidak segan untuk terjun membantu dalam pembangunan pariwisata.
Selain itu, sebagai warga negara, kita juga memiliki kewajiban turut serta
membantu pemerintah dalam melancarkan segala rencana yang telah diprogramkan.
2.
Mencintai dan menghargai negeri sendiri
Dari beberapa masalah yang sudah
disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang membuat negeri kita
dengan kekayaan melimpah namun tidak dapat menyaingi negara lain adalah berada
di kesalahan seluruh masyarakat Indonesia ini sendiri. Kekayaan alam yang sudah
diberikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa ini seharusnya adalah milik kita bersama
yang wajib untuk kita lestarikan dan kembangkan potensinya.
Di mulai dengan meresapi rasa
syukur atas kelimpahan kekayaan alam ini membuat kita akan merasa memiliki dan
lebih mencintai negeri ini serta menjaganya dengan sepenuh hati. Selain itu,
dengan rasa cinta itulah tentunya kita merasa bangga dan percaya diri untuk
mempromosikan negeri kita agar dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.
3.
Perangi korupsi dan mulailah bekerja
dengan sepenuh hati
Masalah yang masih sangat utama
adalah tentang korupsi. Di dalam pemerintahan sudah terbagi berbagai macam
bidang dengan hak dan kewajiban masing-masing yang saling berkaitan dan saling
memengaruhi. Hal ini menyebabkan bila ada pelaku yang korupsi di bidang satu,
pasti akan sangat menghambat proses di bidang lain. Seperti misalnya terjadi
korupsi dalam biaya pembangunan jalan di desa X, padahal desa tersebut memiliki
potensi untuk tempat wisata. Dapat dipastikan bahwa pembangunan di desa X
terhambat dan penghasilan dari tempat wisata yang seharusnya dapat untuk
menjadi pemasukan negara menjadi hilang.
Korupsi merupakan sifat serakah
yang bisa muncul kepada siapa saja dan di mana saja. Tetapi menurut saya,
korupsi adalah tindakan ingin memperkaya diri sendiri yang secara sadar atau
tanpa disadari telah mengambil hak orang lain. Berbicara korupsi sudah pasti
berkaitan dengan uang, karena orang yang sudah melakukan korupsi pasti sudah
dibutakan mata dan hatinya dengan uang. Di zaman yang seperti sekarang ini,
saya melihat banyak kejadian orang-orang sangat bangga dengan harta yang
dimilikinya. Semata-mata korupsi yang dilakukan hanyalah untuk mendapatkan uang
dan kebahagiaan tanpa peduli dengan hak orang lain.
Namun akan berbeda lagi jika kita bekerja
dengan sepenuh hati dan melakukan pekerjaan sesuai passion yang ada di dalam
diri. Dengan mencintai pekerjaan pasti kita akan sangat menyukai ketika
melakukannya sehingga uang bukanlah satu-satunya hal yang kita ingin dapatkan
dari pekerjaan tersebut. Hal lain yang diharapkan dengan mencintai pekerjaan
adalah terus memajukan pekerjaan tersebut agar menjadi pekerjaan yang mulia dan
disenangi semua kalangan.
4.
Pelatihan pramuwisata sebagai barisan
terdepan atau duta tempat wisata
Pramuwisata sebagai salah satu
stakeholder yang berperan sebagai seseorang yang bertugas memberikan bimbingan,
penerangan dan petunjuk tentang obyek serta membantu segala sesuatu yang
diperlukan wisatawan. Tidak hanya itu, tugas yang diemban pramuwisata sebagai frontliner
yang sekaligus berfungsi sebagai information agent cukup berat dan perlu
mendapatkan perhatian khusus. Globalisasi menuntut setiap tenaga kerja di
sektor industri pariwisata memiliki sertifikat kompetensi yang pengakuannya
mengacu ke Standar kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Apalagi saat
ini dengan hadirnnya MRA (Mutual Recognition Arrangement) yang berisi
kualifikasi yang harus dikuasai oleh tenaga kerja pariwisata perlu disikapi
secara serius.
Maksud dari diadakannya pelatihan
adalah memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan kepada peserta pelatihan agar
mampu mengembangkan kemampuan SDM pramuwisata. Sedangkan tujuannya adalah
mengembangkan SDM pariwisata, meningktakan kompetensi pramuwisata, dan
mendapatkan pengakuan kompetensi terkini. Selain itu, pramuwisata diharapkan
dapat menjadi
5.
Membangun akses jalan dan
infrastruktur pendukung
Hal utama yang sangat perlu diperhatikan
adalah akses menuju tempat wisata yang ada. Buruknya infrastruktur pariwisata dan
masalah kesehatan-kebersihan resort, terjadi karena belum adanya koordinasi
antara stakeholder di sektor pariwisata. Seperti halnya, ketika menangani
masalah kebersihan dan kesehatan lokasi resort, seharusnya ada koordinasi dari
Pemda yang dalam hal ini Dinas Kebersihan, Dinas Pariwisata dan pihak
pengamanan untuk bekerjasama mengkondusifkan tempat wisata yang menjadi
tanggung jawabnya.
Selain
itu, pemerintah juga tidak bisa bekerja sendirian dalam mengelola tempat
pariwisata yang ada. Perlu adanya koordinasi antara pemerintah dan swasta untuk
menunjang pengelolaan pariwisata tersebut. Seperti pembangunan jalan Dinas
Pariwisata berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum. Hal
ini dikarenakan, dengan tidak adanya koordinasi inilah yang nantinya malah
justru menyulitkan dalam mengeksplorasi tempat wisata secara optimal, baik itu
wisata alam, dunia, atau museum. Di Indonesia, standarisasi baik
infrastruktur maupun pelayanan adalah hal yang perlu diperbaiki terus-menerus.
6.
Mengadakan event menarik yang dapat
menarik wisatawan mancanegara
Salah satu upaya
yang dapat membuat wisatawan mancanegara tertarik untuk berwisata ke Indonesia
adalah dengan diadakannya event pameran, perlombaan ataupun perayaan
momen-momen tertentu. Beberapa
perayaan keagamaan, progam wisata sejarah, perayaan budaya dan seni, bahkan
pergelaran fesyen juga menjadi saya tarik selanjutnya. Menurut Puskompublik
Kemenpar musim liburan hari raya Imlek yang tahun ini dirayakan pada 19
Februari 2015 mendorong meningkatnya kunjungan wisman. Sejumlah event
turut membawa dampak positif pada peningkatan kunjungan wisma pada Januari sampai
Februari di tahun ini. Di antaranya, peluncuran wisata sejarah Jalur Samudera
Cheng Ho (JSC) di Batam, Gebyar Imlek Fair 2015 di Medan, Pasar Imlek Semawis
2015 di Semarang, Holi Color Festival 2015: Festival of Love 2015 di Jakarta,
maupun Indonesia Fashion Week 2015 di Jakarta.
Dalam rangka
hari jadi Kabupaten Purwakarta ke-184, Pemerintah Kabupaten Purwakarta
menggelar Purwakarta World Festival. Tercatat 14 negara dari berbagai belahan
dunia ikut meramaikan festival budaya ini, yaitu Italia, Meksiko, Turki, Mesir,
Afrika Selatan, Korea, India, China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura,
dan Kamboja. Alun-alun di penuhi oleh ribuan masyarakat Purwakarta yang antusias
melihat pertunjukan seni. Purwakarta World Festival tidak hanya diikuti oleh
peserta delegasi negara luar, festival juga diikuti dari 7 provinsi di
Indonesia. Di antaranya DKI Jakarta yang menampilkan Ondel-ondel, Banten dengan
Debusnya, Jawa Timur dengan seniman Semut Merah, dan Jawa Tengah dimeriahkan
seniman Banyumasan.
7.
Berubah di mulai dari diri sendiri
Untuk mengatasi masalah mengenai
sampah yang masih berserakan di tempat-tempat wisata ataupun vandalisme adalah
tanggung jawab dari para wisatawan itu sendiri. Meskipun wisatawan sudah
mengeluarkan biaya untuk dapat memasuki atau menikmati tempat wisata, perlu
disadari bahwa wisatawan wajib menjaga kebersihan lingkungan. Biaya yang
dikeluarkan wisatawan itu memang sudah termasuk biaya kebersihan tetapi alangkah
baiknya bila kita menanamkan kesadaran diri untuk membantu para petugas
kebersihan dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
Sebenarnya untuk mengadapi masalah
apapun, seberat apapun yang perlu dibenahi adalah dimulai dari diri sendiri.
Setelah diri kita sudah melakukan hal yang benar, otomatis hal itu akan dilihat
dan ditiru oleh orang-orang di sekitar kita. Mengenai pembenahan pariwisata,
diperlukan kerja sama di segala bidang. Dengan kerja sama, kekompakkan dan
gotong royong dari seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, swasta, pelaku
bisnis serta mahasiswa/i saya yakin pariwisata mengalami kemajuan dan
kesuksesan untuk membangun negeri ini memiliki bangsa yang ramah, peduli dan
mencintai negerinya.
Sekian sekilas informasi mengenai pariwisata yang dapat saya
tulis di sini dengan bantuan dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi.
Semoga ada hal bermanfaat yang dapat diambil oleh para pembaca dan semoga
setelah membaca tulisan ini, pembaca juga mulai berubah menjadi lebih baik lagi
karena “perubahan besar dimulai dari perubahan kecil”. Mohon maaf bila masih
banyak kekurangan dan kesalahan diksi. Terima kasih.
Daftar Pustaka
http://lifestyle.liputan6.com/read/2088671/vandalisme-orang-indonesia-di-gunung-fuji-ini-kata-kbri-tokyo
http://news.liputan6.com/read/2279408/dibanjiri-pendaki-gunung-rinjani-dipenuhi-sampah
http://swa.co.id/business-strategy/management/lima-sektor-prioritas-pembangunan-ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar