Selasa, 05 Januari 2016

Tugas-2 Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia

Pengembangan Wisata Sejarah di DKI Jakarta

Definisi Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap,turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan,minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan,pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Definisi Pengembangan Menurut Ahli
Menurut Lanya (1995) definisi mengenai pengembangan yaitu, “Pengembangan adalah memajukan dan memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada”. Dalam bukunya berjudul “ Dasar-dasar pariwisata”, Gamal Suwantoro (1997), menyatakan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk yang  pelayanan yang berkualitas, seimbang, bertahan. Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan strategi pengambangan adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi pemasukan bagi pemerintah.

DKI Jakarta tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, DKI Jakarta juga mempunyai objek wisata bersejarah yang patut dikunjungi . DKI Jakarta dahulu bernama Batavia, sebagai pusat pemerintahan di masa penjajahan Belanda, beberapa tempat dijadikan sebagai area penting dalam roda pemerintahan dan perekonomian saat itu, seperti kantor gubernur, pelabuhan, benteng sampai penjara.

1.      Museum Fatahillah
Di dalam museum, kita bisa melihat beragam koleksi sejarah seperti prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara, mimbar Masjid Kampung Baru dan juga keramik antik dari China sampai Eropa. Selain itu, Museum Fatahillah juga memiliki koleksi lebih dari 1000 judul buku yang ditulis dalam bahasa Melayu, Belanda, Inggris dan Arab.
Namun sayangnya minat para wisatawan dalam mengunjungi museum ini masih minim, dikarenakan kurangnya promosi , fasilitas penunjang tersedia, dan kurangnya kebersihan di area tersebut.  Menurut saya minat para pengunjung bisa ditingkatkan melihat banyaknya animo masyarakat yang datang ke tempat tersebut walau hanya sekedar berfoto riya atau jalan-jalan tanpa minat untuk mengetahui arti sejarah yang ada di dalam museum tersebut.  Solusinya saya sebagai perwakilan dari Universitas Negeri Jakarta akan berkordinasi dengan Duta Pariwisata DKI Jakarta yang notabene berasal dari kaum muda untuk mempromosikan tempat ini, misalnya dengan dibuat acara yang menarik seperti pertunjukkan yang dapat mengenalkan sejarah yang ada dalam museum tersebut, selain itu saya bersama teman-teman akan melakukan kegiatan gerakan anti sampah, bekerja sama dengan pemprof DKI dalam perbaikan fasilitas kebersihan.

2.      Pelabuhan Sunda Kelapa
Dikenal juga sebagai Pasar Ikan, Pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal bakal kota Jakarta saat ini. Dahulu, tempat wisata sejarah ini adalah pelabuhan penting karena lokasinya yang strategis dan berada di jalur perdagangan Asia.          
Saat ini, jika berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa, kita bisa menikmati pemandangan cantik. Saat sore menjelang senja, kapal-kapal berjajar dengan latar langit memerah akan membuatmu tak berhenti membidikkan kamera. Jangan lupa menikmati sajian seafood segar yang banyak dijual di sekitar kawasan palabuhan.
Permasalahannya adalah masih sulitnya akses transportasi umum menuju Sunda Kelapa, kebersihan dan perawatan fasilitas pelabuhan yang pernah berjaya di masa VOC ini. Menurut saya akses  transportasi ini bisa terhubung dengan trans Jakarta (Busway) atau paling tidak bisa memberdayakan warga setempat untuk menjadi tukang sepeda atau motor dari halte busway terdekat. Setibanya di pelabuhan pengunjung dapat merasakan bahwa tempat ini merupakan salah satu pelabuhan tersibuk pada masanya dengan melihat peninggalan kapal-kapal maupun kapal-kapal yang masih beroperasi dan aktivitas nelayan pada saat ini. Peluang yang ada disini tidak hanya wisata sejarah , bisa juga didirikan rumah makan seafood yang ikannya berasal dari hasil tangkapan nelayan setempat. Dengan ini diharapkan bahwa pengunjung bisa menikmati dari awak hingga akhir pengalaman berwisata ke pelabuhan Sunda Kelapa.

3.      Monas ( Monumen Nasional )
Di ruang bawah monumen terdapat museum diorama yang menggambarkan perjalanan sejarah bangsa Indonesia dari masa perjuangan merenut kemerdekaan hingga masa orde baru . juga terdapat ruang kemerdekaan dimana kita dapat mendengarkan rekaman suara bung Karno saat membaca naskah proklamasi di pagi hari tanggal 17 Agustus 1945. dengan lift yang berkapasitas 8 orang, pengunjung dapat mencapai puncak monumen dan menyaksikan panorama kota Jakarta.

Taman di sekitar monas saat ini menjadi lebih sejuk, bersih dan rapi dengan aneka tumbuhan hijau serta adanya satwa rusa totol yang memberi keindahan alam tersendiri. Pada hari minggu pagi banyak masyarakat yang memanfaatkan kawasan ini untuk berolahraga nersama keluarga atau berkeliling dengan menggunakan delman. (indotravelers.com)
Monumen Nasional ( Monas ) merupakan ikon DKI Jakarta , belum lengkap rasanya mengunjungi Jakarta kalau tidak mampir ke Monas atau paling tidak sekedar melintas di kawasan ini. Sejauh ini monas tidak kehilangan pengunjungnya selain karena tempatnya yang strategis Monas menjadi tujuan wisata yang murah meriah. Namun, sayangnya tempat wisata murah meriah ini masih banyak ditemui kendala, misalnya sampah yang berserakan dan pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya disembarang tempat. Yang seharusnya ditingkatkan adalah fasilitas kebersihan atau tempat sampah disetiap titik strategis, pengelolaan pedagang kaki lima yang disediakan tempat seperti kedai-kedai makanan yang tempatnya strategis. Di harapkan Monas tidak hanya menjadi tujuan wisata, tourist domestik saja melainkan juga wisatawan internasional.

4.      Museum Nasional ( Museum Gajah )
Di museum ini tersimpan koleksi benda pra-sejarah seperti alat-alat yang terbuat dari batu, tulang, tanduk dan kerang. Juga terdapat berbagai koleksi benda - benda keramik abad 5 hingga 15 yang berasal dari daratan Asia, Eropa maupun Persia.

Berbagai benda relief sejarah yang berasal dari abad 16 hingga 19 tersimpan dengan rapi, disamping koleksi perabotan peninggalan orang Belanda. Terdapat pula koleksi perhiasan emas, berlian serta batu mulia, pusaka dan singgasana para raja serta berbagai perabot yang terbuat dari emas milik bangsawan masa lalu.
Melintas dikawasan Monumen Nasional seringkali luput dari pandangan adalah Museum Nasional. Letaknya berada tepat bersebrangan dengan Monas. Mungkin, tempat ini hanya menjadi tujuan wisata sejarah anak-anak SD saja sejauh ini, padahal di dalamnya terdapat peninggalan-peninggalan penting yang menunjukkan kekayaan Nusantara. Promosi adalah salah satu bagian terpenting agar museum ini tisak kehilangan reputasinya. Promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari media sosial sampai dengan mendukung gerakan-gerakan wisata museum ke berbagai kalangan khususnya anak muda atau pelajar yang bertujuan agar mereka makin mencintai dan bangga akan kekayaan negeri ini.

5.      Museum Proklamator
Terletak di halaman gedung perintis kemerdekaan, Jl. Proklamasi No. 56 yang semula merupakan rumah kediaman Ir. Soekarno presiden RI pertama. Monumen ini didirikan pada tahun 1980 dengan patung Soekarno dan Moh Hatta terbuat dari perunggu yang masing - masing berukuran 46 meter dan 43 meter dengan berat 1-2 ton untuk setiap patungnya. Di depanya terdapat replika naskah proklamasi dari perunggu dengan ukuran 60 x 90 Cm yang merupakan pembesaran 200 kali dari ukuran aslinya.
Museum Proklamator mungkin sering kita dengar, tapi animo masyarakat berkunjung ke museum masih sedikit. Sebagai peninggalan proklamator RI tentunya yang menjadi sasaran utama wisata ini adalah kalangan pemuda. Akses transportasi menuju tempat ini tidak sulit karena posisinya ada di pinggir jalan. Jadi alasan transportasi tidak masuk untuk tempat yang satu ini. Yang utama adalah promosi untuk tempat ini melalui berbagai cara media sosial, massa, dan publikasi lainnya. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka museum proklamator tidak hanya dikunjungi pada tanggal 17 Agustus saja.

6.      Gedung Kesenian Jakarta
Bangunannya bergaya neo-renaisance yang didirikan pada tahun 1821 adalah sebagai gedung kesenian atau pada zaman belanda namanya Schouwburg. Di gedung ini sering diadakan pagelaran kesenian baik tradisional maupun seni kontemporer dan modern.
Gedung ini letaknya tidak jauh dari kawasan pasar baru Jakarta, sehingga kita dapat menemukannya dengan mudah. Tidak hanya sekedar  wisata sejarah , gedung ini sampai sekarang dijadikan tempat pentas drama berbagai musisi teater, sehingga jika berkunjung kita dapat merasakan berbagai pengalaman tempo dulu hingga jaman sekarang, sekali lagi promosi dan pemeliharaan fasilitas menjadi poin penting agar gedung ini tidak ditinggalkan oleh para wisatawan.

7.      Gedung Arsip Nasional
Dibangun oleh Renier de Klerk seorang anggota dewan Hindia Belanda yang kemudian diangkat menjadi Gubernur jenderal (tahun 1777 - 1780) sebagai rumah peristirahatan di Molenvelt West. Bangunan ini selanjutnya dijadikan gedung arsip nasional dan terletak di Jl. Gajah Mada No. 111. Arsitektur dan perabotan rumah yang ada di dalamnya masih tetap dipertahankan seperti aslinya.
Pemeliharaan gedung Arsip Nasional ini cukup baik hingga sekarang, sayangnya minat wisatawan mengunjungi tempat ini masih kurang, promosi yang baik dan penambahan acara-acara yang lebih menarik, misalnya denga diadakannya acara kunjungan museum yang memasukkan gedung Arsip Nasional sebagai salah satu destinasinya, diharapkan ini bisa menambah animo masyarakat untuk tidak sekedar berwisata namun, melihat secara langsung arip-arsip penting negeri ini yang perlu dijaga.

8.      Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal adalah masjid nasional negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kriste  Protestan.
Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional(Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.
Masjid Istiqlal merupakan salah satu ikon rumah ibadah terkenal di DKI Jakarta. Masjid terbesar di Asia ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk mengenal salah satu mahakarya arsitektur Asia. Pengunjung tempat ibadah ini tidak hanya berasal dari kalangan muslim, banyak wisatawan asing dan non muslim datang ke tempat ini untuk mengenal dan mempelajari peninggalan islam yang satu ini. Kendala yang sering dihadapi pengunjung adalah sempitnya lahan parkir di area masjid. Banyak tempat yang masih terkunci sehingga menyulitkan pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya. Solusi yang tepat adalah membuka akses lahan yang masih tertutup. Namun, sebelumnya lahan tersebut harus di tata atau dibersihkan karena kondisinya yang terlihat kotor. Sehingga para pengunjung tidak lagi kesulitan dan merasa aman dalam memarkirkan kendaraannya.

9.      Gereja Katedral
Gereja Katedral Jakarta (nama resmi: Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming) adalah sebuahgereja di Jakarta. Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu.
Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmansdan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.
Katedral yang kita kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di tempat itu, karena Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890 dalam cuaca yang cerah, Gereja itu pun sempat roboh.
Pada malam natal, 24 Desember 2000, Gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom.
Gereja Katedral merupakan tempat ibadah terbesar umat katolik di Jakarta. Tragedi bom di malam natal tahun 2000, tentu membekas bagi sebagian orang. Oleh karena itu, agar para wisatawan merasa aman saat berkunjung ke gereja ini diperlukan pengamanan memadai untuk area didalam maupun disekitar gereja sehingga isu keamanan tidak menjadi penghalang bagi wisatawan untuk berkunjung.

10.  Museum Wayang
Terletak di jalan Pintu Besar Utara No. 27, sebelah barat dari musium sejarah Jakarta. Menempati lahan bekas gereja Belanda Oude Hollandsche Kerk (1640 - 1732) dan gereja Niew Hollandsche Kerk (1736 - 1808) yang kemudian hancur akibat gempa bumi.

Bangunan yang nampak saat ini didirikan pada tahun 1912 sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry. Setelah beberapakali berpindah kepemilikan serta berubah fungsi, akhirnya pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan sebagai Museum Wayang.

Koleksi yang terdapat di museum Wayang berupa enis dan bentuk wayang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti wayang kulit, wayang golek, wayang rumput, wayang beber, topeng - topeng serta perangkat gamelan. Wayang serta boneka dari berbagai negara seperti Cina, Inggris, Kamboja, Malaysia dan Thailand ikut melengkapi koleksi di museum ini.
Letaknya tidak jauh dari Museum Fatahillah, Museum Wayang menyimpan berbagai koleksi wayang dari berbagai daerah di Indonesia maupun Internasional, sayangnya museum ini masih sepi pengunjung. Sebagian wisatawan tidak menyadari keberadaan museum ini karena kurangnya promosi. Peningkatan promosi dari berbagai media baik cetak, sosial amat penting karena museum ini tidak hanya menyimpan sejarah tapi juga sebagai pengenalan hasil karya asli Indonesia, baik terhadap anak bangsa maupun wisatawan Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Nama: Vita Nurani Alawiyah ( 4423154592 )
Kelas: A Usaha Jasa Pariwisata




Tidak ada komentar:

Posting Komentar