Pengembangan
Wisata Sejarah di DKI Jakarta
Definisi
Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan
untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan
perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi,
merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih
lengkap,turisme adalah industri jasa.
Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat
tinggal, makanan,minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan dll. Dan juga menawarkan tempat
istrihat, budaya, pelarian, petualangan,pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara
bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu
pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai
oleh Organisasi
Non-Pemerintah untuk
mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan
perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
dengan pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Definisi Pengembangan Menurut Ahli
Menurut Lanya (1995)
definisi mengenai pengembangan yaitu, “Pengembangan adalah
memajukan dan memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada”.
Dalam bukunya berjudul “ Dasar-dasar pariwisata”, Gamal Suwantoro (1997),
menyatakan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan
produk yang pelayanan yang berkualitas, seimbang,
bertahan. Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan
strategi pengambangan adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan tujuan
memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu
obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk
dikunjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi
masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi
pemasukan bagi pemerintah.
DKI
Jakarta tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, DKI Jakarta juga mempunyai
objek wisata bersejarah yang patut dikunjungi . DKI Jakarta dahulu bernama
Batavia, sebagai pusat pemerintahan di masa penjajahan Belanda, beberapa tempat
dijadikan sebagai area penting dalam roda pemerintahan dan perekonomian saat
itu, seperti kantor gubernur, pelabuhan, benteng sampai penjara.
1.
Museum
Fatahillah
Di
dalam museum, kita bisa melihat beragam koleksi sejarah seperti prasasti
peninggalan Kerajaan Tarumanegara, mimbar Masjid Kampung Baru dan juga keramik
antik dari China sampai Eropa. Selain itu, Museum Fatahillah juga memiliki
koleksi lebih dari 1000 judul buku yang ditulis dalam bahasa Melayu, Belanda,
Inggris dan Arab.
Namun
sayangnya minat para wisatawan dalam mengunjungi museum ini masih minim,
dikarenakan kurangnya promosi , fasilitas penunjang tersedia, dan kurangnya
kebersihan di area tersebut. Menurut
saya minat para pengunjung bisa ditingkatkan melihat banyaknya animo masyarakat
yang datang ke tempat tersebut walau hanya sekedar berfoto riya atau
jalan-jalan tanpa minat untuk mengetahui arti sejarah yang ada di dalam museum
tersebut. Solusinya saya sebagai
perwakilan dari Universitas Negeri Jakarta akan berkordinasi dengan Duta
Pariwisata DKI Jakarta yang notabene berasal dari kaum muda untuk mempromosikan
tempat ini, misalnya dengan dibuat acara yang menarik seperti pertunjukkan yang
dapat mengenalkan sejarah yang ada dalam museum tersebut, selain itu saya bersama
teman-teman akan melakukan kegiatan gerakan anti sampah, bekerja sama dengan
pemprof DKI dalam perbaikan fasilitas kebersihan.
2.
Pelabuhan
Sunda Kelapa
Dikenal
juga sebagai Pasar Ikan, Pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal bakal kota Jakarta
saat ini. Dahulu, tempat wisata sejarah ini adalah pelabuhan penting karena
lokasinya yang strategis dan berada di jalur perdagangan Asia.
Saat
ini, jika berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa, kita bisa menikmati pemandangan
cantik. Saat sore menjelang senja, kapal-kapal berjajar dengan latar langit
memerah akan membuatmu tak berhenti membidikkan kamera. Jangan lupa menikmati
sajian seafood segar yang banyak dijual di sekitar kawasan palabuhan.
Permasalahannya
adalah masih sulitnya akses transportasi umum menuju Sunda Kelapa, kebersihan
dan perawatan fasilitas pelabuhan yang pernah berjaya di masa VOC ini. Menurut
saya akses transportasi ini bisa
terhubung dengan trans Jakarta (Busway) atau paling tidak bisa memberdayakan
warga setempat untuk menjadi tukang sepeda atau motor dari halte busway
terdekat. Setibanya di pelabuhan pengunjung dapat merasakan bahwa tempat ini
merupakan salah satu pelabuhan tersibuk pada masanya dengan melihat peninggalan
kapal-kapal maupun kapal-kapal yang masih beroperasi dan aktivitas nelayan pada
saat ini. Peluang yang ada disini tidak hanya wisata sejarah , bisa juga
didirikan rumah makan seafood yang ikannya berasal dari hasil tangkapan nelayan
setempat. Dengan ini diharapkan bahwa pengunjung bisa menikmati dari awak
hingga akhir pengalaman berwisata ke pelabuhan Sunda Kelapa.
3.
Monas
( Monumen Nasional )
Di
ruang bawah monumen terdapat museum diorama yang menggambarkan perjalanan
sejarah bangsa Indonesia dari masa perjuangan merenut kemerdekaan hingga masa
orde baru . juga terdapat ruang kemerdekaan dimana kita dapat mendengarkan
rekaman suara bung Karno saat membaca naskah proklamasi di pagi hari tanggal 17
Agustus 1945. dengan lift yang berkapasitas 8 orang, pengunjung dapat mencapai
puncak monumen dan menyaksikan panorama kota Jakarta.
Taman di sekitar monas saat ini menjadi lebih sejuk, bersih dan rapi dengan aneka tumbuhan hijau serta adanya satwa rusa totol yang memberi keindahan alam tersendiri. Pada hari minggu pagi banyak masyarakat yang memanfaatkan kawasan ini untuk berolahraga nersama keluarga atau berkeliling dengan menggunakan delman. (indotravelers.com)
Taman di sekitar monas saat ini menjadi lebih sejuk, bersih dan rapi dengan aneka tumbuhan hijau serta adanya satwa rusa totol yang memberi keindahan alam tersendiri. Pada hari minggu pagi banyak masyarakat yang memanfaatkan kawasan ini untuk berolahraga nersama keluarga atau berkeliling dengan menggunakan delman. (indotravelers.com)
Monumen
Nasional ( Monas ) merupakan ikon DKI Jakarta , belum lengkap rasanya
mengunjungi Jakarta kalau tidak mampir ke Monas atau paling tidak sekedar
melintas di kawasan ini. Sejauh ini monas tidak kehilangan pengunjungnya selain
karena tempatnya yang strategis Monas menjadi tujuan wisata yang murah meriah.
Namun, sayangnya tempat wisata murah meriah ini masih banyak ditemui kendala,
misalnya sampah yang berserakan dan pedagang kaki lima yang menjajakan
dagangannya disembarang tempat. Yang seharusnya ditingkatkan adalah fasilitas
kebersihan atau tempat sampah disetiap titik strategis, pengelolaan pedagang
kaki lima yang disediakan tempat seperti kedai-kedai makanan yang tempatnya
strategis. Di harapkan Monas tidak hanya menjadi tujuan wisata, tourist
domestik saja melainkan juga wisatawan internasional.
4.
Museum
Nasional ( Museum Gajah )
Di
museum ini tersimpan koleksi benda pra-sejarah seperti alat-alat yang terbuat
dari batu, tulang, tanduk dan kerang. Juga terdapat berbagai koleksi benda -
benda keramik abad 5 hingga 15 yang berasal dari daratan Asia, Eropa maupun
Persia.
Berbagai benda relief sejarah yang berasal dari abad 16 hingga 19 tersimpan dengan rapi, disamping koleksi perabotan peninggalan orang Belanda. Terdapat pula koleksi perhiasan emas, berlian serta batu mulia, pusaka dan singgasana para raja serta berbagai perabot yang terbuat dari emas milik bangsawan masa lalu.
Berbagai benda relief sejarah yang berasal dari abad 16 hingga 19 tersimpan dengan rapi, disamping koleksi perabotan peninggalan orang Belanda. Terdapat pula koleksi perhiasan emas, berlian serta batu mulia, pusaka dan singgasana para raja serta berbagai perabot yang terbuat dari emas milik bangsawan masa lalu.
Melintas
dikawasan Monumen Nasional seringkali luput dari pandangan adalah Museum
Nasional. Letaknya berada tepat bersebrangan dengan Monas. Mungkin, tempat ini
hanya menjadi tujuan wisata sejarah anak-anak SD saja sejauh ini, padahal di
dalamnya terdapat peninggalan-peninggalan penting yang menunjukkan kekayaan
Nusantara. Promosi adalah salah satu bagian terpenting agar museum ini tisak
kehilangan reputasinya. Promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari
media sosial sampai dengan mendukung gerakan-gerakan wisata museum ke berbagai
kalangan khususnya anak muda atau pelajar yang bertujuan agar mereka makin
mencintai dan bangga akan kekayaan negeri ini.
5.
Museum
Proklamator
Terletak
di halaman gedung perintis kemerdekaan, Jl. Proklamasi No. 56 yang semula
merupakan rumah kediaman Ir. Soekarno presiden RI pertama. Monumen ini
didirikan pada tahun 1980 dengan patung Soekarno dan Moh Hatta terbuat dari
perunggu yang masing - masing berukuran 46 meter dan 43 meter dengan berat 1-2
ton untuk setiap patungnya. Di depanya terdapat replika naskah proklamasi dari
perunggu dengan ukuran 60 x 90 Cm yang merupakan pembesaran 200 kali dari
ukuran aslinya.
Museum
Proklamator mungkin sering kita dengar, tapi animo masyarakat berkunjung ke
museum masih sedikit. Sebagai peninggalan proklamator RI tentunya yang menjadi
sasaran utama wisata ini adalah kalangan pemuda. Akses transportasi menuju
tempat ini tidak sulit karena posisinya ada di pinggir jalan. Jadi alasan
transportasi tidak masuk untuk tempat yang satu ini. Yang utama adalah promosi
untuk tempat ini melalui berbagai cara media sosial, massa, dan publikasi
lainnya. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka museum proklamator tidak
hanya dikunjungi pada tanggal 17 Agustus saja.
6.
Gedung
Kesenian Jakarta
Bangunannya
bergaya neo-renaisance yang didirikan pada tahun 1821 adalah sebagai gedung
kesenian atau pada zaman belanda namanya Schouwburg. Di gedung ini sering
diadakan pagelaran kesenian baik tradisional maupun seni kontemporer dan
modern.
Gedung
ini letaknya tidak jauh dari kawasan pasar baru Jakarta, sehingga kita dapat
menemukannya dengan mudah. Tidak hanya sekedar
wisata sejarah , gedung ini sampai sekarang dijadikan tempat pentas drama
berbagai musisi teater, sehingga jika berkunjung kita dapat merasakan berbagai
pengalaman tempo dulu hingga jaman sekarang, sekali lagi promosi dan
pemeliharaan fasilitas menjadi poin penting agar gedung ini tidak ditinggalkan
oleh para wisatawan.
7.
Gedung
Arsip Nasional
Dibangun
oleh Renier de Klerk seorang anggota dewan Hindia Belanda yang kemudian
diangkat menjadi Gubernur jenderal (tahun 1777 - 1780) sebagai rumah
peristirahatan di Molenvelt West. Bangunan ini selanjutnya dijadikan gedung
arsip nasional dan terletak di Jl. Gajah Mada No. 111. Arsitektur dan perabotan
rumah yang ada di dalamnya masih tetap dipertahankan seperti aslinya.
Pemeliharaan
gedung Arsip Nasional ini cukup baik hingga sekarang, sayangnya minat wisatawan
mengunjungi tempat ini masih kurang, promosi yang baik dan penambahan
acara-acara yang lebih menarik, misalnya denga diadakannya acara kunjungan
museum yang memasukkan gedung Arsip Nasional sebagai salah satu destinasinya,
diharapkan ini bisa menambah animo masyarakat untuk tidak sekedar berwisata
namun, melihat secara langsung arip-arsip penting negeri ini yang perlu dijaga.
8.
Masjid
Istiqlal
Masjid
Istiqlal adalah masjid nasional negara Republik
Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal
merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan masjid ini
diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu,
Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda
dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24
Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich
Silaban, seorang Kriste Protestan.
Lokasi
kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut
lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen
Nasional(Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral
Jakarta. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai
dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai
berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama
masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang
besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan
selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus
ribu jamaah.
Masjid
Istiqlal merupakan salah satu ikon rumah ibadah terkenal di DKI Jakarta. Masjid
terbesar di Asia ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk
mengenal salah satu mahakarya arsitektur Asia. Pengunjung tempat ibadah ini
tidak hanya berasal dari kalangan muslim, banyak wisatawan asing dan non muslim
datang ke tempat ini untuk mengenal dan mempelajari peninggalan islam yang satu
ini. Kendala yang sering dihadapi pengunjung adalah sempitnya lahan parkir di
area masjid. Banyak tempat yang masih terkunci sehingga menyulitkan pengunjung
untuk memarkirkan kendaraannya. Solusi yang tepat adalah membuka akses lahan
yang masih tertutup. Namun, sebelumnya lahan tersebut harus di tata atau
dibersihkan karena kondisinya yang terlihat kotor. Sehingga para pengunjung
tidak lagi kesulitan dan merasa aman dalam memarkirkan kendaraannya.
9.
Gereja
Katedral
Gereja
Katedral Jakarta (nama resmi: Santa Maria Pelindung Diangkat Ke
Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming) adalah sebuahgereja di Jakarta.
Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan
dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari
Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung
gereja beberapa abad yang lalu.
Gereja
yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmansdan
peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus
Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika
Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati
pada 21 April1901 oleh Mgr. Edmundus
Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.
Katedral
yang kita kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di
tempat itu, karena Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun
pada 27 Juli 1826 gedung
Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya. Lalu pada
tanggal 31 Mei 1890 dalam
cuaca yang cerah, Gereja itu pun sempat roboh.
Pada
malam natal, 24 Desember 2000,
Gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom.
Gereja
Katedral merupakan tempat ibadah terbesar umat katolik di Jakarta. Tragedi bom
di malam natal tahun 2000, tentu membekas bagi sebagian orang. Oleh karena itu,
agar para wisatawan merasa aman saat berkunjung ke gereja ini diperlukan
pengamanan memadai untuk area didalam maupun disekitar gereja sehingga isu
keamanan tidak menjadi penghalang bagi wisatawan untuk berkunjung.
10. Museum Wayang
Terletak
di jalan Pintu Besar Utara No. 27, sebelah barat dari musium sejarah Jakarta.
Menempati lahan bekas gereja Belanda Oude Hollandsche Kerk (1640 - 1732) dan
gereja Niew Hollandsche Kerk (1736 - 1808) yang kemudian hancur akibat gempa
bumi.
Bangunan yang nampak saat ini didirikan pada tahun 1912 sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry. Setelah beberapakali berpindah kepemilikan serta berubah fungsi, akhirnya pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan sebagai Museum Wayang.
Koleksi yang terdapat di museum Wayang berupa enis dan bentuk wayang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti wayang kulit, wayang golek, wayang rumput, wayang beber, topeng - topeng serta perangkat gamelan. Wayang serta boneka dari berbagai negara seperti Cina, Inggris, Kamboja, Malaysia dan Thailand ikut melengkapi koleksi di museum ini.
Bangunan yang nampak saat ini didirikan pada tahun 1912 sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry. Setelah beberapakali berpindah kepemilikan serta berubah fungsi, akhirnya pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan sebagai Museum Wayang.
Koleksi yang terdapat di museum Wayang berupa enis dan bentuk wayang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti wayang kulit, wayang golek, wayang rumput, wayang beber, topeng - topeng serta perangkat gamelan. Wayang serta boneka dari berbagai negara seperti Cina, Inggris, Kamboja, Malaysia dan Thailand ikut melengkapi koleksi di museum ini.
Letaknya
tidak jauh dari Museum Fatahillah, Museum Wayang menyimpan berbagai koleksi wayang
dari berbagai daerah di Indonesia maupun Internasional, sayangnya museum ini
masih sepi pengunjung. Sebagian wisatawan tidak menyadari keberadaan museum ini
karena kurangnya promosi. Peningkatan promosi dari berbagai media baik cetak,
sosial amat penting karena museum ini tidak hanya menyimpan sejarah tapi juga
sebagai pengenalan hasil karya asli Indonesia, baik terhadap anak bangsa maupun
wisatawan Internasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Nama: Vita Nurani Alawiyah ( 4423154592 )
Kelas: A Usaha Jasa Pariwisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar