Kamis, 07 Januari 2016

Folklore Indonesia



Keong Mas, Si Puteri Cantik


KATA PENGANTAR
            Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ketiga dalam mata kuliah Sejarah Indonesia dengan judul “Folklore Indonesia”.    Dalam penyusunan dan penulisan tugas ini, penulis banyak mengalami kendala terutama dengan adanya keterbatasan pengetahuan, pengalaman, tenaga kerja dan waktu serta pikiran yang dimiliki penulis. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada akhirnya tugas ini terselesaikan.
            Dalam penyusunan tugas ketiga ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan baik dari segi materi maupun penulisan. Maka dari itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada, penulis menerima kritik dan saran, juga berharap agar tugas ketiga ini bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 4 Januari 2016



Adlia Sade Utina

PEMBAHASAN
            Keong Emas adalah sebuah dongeng yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa Timur, Indonesia. Kata keong berasal dari bahasa Jawa yang sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, berarti siput besar. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Keong Emas adalah penjelmaan putri Raja Kertamata yang bernama Candra Kirana karena terkena sihir seorang nenek yang beranama Mbok Mian. Mengapa Mbok Mian menyihir Puteri Candra Kirana menjadi Keong Emas?
Versi pertama
Dongeng ini menceritakan tentang Dewi Limaran, istri dari Pangeran Raden Putra. Saat ia sedang berjalan-jalan di taman, ia menemukan sebuah keong di salah satu bunga dan kemudian melemparnya. Keong itu ternyata adalah seorang penyihir jahat yang sedang menyamar. Untuk membalas dendam, si penyihir mengubah sang putri menjadi keong mas. Pada suatu hari, seorang janda memancing di suatu sungai. Saat ia pulang, ia menemukan sebuah keong berwarna emas di antara tangkapannya. Keesokan harinya saat ia pulang ke rumah, ia mendapati rumahnya telah dibersihkan seluruhnya. Karena rasa ingin tahunya, keesokan harinya, ia berpura-pura pergi ke luar rumah, namun kemudian mengintip kembali. Ia kemudian melihat seorang anak perempuan cantik sedang membersihkan rumahnya. Saat ia menemukan ini, ia mengerti apa yang terjadi dan kemudian melempar cangkang keong tersebut ke sungai untuk mematahkan kutukannya.
Versi kedua
Prabu Kertamarta adalah Raja Daha pada zaman dahulu. Dia memiliki dua orang anak perempuan bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Candra Kirana memiliki kecantikan wajah yang sangat mempesona. Tunangannya adalah Raden Inu Kertapati yang merupakan putra mahkota kerajaan Kahuripan.
(galuh ajeng iri dengan pertunangan candra kirana dan raden inu kertapati)
Galuh Ajeng sebenarnya juga mencintai Raden Inu Kertapati yang tampan, gagah dan cerdas. Oleh karena itu dia sangat iri dengan keberuntungan adiknya. Dari perasaan iri itulah kemudian lama kelamaan berkembang menjadi perasaan benci. Galuh Ajeng kemudian merencanakan bagaimana cara menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan. Secara diam-diam Galuh Ajeng meminta bantuan nenek penyihir jahat yang diketahui memiliki mantra kutukan yang sangat mengerikan. Kepada nenek penyihir jahat itu, Galuh Ajeng meminta agar Candra Kirana dikutuk menjadi sesuatu yang mengerikan wujudnya.
Baiklah..” Ujar si penyihir menyanggupi permintaan Galuh Ajeng.
Usahakan agar Candra Kirana dapat keluar dari istana hingga aku dapat bertemu langsung dengannya. Ketika itulah aku akan mengutuknya menjadi wujud lain.
Galuh Ajeng lantas bersiasat jahat. Dia melakukan fitnah kepada Candra Kirana. Akibat fitnah itu Prabu Kertamarta murka kepada Candra Kirana hingga mengusir anak bungsunya itu.
Candra Kirana meninggalkan istana dengan hati terluka. Dia berjalan tidak tentu arah dan akhirnya tiba di pantai. Nenek sihir yang secara diam-diam mengikuti Candra Kirana, muncul ketika dilihatnya di pantai itu hanya ada Candra Kirana seorang diri.
Jadilah engkau keong mas!” Kutuk si nenek sihir.
(candra kirana berubah menjadi keong mas)
Mantra kutukan nenek sihir itu begitu kuat dan jahat. Dalam waktu sekejap Candra Kirana yang cantik rupawan berubah wujud menjadi keong mas.
Nenek sihir jahat lantas membuang keong emas jelmaan Candra Kirana ke laut seraya berseru.” Kutukanku akan hilang jika engkau bertemu dengan tunanganmu.”
(keong emas penjelmaan candra kirana tertangkap jala nenek nelayan)
Alkisah seorang nenek yang berasal dari desa Dadapan tengah mencari ikan dengan menggunakan jala. Keong Mas tersangkut pada jala yang ditebarkan si nenek. Si nenek membawa keong mas itu ke gubugnya. Semula dia hendak memasak keong mas yang didapatkannya itu. Namun ketika melihat betapa indahnya keong emas yang diapatkannya, si nenek mengurungkan niatnya. Si nenek kemudian meletakan keong emas di tempayan dan diberinya makan agar keong emas itu tidak mati.
Keseokan harinya si nenek kembali melakukan pekerjaan rutinnya yaitu mencari ikan. Namun tampaknya hari itu si nenek kurang beruntung. Hanya beberapa ekor ikan yang mampu didapatkannya. Itupun hanya cukup dijual untuk membeli beras. Si nenek sudah membayangkan bahwa hari ini dia hanya akan makan nasi tanpa lauk pauk. Namun alangkah terkejutnya si nenek ketika sampai di rumah, dia melihat bebagai hidangan tersaji di meja makannya. Si nenek kebingungan karena merasa tidak memasak dan juga tidak meminta orang lain memasak untuknya. Karena perutnya telah lapar si nenek segera menyantap hidangan itu. Setelah selesai makan si nenek baru menyadari bahwa rumahnya telah bersih dan rapi.
Kejadian aneh yang sama terjadi pada hari-hari berikutnya. Setiap dia pulang dari beraktivitas diluar rumah, dia selalu mendapati rumahnya dalam keadaan rapi dan tehidang makanan lezat di meja makannya. Karena penasaran si nenek berusaha mengetahui siapa sesungguhnya yang telah memasak makanan untuknya.
Pada suatu hari dia berpura-pura hendak berangkat mencari ikan. Dengan langkah hati-hati, si nenek kembali ke gubugnya. Ia mengintip dari balik celah jendela. Beberapa saat mengintip, si nenek di kejutkan dengan pemandangan mengherankan yang terjadi didalam gubugnya. Dari dalam tempayan keluarlah si keong mas. Ketika keluar dari tempayan si keong mas berubah wujud menjadi seorang gadis cantik rupawan yang tidak lain adalah Candra Kirana. Si Gadis kemudian sibuk memasak di dapur dan membersihkan rumah.
(si nenek melihat keong mas berubah menjadi gadis cantik)
Si nenek langsung masuk ke dalam rumah untuk memergoki Candra Kirana.
Siapakah engkau wahai gadis cantik?” Tanya si nenek.
Candra Kirana kemudian menjelaskan siapa sebenarnya dirinya dan penyebab kenapa dia bisa menjadi keong mas. Setelah menjelaskan siapa dirinya, Candra Kirana kembali berubah wujud menjadi keong emas.
Di tempat lain jauh dari Desa Dadapan, Raden Inu Kertapati tengah disibukan untuk mencari tunangannya yang mendadak menghilang. Putra mahkota kerajaan Kahuripan itu telah mencari ke berbagai penjuru kerajaan namun kabar keberadaan Candra Kirana tidak juga dia dapatkan. Walaupun sudah cukup lama Candra Kirana menghilang, Raden Inu Kertapati yakin Candra Kirana masih hidup dan mereka dalam waktu dekat akan kembali bersatu. Keyakinan itulah yang membuat tekad Raden Inu Kertapati selalu menyala, dan dia berjanji tidak akan kembali ke kerajaan Kahuripan sebelum bertemu dengan tunangannya itu.
Nenek sihir jahat tahu mengenai usaha Raden Inu Kertapati. Dia tidak ingin Raden Inu Kertapati bertemu dengan Candra Kirana yang telah dikutuknya menjadi keong Mas. Untuk menggagalkan usaha Raden Inu Kertapati, nenek sihir jahat lantas mengubah dirinya menjadi burung gagak. Dia mendatangi Raden Inu Kertapati dan memberikan petunjuk yang kian menyesatkan pencarian yang dilakukan putra mahkota kerajaan Kahuripan itu.
Dalam pencariannya, Raden Inu Kertapati pada suatu hari bertemu dengan seorang kakek yang terlihat membutuhkan pertolongan. Ketika Raden Inu Kertapati menghampiri, kakek itu menyatakan tengah kelaparan. Tanpa berpikir panjang, Raden Inu Kertapati lantas memberikan bekalnya untuk si kakek. Si Kakek makan dengan sangat lahap.
Maaf Raden,”
Kata si kakek setelah selesai makan.
Siapakah sesungguhnya Raden yang baik hati ini?”
Raden Inu Kertapati menjelaskan siapa dirinya. Dijelaskannya pula usaha yang tengah dilakukannya untuk menemukan tunangannya. Sama sekali tidak disangka Raden Inu Kertapati kakek itu ternyata seorang yang sakti mandraguna. Si kakek mengetahui jika Raden Inu Kertapati semakin dijauhkan dari Candra kirana oleh petunjuk sesat burung gagak penjelmaan nenek sihir jahat.
Burung gagak itu jelmaan nenek sihir.” Tanya Raden Inu Kertapati setelah menerima penjelasan dari si Kakek sakti.
Benar Raden.” Jawab si Kakek.
Untuk membuktikan kebenaran ucapan hamba, kita tunggu burung gagak itu disini.”
Tidak lama kemudian burung gagak jelmaan nenek sihir datang. Si kakek lalu meraih tongkatnya dan memukul tepat di kepala burung gagak. Seketika itu burung gagak berubah menjadi asap dan menghilang.
Si kakek kemudian memberikan petunjuk kepada Raden Inu kertapati.
Jika Raden Ingin bertemu dengan tunangan Raden, pergilah ke desa Dadapan. Tunangan Raden berada di desa tersebut...”
Raden Inu Kertapati segera memacu kuda tunggangannya menuju desa Dadapan. Berhari-hari dia menempuh perjalanan. Ketika Raden Inu Kertapati tiba di desa dadapan, seluruh bekalnya telah habis. Saat itu dia sangat kehausan. Ketika melihat sebuah gubug, dia lantas mengarahkan kuda tungangannya menuju gubug itu. Dia berniat hendak meminta air untuk melepas dahaga. Akan tetapi bukan hanya air minum yang dia dapatkan, tetapi juga tunangan yang selama ini dicarinya.
Tidak terkirakan kebahagiaan Raden Inu Kertapati setelah berhasil menemukan pujaan hatinya. Begitu pula dengan Candra Kirana. Karena telah bertemu dengan tunangannya maka kutukan si nenek jahat seketika itu musnah. Candra Kirana kembali menjadi seorang gadis cantik mempesona.
Raden Inu Kertapati segera memboyong Candra Kirana ke kerajaan Daha. Si nenek yang baik hati itu mereka ajak pula. Ketika mereka menjelaskan perihal kondisi Candra Kirana selama ini kepada Prabu Kertamarta , kedok jahat dari Galuh Ajeng menjadi terbongkar.
Amat besar murka Prabu Kertamarta ketika mengetahui cerita yang sebenarnya. Sang raja memerintahkan Galuh Ajeng dihukum seberat-beratnya sesuai kesalahannya. Namun karena kebaikan dari Candra Kirana, kesalahan Galuh Ajeng dimaafkan hanya saja Galuh Ajeng tidak boleh tinggal di istana.
Candra kirana dan Raden Inu Kertapati kemudian menikah. Pesta pernikahan mereka berlangsung semarak selama tujuh hari tujuh malam. Rakyat kerjaaan Daha dan Kahuripan bersuka cita menyambut pernikahan agung itu. Segenap kekuatan Kerajaan Daha dan Kahuripan bersatu seperti bersatunya Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati. Keduanya hidup berbahagia. Begitu pula dengan si nenek baik hati yang berasal dari desa Dadapan. Si nenek kemudian tinggal bersama Candra Kirana di istana. Dia sangat berbahagia karena Candra Kirana menganggap dia seperti ibu kandungnya sendiri.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Keong Emas
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Pendek Jawa Timur Kisah Keong Emas / Keong Mas adalah Kebenaran akan mengalahkan kebatilan atau kejahatan. Sifat iri hati itu seperti api yang akan membakar habis kayu kering kebaikan. Orang yang iri hati akan merasakan kekalahan dan kehancuran di kemudian hari.

Penelitian Latar Tempat
Kisah dari Cerita Rakyat Keong Emas yang berasal dari Jawa Timur tepatnya berada di Kerajaan Kahuripan. Berikut sedikit penjelasan tentang Kerajaan Kahuripan.
Kahuripan adalah nama yang lazim dipakai untuk sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan Kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006.
Raja Kerajaan Medang yang terakhir bernama Dharmawangsa Teguh, saingan berat Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1006 Raja Wurawari dari Lwaram (sekutu Sriwijaya) menyerang Watan, ibu kota Kerajaan Medang, yang tengah mengadakan pesta perkawinan. Dharmawangsa Teguh tewas, sedangkan keponakannya yang bernama Airlangga lolos dalam serangan itu.
Airlangga adalah putera pasangan Mahendradatta (saudari Dharmawangsa Teguh) dan Udayana raja Bali. Ia lolos ditemani pembantunya yang bernama Narotama. Sejak saat itu Airlangga menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan pegunungan (wonogiri).
Pada tahun 1009, datang para utusan rakyat meminta agar Airlangga membangun kembali Kerajaan Medang. Karena kota Watan sudah hancur, maka, Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.
Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah Airlangga hanya meliputi daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan Kerajaan Medang yang membebaskan diri. Baru setelah Kerajaan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari India tahun 1023. Airlangga merasa leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana.
Peperangan demi peperangan dijalani Airlangga. Satu demi satu kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dapat ditaklukkannya. Namun pada tahun 1032 Airlangga kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat bagai raksasa.Raja wanita itu adalah Dyah Tulodong,yang merupakan salah satu raja Kerajaan Lodoyong (sekarang wilayah Tulungagung, Jawa Timur). Dyah digambarkan sebagai ratu yang memiliki kekuatan luar biasa.
Salah satu peristiwa sejarah penting adalah pertempuran antara bala tentara Raja Erlangga berhasil dikalahkan oleh Dyah Tulodong. Pertemuan tersebut terjadi lantaran Dyah berusaha membendung ekspansi Airlangga yang waktu itu sudah menguasai wilayah di sekitar kerajaannya.
Bahkan di beberapa riwayat, diceritakan pasukan khusus yang dibawa Dyah merupakan prajurit-prajurit wanita pilihan. Pasukan ini berhasil memukul mundur pasukan Airlangga dari pusat kerajaan Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan hingga ke Patakan (Sambeng, Lamongan, Jawa Timur). Peristiwa ini terjadi di tahun 1031.
Tetapi satu tahun kemudian Dyah Tulodong berhasil dikalahkan Airlangga lewat pertempuran sengit di penghujung tahun 1032. Dari utara, pasukan Airlangga bergerak ke selatan menuju Lodoyong. Airlangga kemudian membangun ibu kota baru bernama Kahuripan di daerah Sidoarjo sekarang. Musuh wanita dapat dikalahkan, bahkan kemudian Raja Wurawari pun dapat dihancurkan pula. Saat itu wilayah kerajaan mencakup hampir seluruh Jawa Timur.
Nama Kahuripan inilah yang kemudian lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin Airlangga, sama halnya nama Singhasari yang sebenarnya cuma nama ibu kota, lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin Kertanagara.
Pusat kerajaan Airlangga kemudian dipindah lagi ke Daha, berdasarkan prasasti Pamwatan, 1042 dan Serat Calon Arang.
Pada akhir pemerintahannya, Airlangga berhadapan dengan masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Calon raja yang sebenarnya, yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi, memilih menjadi pertapa dari pada naik takhta.
Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu bagian barat bernama Kadiri beribu kota di Daha, diserahkan kepada Sri Samarawijaya, serta bagian timur bernama Janggala beribu kota di Kahuripan, diserahkan kepada Mapanji Garasakan.
Setelah turun takhta, Airlangga menjalani hidup sebagai pertapa sampai meninggal sekitar tahun 1049.
Nama Kahuripan muncul kembali dalam catatan sejarah Kerajaan Majapahit yang berdiri tahun 1293. Raden Wijaya sang pendiri kerajaan tampaknya memperhatikan adanya dua kerajaan yang dahulu diciptakan oleh Airlangga.
Dua kerajaan tersebut adalah Kadiri alias Daha, dan Janggala alias Kahuripan atau Jiwana. Keduanya oleh Raden Wijaya dijadikan sebagai daerah bawahan yang paling utama. Daha di barat, Kahuripan di timur, sedangkan Majapahit sebagai pusat.
Pararaton mencatat beberapa nama yang pernah menjabat sebagai Bhatara i Kahuripan, atau disingkat Bhre Kahuripan. Yang pertama ialah Tribhuwana Tunggadewi putri Raden Wijaya. Setelah tahun 1319, pemerintahannya dibantu oleh Gajah Mada yang diangkat sebagai patih Kahuripan, karena berjasa menumpas pemberontakan Ra Kuti.
Hayam Wuruk sewaktu menjabat yuwaraja juga berkedudukan sebagai raja Kahuripan bergelar Jiwanarajyapratistha. Setelah naik takhta Majapahit, gelar Bhre Kahuripan kembali dijabat ibunya, yaitu Tribhuwana Tunggadewi.
Sepeninggal Tribhuwana Tunggadewi yang menjabat Bhre Kahuripan adalah cucunya, yang bernama Surawardhani. Lalu digantikan putranya, yaitu Ratnapangkaja.
Sepeninggal Ratnapangkaja, gelar Bhre Kahuripan disandang oleh keponakan istrinya (Suhita) yang bernama Rajasawardhana. Ketika Rajasawardhana menjadi raja Majapahit, gelar Bhre Kahuripan diwarisi putra sulungnya, yang bernama Samarawijaya.

Penggunaan nama Keong Emas
Teater IMAX Keong Emas yang terdapat di Taman Mini Indonesia Indah dibuat menyerupai sebuah keong mas raksasa. Teater Imax Keong Mas adalah gedung teater berbentuk keong mas raksasa tempat pemutaran dan pertunjukan film khusus berteknologi canggih.Gedung teater ini didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto, dan di resmikan pada tanggal 20 April 1984. Pendirian gedung teater ini dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik guna mengenalkan kekayaan alam dan budaya Indonesia melalui tanyangan film raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX.
Menyaksikan film di teater ini serasa ikut berada di dalamnya dan ikut pula berperan sebagai pemain. Teknologi film imax menunjukan kecanghihan dan kemampuannya untuk menumbulkan daya tarik kuat yang membuat penonton berdecak kagum.
Beberapa film tersedia untuk diputar antara lain film Indonesia Indah I, Indonesia Indah II ( Anak-Anak Indonesia), Indonesia Indah III ( Indonesia Untaian Manikam di Katulistiwa), dan Indonesia Indah IV ( Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia). Semuanya menjunjukankeindahan lingkungan, kekayaan alam dan keragaman budaya Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film tidak hanya menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun juga diselingi dengan memutar film-film import yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan, ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun tema-tema lingkungan hidup.
Sejak tahun 1984 telah memutar film import sebanyak 20 judul film dengan masa sewa 1 hingga 2 tahun. Film-film import itu antara lain : To Fly, Speed, Blue Planet, The Living Sea, Forces of Nature, T-Rex, The First Emperor of China, Island Adventure, dan Mistic India. Kemudian tahun 2004, teater ini mampu meng-upgrade sistem, dan sekaligus memutar film IMAX DRM (Digital Re-Mastering) yakni teknologi revolusioner yang memungkinkan transfer film laga format 35mm ke dalam IMAX EXPERIENCE 70MM.
Dengan kualitas tampilan dan suara yang mengagumkan perusahaan IMAX kini mampu memperluas upayanya melebihi film animasi mencakup film laga, sehingga memungkinkan film-film Hollywood diganda ulang secara digital. Misalnuya fim berjudul harry Potter and Prizoner of Azkaban dan “Spiderman 2” dapatdiputar teater-teater IMAX diseluruh dunia dalam layar raksasa dengan jam tayang 1 hingga 2,5 jam.
Taman Mini Indonesia Indah sendiri terletak di Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Taman Mini Indonesia Indah merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare. TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.

PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, keong mas itu tinggal bersama saudara tirinya, karena keong mas akan dijodohkan dengan pangeran yang tampan, kedua saudara tirinya iri dan menyuruh penyihir untuk mengutuk keong mas menjadi keong di tepi danau. Akhirnya, seorang nenek tua menemukan dan merawatnya. Suatu hari pangeran menemukannya di rumah nenek tua itu, dan akhirnya mereka bisa bersama kembali.
Saran
Dari cerita rakyat Keong Emas yang telah dibahas, penulis memberikan saran yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1.            Kesabaran
Bahwa hidup ini memang harus dihiasi oleh sifat dan sikap sabar. Kita tidak boleh kehilangan kesabaran walaupun pada saat tersebut godaan hidup sedemikian kuat menerjang diri kita. Kita tetap harus sabar menerima semua kondisi. Kesabaran yang kita tampilkan dalam hal ini merupakan bentuk sikap menerima takdir yang diberikan Tuhan kepada kita. Walaupun cobaan begitu berat menimpa kita.
            Candra Kirana begitu sabar menerima semua perlakuan saudaranya. Dia tidak marah saat difitnah saudaranya, bahkan sampai harus meninggalkan istana. Dia juga menerima nasib dengan lapang hati dan membantu nenek secara tulus. Begitu juga Pangeran Inu Kertapati dengan sabar mencari keberadaan tunangannya sehingga menemukannya di Desa Dadapan tersebut.
            Nilai karakter yang diharapkan muncul dari dalam hati anak-anak atau pendengar atau pembaca cerita adalah bahwa mereka harus menghadapi kehidupan ini dengan kesabaran tinggi.
2.              Kejujuran
Hidup harus jujur. Tanpa kejujuran hidup ini akan sulit. Siapa yang jujur dalam hidupnya, dia akan menuai kebaikan dalam kehidupannya. Contohnya, Candra Kirana dan Inu Kertapati menerapkan nilai kejujuran sehingga akhirnya mereka dipertemukan dalam suasana yang bahagia. Walaupun mereka ketahuan sedang bersama-sama di dapur, Candra Kirana langsung menceritakan siapa laki-laki tersebut.
           
Mereka juga jujur menceritakan siapa mereka sesungguhnya. Bahwa mereka adalah pangeran dan putri Raja Daha. Dan mereka adalah sepasang kekasih yang sudah dipertunangkan oleh sang raja. Dan akhirnya karena kejujurannya mereka dapat hidup bahagia di istana.
3.            Kesetiaan
Kesetiaan adalah nilai karakter yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam hati setiap orang. Dengan kesetiaan yang ada, maka kehidupan akan menjadi lebih baik. Candra Kirana begitu setia kepada Inu Kertapati sehingga tetap menunggu kedatangan sang tunangan sebab pertemuan itulah yang dapat menggugurkan kutukan sang nenek sihir.
Sampai akhirnya kesabaran tersebut benar-benar memberikan hasil. Mereka bertemu di rumah nenek janda di Desa Dadapan tersebut dan hal tersebut berlanjut ke pernikahan mereka.
Artinya, kita harus setiap kepada orang yang kita cintai dan sayangi.

Begitulah nilai positif yang ada dalam cerita Keong Emas ini, dengan nilai karakter ini, setidaknya kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga.

Selain itu, sebagai mahasiswa yang aktif dan cerdas, banyak-banyaklah mempelajari dan membaca Folklore Indonesia yang sangat menarik. Peduli terhadap budaya bangsa, menjaga keasliannya dan menghargai bangsa Indonesia. Cintailah bangsa Indonesia dengan segala keragambudayaannya. Cerita Rakyat Keong Mas adalah salah satu dari banyaknya cerita-cerita rakyat yang menarik yang berasal dari Indonesia. Membaca banyak folklore juga salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam menjaga dan membina Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keong_Mas#Penggunaan_Nama_Keong_Mas
https://id.wikipedia.org/wiki/Teater_IMAX_Keong_Emas
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kahuripan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar