Selasa, 05 Januari 2016

Tugas 2 - Solusi UNJ Untuk Pariwisata Indonesia

Solusi Perkembangan Pariwisata Di Indonesia


Seperti yang sudah semua masyarakat ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kedudukan pariwisata berkembang pesat di Indonesia. Setelah banyaknya tempat-tempat wisata atau maraknya objek wisata di Indonesia, pemerintah kepariwisataan Indonesia ingin selalu memajukan dunia pariwisata lebih mendalam lagi. “Pariwisata adalah kegiatab dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha.” (Ismayanti, 2010: 1)
Tetapi dalam dunia pariwisata tidak saja hanya dipandang dengan objek wisatanya, melainkan dari segi perekonomiannya juga. Seperti yang di kutip di dalam buku Ismayanti, 2010: 3 tertera bahwa Pariwisata merupakan suatu kegiatan wisata yang dapat dipahami dari banyak pendekatan wisatawan serta memiliki banyak fasilitas pendukung yang khusus disediakan oleh masyarakat. Ada beberapa negara yang mementingkan dunia pariwisata tersebut sebagai sumber pajak dan pendapatan bagi banyaknya pihak baik langsung maupun tidak langsung. Mengapa? Karena kepariwisataan merupakan sektor ekonomi terpenting di Indonesia, serta kekayaan alam dan budaya memiliki komponen penting dalam pariwisata di Indonesia.
Ismayanti mengukapkan bahwa pariwisata terjadi karena adanya daya tarik wisata di destinasi tujuan wisata, baik berupa daya tarik wisata alam maupun daya tarik budaya. Kegiatan ini dapat melihat seberapakah potensi wisata ini cukup penting sehingga tercipta keragaman usaha dari dari daya tarik wisata tersebut, serta pembangunan daya tarik wisata berada di dalam destinasi wisata yang dibangun guna pemberdayaan masyarakat, pembangunan prasarana atau fasilitas umum,dan pembangunan fasilitas pariwisata. Namun, beberapa pengelola tempat pariwisata khususnya di Indonesia hal tersebut tidak digunakan sebaik mungkin dan lebih cenderung tidak peduli terhadap lingkungan daerah wisatanya. Hal ini dapat menimbulkan kekurangan data pengunjung yang untuk berwisata dikarenakan banyaknya spot spot wisata yang kurang dirawat sedemikian rupa. Meskipun daya tarik wisata ini dapat memperoleh keuntungan bagi masyarakat setempat baik meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan dari sosial yang berupa kesejahrteraan rakyat yang menghapus kemiskinan.
Selain itu, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia, sehingga pada tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tumbuh lebih besar dibandingkan pada tahun sebelumnya. Meskipun dunia pariwisata sudah berkembang cukup pesat, namun masih ada beberapa masalah pariwisata yang menjadi kendala di Indonesia. Seperti sarana-prasarana dan teknologi informasi adalah beberapa di antaranya selain itu juga tentunya memiliki peluang dan penghambatnya, dan di dalam kepariwisataan dibutuhkan solusi dari permasalahan pokok yang ada di Indonesia.
            Banyaknya permasalahan dalam sektor pariwisata di Indonesia ini memicu kelemahahan daya tarik wisata atau dapat menurunkan minat wisatawan untuk datang ke Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pulau Bunaken yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Dahulu Pulau Bunaken merupakan salah satu objek wisata yang paling terkenal dan paling sering dikunjungi oleh keindahan alam dan keindahan dibawah lautnya yang masih asri sebelum terjamah oleh banyak tangan manusia. Namun seiring kepopulerannya dan seiring dengan berjalannya waktu—dari tahun ke tahun, kawasan di Pulau Bunaken sudah kotor dengan sampah. Hal tersebut bisa terjadi karena banyaknya sampah-sampah disebabkan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bunaken. Kemudian, dikarenakan ada banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kawasan  tersebut menimbulkan di mata para pebisnis itu merupakan sebuah peluang, lalu mereka mendirikan banyak penginapan dan resort.
Lalu pada saat itulah sampah di laut mulai berserakan—serta semakin banyaknya resort, semakin kotor.  Dan salah satu sisi pantai yang sekaligus dermaga di Pulau Bunaken yang sudah tidak terlalu terawat dan agak kotor karena kegiatan ekonomi kian kencang di sana. Selain itu,penyebab kotornya Pulau Bunaken tersebut dapat menyebabkan kerugian yang lain yaitu pertama wisatawan sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak dikarenakan tarif untuk berwisata di Pulau Bunaken ini yang cukup mahal menyebabkan wisatawan mendapat kerugian dari materil dan nonmateril. Wisatawan sudah berekpetasi yang cukup tinggi untuk berwisata dan melakukan refreshing di Pulau Bunaken namun mendapatkan kekecewaan yang luar biasa, karena tidak sesuai harapan dan kondisi alam yang disekitar Pulau Bunaken tidak sebersih atau seindah yang beredar di internet. Keberadaan potensi pariwisata yang ada di Provinsi Sulut yang terkenal dengan keindahannya sampai di dunia luar ternyata masih jauh dari harapan. Kondisi ini terjadi di taman nasional Bunaken yang oleh turis dari kapal pesiar MV Discovery yang datang di Bunaken beberapa waktu lalu menilai sangat kotor sehingga pihak agent trevel yang menangani tour mereka harus membayar ganti rugi  (dikutip dari harian Tribun Manado; Agent Travel Harus Bayar Puluhan Dollar karena Bunaken Kotor pada tanggal 29 Desember 2015 jam 10:17 WIB). Maka mulai saat itu peminat wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Bunaken mulai minim, dikarenakan sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Selain di Pulau Bunaken, ada beberapa tempat wisata yang mengalami hal yang sama seperti di Bunaken, yaitu Pulau Sempu. Pulau Sempu merupakan sebuah objek wisata yang berada di daerah Malang, Jawa Tengah, Indonesia, serta salah satu cagar alam yang dijadikan sebuah objek wisata oleh masyarakat setempat. Kondisi alam yang berada di Pulau Sempu ini masih hijau, bersih, dan sangat asri karena dirawat dan dijaga oleh masyarakat setempat. Setelah dijadikan sebuah perekonomian disana guna mengurangkan kemiskinan maka dijadikan sebuah objek wisata, namun hal itu justru merusak lingkungan alam yang berada sekitar Pulau Sempu. Banyaknya terdapata deretan tenda warna-warni berdempetan yang bagaikan perumahan kumuh, hampir tak ada ruang kosong. Suasana tersebut sangat tidak tenang dan semarak. Lalu yang menjadi pokok permasalahan yang tidak lain adalah sampah. Bungkus mie instan, botol air mineral, bungkus dan puntung rokok, sampah-sampah yang berserakan itu yang merusak semuanya. Beberapa bahkan menumpuk di pojokan, meninggalkan bau tidak sedap. JIka sudah terjadi sedemikian maka yang mengalami kerugian adalah masyarakat setempat disana karena kurang adanya untuk merawat hingga menurunkan minat wisatawan dalam domestic maupun luar domestic yang ingin berkunjung ke Pulau Sempu.

Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena global dengan melibatkan jutaan manusia baik di kalangan masyarakat industri pariwisata maupun penggunanya. Kegiatan pariwisata dan obyek wisata di suatu daerah akan menyebabkan terciptanya lapangan kerja baru, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya. Di Indonesia sendiri pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang memiliki prospek dan potensi yang cukup besar untuk dikembangakan. Peluang tersebut didukung oleh berbagai kondisi seperti letak dan keadaan geografis yang sangat baik, lapisan tanah yang subur,panorama yang indah serta didukung oleh flora dan fauna yang memperkaya pesona dari berbagai objek wisata di Indonesia. Dengan terus-menerus maraknya permasalahan pariwisata ini sulit untuk dikurangi dan sulit diselesaikan secara tuntas. Tetapi apakah dari pokok permasalahan yang terjadi di dunia pariwisata ini khususnya di Indonesia? Mengapa begitu banyaknya keluhan dari wisatawan terutama wisatawan mancanegara yang sangat menyayangkan kurang kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan objek wisata itu sendiri. Berikut adalah poin-poin penting menjadi permasalahan dalam sektor pariwisata, yaitu infrastruktur, keamanan, Sumber Daya Manusia (SDM), keamanan, dan sampah.
            Promosi dan pemasaran produk wisata memang hal yang penting dalam dunia pariwisata tetapi hal yang tidak kalah penting dalam industri pariwisata adalah infrastruktur. Air transport infrastructure Indonesia berada pada posisi ke-58. Ground transport lebih buruk lagi, yaitu di posisi ke-82.Sedangkan tourism infrastructure kita berada di posisi ke-116. Ini berarti keindahan  flora dan fauna khas negeri kita dirasa masih sulit di akses oleh para wisatawan. Tidak perlu di jelaskan bagaimana berbagai sarana yang patut di perbaiki mulai dari jalan, transportasi, jembatan, dsb. Lalu yang kedua adalah keamanan, ketika terjadi insiden bom di Bali pada tahun 2005 tepat nya di Kuta dan Jimbaran yang dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Serta tragedi pengeboman di Ritz Carlton dan JW.Marriot Kuningan pada tahun 2009 yang selain memakan korban jiwa juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Klub elit Liga Premier Inggris MANCHESTER UNITED  mengurungkan niatnya untuk dating ke Indonesia dalam rangka tour keliling Asia dengan alasan keamanan. Sudah menjadi bukti kurang-nya tingkat keamanan di Indonesia. Kemudian Sumber Daya Manusia juga sangat berperan di dalam dunia pariwisata. Dalam masalah sumber daya manusia, Indonesia belum banyak memanfaatkan keunggulan yang dimiliki bangsa ini, yaitu keramahan, kejujuran, dan kerja keras dalam memberikan pelayanan secara tulus. Permasalahan yang terakhir adalah hal yang tak lain adalah sampah. Sampah-sampah yang berada di lokasi objek wisata dan menjadi titik poin terpenting yang sulit dituntaskan sudah bukan masalah yang baru lagi yang dapat lihat di berbagai tempat tumpukan-tumpukan sampah yang menggunung. Ini menjadi bukti sampai saat ini, Indonesia belum membangun sistem pengolahan sampah yang memadai. Masalah sampah merata dari dari seluruh tempat-tempat wisata yang berada di Indonesia maupun mulai dari tepi laut, taman laut, pantai,hutan, kawasan wisata, air terjun, hingga pasar dan pusat kota. Bukan hanya menggangu industri pariwisata tetapi juga menjadikan tempat yang di timbun dengan sampah sebagai sumber dari berbagai penyakit. Hanya dengan promosi dan pameran besar-besaran tidak akan membantu industri pariwisata Indonesia. Tanpa produk yang baik promosi dan pameran wisata justru akan memukul balik dunia pariwisata Indonesia. Semakin banyak orang berkunjung, semakin banyak orang menyuarakan ketidaksenangan,bukan pujian. Untuk itu, rasa kepedulian terhadap sampah sangat minim, jika sudah terjadi seperti ini dan termasuk dalam habit buruk atau kebiasaan yang sulit sangat sulit di lepas.
Selain itu, Ketua BPPI Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani juga mengungkapkan bahwa  di balik berkembangnya bidang pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, nyatanya masih ada hal-hal yang dianggap menjadi masalah dibaliknya. Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI). Permasalahan ini, dibagi dalam dua hal, bidang pariwisata lalu ekonomi kreatif yang dapat mengakibatkan tidak optimalnya tujuan pembangunan ekonomi nasional dari kedua bidang ini. Menurut Ketua BPPI Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani ada tujuh poin permasalahan di dalam dunia pariwisata yaitu sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM), komunikasi dan publikasi, kebijakan dan peraturan, teknologi informasi, masyarakat dan investasi penting untuk diperhatikan. Kemudian, terdapat poin-poin yang menjadi masalah utama bidang ekonomi kreatif. Untuk ekonomi kreatif ada enam hal, yang memang terasa. Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi, pemasaran, akses dan pembiayaan, institusi yang dapat berupa kelembagaan, kebijakan ataupun berupa apresiasi. Terakhir, industri kreatif itu sendiri. Namun pemerintah belum menetapkan pariwisata sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), untuk itu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan memberikan prioritas tinggi setelah sektor pendidikan dan kebudayaan, sektor kesehatan serta anggaran promosi yang dinilai harus ditingkatkan secara signifikan (dikutip dari harian Kompas; Apa Saja Permasalahan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif? pada tanggal 30 Desember 2015 jam 11:42 WIB).
Menurut Ismayanti, Pengantar Pariwisata (2010) mengungkapkan bahwa semua permasalahan tersebut perlu ditindaklanjuti karena kalau dibiarkan terus-menerus akan berdampak negatif bagi sektor pariwisata di Indonesia. Solusinya adalah sebagai berikut:
a.        Pemerintah dan pemerintah daerah memiliki peran dalam:
-          Menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hokum, keamanan, dan keselamatan kepada wisatawan
-          Menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha, fasilitasi, dan kepastian hokum
-          Memelihara, mengembangkan dan melestarikan asset-aset nasional yang menjadi daya tarik wisata dan asset-aset potensial yang belum tergali; dan
-          Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat lain
                                                                                                               
b.      Setiap pengelola atau pengusaha pariwisata berperan untuk:
-          Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif
-          Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan dan keselamatan wisatawan
-          Memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya
-          Meningkatkan kompetensi tenaga kerja  melalui pelatihan dan pendidikan; dan
-          Berpartisipasi mencegah segala bentuk perbuatan yng melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usaha

c.       Setiap masyarakat yang menjadi wisatawan berperan untuk:
-          Memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan asri
-          Memelihara dan melestarikan lingkungan
-          Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan
-          Menerapkan standar usaha dan standar kompetensi yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan; dan
-          Berpartisipasi mencegah segala bentuk perbuatan yng melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usaha

Selain itu, perlu diberlakukan sedikitnya ubah kebiasaan trend dari mass tourism menjadi responsible tourism. Libatkan turis dengan melihat (dan mempelajari) museum, galeri seni, membatik, kerajinan tangan dsb, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami budaya setempat, kemudian menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu sendiri, serta perlu aturan yang mewajibkan setiap Pemda mengelola, mengembangkan destinasi wisata dan ekonomi kreatif di daerah masing-masing, misalnya minimal kelancaran akses menuju tempat wisata serta pengelolaan kebersihan yang dapat diawasi. Lalu perbankan perlu mendampingi dan memberikan edukasi terus-menerus kepada para pelaku usaha agar konsep ekonomi kreatif dipahami dengan lebih baik berikut aspek hukumnya. Sehingga mereka mampu membaca pasar, dan perbankan tidak ragu-ragu lagi memberikan pembiayaan kepada pelaku industri kreatif di Indonesia. Perlu disadari bahwa industri kreatif sarat akan eksploitasi ide dan kekayaan intelektual. Oleh karena itu, perlindungan hak atas kekayaan intelektual akan menjadi persoalan penting ketika industri tersebut kian besar dan meluas. Pemerintah perlu mengantisipasi hal-hal yang mungkin timbul dari sengketa hak atas kekayaan intelektual. Perbankan perlu mengingatkan para pelaku usaha juga perlu sejak awal agar mengantisipasi kemungkinan sengketa terkait dengan hal tersebut (dikutip dari artikel Kompasiana; Lima Solusi Masalah Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia pada tanggal 30 Desember 2015 jam 13:14 WIB).

Seperti yang sudah semua masyarakat ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kedudukan pariwisata berkembang pesat di Indonesia. Setelah banyaknya tempat-tempat wisata atau maraknya objek wisata di Indonesia, pemerintah kepariwisataan Indonesia ingin selalu memajukan dunia pariwisata lebih mendalam lagi. “Pariwisata adalah kegiatab dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha.” (Ismayanti, 2010: 1)
Tetapi dalam dunia pariwisata tidak saja hanya dipandang dengan objek wisatanya, melainkan dari segi perekonomiannya juga. Seperti yang di kutip di dalam buku Ismayanti, 2010: 3 tertera bahwa Pariwisata merupakan suatu kegiatan wisata yang dapat dipahami dari banyak pendekatan wisatawan serta memiliki banyak fasilitas pendukung yang khusus disediakan oleh masyarakat. Ada beberapa negara yang mementingkan dunia pariwisata tersebut sebagai sumber pajak dan pendapatan bagi banyaknya pihak baik langsung maupun tidak langsung. Mengapa? Karena kepariwisataan merupakan sektor ekonomi terpenting di Indonesia, serta kekayaan alam dan budaya memiliki komponen penting dalam pariwisata di Indonesia.
Ismayanti mengukapkan bahwa pariwisata terjadi karena adanya daya tarik wisata di destinasi tujuan wisata, baik berupa daya tarik wisata alam maupun daya tarik budaya. Kegiatan ini dapat melihat seberapakah potensi wisata ini cukup penting sehingga tercipta keragaman usaha dari dari daya tarik wisata tersebut, serta pembangunan daya tarik wisata berada di dalam destinasi wisata yang dibangun guna pemberdayaan masyarakat, pembangunan prasarana atau fasilitas umum,dan pembangunan fasilitas pariwisata. Namun, beberapa pengelola tempat pariwisata khususnya di Indonesia hal tersebut tidak digunakan sebaik mungkin dan lebih cenderung tidak peduli terhadap lingkungan daerah wisatanya. Hal ini dapat menimbulkan kekurangan data pengunjung yang untuk berwisata dikarenakan banyaknya spot spot wisata yang kurang dirawat sedemikian rupa. Meskipun daya tarik wisata ini dapat memperoleh keuntungan bagi masyarakat setempat baik meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan dari sosial yang berupa kesejahrteraan rakyat yang menghapus kemiskinan.
Selain itu, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia, sehingga pada tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tumbuh lebih besar dibandingkan pada tahun sebelumnya. Meskipun dunia pariwisata sudah berkembang cukup pesat, namun masih ada beberapa masalah pariwisata yang menjadi kendala di Indonesia. Seperti sarana-prasarana dan teknologi informasi adalah beberapa di antaranya selain itu juga tentunya memiliki peluang dan penghambatnya, dan di dalam kepariwisataan dibutuhkan solusi dari permasalahan pokok yang ada di Indonesia.
            Banyaknya permasalahan dalam sektor pariwisata di Indonesia ini memicu kelemahahan daya tarik wisata atau dapat menurunkan minat wisatawan untuk datang ke Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pulau Bunaken yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Dahulu Pulau Bunaken merupakan salah satu objek wisata yang paling terkenal dan paling sering dikunjungi oleh keindahan alam dan keindahan dibawah lautnya yang masih asri sebelum terjamah oleh banyak tangan manusia. Namun seiring kepopulerannya dan seiring dengan berjalannya waktu—dari tahun ke tahun, kawasan di Pulau Bunaken sudah kotor dengan sampah. Hal tersebut bisa terjadi karena banyaknya sampah-sampah disebabkan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bunaken. Kemudian, dikarenakan ada banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kawasan  tersebut menimbulkan di mata para pebisnis itu merupakan sebuah peluang, lalu mereka mendirikan banyak penginapan dan resort.
Lalu pada saat itulah sampah di laut mulai berserakan—serta semakin banyaknya resort, semakin kotor.  Dan salah satu sisi pantai yang sekaligus dermaga di Pulau Bunaken yang sudah tidak terlalu terawat dan agak kotor karena kegiatan ekonomi kian kencang di sana. Selain itu,penyebab kotornya Pulau Bunaken tersebut dapat menyebabkan kerugian yang lain yaitu pertama wisatawan sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak dikarenakan tarif untuk berwisata di Pulau Bunaken ini yang cukup mahal menyebabkan wisatawan mendapat kerugian dari materil dan nonmateril. Wisatawan sudah berekpetasi yang cukup tinggi untuk berwisata dan melakukan refreshing di Pulau Bunaken namun mendapatkan kekecewaan yang luar biasa, karena tidak sesuai harapan dan kondisi alam yang disekitar Pulau Bunaken tidak sebersih atau seindah yang beredar di internet. Keberadaan potensi pariwisata yang ada di Provinsi Sulut yang terkenal dengan keindahannya sampai di dunia luar ternyata masih jauh dari harapan. Kondisi ini terjadi di taman nasional Bunaken yang oleh turis dari kapal pesiar MV Discovery yang datang di Bunaken beberapa waktu lalu menilai sangat kotor sehingga pihak agent trevel yang menangani tour mereka harus membayar ganti rugi  (dikutip dari harian Tribun Manado; Agent Travel Harus Bayar Puluhan Dollar karena Bunaken Kotor pada tanggal 29 Desember 2015 jam 10:17 WIB). Maka mulai saat itu peminat wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Bunaken mulai minim, dikarenakan sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Selain di Pulau Bunaken, ada beberapa tempat wisata yang mengalami hal yang sama seperti di Bunaken, yaitu Pulau Sempu. Pulau Sempu merupakan sebuah objek wisata yang berada di daerah Malang, Jawa Tengah, Indonesia, serta salah satu cagar alam yang dijadikan sebuah objek wisata oleh masyarakat setempat. Kondisi alam yang berada di Pulau Sempu ini masih hijau, bersih, dan sangat asri karena dirawat dan dijaga oleh masyarakat setempat. Setelah dijadikan sebuah perekonomian disana guna mengurangkan kemiskinan maka dijadikan sebuah objek wisata, namun hal itu justru merusak lingkungan alam yang berada sekitar Pulau Sempu. Banyaknya terdapata deretan tenda warna-warni berdempetan yang bagaikan perumahan kumuh, hampir tak ada ruang kosong. Suasana tersebut sangat tidak tenang dan semarak. Lalu yang menjadi pokok permasalahan yang tidak lain adalah sampah. Bungkus mie instan, botol air mineral, bungkus dan puntung rokok, sampah-sampah yang berserakan itu yang merusak semuanya. Beberapa bahkan menumpuk di pojokan, meninggalkan bau tidak sedap. JIka sudah terjadi sedemikian maka yang mengalami kerugian adalah masyarakat setempat disana karena kurang adanya untuk merawat hingga menurunkan minat wisatawan dalam domestic maupun luar domestic yang ingin berkunjung ke Pulau Sempu.

Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena global dengan melibatkan jutaan manusia baik di kalangan masyarakat industri pariwisata maupun penggunanya. Kegiatan pariwisata dan obyek wisata di suatu daerah akan menyebabkan terciptanya lapangan kerja baru, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya. Di Indonesia sendiri pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang memiliki prospek dan potensi yang cukup besar untuk dikembangakan. Peluang tersebut didukung oleh berbagai kondisi seperti letak dan keadaan geografis yang sangat baik, lapisan tanah yang subur,panorama yang indah serta didukung oleh flora dan fauna yang memperkaya pesona dari berbagai objek wisata di Indonesia. Dengan terus-menerus maraknya permasalahan pariwisata ini sulit untuk dikurangi dan sulit diselesaikan secara tuntas. Tetapi apakah dari pokok permasalahan yang terjadi di dunia pariwisata ini khususnya di Indonesia? Mengapa begitu banyaknya keluhan dari wisatawan terutama wisatawan mancanegara yang sangat menyayangkan kurang kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan objek wisata itu sendiri. Berikut adalah poin-poin penting menjadi permasalahan dalam sektor pariwisata, yaitu infrastruktur, keamanan, Sumber Daya Manusia (SDM), keamanan, dan sampah.
            Promosi dan pemasaran produk wisata memang hal yang penting dalam dunia pariwisata tetapi hal yang tidak kalah penting dalam industri pariwisata adalah infrastruktur. Air transport infrastructure Indonesia berada pada posisi ke-58. Ground transport lebih buruk lagi, yaitu di posisi ke-82.Sedangkan tourism infrastructure kita berada di posisi ke-116. Ini berarti keindahan  flora dan fauna khas negeri kita dirasa masih sulit di akses oleh para wisatawan. Tidak perlu di jelaskan bagaimana berbagai sarana yang patut di perbaiki mulai dari jalan, transportasi, jembatan, dsb. Lalu yang kedua adalah keamanan, ketika terjadi insiden bom di Bali pada tahun 2005 tepat nya di Kuta dan Jimbaran yang dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Serta tragedi pengeboman di Ritz Carlton dan JW.Marriot Kuningan pada tahun 2009 yang selain memakan korban jiwa juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Klub elit Liga Premier Inggris MANCHESTER UNITED  mengurungkan niatnya untuk dating ke Indonesia dalam rangka tour keliling Asia dengan alasan keamanan. Sudah menjadi bukti kurang-nya tingkat keamanan di Indonesia. Kemudian Sumber Daya Manusia juga sangat berperan di dalam dunia pariwisata. Dalam masalah sumber daya manusia, Indonesia belum banyak memanfaatkan keunggulan yang dimiliki bangsa ini, yaitu keramahan, kejujuran, dan kerja keras dalam memberikan pelayanan secara tulus. Permasalahan yang terakhir adalah hal yang tak lain adalah sampah. Sampah-sampah yang berada di lokasi objek wisata dan menjadi titik poin terpenting yang sulit dituntaskan sudah bukan masalah yang baru lagi yang dapat lihat di berbagai tempat tumpukan-tumpukan sampah yang menggunung. Ini menjadi bukti sampai saat ini, Indonesia belum membangun sistem pengolahan sampah yang memadai. Masalah sampah merata dari dari seluruh tempat-tempat wisata yang berada di Indonesia maupun mulai dari tepi laut, taman laut, pantai,hutan, kawasan wisata, air terjun, hingga pasar dan pusat kota. Bukan hanya menggangu industri pariwisata tetapi juga menjadikan tempat yang di timbun dengan sampah sebagai sumber dari berbagai penyakit. Hanya dengan promosi dan pameran besar-besaran tidak akan membantu industri pariwisata Indonesia. Tanpa produk yang baik promosi dan pameran wisata justru akan memukul balik dunia pariwisata Indonesia. Semakin banyak orang berkunjung, semakin banyak orang menyuarakan ketidaksenangan,bukan pujian. Untuk itu, rasa kepedulian terhadap sampah sangat minim, jika sudah terjadi seperti ini dan termasuk dalam habit buruk atau kebiasaan yang sulit sangat sulit di lepas.
Selain itu, Ketua BPPI Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani juga mengungkapkan bahwa  di balik berkembangnya bidang pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, nyatanya masih ada hal-hal yang dianggap menjadi masalah dibaliknya. Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI). Permasalahan ini, dibagi dalam dua hal, bidang pariwisata lalu ekonomi kreatif yang dapat mengakibatkan tidak optimalnya tujuan pembangunan ekonomi nasional dari kedua bidang ini. Menurut Ketua BPPI Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani ada tujuh poin permasalahan di dalam dunia pariwisata yaitu sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM), komunikasi dan publikasi, kebijakan dan peraturan, teknologi informasi, masyarakat dan investasi penting untuk diperhatikan. Kemudian, terdapat poin-poin yang menjadi masalah utama bidang ekonomi kreatif. Untuk ekonomi kreatif ada enam hal, yang memang terasa. Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi, pemasaran, akses dan pembiayaan, institusi yang dapat berupa kelembagaan, kebijakan ataupun berupa apresiasi. Terakhir, industri kreatif itu sendiri. Namun pemerintah belum menetapkan pariwisata sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), untuk itu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan memberikan prioritas tinggi setelah sektor pendidikan dan kebudayaan, sektor kesehatan serta anggaran promosi yang dinilai harus ditingkatkan secara signifikan (dikutip dari harian Kompas; Apa Saja Permasalahan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif? pada tanggal 30 Desember 2015 jam 11:42 WIB).
Menurut Ismayanti, Pengantar Pariwisata (2010) mengungkapkan bahwa semua permasalahan tersebut perlu ditindaklanjuti karena kalau dibiarkan terus-menerus akan berdampak negatif bagi sektor pariwisata di Indonesia. Solusinya adalah sebagai berikut:
a.        Pemerintah dan pemerintah daerah memiliki peran dalam:
-          Menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hokum, keamanan, dan keselamatan kepada wisatawan
-          Menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha, fasilitasi, dan kepastian hokum
-          Memelihara, mengembangkan dan melestarikan asset-aset nasional yang menjadi daya tarik wisata dan asset-aset potensial yang belum tergali; dan
-          Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat lain
                                                                                                               
b.      Setiap pengelola atau pengusaha pariwisata berperan untuk:
-          Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif
-          Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan dan keselamatan wisatawan
-          Memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya
-          Meningkatkan kompetensi tenaga kerja  melalui pelatihan dan pendidikan; dan
-          Berpartisipasi mencegah segala bentuk perbuatan yng melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usaha

c.       Setiap masyarakat yang menjadi wisatawan berperan untuk:
-          Memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan asri
-          Memelihara dan melestarikan lingkungan
-          Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan
-          Menerapkan standar usaha dan standar kompetensi yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan; dan
-          Berpartisipasi mencegah segala bentuk perbuatan yng melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usaha

Selain itu, perlu diberlakukan sedikitnya ubah kebiasaan trend dari mass tourism menjadi responsible tourism. Libatkan turis dengan melihat (dan mempelajari) museum, galeri seni, membatik, kerajinan tangan dsb, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami budaya setempat, kemudian menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu sendiri, serta perlu aturan yang mewajibkan setiap Pemda mengelola, mengembangkan destinasi wisata dan ekonomi kreatif di daerah masing-masing, misalnya minimal kelancaran akses menuju tempat wisata serta pengelolaan kebersihan yang dapat diawasi. Lalu perbankan perlu mendampingi dan memberikan edukasi terus-menerus kepada para pelaku usaha agar konsep ekonomi kreatif dipahami dengan lebih baik berikut aspek hukumnya. Sehingga mereka mampu membaca pasar, dan perbankan tidak ragu-ragu lagi memberikan pembiayaan kepada pelaku industri kreatif di Indonesia. Perlu disadari bahwa industri kreatif sarat akan eksploitasi ide dan kekayaan intelektual. Oleh karena itu, perlindungan hak atas kekayaan intelektual akan menjadi persoalan penting ketika industri tersebut kian besar dan meluas. Pemerintah perlu mengantisipasi hal-hal yang mungkin timbul dari sengketa hak atas kekayaan intelektual. Perbankan perlu mengingatkan para pelaku usaha juga perlu sejak awal agar mengantisipasi kemungkinan sengketa terkait dengan hal tersebut (dikutip dari artikel Kompasiana; Lima Solusi Masalah Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia pada tanggal 30 Desember 2015 jam 13:14 WIB).
         Pemerintah dan pemerintah daerah adalah fasilitator, sementara masyarakat dapat berperan sebagai wisatawan dan sebagai tuan rumah. Para pemangku kepentingan tersebut memiliki peran penting masing-masing guna menjalankan roda industry pariwisata sehingga memberikan manfaat bersama. Setiap orang yang berada dalam lingkungan masyarakat berperan untuk selalu menjaga dan melestarikan daya tarik wisata, dan membantu terciptanya susasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi wisata.
















DAFTAR PUSTAKA

Ismayanti. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Penerbit PT Gramedia. 2010.














Usaha Jasa Pariwisata
 A (306) - Zasqia Khairani Rianti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar