Kamis, 07 Januari 2016

Folklore Indonesia

Folklore Lisan Dari Betawi

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan Tugas Sejarah yang diberikan oleh dosen sehingga tugas yang diberikan ini dapat selesai tepat pada waktunya.Paparan informasi ini berisikan tentang informasi “Folklore Indonesia”. Di harapkan Tugas ini dapat memberikan informasi yang luas terhadap masyarakat dan khususnya pada mahasiswa Universitas Negeri Jakarta untuk menambah pengetahuannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk tulisan ini agar tulisan ini menjadi lebih lengkap adanya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penulisan artikel ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT melancarkan semua yang kita kerjakan dan meridhoi semua usaha yang kita kerjakan. Amin.

                                                                                                                            Jakarta, 7 Januari 2016
                                                                                                                                                Penyusun,
                                                                                                                             Rama Septian Hidayat
                                                                                                                                  UJP -A- 2015 UNJ

PEMBAHASAN

Folklor meliputi legenda, musiksejarah lisanpepatahlelucontakhayuldongeng, dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur, atau kelompok. Folklor juga merupakan serangkaian praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya. Bidang studi yang mempelajari folklor disebut folkloristika. Istilah filklor berasal dari bahasa Inggris, folklore, yang pertama kali dikemukakan oleh sejarawan Inggris William Thoms dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh London Journal pada tahun 1846. Folklor berkaitan erat dengan mitologi. Tetapi kali ini saya akan membahas tentang foklor lisan.

Foklor Lisan . Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental (mentifact) yang meliputi sebagai berikut:

1. Bahasa rakyat seperti logat bahasa (dialek), slang, bahasa tabu, otomatis;
2. Ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran;
3. Pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki;
4. Sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair;
5. Cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale)
6. Nyanyian Rakyat

Pada saat ini saya akan membahas tentang folklore lisan dari betawi yang saya rangkum agar mudah pembaca untuk mengerti dan melihat banyaknya folklore yang terdapat di betawi yang bukan hanya folklore bukan lisannya melainkan kaya akan folklore lisan.

BAHASA BETAWI

Bahasa Betawi merupakan bahasa yang berasal dari Melayu sama seperti bahasa Indonesia dan bahasa ini sudah mulai berkembang sejak lahirnya kota Jakarta. Bahasa Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsurbahasa Sundabahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutamabahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ pada beberapa dialek lokal.

Ada beberapa contoh kosa kata dari bahasa Betawi yang di bandingkan dengan bahasa Indonesia
Bahasa Betawi : Siape , ape, gimane, gue/aye, babe, enyak, engkong, nyai
Bahasa Indonesia : Siapa, apa, bagaimana, saya, ayah, ibu, kakek, nenek
Adapun beberapa tokoh-tokoh yang mempergunakan bahasa betawi

·         Firman Muntaco, yang terkenal dengan cerpen/artikel di koran tahun 1960an s.d. 1980an
·         Ganes TH., yang terkenal dengan komik "Si-Jampang: Jago Betawi" yang isinya berbahasa betawi, tahun 1965an
·         Benyamin Sueb, yang terkenal memainkan film-film yang bergenre "bahasa Betawi", tahun 1970an
·         Sjumandjaja, yang terkenal sebagai sutradara film "Si Doel: Anak Betawi", tahun 1970an


SYAIR BETAWI
Ada beberapa contoh syair karya Muhammad Baqir Syafi’an Fadli yaitu
Lalu bertemu buah pepaya
Kokosan menegurlah sama dia
Pepaya itu tiada mendengar
Sebab pepaya mau ke pasar
Hatinya cempedak menjadi ingar
Kokosan pula bertambah gusar
Demikian orang tiada berilmu
Mencari serikaya susah bertemu
Pada pepaya rasa tersemu
Berjalan ia rasanya jemu
Pikiran hendak minta hantarkan
Dirumah serikaya minta tunjukan
Tetapi pepaya tiada menyahutkan
Kepada cempedak didongkolkan
Kokosan masygul dua tiga perkara
Maka jadi ia mara (h)-mara (h)
Dimarahkan cempedak dengan segera
Dasaran gerangan yang makan dara (h)
Dasaran durhaka yang aku ikut
Kakak cempedak yang aku turut
Jadi dengar cerita hikayat aku luput
Dasaran cilaka bukannya patut
Dasaran kakaklah tua bangka
Kakak cempedak sangat cilaka
Mukanya bopeng sangat durhaka
Yang memberi hati kita duka
Maka berapa pula kata-kata
Kokosan berkata dengan nista
Di tengah jalan jadi beranta (h)
Jadi berkelahi sudah nyata
Artinya janganlah jadi orang yang tidak berilmu agar tidak celaka

Lalu selain Syair ada puisi dari betawi tradisional sebagai contoh

Pantoen Kemoedahan
Kembang melati setangke lima
Kembang roempoet boeat papilis
Mengimpi tidoerlah sama-sama
Sewaktoe bangoen djadi
menangis...

Pengertian puisi modern Betawi dapat mengacu pada tiga hal, yaitu: bahasa yang digunakan, isi atau pesan yang disampaikan, dan siapa yang menyampaikannya. Puisi Betawi idealnya menggunakan bahasa atau dialek Betawi, sehingga ekspresi atau ungkapan yang hendak disampaikan penyair terasa lebih khas mewakili satu kebudayaan, yaitu kebudayaan Betawi. Lalu ada pula contoh puisi betawi modern. Berikut contoh puisi modern Betawi karya N. Susy Aminah Azis, berjudul Wajah Penuh:

Cipinang Muara
daerahku kini daerah perawan
berwajah rawan n'ndu berdandan
dalam beban kehidupan
daerahku kini berlangit lembut
sejuknya angin bergelut
ditiap detikjam mematut....

Segi yang terpenting dalam pantun Betawi adalah pesan yang ingin disampaikan. Jika isinya ingin menguraikan atau menceritakan seseorang, bisa saja jumlah lirik, baris, atau bait sarna sekali tidak dipentingkan, melainkan lebih menitik beratkan pada narasi atau pesan yang hendak disampaikannya. Karena perkembangan bahasa untuk sekarang ini jarang puisi Betawi ditulis dengan dialek atau bahasa Betawi tetapi cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu pengertian puisi Betawi lebih kepada isi daripada bahasa yang digunakannya.

LAGU BETAWI

Lagu jali-jali merupakan salah satu khasanah musik dan lagu yang berasal dari Betawi, asal usulnya diyakini lahir, dikembangkan oleh kaum China peranakan Jakarta melalui musik tradisional mereka gambang kromong, yang kemudian menjadi musik khas Betawi.
Melalui permainan biolanya lagu ini dipopulerkan oleh M. Sagi yang merupakan pimpinan orkes kerontjong M. Sagi pada tahun 1942, karena kental dengan budaya Betawi lagu jali-jali kemudian menjadi lagu rakyat Betawi. Pada tahun yang sama, di bagian pembuka lagu ini dinyanyikan secara bersahutan antara wanita dan pria.
Wanita mengambil bagian:
Jali-jali dari Betawi
Jadi begini lantaran dia
Dan ditanggapi oleh pria dalam bagian:
Nona manis jangan kuciwa
Saya tanggung jawab semua.
Kemudian disambung lirik lanjutannya:
ini dia si jali-jali
lagunya enak lagunya enak merdu sekali
capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan asalkan tuan senang di hati
palinglah enak si mangga udang
hei sayang disayang pohonnya tinggi pohonnya tinggi buahnya jarang
palinglah enak si orang bujang sayang
kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang
disana gunung disini gunung
hei sayang disayang ditengah tengah ditengah tengah kembang melati
disana bingung disini bingung sayang
samalah sama samalah sama menaruh hati
jalilah jali dari cikini sayang
jali-jali dari cikini jalilah jali sampai disini

Sekitar tahun 1987, lagu ini diaransemen dengan menggunakan perpaduan beberapa unsur musik Betawi, masing-masing gambang kromong, tanjidor, gamelan ajengan, samrah, dan paduan suara. Aransemen ini merupakan Proyek Konservasi Kesenian Tradisional Betawi di bawah Dinas Kebudayaan DKI, melibatkan Abdullah Iilyas, Suwarsana, Tan De Seng, dll. Dipergelarkan di Taman Ismail Marzuki.
Makna Lagu Jali-Jali
Seperti kebanyakan lagu yang berasal dari Betawi, lirik jali-jali merupakan jalinan pantun yang dipadukan nada dan musik riang yang berfungsi untuk penghibur hati yang sedang berduka atau sedih. Jadi pada setiap bait, baris pertama dan kedua hanyalah sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan pesan yang ingin disampaikan.

Berikut sedikit penjelasan sejarah dan makna dari kata-kata yang terdapat pada sampiran dalam lagu jali-jali:

ini dia si jali-jali
lagunya enak lagunya enak merdu sekali
capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan asalkan tuan senang di hati
Jali-Jali atau Jali adalah sejenis tumbuhan biji-bijian (serealia) tropika dari suku padi-padian atau Poaceae. Asalnya adalah Asia Timur dan Malaya namun sekarang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Orang Betawi biasanya menanam tumbuhan jali-jali ini di perkarangan rumah mereka. Sejak masa kanak-kanak, orang Betawi sudah akrab dengan buah jali-jali. Anak-anak menjadikan buah itu sebagai pelor senapan mainan yang mereka buat dari bilah bambu dan karet gelang.
Beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan juga obat. Ibu-ibu Betawi biasa mengolahnya menjadi bubur yang populer disebut ‘bubur jali’. Sementara para gadis remajanya meronce jali-jali sebagai tirai pintu kamar mereka.
Sedangkan para alim ulama Betawi menjadikannya sebagai biji-biji tasbih untuk berzikir. Masyarakat Betawi mencomot dan mengabadikan nama buah itu ke dalam perbendaharaan bahasa mereka ‘jali’ yang berarti‘ bersih dan rapi’.
palinglah enak si mangga udang
hei sayang disayang pohonnya tinggi pohonnya tinggi buahnya jarang
palinglah enak si orang bujang sayang
kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang
Mangga udang adalah salah satu varietas mangga yang berasal dari kawasan Toba-Sumatera Utara, namun mangga udang ini juga banyak ditemui di kawasan pinggiran Jakarta dan Tangerang.
Mangga ini memiliki warna kulit kuning oranye dan licin jika telah masak, bentuknya melingkar mirip badan udang dan ukurannya mungil kira-kira sepertiga dari ukuran mangga biasa ini rasanya cenderung manis dengan sensasi sedikit rasa masam, dagingnya tebal dengan tekstur sedikit berserat dan renyah.
disana gunung disini gunung
hei sayang disayang ditengah tengah ditengah tengah kembang melati
disana bingung disini bingung sayang
samalah sama samalah sama menaruh hati
Kembang melati (Jasminum officinale) adalah tumbuhan semak berbunga yang sangat dikenal luas karena keindahannya yang menakjubkan serta aroma mempesona. Selama ini, orang mengenal bunga melati hanya sebatas tanaman hias, kosmetika dan bahan campuran pembuat parfum atau teh.
jalilah jali dari cikini sayang
jali-jali dari cikini jalilah jali sampai disini
Cikini adalah salah satu kampung tua di Jakarta, terletak di daerah di Jakarta Pusat, bertetangga dengan Menteng. Tempo dulu di kawasan ini ada tempat rekreasi umum ‘Taman Raden Saleh’ (TRS), yang merupakan Kebun Binatang Jakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan.
Lagu “Jali-Jali” kerap dimainkan oleh kaum China peranakan, tetapi asal-muasal ide lagu itu mestinya dari khazanah budaya Betawi. Hal itu lantaran di dalam kebudayaan Betawi, “Jali-Jali” mendapat apresiasi yang tinggi.
Jali-Jali adalah sejenis tanaman perdu yang selalu ada di pekarangan rumah orang Betawi. Sejak masa kanakkanak, orang Betawi sudah akrab dengan buah jali-jali. Anak-anak menjadikan buah itu sebagai pelor senapan mainan yang mereka buat dari bilah bambu dan karet gelang.
Asal usul lagu jali jali
Asal usul lagu jali jali – Sejarah Lagu Jali Jali di yakini oleh Beberapa kelompok  lahir, dikembangkan, dan dipopulerkan oleh kaum China peranakan Jakarta melalui music tradisional mereka, gambang kromong.
Sementara penduduk asli Jakarta, yaitu orang Betawi, mengakui bahwa merekalah ibu kandung yang sah dari lagu tersebut. Orang Betawi memang mengenal musik gambang kromong.
Lagu “Jali-Jali” kerap dimainkan oleh kaum China peranakan, tetapi asal-muasal ide lagu itu mestinya dari khazanah budaya Betawi. Hal itu lantaran di dalam kebudayaan Betawi, “Jali-Jali” mendapat apresiasi yang tinggi.
Jali-Jali adalah sejenis tanaman perdu yang selalu ada di pekarangan rumah orang Betawi. Sejak masa kanakkanak, orang Betawi sudah akrab dengan buah jali-jali. Anak-anak menjadikan buah itu sebagai pelor senapan mainan yang mereka buat dari bilah bambu dan karet gelang.
Ibu-ibu suku Betawi sewaktu-waktu mengolahnya menjadi bubur yang populer disebut ‘bubur jali’. Sementara para gadis remajanya meronce jali-jali sebagai tirai pintu kamar mereka. Sedangkan para alim ulama Betawi menjadikannya sebagai biji-biji tasbih untuk berzikir. Lantas, secara bersama, kaum Betawi mencomot dan mengabadikan nama buah itu ke dalam perbendaharaan bahasa mereka ‘jali’ yang berarti‘ bersih dan rapi’.
Orang indo—sebutan untuk orang peranakan atau hasil perkawinan silang orang Indonesia dengan orang dari negara lain—pun harus diperhitungkan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas keberadaan lagu “Jali-Jali”. Lagu tersebut memang sering dimainkan dalam orkes keroncong paraindo. Bahkan, menjadi salah satu lagu penting para “buaya keroncong” alias mereka yang keterlaluan cintanya pada keroncong

CERITA DONGENG DAN LEGENDA DARI BETAWI

Selain syair dan lagu. Dalam kebudayaan betawi juga mengenal Dongeng dan Cerita Legenda
Salah satu contoh dongeng cerita rakyat betawi.
seorang laki-iaki, si Bener namanya. Tiada lain kerja si Bener hanyalah mengail. Setiap hari ia mengail dilaut. Mata kailnya jarum sedang, umpannya bekatul. Karena itu ia tak pernah berhasil mendapatkan ikan. Malah ikan-ikan di laut menjadi kian banyak, sebab setiap hari memakan bekatul umpan kail Si Bener. Raja ikan di dasar lautan mengetahui hal itu. Maka sang raja mengumpulkan seluruh rakyatnya. Kepada para ikan raja itu berkata,"Hai rakyatku, kita harus menyayangi Si Bener, sebab setiap hari kita diberinya makan". "Akur-akuur". Seru ikan-ikan itu senang. "Hai raja" , ujar cucu! "Umurku sudah amat tua. Tak guna lagi hidup. Aku ingin membuktikan nyawaku kepada Si Bener". "Na baguslah jika demikian", sahut Raja ikan, "Ini telanlah"' Raja ikan membeiikan intan sebesar kepala.
Cucut menelan intan itu. Lalu ikan itu berenang ke pantai. Kail si Bener yang terapung-apung digigit oleh cucut itu. Tentu saja si Bener terkejut. Bertahun-tahun baru kali itu kailnya mengena.
Segera si Bener menarik pancingnya. Makin terkejut laki-laki itu. Baru pertama seumur hidupnya ia melihat cucut sebesar itu. Senang bukan main hati pengail itu.
Dari kejauhan tampak sebuah kapal. Segera si Bener berseru-seru. Seruannya terdengar oleh Matros. Lalu disampaikan kepada nakhoda. Nakhoda kemudian memerintahkan juru mudi menghentikan kapal.
Nakhoda turun dengan sekoci. Ia menanyai si Bener, "Hai nelayan, apa hajatmu hingga menghentikan kami?"
"Wahai tuan nakhoda", sahut Si Bener, "Sudilah tuan menyampaikan ikan ini sebagai persembahan hamba kepada raja negeri seberang".
"Baiklah akan aku sampaikan persembahan ini" .
Nakhoda pun meneruskan perjalanannya. Saat singgah di negeri seberang, ia pun menghadap baginda. Ikan cucut dari Si Bener dipersembahkannya.
"Hmm, hanya seekor ikan" , Sabda Baginda setelah nakhoda pergi, "Sudah bau pula". Baginda menekan perut ikan itu dengan tongkatnya. Keluarlah sebutir intan sebesar kepala. Sungguh terkejut baginda. Lekas intan itu diambilnya.
"Intan sebesar ini kubeli dengan negaraku pun tak akan terbeli", pikir sang raja, "Jika demikian layaknya kuberi sedikit imbalan pada pemilik ikan bau itu".
Nakhoda yang baru saja akan bertolak segera dipanggil. Kepadanya baginda menitipkan sepeti uang emas untuk diserahkan kepada Si Bener.
Nakhoda pun kembali berlayar. Saat itu singgah di dusun Si Bener diserahkannya peti uang itu. Bukan main suka citanya Si Bener.
Dengan uang yang dimilikinya, Si Bener membeli sebuah rumah besar, ternak, sawah dan kebun. Kini hidup Si Bener menjadi senang.
Perihal kekayaan Si Bener terdengar oleh raja. Timbul rasa dengkinya. Baginda pun memanggil laki-laki itu. Ia ingin merebut harta kekayaan pengail itu.
Saat Si Bener berdatang sembah, bersabdalah sang raja "Hai Bener, karena kau hidup di atas tanahku, kau harus patuh pada perintahku".
"Ampun beribu ampun wahai paduka", sembah Si Bener, "Segala titah duli sah alam akan hamba junjung tinggi".
"Bagus jika demikian", baginda meneruskan, "Salah satu kapalku yang mengangkut selaksa jarum telah tenggelam, kini ambilkanlah jarum-jarum di dasar lautan itu. Jika ada yang kurang, kupancung kepalamu".
"Daulat wahai paduka", sembah Si Bener, "Titah paduka akan hamba laksanakan".
Selesai berucap demikian, pergilah Si Bener ke pantai. Hatinya kecut. Samudera demikian luas dan dalam. Bagaimana mungkin ia menemukan selaksa jarum di dalamnya.
Tiba-tiba muncul Si raja ikan. "Hai pengail", ujar raja ikan", "Mengapa kau tampak murung?"
"Hamba dititahkan baginda mencari selaksa jarum di laut", sahut Si Bener. "Bagaimana mungkin hamba dapat melakukannya?"
"Sudahlah laki-laki pengail. Serahkan saja perihal itu padaku".
Raja ikan memanggil seluruh rakyatnya. Ia memerintahkan para ikan untuk memunguti selaksa jarum di lautan. Hanya separuh ikan telah kembali. Semuanya membawa jarum.
Telah terkumpul selaksa jarum milik raja. Si Bener pun mempersembahkan jarum-jarum itu. Bukan main tercengangnya baginda
raja.
"Hai Bener", sabda Baginda, "Aku lupa satu hal. Kapalku yang tenggelam itu juga membawa pedang wulung. Kini ambillah pedang itu. Jika kau gagal, kepalamu sebagai gantinya".
Kembali Si Bener ke pantai. Ia berpikir, raja tentu memiliki niat buruk. Jika tidak tentu ia tak akan menitahkan hal-hal yang mustahil kepadanya.
Selagi Si Bener berpikir, kembali muncul raja ikan. "Hai pengail", tegur si raja ikan, "Mengapa lagi kau murung?"
"Baginda menitahkan hamba mengambil pedang wulung", jawab Si Bener.
"Pedang wulung itu milik raja buaya", ujar Raja ikan "Jahat bener rajamu, ia menginginkan sesuatu yang bukan miliknya. Tapi baiklah, akan kupanggil raja buaya".
Tak berapa lama raja buaya pun muncul, "Hai raja ikan, aku sudah mendengar percakapan kalian. Jika raja manusia itu menginginkan pedangku, datanglah ke muara esok hari".
Perkataan raja buaya disampaikan kepada baginda raja. Esoknya baginda pergi ke muara. Duduklah ia menunggu kedatangan raja buaya.
Raja buaya pun muncul. Ia tak membawa pedang yang dijanjikannya. Ia memakan raja lalim itu. Ikan-ikan dan para penghuni air bersorak-sorai.
Raja telah tiada. Kini tinggalah patih. Patih memutuskan untuk mengangkat Si Bener menjadi raja. Rakyat pun senang. Si Bener memerintah dengan adil dan bijaksana.
Lalu ada contoh Cerita Komik dari betawi yaitu si Jampang
Jampang adalah jagoan Betawi yang konon terkenal tampan dan sangat sakti, ia sering merampok harta orang-orang kaya (tuan tanah, bandar judi, saudagar kaya yang tamak dan lainnya), kemudian hasil rampokannya itu ia bagi-bagikan kepada orang miskin (persis seperti cerita legenda Robin Hood).
Konon pula nama si Jampang sendiri dari nama daerah asal ibunya, yaitu daerah Jampang di Sukabumi Jawa Barat, ayahnya berasal dari Banten. Si Jampang dan istrinya tinggal di Grogol, Depok, Jawa Barat. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki, namun kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama, istri si Jampang meninggal dunia karena sakit, sejak itu Jampang merawat anaknya yang semata wayang seorang diri. Karena si Jampang ingin anaknya menjadi anak yang saleh dan berguna bagi masyarakat, ia pun menitipkan nya ke pondok pesantren. Kemudian ia merasa kesepian setelah anaknya di titipkan di pesantren, dari situ ia berkeinginan untuk membantu rakyat Betawi yang menderita akibat tekanan para tuan tanah, bandar judi, saudagar kaya yang tamak.

Bagi mereka, masyarakat waktu itu kehadiran sosok si Jampang adalah seorang pahlawan, namun bagi tuan tanah, bandar judi, saudagar kaya yang tamak sosok si Jampang adalah musuh yang sangat menakutkan. Oleh tetangganya di Grogol, Depok, Jawa Barat tiap kehadirannya selalu dielu-elukan, itu karena si jampang royal mendermak bandar judi, saudagar kaya yang tamakan harta hasil rampokannya pada mereka. jampang aktif menyatroni rumah para tuan tanah yang telah membuat warga Betawi menderita.

Si Jampang pun menjadi terkenal sebagai perampok, hingga kepopulerannya sampai ke telinga para Kyai dan santri di pondok pesantren termasuk anaknya. Ananknya pun malu karena ayahnya seorang perampok, Jampang selalu menjadi bahan gunjingan di pondok pesantren tempat tinggal putranya, sang anak menyarankan agar Jampang menikah lagi agar hidupnya lebih teratur dan tidak kesepian lagi. Jampang lansung teringat kepada Mayangsari, janda satu anak, Mayangsari adalah mantan istri Sabra, sahabatnya sejak kecil ketika mereka tinggal di banten. Namun sayangnya Mayangsari yang ditaksir Jampang tidak mau diperistri karena dia tahu sifat dan prilaku si Jampang, ia pun malu kalau bakal suaminya nanti seorang perampok.

Jampang tidak putus asa, dia pun minta bantuan dukun untuk menaklukan Mayangsari, jampi-jampi si dukun pun terbukti ampuh, akhirnya Mayangsari menjadi gila terkena guna-guna. Kejadian ini membuat anak si Mayangsari curiga kalau ibunya diguna-guna, ia pun mencari keterangan mengenai dukun yang dapat menyembuhkan ibunya, alhasil lewat bantuan dukun kampung yang sama ia dapat menyembuhkan ibunya dari guna-guna yang dibuat si Jampang.

Singkat cerita anak Mayangsari tersebut menemui si Jampang, seraya memberi syarat jika Jampang ngotot ingin memperistri ibunya, Jampang harus menyerahkan sepasang kerbau sebagai mas kawinnya. Bagi Jampang itu syarat yang mudah bagi seorang perampok, ia dengan mudah mencuri dua ekor kerbau milik Haji Saud, saudagar kaya, tapi karena kali ini si Jampang merampoknya untuk keperluan pribadi, ia pun nendapat sial, Jampang pun ditangkap polisi dan dijebloskan ke dalam penjara. Si Jampang sebagai gembong perampok dihukum mati. Mendengar kabar tersebut, para tuan tanah, bandar judi, saudagar kaya yang tamak merasa gembira, sebaliknya rakyat bersedih, bagi mereka, si Jampang bukan sekedar perampok, tapi merupakan pahlawan.

Lalu Selain cerita Dongeng dan komik terdapat cerita Legenda yaitu Si Pitung.
Pada tahun 1892 Si Pitung dikenal pada sebagai “One Bitoeng”, “Pitang", kemudian menjadi “Si Pitoeng” (Hindia Olanda 28-6-1892:3; 26-8-1892:2). Laporan pertama dari surat kabar ini menunjukkan bahwa schout Tanah Abang mencari rumah “One Bitoeng” di Sukabumi. Dari hasil penemuannya ditemukan Jas Hitam, Seragam Polisi dan Topi, serta beberapa perlengkapan lainnya yang digunakan untuk mencuri kampung (Hindia Olanda, 28-6-1892:2). Sebulan kemudian polisi menggeledah rumahnya kembali dan ditemukan uang sebesar 125 gulden. Hal ini diduga uang curian dari Nyonya De C dan Haji Saipudin seorang Bugis dari Marunda (Hindia Olanda 10-8-1892:2;2; 26-8-1892:2). Kemudian Si Pitung menggunakan senjata untuk mencuri pada tanggal 30 Juli 1892, ketika itu Si Pitung dan lima kawanannya (Abdoelrachman, Moedjeran, Merais, Dji-ih, dan Gering) menerobos rumah Haji Saipudin dengan mengancam bahwa Haji Saipudin akan ditembak.
Pada tahun 1892, Pitung dan kawanannya ditangkap oleh polisi sesudah Kepala Kampung Kebayoran yang menerima 50 ringgit (Hindia Olanda 26-8-1892:2) memberi nasihatuntuk menangkap Si Pitung. Setelah ditangkap, kurang dari setahun kemudian, pada musim semi 1893, Pitung dan Dji-ih merencanakan kabur dengan cara yang misterius dari tahanan Meester Cornelis. Sebuah investigasi kemudian dilakukan oleh Asisten Residen sendiri, tetapi tidak berhasil. Karena kejadian tersebut, Kepala Penjara dicurigai melepaskan si Pitung dan Dji-ih. Akhirnya seorang Petugas Penjara mengakui bahwa dia meminjamkan sebuah belincong (sejenis linggis pencungkil) kepada Si Pitung, yang kemudian digunakan untuk membongkar atap dan mendaki dinding (Hindia Olanda, 25-4-1893:3; Lokomotief 25-4 1893:2). Akibatnya, Si Pitung lepas lagi.
Berdasarkan rumor, Pitung pernah menampakkan diri kepada seorang wanita di sebuah perahu dengan nama Prasman. Detektif mencoba mencari di kapal tersebut (Hindia Olanda, 12-5-1893:3), tetapi hasilnya Pitung tidak dapat ditemukan. Karena sulitnya menemukan dan menangkap si Pitung, harga untuk penangkapan Pitung menjadi meningkat sebesar 400 Gulden. Pemerintah Belanda pada saat itu ingin menembak mati Pitung di tempat, tetapi sebagian pejabat mengatakan, jika Pitung ditembak justru akan menumbuhkan semangat patriotik, sehingga niat ini diurungkan oleh kepolisian Batavia untuk menembak ditempat walaupun pada akhirnya hal ini dilakukan juga.
Sebagai tindakan balas dendam, Pitung melakukan pencurian dengan kekerasan termasuk dengan menggunakan sejata api. Akhirnya Pitung dan Dji-ih membunuh seorang polisi intel yang bernama Djeram Latip (Hindia Olanda 23-9-1893:2). Dia juga mencuri dari wanita pribumi, Mie, termasuk pakaian laki-laki serta pistol revolver dengan pelurunya. Pernyataan ini didukung oleh Nyonya De C, seorang pedagang wanita di Kali Besar yang menyatakan bahwa Pitung mencuri sarung yang bernilai ratusan Gulden dari perahunya (Hindia Olanda 22-11-1892:2).
Dji-ih ditangkap kembali di kampung halamannya ketika sedang menderita sakit. Pada saat itu Dji-ih pulang ke kampung halamannya untuk memperoleh pengobatan. Kemudian dia pindah ke rumah orang tua yang dikenal. Kepala kampung pada saat itu (Djoeragan) melaporkannya ke Demang kemudian memerintahkan tentara untuk menangkap Dji-ih dirumahnya. Karena dia terlalu sakit, dia tidak berdaya untuk melawan, walaupun pada saat itu pistol dalam jangkauannya (Hindia Olanda 19-8-1893:2). Dia menyerah tanpa perlawanan. Untuk menutupi hal ini kemudian Pemerintah Belanda melansir di Java-Bode (15-8-1893:2) bahwa Dji-ih kabur ke Singapura. Informan yang bertanggungjawab melaporkan Dji-ih kemudian ditembak mati oleh Pitung di suatu tempat yang tak jauh dari Batavia beberapa minggu kemudian.
“'Itoe djoeragan koetika ketemoe Si Pitoeng betoelan di tempat sepi troes, Si djoeragan menjikip pada Si Pitoeng dan dari tjipetnja Si Pitoeng troes ambil pestolnja dari pinjang, lantas tembak si djoeragan itoe menjadi mati itoe tempat djoega.' (Hindia Olanda 1-9-1893:2.)
Beberapa bulan kemudian, di bulan Oktober, Kepala Polisi Hinne mempelajari dari informan bahwa Pitung terlihat di Kampung Bambu, kampung di antara Tanjung Priok dan Meester Cornelis. Kemudian dalam perjalanannya Hinne diberi laporan bahwa Pitung telah pindah ke arah pekuburan di Tanah Abang (Hindia Olanda 18-10-1893). Kemudian, Hinne menembaknya dalan penyergapan itu. Pitung ditembak di tangan, kemudian Pitung membalasnya. Kemudian Hinne menembak kedua kalinya, tetapi meleset, dan peluru ketiga mengenai dada dan membuatnya terjerembap di tanah. Sehari sesudah kematiannya, hari Senin, jenazah dibawa ke pemakaman Kampung Baru pada jam 5 sore.
Setelah Hinne menangkap Pitung, setahun kemudian dia dipromosikan menjadi Kepala Polisi Distrik Tanah Abang untuk mengawasi seluruh Metropolitan Batavia-Weltevreden. Setelah kejadian tersebut Pemerintah Hindia Belanda melakukan pencegahan agar "Pitung-Pitung" yang lain tidak terjadi lagi di Batavia. Bahkan karena ketakutannya makam Si Pitung setelah kematiannya, dijaga oleh Pemerintah Belanda agar tidak diziarahi oleh masyarakat pada waktu itu.

PENUTUP
Jadi sangat banyak bukan folklore lisan dari betawi yang bisa kita tau. Kita bisa melestarikan kebudayaan betawi melalui cerita-cerita dari suku ini, melestarikan lagu dan syair betawi agar kebudayaan betawi ini tidak hilang. Dan bukan hanya kebudayaan adat betawi yang perlu di lestarikan. Indonesia mempunyai banyak kebudayaan dan juga suku-suku karena itu Indonesia sangat kaya akan kebudayaan dan kita sebagai generasi penerus kita harus melestarikannya. Kalau pada zaman dahulu kita mengenal jagoan betawi. Kini kita yang harus menjadi jagoan tersebut tetapi bukan untuk bertengkar melainkan jagoan muda yang berhasil membawa kebudayaan Indonesia hingga mendunia. Demikian informasi yang saya paparkan semoga bisa bermanfaat khususnya untuk Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ,supaya menambah wawasan mengenai budaya-budaya indonesia ini.Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan serta penyusunan informasi ini jauh dari kata sempurna.Terima kasih
.
Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar