Menggali
Potensi Industri Kreatif Demi Kemajuan Pariwisata Indonesia
Indonesia
terkenal akan pesona alam dan kekayaan budayanya, dari seni tari, seni musik,
bentuk-bentuk rumah adat, pakaian tradisional, makanan khas, dll. Terlebih
lagi, Indonesia juga terkenal dengan masyarakatnya yang ramah dan sopan.
Tentunya, itu semua merupakan daya tarik wisata yang dimiliki oleh Indonesia.
Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri bahwa sektor pariwisata merupakan sektor
potensial yang dapat meningkatkan penerimaan kas negara sehingga harus mendapat
perhatian yang khusus dari Pemerintah karena Indonesia merupakan salah satu
pemain penting di industri pariwisata global.
Berdasarkan
data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, investasi pariwisata tumbuh
dari 342,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,1 triliun pada 2009 menjadi 602,6
juta dollar AS atau sekitar Rp 7,2 triliun pada 2013. Jumlah wisatawan asing
yang berkunjung ke Indonesia meningkat rata-rata 8 persen setahun dalam lima
tahun terakhir. Pada periode 2005-2012, sektor pariwisata di ASEAN tumbuh
rata-rata 8,3 persen per tahun, di atas rata-rata pertumbuhan pariwisata global
yang hanya 3,6 persen per tahun.
Di
tengah zaman yang kian maju, kegiatan ekonomi kreatif yang bertumpu pada
sumberdaya intelektual kian naik pamor menggantikan ekonomi industri yang
sangat bergantung pada sumberdaya alam. Jika sumberdaya alam suatu waktu akan
habis dieksploitasi, sebaliknya kekayaan intelektual justru selalu terbarukan
dan tiada habisnya. Kondisi inilah yang mendorong kegiatan ekonomi kreatif
mendapat perhatian khusus sekaligus tumbuh pesat di mancanegara,
Perlu
diingat bahwa ekonomi kreatif jauh
berbeda dengan industri kreatif.Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang
mengandalkan kreatifitas serta ide dari sumber daya manusia sebagai faktor
produksi utama sedangkan industri kreatif tidak sekedar mengandalkan
kreatifitas seseorang namun juga diperlukan ilmu pengetahuan untuk
mengembangkannya, seperti penggunaan teknologi.
Presiden
SBY ketika saat itu menjabat sebagai kepala negara melakukan reshuffle kabinet dan menunjuk
Mari Elka Pangestu dan Sapta Nirwandar sebagai Menteri dan Wakil Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kementerian pun telah dirubah menjadi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sementara sosok Mari Elka Pangestu
sebelumnya cukup dikenal dalam mengembangkan ekonomi kreatif ketika
bertugas di Kementrian Perdagangan. Industri kreatif dapat diartikan
sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau
penggunaan pengetahuan dan informasi. Kementerian Perdagangan Indonesia
menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi
dan daya cipta individu tersebut. Industri kreatif juga dikenal dengan nama
lain Industri Budaya (terutama di Eropa).
Perkembangan
industri pariwisata di Tanah Air sangat terkait dengan perkembangan industri
kreatif. Kedua industri ini harus berjalan seiring dan saling melengkapi. Rabu
(20/8/2014), seusai acara Forum Ekonomi Nusantara yang diselenggarakan harian
Kompas dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menegaskan ”Pariwisata tak bisa
dipisahkan dari industri kreatif. Contohnya Dyandra Media International yang
termasuk perusahaan penyelenggara MICE (meeting, incentive, convention, and
exhibition). MICE tergolong pariwisata. Untuk menyelenggarakan pertunjukan,
perusahaan MICE seperti Dyandra memerlukan industri kreatif, mulai desain
pameran, membuat pertunjukan, dan sebagainya,” kata Mari. Dyandra adalah
perusahaan di bawah Grup Kompas Gramedia.
Usaha
pariwisata secara umum seperti hotel juga melibatkan proses kreatif yang tak
sedikit, mulai dari arsitek, cendera mata, kuliner, hingga seni pertunjukan.
”Perkembangan
industri pariwisata seiring sejalan dengan industri kreatif,” ujar Mari.
Berdasarkan
data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, investasi pariwisata tumbuh
dari 342,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,1 triliun pada 2009 menjadi 602,6
juta dollar AS atau sekitar Rp 7,2 triliun pada 2013.
Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia meningkat rata-rata 8 persen setahun dalam lima tahun terakhir. Pada periode 2005-2012, sektor pariwisata di ASEAN tumbuh rata-rata 8,3 persen per tahun, di atas rata-rata pertumbuhan pariwisata global yang hanya 3,6 persen per tahun.
Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia meningkat rata-rata 8 persen setahun dalam lima tahun terakhir. Pada periode 2005-2012, sektor pariwisata di ASEAN tumbuh rata-rata 8,3 persen per tahun, di atas rata-rata pertumbuhan pariwisata global yang hanya 3,6 persen per tahun.
Lalu,
adakah hubungan antara Industri Kreatif dengan Pariwisata Indonesia?
Industri kreatif tentunya penting bagi Pariwisata Indonesia. Industri kreatif
dan Pariwisata bagaikan magnet yang tidak bisa dipisahkan. Tidak bisa
dipungkiri bahwa industri kreatif berperan besar bagi Pariwisata Indonesia.
Industri kreatif dapat dijadikan sebagai identitas bangsa, mengangkat
karakter&kebudayaan lokal
Wakil
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan dampak
pertumbuhan pariwisata terbukti mampu menggeliatkan industri kreatif di
Kalimantan, seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan ke pulau itu.
Sapta
mengutip data Dinas Pariwisata Kaltim sebagai contoh kasus di mana pada 2008
jumlah grup sanggar budaya dan gedung kesenian sebanyak 172 grup dengan 13
gedung kesenian, sedangkan pada 2012 jumlahnya meningkat mencapai 242 grup
dengan 17 gedung. Sementara itu jumlah hotel di Kalimantan pada 2012 mencapai
420 unit terdiri dari kelas melati sampai bintang 4 naik 14,05 persen
dibandingkan tahun 2008 yang berjumlah 361 unit.
Sapta
menyatakan kemajuan pariwisata akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat, karena pariwisata mempunyai dampak pengganda yang besar terutama
dengan industri kreatif.
Permasalahan
Industri
kreatif tidak hanya bertumpu pada satu sektor saja, menurut studi pemetaan
industri kreatif yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan RI pada 2007
mencantumkan 14 subsektor yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang seni,
kerajinan, desain, fashion, video-film dan fotografi, permainan interaktif,
musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan dan piranti lunak
komputer, televisi dan radio, serta kegiatan riset dan pengembangan.
Hampir
semua sektor tersebut berperan penting dalam memajukan Pariwisata Indonesia,
seperti seni arsitektur yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kecantikan dari sektor
pendukung pariwisata yaitu akomodasi dan restoran, seni pertunjukan yang dapat
dimanfaatkan untuk menarik para wisatawan berkunjung ke Indonesia, lalu media
informasi seperti televisi dan radio sebagai alat untuk mempromosikan destinasi
wisata dan budaya Indonesia. Berbagai studi wisata menunjukkan bahwa daya tarik
alam dan budaya merupakan alasan utama dalam setiap pemilihan destinasi wisata.
Kita
patut bersyukur bahwa Indonesia dilimpahi oleh pesona alam dan kekayaan budaya
yang amat beragam, menjadikan kita memiliki keuntungan lebih yang
tiada duanya. Terlebih, hasil industri kreatif seperti kerajinan, cenderamata,
seni pertunjukan, musik dan film mampu memberi nilai tambah pada komponen daya
tarik wisata. Sementara itu, untuk pariwisata berbasiskan budaya, para
wisatawan sering sekali ikut terlibat dalam kreativitas komunitas lokal,
seperti turut serta dalam belajar membatik.
Dengan
demikian, industri kreatif dari budaya masyarakat Indonesia itu akan menyokong
perkembangan industri pariwisata di tengah persaingan dengan destinasi wisata
lainnya baik regional ASEAN maupun internasional. Di Indonesia, industri
kreatif nasional di tahun 2004 mengalami pertumbuhan 8,17%, jauh lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,03% (Gunaryo et. al, 2008).
Pertumbuhan yang sangat menjanjikan ini sejalan dengan pertumbuhan industri
pariwisata dunia. Industri pariwisata terbukti tetap tumbuh di atas rata-rata
pertumbuhan industri lain, bahkan ketika diterpa gelombang krisis sekalipun.
Jelas kiranya bahwa pariwisata dan industri kreatif memang memiliki peran
ataupun kontribusi positif di masa yang akan datang.
Kemudian,
industri kreatif tentunya berperan besar tidak hanya untuk kemajuan pariwisata,
namun untuk kemajuan negara pula. Apabila Indonesia dapat mengoptimalkan
industri kreatif ini, tentunya akan berdampak pada peningkatan pendapatan
negara dan tentunya mensejahterahkan rakyat, karena akan terbuka lebar lapangan
pekerjaan serta melalui industri kreatif, tentunya akan menciptakan kondisi yang
ramah lingkungan. Melalui industri kreatif, tentunya sanggar-sanggar seni
budaya berkembang semakin pesat, bermunculan pusat-pusat kerajinan tangan,
berkembangnya dapur-dapur kreatif yang membuat aneka jenis makanan daerah dan
tradisional dan terbinanya berbagai keahlian individu yang menopang langsung
terhadap majunya Pariwisata Indonesia.
Namun,
dibalik banyak manfaat yang diperoleh, perlu diingat bahwa Indonesia masih
memiliki beberapa kendala untuk memajukan pariwisata melalui industri kreatif.
Beberapa kendala tersebut seperti kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat
mengenai industri kreatif, memang benar bahwa Indonesia telah mengenal adanya
industri kreatif sejak lama hanya saja industri kreatif baru mendapat perhatian
khusus ketika zaman pemerintahan SBY sehingga mengakibatkan kegiatan industri
kreatif ini belum berjalan optimal.
Lalu
kurangnya pembinaan terhadap sumber daya manusia kita pun turut menjadi
kendala. Padahal, sumber daya manusia adalah sektor utama dalam industri
kreatif. Lalu, model bisnis industri kreatif yang belum matang, serta resiko
usaha yang harus dihadapi turut menambah permasalahan yang dihadapi oleh penggiat
industri kreatif Indonesia. Ditambah kurangnya kesadaran masyarakat untuk
memajukan industri kreatif kita, contohnya kurang mencintai produk-produk hasil
karya anak bangsa dan kurangnya keterampilan dalam bidang teknologi. Lalu
institusi industri kreatif pun masih lemah terutama disebabkan oleh belum
adanya payung hukum yang mengatur tata kelola masing-masing subsektor industri
kreatif.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa seiring perkembangan zaman yang semakin maju, teknologi
pun semakin berkembang pesat. Teknologi yang canggih tentunya dapat menyokong
perkembangan industri kreatif semakin maju. Namun, permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat Indonesia adalah kurangnya keterampilan dalam menggunakan
teknologi, seperti komputer. Perlu diingat bahwa, industri kreatif tidak
hanya bertumpu pada hasil pemipikiran atau ide-ide yang cemerlang. Namun,
terdapat pula faktor pendukung salah satunya adalah teknologi. Melalui
teknologi ide tidak hanya sekedar ide, namun dapat menjadi sebuah karya yang
memiliki nilai jual tinggi. Lalu, melalui teknologi hasil pekerjaan tentunya
akan berjalan efektif dan efisien.
"Ide
hanya tinggal ide bila tidak diikuti dengan ketekunan dan keberanian untuk
mengubahnya menjadi produk yang bisa dijual dan bernilai tambah," tutur
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian
Euis Saedah
Solusi
Berdasarkan
pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa industri kreatif memiliki potensi
besar untuk memajukan Pariwisata Indonesia, hanya saja memang terdapat beberapa
kendala. Oleh sebab itu, kami sebagai mahasiswi dan mahasiswa Usaha Jasa
Pariwisata Universitas Negeri Jakarta turut andil dalam memberikan sedikit
solusi untuk permasalahan ini.
Terlebih
lagi, karena kita belajar mengenai penyelenggaraan event, yaitu MICE (meeting,
incentive, convention, and exhibition) tentunya turut membantu untuk kemajuan
industri kreatif. Namun dalam membuat sebuah penyelenggaraan event tentunya
dibutuhkan persiapan yang matang sehingga sangat diperlukan bantuan dari semua
pihak untuk mengoptimalkannya,
Untuk
memajukan pariwisata melalui industri kreatif tentunya dibutuhkan saling
kerjasama antara pemerintah dan mayarakat. Pemerintah selaku pembuat kebijakan
tentunya tidak akan berjalan apabila tidak ada pelaksananya, yaitu masyarakat
begitupun sebaliknya. Berbicara tentang industri, maka unsur-unsur dan
karakteristik industri dalam kegiatan produksi, haruslah dijaga dan
dikembangkan sehingga lebih adaptif, inovatif serta efesien dan efektif.
Apa
yang dilakukan oleh Korea Selatan terhadap industri kreatif mereka yeng
melahirkan produk kreatif seperti Boyband-boyband mereka yang mendunia ataupun
Gangnam Style, merupakan inspirasi yang bagus untuk dipelajari dan diselaraskan
dengan konteks industri kreatif dalam negeri. Yang lebih menarik lagi, Korea
dengan pintar memanfaatkan kolaborasi antar unsur industri mereka yang telah
mendunia, seperti LG, untuk memasarkan ke luar negeri produk-produk industri
kreatif negara itu. Belum beberapa tahun berselang, LG pernah mensponsori
kedatangan dan penampilan boyband dari negeri ginseng itu ke Jakarta. Tentu
saja yang terangkat tidak saja boyband asal Korea tersebut tapi juga LG sebagai
produsen produk-produk elektronik.
Untuk
mengembangkan pariwisata melalui industri kreatif, peran teknologi sangat
diperlukan. Oleh sebab itu, Pemerintah harus dapat mengoptimalkan
kecanggihan teknologi ini. Pemerintah harus mengambil kebijakan bahwa seminimal
mungkin para generasi-generasi muda dapat memiliki keterampilan dalam bidang
teknologi, salah satunya adalah komputer. Apabila generasi muda dapat
mengunakan komputer dengan baik, tentunya akan mudah bagi mereka untuk
mendapatkan berbagai macam sumber informasi melalui internet. Dengan begitu,
ilmu pengetahuan yang mereka miliki semakin bertambah dan berdampak pada
tingginya kreatifitas mereka.
Lalu,
Pemerintah dapat pula membuka pelatihan-pelatihan keterampilan bagi para
generasi-generasi muda agar generasi-generasi muda dapat menuangkan
kreativitasnya melalui produk-produk yang dihasilkannnya, yang tentunya produk
tersebut tetap mencirikan budaya nusantara. Produk tersebut pun harus
dikemas semenarik mungkin agar para wistawan domestik ataupun mancanegara
tertarik untuk membeli hasil karya anak bangsa. Produk-produk itu pun dapat
dijual di setiap destinasi wisata di Indonesia ataupun di pameran-pameran
kebudayaan Indonesia.
Dengan itu, tentunya tidak hanya akan berdampak
positif dalam bidang ekonomi, seperti akan meningkatkan pendapatan negara dan
dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat namun juga berdampak positif
bagi sektor lain yaitu pariwisata, dengan adanya produk-produk lokal yang
menarik tentunya akan membuat wisatawan lokal maupun asing tertarik untuk
membelinya. Produk ini pun dapat dijadikan sebagai alat untuk
mempromosikan Pariwisata Indonesia ke mancanegara. Lalu, pemerintah pun dapat
menyelenggarakan pameran-pameran kebudayaan indonesia sebagai nilai tambah daya
tarik wisata. Kemudian, masyarakat pun harus turut berkontribusi untuk
memajukan industri kreatif dengan membeli produk produk dalam negeri.
Dalam
dunia pariwisata, kita tidak hanya mengenal destinasi wisata saja, namun
terdapat sektor pendukung seperti akomodasi dan restoran. Seni arsitektur di
dalamnya tentunya diperlukan untuk menambah kecantikan dan daya tarik wisata.
Indonesia pun kaya dengan kebudayaannya, tarian maupun musik daerah. Hal
tersebut, dapat pula dimanfaatkan untuk menarik para wisatawan berkunjung ke
Indonesia dengan menyelenggarakan beberapa seni pertunjukan. Dengan begitu
tentunya turut melestarikan kebudayaan Indonesia. Lalu, subsektor industri
kreatif lain yang dapat dimanfaatkan adalah media informasi yaitu televisi dan
radio. Media tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengangkat daerah-daerah
terpencil yang sebenarnya memiliki potensi pariwisata yang besar sekaligus
turut mempromosikan destinasi wisata dan budaya Indonesia.
Sebenarnya
untuk tingkat kreativitas para generasi-generasi muda Indonesia dibidang
perfilman sudah tidak diragukan lagi. Generasi-generasi muda bangsa kita
seringkali mempersembahkan film-film berkualitas dengan mengambil lokasi di destinasi-destinasi
menarik yang berada di Indonesia, salah satu film yang terkenal adalah Laskar
Pelangi. Melalui film Laskar Pelangi, Film tersebut terbukti sukses sebab di
awal-awal pemutaran film tersebut sukses ditonton jutaan orang. Film ini
mengambil lokasi di Bangka Belitung, sebuah provinsi yang terkenal dengan
kecantikan alamnya, salah satunya adalah pantai. Melalui film tersebut tentunya
turut mensukseskan pariwisata di Indonesia, memperkenalkan keindahan suatu
destinasi wisata serta budaya di daerah tersebut melalui film membuat para
wisatawan tertarik untuk mengunjungi provinsi Bangka Belitung.
Lalu,
Pemerintah pun juga harus membuat kebijakan yang tepat dalam mensukseskan
kegiatan industri kreatif, dengan kepastian hukum yang jelas tentunya akan
membuat penggiat industri kreatif akan terus menghasilkan karya-karya terbaik
mereka. Selain itu, dengan kepastian hukum yang jelas tentunya akan tercipta
suasana yang kondusif.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/08/22/naptdu-pariwisata-terbukti-geliatkan-industri-kreatif
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif
Herlina Indah Puspari
UJP A 2015
4423154
Tidak ada komentar:
Posting Komentar