Sejarah Kelahiranku……………
Assalamualaikum.
Perkenalkan nama saya Elvara Manopo. Saya lahir di Pandeglang, pada hari minggu
tanggal 18 Mei tahun 1997, pukul 00.55.
Saya dilahirkan dari seorang ibu
bernama Ida Murniati, dan saya memiliki ayah bernama Maksianes Manopo. Saya
adalah anak ke-2 , saya memiliki seorang kakak laki-laki bernama Aradea Manopo
yang lahir pada tahun 1994, dan juga saya memiliki seorang adik perempuan
bernama Moza Dabit Manopo yang perbedaan umurnya cukup jauh dengan saya dia
lahir pada tahun 2002. Semua nama belakang kami sama, nama tersebut diambil
dari marga ayah saya yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Sedangkan untuk
nama saya Elvara diambil dari seorang model iklan shampo yang sangat ibu saya
kagumi. Saya adalah asli orang Indonesia berketurunan Manado dan Sunda.
Menurut
ibu, saya anak yang dikatakan paling mirip dengan ayah saya, seperti orang
Manado “katanya”. Karena pada saat beliau melahirkan, diantara ketiga anaknya,
hanya saya yang lahir didampingi oleh ayah saya. Pada saat kakak dan adik saya
lahir ayah saya tidak bisa mendampingi karena bekerja di luar kota. Itulah
mitos yang ibu katakan mengapa saya dibilang mirip dengan ayah. Pada saat itu,
kami sekeluarga tinggal di Bekasi Timur, hanya saja pada saat melahirkan ibu
memilih tinggal sementara di Pandeglang bersama nenek saya. Ayah saya bekerja
sebagai Wiraswasta dan Ibu saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
Fase Balita
Menurut
banyak orang, pada saat fase balita banyak sekali orang-orang yang menyukai
saya, karena saya berkulit putih, bermata indah, dan sangat cantik seperti
orang luar negeri, tapi kata ibu saya memiliki sifat jelek yaitu keras kepala
dan tidak ingin kalah. saya juga selalu diajak ayah saya ke kantornya untuk
dikenalkan kepada teman-temannya. Pada saat umur 3 tahun ada sebuah kejadian
lucu yang selalu saya ingat sampai sekarang. Ketika saya sedang berdiri di
depan pagar rumah setinggi 2 meter dan sedang asyik berbincang dengan teman
depan rumah saya, saya sedang bersandar di pagar itu, lalu tiba-tiba pagar
tersebut jatuh menimpa badan saya dan saya langsung menjerit dan menangis
kesakitan. Saya tidak tahu, ternyata pagar yang saya sandari itu memang rusak
dan sedang dibetulkan oleh ayah saya.
Selain
itu, adalagi kejadian lucu yang menimpa saya, saya sedang ikut bermain dengan kaka saya dan
teman-temannya di posyandu dekat rumah. Saat itu saya adalah anak yang paling
kecil diantara semuanya, ketika sedang bermain melompat-lompati selokan, dengan
percaya diri saya ikut bermain dan mencoba melompati selokan tersebut, tapi
yang terjadi bukan berhasil melopati selokan itu saya malah masuk ke dalam got
yang airnya hitam dan sangat bau. Saya pun menangis dan dibawa pulang dengan
keadaan badan dilumuri air got yang hitam, sesampainya di rumah ibu malah membiarkan
saya menangis dan memarahi saya karena ikut-ikutan kakak saya bermain. Semua
kejadian itu adalah kejadian balita yang tidak pernah saya lupakan.
Fase Taman Kanak-kanak (TK)
Pada
saat saya berumur 4 tahun, keluarga kami pindah rumah. Ibu dan ayah memilih
untuk tinggal di Kota Pandeglang tempat saya lahir bersama nenek saya. Karena
pada saat itu, ayah berhenti dari pekerjaannya karena perusahaannya di
bubarkan. Kami pun tidak lagi tinggal di bekasi, saat kami sudah mulai tinggal
di pandeglang, ayah sudah mulai mendapatkan pekerjaan baru tetapi ayah bekerja
di luar kota, jadi ayah jarang pulang menemui kami, saat itu juga ibu sedang
mengandung adik saya dan mulai sibuk mencari sekolah baru untuk kaka saya, juga
ibu mulai menyekolahkan saya di Taman kanak-kanak. Pertama kali, saya di
sekolahkan di TK Islam Aisyah. Menurut ibu, itu hanya percobaan sekolah, jadi
sesuka saya datang ke sekolah itu. Tapi disitu banyak sekali yang saya
pelajari, saya jadi bisa membaca, mengaji, dan mulai belajar menulis. Saat
disitu juga, saya mulai mengenal banyak teman. Kurang lebih saya belajar disitu
selama 6 bulan, ada kejadian yang saya alami pada saat berada di TK itu, saya
senang sekali bermain perosotan. Saya datang pagi-pagi berniat sekali ingin
bermain perosotan, tetapi ketika saya sedang meluncur, ternyata di perosotan
itu ada kotoran ayam dan saya tidak melihat sebelumya, kotoran ayam itu
mengenai baju saya, semenjak kejadian itu saya tidak mau lagi bermain disitu
dan saya berhenti sekolah. Saat itu juga kandungan ibu sudah besar, jadi ibu
tidak bisa pergi jauh-jauh.
Pada
hari minggu, tanggal 17 agustus 2002, adalah hari memperingati kemerdekaan
Indonesia, biasanya di alun-alun pandeglang selalu mengadakan acara yang meriah
untuk memperingati hari kemerdekaan, pada saat hari itu, saya, kakak saya, dan
ibu pergi ke alun-alun pandeglang untuk melihat pawai dan pameran-pameran, saat
itu kandungan ibu sudah berumur Sembilan bulan. Tetapi ibu tetap memaksakan
diri untuk berjalan-jalan mengajak aku dan kakak. Kami pun sangat menikmati
acara itu, setelah selesai kami pun pulang. Sesampainya di rumah, ibu merasa
kelelahan dan perutnya kesakitan. Disitu kami semua merasa sangat panik, hanya
ada saya, nenek, dan kakak. Ayah tidak ada karena sedang bekerja di luar kota.
Nenek pun meminta bantuan kepada tetengga sekitar. Lalu akhirnya ibu dibawa ke
Bidan untuk diperiksa, ternyata setelah di periksa bidan mengatakan bahwa ibu
akan melahirkan. Ya, esok hari tepatnya pada tanggal 18 Mei 2002 adik saya
lahir berjenis kelamin perempuan.
Pada
tahun ajaran baru, saya kembali di sekolahkan oleh ibu, saya disekolahkan di TK
Nasional atau saya sering menyebutnya dengan TK Teletubise, karena tk itu
bergambar teletubise. Sekolah ini berbeda dr TK sebelumnya, jaraknya lebih jauh
dari rumah. Walaupun saya hanya 1 tahun berada di TK ini, banyak sekali kesan
yang menyenangkan. Saya lebih mengenal banyak teman, dan kesan yang paling
indah adalah ketika saya mendapatkan Juara 3 terbaik, tidak disangka. Saya
sangat bangga sekali dengan prestasi saya.
Fase SD
Pada
tahun 2004 saya memasuki jenjang Sekolah Dasar. Saya di sekolahkan ke SDN
Pandeglang 2, jarak sekolah SD saya tidak jauh dari TK dahulu. Ada suatu
pengalaman pada saat saya baru menjadi siswa, saat itu baru beberapa hari saya
sekolah. Biasanya, setiap hari ibu yang selalu mengantar dan menjemput saya,
tetapi suatu hari ketika saya sudah waktu nya pulang, ternyata ibu saya belum
menjemput saya, saya pun menunggunya lama, lalu ternyata ada teman saya yang
mengajak saya untuk pulang bersama sama dengan berjalan kaki. Tanpa berfikir
panjang saya pun ikut pulang bersama teman saya. Ketika saya sampai dirumah,
ternyata ibu tidak ada di rumah, nenek saya terkejut melihat saya pulang tidak
bersama ibu. Beberapa lama kemudian, ibu datang dengan cemas. Ibu mencari-cari
saya di sekolah tidak ada, dan saya pun bicara bahwa saya pulang berjalan kaki
bersama teman.
Semenjak
kejadian itu, ibu selalu tepat waktu menjemput saya, tapi pada saat saya
memasuki kelas 2 SD, sekolah saya di pindahkan ke SDN Pandeglang 4 yaitu dimana
tempat kakak saya sekolah. Alasan ibu memindahkan saya karena kejadian itu dan
juga karena ada kakak saya, agar saya bisa diawasi dan dijaga oleh kakak saya
dan selalu berangkat bersama kakak saya. Pada saat di SDN Pandeglang 4, saya
masuk di kelas 2A. ternyata di kelas itu bukan hanya saya yang menjadi murid
baru. Saya menjadi murid baru bersama Agnes, dia berasal dari Jombang, jawa
timur. Kami pun lalu menjadi teman dekat, dan dikelas itu saya mendapatkan
seorang walikelas bernama Bu Neneng, beliau adalah seorang walikelas yang
begitu baik, dan perhatian, dia selalu mengajarkan saya ketika saya tidak bisa
mngerjakan soal matematika. Seiring berjalannya waktu saya pun masuk di kelas
3. Di kelas 3 ternyata walikelas kami belum jelas, karena walikelas yang di
tunjuk pindah sekolah. Pada saat kelas 3 menurut saya adalah masa-masa
kesabaran, dimana pada saat itu saya mengalami suatu kejadian.
Ketika
saya pulang dari sekolah, saya bermain sepeda, lalu setelah itu sudah pukul 12
siang saya pun masuk ke dalam kamar untuk menunggu ibu selesai solat, saya pun
lalu tiduran di kasur, ketika ibu selesai ketika saya ingin bangun dari kasur,
tiba-tiba badan saya tidak bisa bangun dan kaki saya tidak bisa digerakkan.
Saya pun panik dan langsung berteriak meminta bantuan ibu, ibu pun ikut panik
dan bingung kenapa saya menjadi seperti itu, akhirnya saya pun dibawa ke dokter
dengan ibu diangkut menggunakan ojek, karena pada saat itu ayah tidak ada. Saya
pun di periksa di dr.Dudi. hasil pemeriksaan mengatakan bahwa saya terkena
virus yaitu Flu Tulang, lalu saya diberi obat dan kembali ke rumah. Setelah tau
bahwa saya tidak bisa jalan, ayah saya pun pulang. Satu minggu pun berlalu,
saya masih belum bisa jalan dan bangun. Ibu pun memutuskan untuk membawa saya
ke RSCM, tetapi ayah saya melarangnya, karena ayah saya ingin membawa ke
pengobatan alternative, dan akhirnya sayapun dibawa ke sebuah pengobatan
alternative yang terletak di sebuah kampung dengan seorang kiyai. Ada keanehan
yang saya rasakan saat saya memasuki tempat tersebut, saya hanya diam, lalu
kiyai itu menyuruh saya untuk mengganti nama entah apa alasannya. Saya disuruh
mengganti nama dengan 3 huruf. Ayah saya pun menurutinya. Saya pun diganti nama
panggilanya dengan Ola. Lalu saya diberikan serbuk putih yang sangat bau
wewangian yang harus dicampurkan di minuman saya. Tetapi, saya tidak bisa
meminum air itu karena bau yang terlalu menyengat. Menurut saya, pengobatan
alternative itu tidak membuahkan hasil. Karena obat dari dokter sudah habis,
ibu pun kembali membawa saya ke dokter. Dan mulai saat itu, perlahan lahan saya
bisa bangun, saya pun terus belajar berjalan seperti anak bayi yang ingin
berjalan, Alhamdulillah tulang saya sudah semakin kuat, beberapa minggu saya
sudah dapat berjalan kembali walaupun belum begitu seimbang, saya terus
berusaha dan akhirnya saya bisa kembali sehat.
Selain
pengalaman itu, di kelas 3 juga saya mengalami sakit cacar, sakit cacar itu
disebabkan dari kaka saya, yang akhirnya menular ke saya, saat saya terkena
cacar air saya tidak dapat mengikuti ulangan semester ganjil, saya pun
mengikuti ulangan susulan. Dan di semester 2 kelas 3 kelas kami mendapatkan
walikelas baru, beliau bernama Bapak Herman. Bapak herman adalah guru baru di
sekolah kami, dia seorang guru yang sangat seru dan asyik sehingga membuat
anak-anaknya ingin terus diajarkan dia.
Pada
saat kelas 4, saya memiliki wali kelas bernama Ibu Heti, bu heti adalah guru
yang sangat ditakuti oleh semua murid, karena beliau memiliki muka yang seram
dan juga sifatnya yang tegas dan galak. Selama di kelas 4 saya merasakan
ketakutan di ajarkan oleh beliau, dan pada saat kelas 4 saya pun ditinggal lagi
oleh agnes, dia kembali ke jombang melanjutkan sekolah disana. Saya pun
akhirnya naik ke kelas 5, Alhamdulillah wali kelas saya kembali pak herman.
Saya senang sekali bisa diajarkan kembali oleh beliau, karena menurut saya
beliau adalah guru yang paling dimengerti oleh siswa-siswanya. Tapi, pada saat
di kelas 6 saya kembali mendapatkan walikelas bu Heti, saya sempat terkejut dan
takut, apalagi karena kelas 6, banyak sekali pengalaman yang dirasakan selama
di SD, saya pun lulus dengan nilai yang cukup memuaskan untuk melanjutkannya ke
sekolah menengah.
Fase SMP
Setelah
lulus dari SDN Pandeglang 4, saya melanjutkan sekolah di MTsN Model Pandeglang
1, sekolah ini adalah sekolah favorit di pandeglang, sebenernya sih dulu gamau
masuk mts, karena pasti lebih banyak mengenai pelajaran agama, tapi karena ibu
menyuruh saya dan kebetulan teman-teman saya banyak yang masuk, akhirnya saya
pun mendaftarkan diri di MTs itu. Test masuk sekolah tersebut ternyata tidak
gampang, saya harus mengikuti tes umum lalu setelah itu tes mengaji. Tapi
Alhamdulillah saya di terima, walaupun saya hanya mendapatkan di kelas G. di
kelas 7G saya ditunjuk sebagai ketua kelas, dan juga saya memiliki wali kelas
bernama Ibu Darwati, seorang walikelas cantik dan baik hati. Disitu juga saya
mendapatkan teman baru, sekaligus sahabat sampai sekarang, yaitu Sofi. Selain
itu juga ada Lulu dan Diha, saya senang sekali bisa mendapatkan teman-teman
seperti mereka, dan pada saat di kelas 7, saya ditunjuk untuk menjadi Osis. selain itu juga saya mengikuti organisasi lain yaitu Pramuka dan juga Teater.
FOTO SAAT PENTAS TEATER
FOTO SAAT KEGIATAN PRAMUKA
Saat
masuk di kelas 8, saya berpindah kelas menjadi di kelas depan, saya masuk di kelas 8B. dan saya
tidak sekelas dengan sofi, sofi masuk kelas C tidak apa-apa besebelahan. Di
kelas B menurut saya itu adalah kelasnya orang-orang pintar. Dikelas itu semua
bersaing, dan di kelas B saya mendapat teman baru lagi, yaitu Astri, Neli,
selain itu juga di kelas C saya mengenal Aina, Ainun, Dindha, Wida, Riris, Wina
dan di kelas D saya mengenal Nisa, Chenia, Lutfiah, dll. Menurut saya, kelas 8
ini adalah fase dimana kita mulai mengenal banyak teman dan sahabat, mereka
adalah orang-orang yang masih bersahabat sampai sekarang.
Dan
di kelas 9, saya kembali turun kelas, menjadi kelas 9H. tapi syukurnya saya
kembali satu kelas dengan sofi, saya bersyukur dan sedih, bersyukur karena di
kelas ini saingan tidak banyak, dan sedih karena teman-teman yang lain tetap di
kelas depan. Walaupun kelas kami berjauhan, kami tetap bermain bersama, kelas 9
itu kelas yang bener-bener merasakan kekeluargaannya. Soalnya kita juga akan
lulus, dan saya benar-benar merasakan kesedihan ketika ingin lulus. Hari terus
berlalu, akhirnya pada bulan april saya mengikuti Ujian Nasional, setelah UN,
saya mulai mencari-cari sekolah untuk ke SMA, tetapi pada saat itu saya bingung
dan tidak ingin bersekolah di Pandeglang, saya ingin kembali bersekolah di
bekasi. Tetapi, orang tua saya tidak mengizinkan.
FOTO SAAT KELULUSAN KELAS 3 SMP
Pada
bulan Mei, saya senang karena saya sudah di nyatakan lulus. Saat itu saya hanya
tinggal menunggu acara wisuda yang dilaksanakan pada bulan juni. Tapi…. Disisi
lain, ada suatu cerita yang tidak pernah saya lupakan di bulan mei 2012 itu,
karena pada hari jumat tanggal 18 Mei 2012 tepatnya pada saat hari kelahiran
saya yang ke 15 tahun, Ayah saya dipanggil oleh yang maha kuasa. Kejadian itu
terjadi ketika ayah sedang berada di rumah karena sedang libur, lalu ibu saya
tertidur di depan tv, ayah saya ingin ke toilet ingin mengambil wudhu untuk
melaksanakan sholat Jumat. lalu menurut cerita, adik saya menemukan beliau
pingsan dengan posisi setengah badan di dalam kamar mandi dan setengah badan di
luar kamar mandi, beliau memang mempunyai penyakit jantung. Dan dugaannya
adalah karena serangan jantung, beliau sempat di bawa menuju rumah sakit,
tetapi sesampainya di rumah sakit, nyawa nya tidak tertolongkan. Itu adalah
kejadian yang sangat menyedihkan selama hidup saya, biasanya saya menyebut itu
adalah “Kado dari Allah”
Setelah
kejadian itu, ibu pun merasa bingung, karena disitu kakak saya harus masuk
perguruan tinggi negeri, dan saya harus masuk ke SMA, lalu akhirnya ibu saya
pun menyuruh saya untuk sekolah di Bekasi tinggal bersama uwa saya, agar tidak
terlalu memberatkan beban beliau, saya pun akhirnya di daftarkan di SMK 3
Bekasi, itu adalah sekolah yang saya inginkan dari dahulu.
Fase SMK
Setelah
saya mengikuti beberapa test untuk bisa masuk SMK, Alhamdulillah saya bisa
diterima di SMKN 3 KOTA BEKASI. Saya masuk di jurusan Akomodasi Perhotelan tahun
2012. Saya sangat senang sekali bisa masuk sekolah tersebut, karena dari dulu
saya tidak ingin bersekolah di pandeglang lagi, Alhamdulillah Allah mengizinkan
saya untuk masuk.
Saat
pertama kali saya masuk SMK 3, saya mengikuti Masa Orientasi Peserta Didik Baru
selama 3 hari, sebenarnya disitu saya merasa malu, karena saya berasal dari
luar kota, dan saya tidak memiliki teman di situ. Saya pun memberanikan diri
untuk berkenalan dengan teman-teman saya. Saat itu, orang yang pertama kali
saya kenal adalah Aulia Rahma Juwita dan Ade, mereka seperti aneh melihat saya,
mungkin karena disitu saya sok akrab. 3 hari saya mopdb, semakin banyak teman
yang saya kenal. Dan saya pun masuk di kelas X Perhotelan 2 (XPH2).
Pada saat
di kelas Xph2 walikelas saya adalah Ibu Arie Handayani,S.pd. beliau adalah guru
perhotelan, dan gueu yang cantik, muda, gaul, seru, dan baik sekali. Saya pun
dekat dengan beliau, dan selalu bercerita kepada beliau hingga sekarang. Selain
itu juga ada guru saya yang sangat muda, hebat, gaul, asyik, seru beliau
bernama Bapak Reinaldi, SST.Par, atau yang biasa di panggil om aldi, pak aldi
adalah guru sekaligus ketua jurusan perhotelan, menurut saya beliau adalah guru
yang sangat luar biasa. Pada saat kelas 10 saya pun mencalonkan diri sebagai pengurus
osis, Alhamdulillah saya diterima di pengurus osis dari 2013-2015.
FOTO SELAMA MENJADI PENGURUS OSIS
Saya sangat
senang dan betah sekali bersekolah di smk 3. Saya juga memiliki banyak teman,
dan juga sahabat di kelas 10, yaitu Nung, Ajun, Putri, Aulia, Alvita, Ryanti,
Regina, Hanif, Saiman, Ramdi, Novia, Dhanang, dll. Tapi saat kelas satu saya
lebih dekat dengan Ajun Nung Alvita Putri dan Aulia, kami sering menyebutnya
ANAPEA. Saya merasa sebentar sekali berada di kelas 10 itu, Alhamdulillah saya
masih bisa membahagiakan ibu saya dengan memberikan peringkat 3 pada saat di
kelas 10.
Pada
saat di kelas 11, ternyata kelasnya tidak sama dengan kelas 10, saya pun agak
sedih karena kelasnya di rubah dan jadi saya harus beradaptasi lagi dengan
teman-teman baru. Tidak apa-apa jadi saya bisa lebih banyak punya teman,
walikelas saya yaitu Pak aldi, di kelas 11 ini menurut saya adalah waktu yang
sangat singkat, karena saya diwajibkan untuk Praktek Kerja Lapangan selama 6
bulan, saya pun PKL di Swiss-bel Hotel Mangga Besar Jakarta, pada bulan
September 2013, di bagian Food and Beverage Service.
FOTO SAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Banyak sekali pengalaman
yang saya alami selama PKL, baik senang ataupun sedih, saat di Hotel, saya
menjadi lebih dewasa dan lebih mengetahui gimana rasanya bekerja, saya memiliki
senior dan atasan orang-orang Hebat, disitu saya diajarkan semuanya dari yang
tidak tahu apa-apa sampai saya mengerti melayani Tamu yang baik. Selain itu juga,
banyak sekali pengalaman yang saya alami, diantaranya yaitu Kebanjiran,
Tabrakan, Ketinggalan kereta saat tahun baru, dan ada satu pengalaman yang
sangat memalukan, yaitu ketika saya memecahkan gelas sebanyak 1 trolley entah
berapa itu jumlahnya, dan saat hari itu saya menangis selama bekerja. Saya pun
selesai PKL pada bulan Maret 2014. Lalu, selesai pkl saya pun kembali kesekolah
lagi untuk belajar seperti biasa. Sayangnya, di kelas 11 peringkat saya menurun
sangat jauh karena tidak pernah belajar selama PKL.
Tidak
terasa saya sudah duduk di bangku kelas 12. Di kelas 12 ternyata kelasnya sama
dengan waktu kelas 11, walikelas nya adalah Ibu Nining. Seiring berjalannya
waktu, akhirnya kami pun sekelas semakin dekat dengan satu sama lain, dan di
kelas 12 saya memiliki teman dekat yang masih dekat sampai sekarang, yaitu
Diar, Aulia, Nung, Chimey, dan Alvita.
Mereka adalah sahabat yang luar biasa.
Saya merasa takut di kelas 12, karena kelas 12 ini adalah akhir kita sekolah,
selain itu juga penentuan masa depan kita masing-masing, selain menghadapi UN
kita juga harus mempunyai tujuan kemana kita akan melanjutkan masa depan kita.
Dikelas 12 ini saya benar-benar labil harus kemana dan saya mulai focus belajar
agar bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Banyak sekali ujian yang harus
dihadapi, diantaranya Try out, Uji Kompetensi, Ujian Akhir Sekolah, Ujian
Praktek, dan terakhir adalah Ujian Nasional.
Alhamdulillah saya bisa menghadapi
semua itu, dan juga alhamdulilah saya dapat LULUS
FOTO SAAT KELULUSAN SMK
. Setelah pengumuman kelulusan,
saya menganggur selama 3 bulan. Ibu saya menyuruh saya untuk bekerja, karena
saya dari SMK. Tapi saya menolak untuk bekerja, saya mencoba agar saya bisa
masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Saat itu saya mengikuti SNMPTN memilih UNJ
dan UPI, tapi tidak lolos, lalu saya tidak menyerah saya pun kembali mengikuti
test SBMPTN dengan memilih universitas yang sama, ternyata saya juga tidak
diterima. Saat itu saya merasa sedih dan sangat labil sekali, disitu juga ibu
saya sudah marah-marah dan memaksa saya untuk bekerja, dan menyuruh kuliah
tahun depan. Tapi saya keras kepala, saya tidak ingin menyerah begitu saja,
saya tetap memperjuangkan diri saya agar di terima di PTN. Lalu ternyata UNJ
membuka pendaftaran Penmaba. Dengan semangat dan niat yang tinggi, saya mencoba
mendaftarkan diri sendiri di UNJ mengambil jurusan Sastra Indonesia dan
Pariwisata dengan meminjam uang teman saya, dan saat itu ibu saya tidak
mengetahuinya. Saya baru bilang ibu, ketika saya sudah daftar. Ibu pun kaget
mendengar saya sudah daftar sendiri ke perguruan tinggi tanpa meminta izin
beliau. Karena, dengan niat saya yang tinggi saya ingin membuktikan ke ibu
bahwa saya mampu dan dapat diterima di perguruan tinggi. Saya benar-benar
berjuang sendiri walaupun ibu saya kurang merestui karena beliau ingin saya
bekerja. Tapi saya tetap meminta restu ibu untuk mendapatkan yang terbaik, Saya
belajar rutin terus menerus dan tidak berhenti terus berdoa agar saya bisa di
terima di UNJ. Lalu akhirnya saya pun mengikuti test tersebut.
Fase Kuliah
Setelah
menunggu lama, kurang lebih 10 hari, hari yang ditunggu pun tiba. Yaitu
pengumuman UNJ. 3 hari sebelum pengumuman saya merasa sangat takut dan gelisah,
saya tetap meminta doa kepada ibu agar diterima, lalu saya pun melihat
pengumuman tersebut. Saat itu saya berada di Pandeglang tempat ibu tinggal, dan
ternyata Alhamdulillah saya dinyatakan DITERIMA di Prodi Usaha Jasa Pariwisata.
Saya merasa sangat terharu dan senang, Alhamdulillah saya tidak menyangka
ternyata perjuangan saya tidak sia-sia. Tapi, ibu merasa kaget mendengar saya
diterima, tapi akhirnya ibu pun turut senang saat saya dinyatakan diterima.
Besoknya,
saya dan ibu langsung menuju Universitas Negeri Jakarta untuk daftar ulang.
Setelah melewati beberapa tahap yang rumit, akhirnya semua selesai dan saya pun
mengikuti Ospek. Selain saya, sahabat saya Aulia juga diterima di UNJ jurusan
Sastra Inggris. Pada saat saya masuk UNJ orang yang pertama kali saya kenal di
jurusan yang sama adalah Soraida. Karena teman saya adalah temannya soraida
juga, kebetulan rumah dia juga di bekasi jadi saya selalu mengurus berbagai hal
dengan sora sampai ospek selesai. Dan ternyata kami pun sekelas. Ternyata kami
masuk di kelas B UJP. Saya juga mulai mengenal banyak teman saat di ospek yang
ternyata juga bisa 1 kelas. Yaitu vevi, rimah, sarah, quin, dll.
Universitas
Negeri Jakarta ini adalah sebuah awal perjuangan saya untuk menuju masa depan.
Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, saya akan terus belajar agar
saya bisa membahagiakan ibu saya suatu saat nanti. Tetap semangat! Sekian dari saya mengenai cerita sejarah
hidup saya sampai dengan saat ini. Assalamualaikum. Wr.Wb
NAMA: ELVARA MANOPO
KELAS: B (USAHA JASA PARIWISATA)