Kamis, 07 Januari 2016

Tugas-2 Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia


Pengembangan Promosi dan Pemasaran Pariwisata dalam Bidang Teknologi Informasi



Pendahuluan

Perkembangan pariwisata di indonesia berkembang cukup pesat, Karena indonesia memiliki banyak tempat wisata yang  sangat indah dan menarik. Pariwisata sejak lama telah menjadi salah satu industri yang mendatangkan devisa bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Pada tahun 2006, penerimaan Indonesia dari sektor pariwisata mencapai US$ 4.7 milyar, dengan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung sebanyak 4.8 juta orang (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, 2006). Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan. Jikalau dikelola secara optimal, maka akan dapat menambah pendapatan negaraserta dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pengembangan suatu pariwisata akan dapat dicapai dengan efektif jika pembangunan dilakukan dengan perencanaan yang baik dan terintegrasi dengan pengembangan daerah secara keseluruhan. Pembangunan pariwisata perlu dipersiapkan secara terstruktur, terpadu dan berkesinambungan agar tujuan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Keberhasilan pengembangan pariwisata tidaklah hanya tergantung pada berapa banyak objek wisata yang dimiliki, keindahan, kealamian dan keunikan budaya dan tradisi masyarakat disekitar objek atau kawasan wisata namun yang jauh lebih penting adalah sumber daya manusia sebagai pengelola, sistem manajemen pengelolaan pariwisata dan informasi pariwisata itu sendiri. Sumber daya manusia yang berkualitas serta manajemen pengelolaan yang baik dan informasi pariwisata yang akurat, serta mudah diakses akan mampu mengembangkan potensi-potensi wisata menjadi lebih baik sehingga  memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan penghasilan suatu daerah atau negara.
Ada berbagai alternatif dalam mengembangkan potensi pariwisata seperti : pembenahan dan renovasi kawasan wisata, menciptakan daerah tujuanwisata, melakukan promosi melalui media maupun brosur-brosur, serta masih banyak lagi alternatif yang dapat dilakukan guna menunjang pengembangan wisata. Salah satu alternatif yang dikembangkan dan dipandang efektif adalah dengan melakukan promosi melalui internet atau yang dikenal dengan e-tourism. E-tourism dipandang sebagai salah satu cara yang sangat efektif didalam memperkenalkan pariwisata suatu daerah atau negara. Hal ini disebabkan karena teknologi informasi saat ini sudah dianggap merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Salah satu faktor yang menghambat perkembangan suatu pariwisata adalah pola promosi dan sistem pengelolaan informasi pariwisata yang belum baik sehingga terkadang  objek wisata menjadi tidak dikenal dan tentunya tidak menjadi objek tujuan para wisatawan untuk berwisata. selain itu keterbatasan informasi tentang tujuan wisata, objek wisata yang menarik, produk atau hasil kerajinan, budaya dan tradisi lokal serta sarana dan prasarana yang tersedia, serta masalah transportasi untuk mencapai suatu kawasan wisata juga makin membuat suatu kawasan wisata tidak berkembang dengan baik.
Harus diakui bahwa kebanyakan pengelolaan informasi kepariwisataan saat ini hanya bersandar pada pengelolaan konvensional yang menggandalkan penjualan pariwisata dengan promosi lewat majalah pariwisata, brosur pariwisata, dan informasi dari mulut ke mulut. Hal ini terutama banyak berlaku pada sektor pariwisata di daerah atau kota-kota kecil di Indonesia, Keterbatasan informasi inilah yang membuat pariwisata di daerah-daerah menjadi susah berkembang. Pada saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi atau TI untuk pengembangan pariwisata di Indonesia masih lemah, Sampai saat ini belum ada website khusus yang menyediakan informasi yang lengkap mengenai sistem pariwisata di Indonesia, misalnya meliputi informasi lokasi, harga, hotel dan restoran terdekat. Selain itu, Indonesia juga belum memiliki sebuah perangkat lunak yang dapat membantu merencanakan perjalanan pariwisata berdasarkan kondisi tertentu, misalnya budget yang dimiliki oleh wisatawan dan kriteria objek wisata yang dikehendaki wisatawan


Pengertian pariwisata
Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal ditempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pelajaran pariwisata adalah suatu pelajaran untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi, fisik dan kesejahteraan sosial wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata. Harapan dan penyesuaian dibuat oleh penduduk yang menerima mereka dan terdapat peran perantara dan instansi pengelola perjalanan wisata  menjadi penengah antara wisatawan dan penduduk di daerah tujuan wisata. (Happy Marpaung, 2002 : 13)
Sedang Freuler mengemukakan bahwa pariwisata dalam artian moderen adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan (Yoeti, 1997 : 17 ).

Pengertian Pengembangan Pariwisata
Pengembangan diartikan sebagai suatu proses yang dinamis dengan menggunakan segala sumber daya yang ada guna mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Pengembangan ini dapat dalam bentuk wujud fisik maupun mutu dalam artian kualitas atau kuantitas. (Suyitno, 1997 : 27)
Perkembangan suatu wilayah biasanya dilandasi oleh produktivitas yang dicapai melalui kombinasi yang tepat antara sumberdaya produksi seperti; alam, tenaga, modal, dan keterampilan. Adapun strategi peningkatan produksi dan pendapatan bertitik tolak pada permintaan akhir, meliput kegiatan pariwisata. Teori yang berkembang saat ini adalah bahwa perekonomian suatu negara hendaknya berlandaskan kebijakan investasi yang dapat menciptakan dampak kegiatan ekonomi eksternal seperti; investasi untuk meningkatkan pendapatan tak langsung dan investasi prasarana fisik. Kebijakan investasi tersebut hendaknya juga dilengkapi dengan kebijakan yang memungkinkan penyebarluasan ilmu pengetahuan serta kebijakan yang memungkinkan untuk meningkatkan mobilitas sumberdaya alam, modal, dan teknologi didalam suatu negara maupun antara negara. (Rustan U.: 1997).
Pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan perbaikan atau peningkatan mutu objek atau kawasan wisata dengan perbaikan sarana dan prasarana serta peningkatan pelayanan dalam hal akomodasi dan transportasi dan dilakukan dengan terstruktur, teratur dan dalam satu sistem yang terintegrasi antar komponen-kompnen pengembangan pariwisata. Kendala pengembangan pariwisata nasional saat ini adalah masih banyak daerah yang belum mampu mengelola potensi-potensi  wisata dengan baik serta pola pengelolaan kawasan wisata yang masih konvensional sehingga sistem manajemen dan sistem informasi penjualan potensi wisata belum begitu mampu berjalan dengan baik dan terkadang tidak sanggup bersaing dengan kawasan wisata di Negara-negara tetangga.

Pengertian Sistem Informasi Pariwisata dan Pengembangan Sistem Informasi
Merujuk pada pengertian sistem informasi, yakni sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian (Prahasta, 2009, h. 93).
Pengembangan sistem informasi pariwisata dilakukan melalui beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan menghasilkan sesuatu yang lebih rinci dari tahapan sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini berupa Kebutuhan Stratejik organisasi atau pengelola kawasan wisata, dalam rangka pengembangan sektor pariwisata.
Tahapan-tahapan pembangunan sistem  informasi ini berupa : tahapan perencanaan berdasarkan masukan kebutuhan, tahapan analisis, tahapan perancangan atau desain, tahapan pembangunan fisik, tahapan inflementasi, dan tahapan pasca implementasi.
Pembangunan dan pengembangan sistem informasi yang akan di transformasikan terhadap pengembangan sektor pariwisata haruslah betul-betul direncanakan dengan sebaik-baiknya agar kiranya penerapan teknologi informasi dalam satu sistem informasi ini dapat memberikan hasil yang maksimal bagi pengembangan dan perkembangan sektor pariwisata.

Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pengembangan Pariwisata
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan pariwisata dilakukan dengan menginfut data-data tentang objek-objek wisata, hotel dan penginapan disekitar lokasi wisata, modal yang dapat digunakan untuk mengakses lokasi, event-event yang sering diselenggarakan, keunikan budaya dan tradisi lokal didaerah kawasan wisata serta peta penyebaran objek pariwisata yang disertai dengan petunjuk tentang rute perjalanan. Hasil analisis data ini dengan segenap detailnya kemudian di informasikan  kepada para calon wisatawan yang diaplikasikan dalam bentuk paket kegiatan wisata. Pemanfaatan sistem informasi dalam satu sistem informasi pariwisata ini juga harus memberikan ruang untuk berinteraksi antara para wisatawan dengan penyedia jasa pariwisata sehingga dengan kemudahan interaksi ini maka akan memudahkan transaksi antar kedua belah pihak.
Internet merupakan salah satu produk dari ICT yang merupakan teknologi industri pariwisata tidak saja bagi industri pariwisata yang berskala besar tapi juga bagi pengelola pariwisata yang berskala kecil atau masih dalam tahap pengembangan. Seperti telah disinggung di atas, melalui teknologi internet ini setiap pengelola dapat mempromosikan dan menawarkan berbagai macam produk-produk atau paket-paket pariwisata ke berbagai belahan dunia, dengan cara yang mudah, cepat dan efektif.

Pengembangan Sektor Pariwisata berbasis Teknologi Informasi
Pada saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi untuk pengembangan sector pariwisata di Indonesia masih lemah, hal ini dapat dilihat dengan kurangnya website khusus yang menyediakan informasi yang lengkap mengenai sistem pariwisata di Indonesia. Karena itu pengembangan sektor pariwisata berbasis teknologi informasi menjadi suatu langkah pengembangan yang tidak bisa dikesampingkan dan ditawar-tawar lagi ketika kita menginginkan berkembangnya sektor pariwisata nasional.
Pengembangan pariwisata berbasis teknologi informasi ini dilakukan dengan menyediakan web khusus pariwisata Indonesia pada tingkat pusat dan diteruskan kedaerah dan pengelola suatu kawasan wisata, web ini kemudian memberikan informasi berupa objek-objek wisata yang dimiliki tiap-tiap daerah, sarana dan prasana pelengkapnya, akomodasi, transportasi, keunikan budaya dan tradisi lokal serta karya khas daerah serta sistem informasi geografi tiap objek wisata. Dengan tersedian web khusus pariwisata dengan informasi yang rinci, akurat disertai dengan visualisasi dan detail kondisi kawasan maka wisatawan akan menjadi faktor penarik bagi wisatawan untuk mengunjugi satu daerah, kawasan ataupun objek wisata.

Konsep dasar E-tourism
Tinjauan danKonsep dasar E-Tourism di Indonesia pada dasarnya merupakan suatu bentuk konsep yang baru dan masih belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak dan pelaku pariwisata. E-Tourism masih di lihat sebagai suatu bagian pengembangan sistem yang masih perlu dikaji lebih jauh mengenai fungsi dan manfaat yang akan didapat. Meskipun di lain pihak dalam pengembangan pariwisata penekanan terhadap pemanfaatan Internet sebagai media promosi dan penyebaran informasi sudah sangat luas, namun hal ini tidak di barengi dengan aplikasi internet tersebut sebagai alat penyebaran informasi pariwisata dan tujuan wisata yang dimiliki oleh tiap daerah. Pada hakekatnya internet memiliki peran yang tidak terpisah dalam perkembangan teknologi, teutama pariwisata. Internet telah menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk mempermudah kinerja pengembangan pariwisata di Indonesia. Lewat internet banyak hal bisa di akses secara mudah, serta digunakan oleh sebagian besar masyarakat didunia. Pemanfaatan internet dalam pasar pariwisata dipakai sebagai landasan dalam pengambilan kebijakan strategis pariwisata, dan merupakan dasar perubahan/inovasi pariwisata yang lebih efektif. Hal ini terlihat dari pengembangan infrastruktur, human capacity, dan integrasi konsep elektronik bisnis tingkat rendah oleh penyedia pariwisata lokal, pemerintah, dengan menambah aturan utama dalam menumbuhkan paritisipasi dan pemasukan perusahaan pariwisata. Dengan adanya internet, perusahaan yang terlibat industri pariwisata melakukan distribusi informasi pariwisata kepada calon wisatawan melalui internet, bahkan dapat menawarkan produk-produk pariwisatasecara online, sehingga E-Tourismmenjadi suatu hal yang berkembang dengan pesat.
Hendriksson (2005), menyatakan bahwa ada empat karateristik utama bila  kita ingin mengembangkan E-Tourism yaitu : 1) produk pariwisata; 2) dampak berantai yang ditimbulkan oleh industri pariwisata; 3) struktur industri pariwisata; 4) adalah ketersediaan perangkat teknologi komunikasi dan informasi. Lebih jauh Eriksson menyatakan, dalam mempersiapkan karateristik E-Tourism, maka perlu dilakukan pembangunan untuk mencapai penyempurnaan pasar elekronik, seperti : 1) warisan sistem yang telah ada; 2) keberagaman informasi; 3) tidak ada standar global dalam penukaran data; 4) operasi tanpa batas.

Konsep dasar pariwisata dan E-Tourism
Konsep layanan untuk memuaskan turis atau konsumen didasarkan oleh beberapa aspek penting kesiapan sistem yang minimalmencakup antara lain: hotel,transportasi, serta fasilitas yang dapat mendukung aktivitas yang diinginkan olehkonsumen seperti bank, ATM, tempat kerajinan rakyat.. Sedangkan yang menjadi dasar penting bagi konsumen mencakup antara lain harga, kesiapan, serta dengan sistem ini pula jarak yang selama ini menjadi masalah dalam penyampaian informasi dapat diselesaikan dengan jalan online bookings,khususnya pada fasilitas online booking untuk perhotelan. Sehingga user dapat melakukan pemesanan secara online kepada hotel-hotel yang menjadi keinginan mereka. Dengan kata lain seorang konsumen mendapatkan informasi yang lebih solid, akurat dan cepat sehingga dia secara langsung dapat memutuskan hotel mana yang akan menjadi tujuannya. Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat diambil suatu konsep bahwa sistem pengembangan pariwisata yang dapat dijalankan memiliki 3 komponen yang saling berhubungan. Komponen tersebut terdiri dari pengumpulan data dan standarisasi standarisasi, , konsolidasi manajemen serta implementasi, dan yang ke tiga adalah pemasarannya.
ada tiga tingkatan utama dalam penyusunan sistem E-Tourism yaitu : 1) Bagian-bagian koleksi data, yang merupakan dasar dalam dalam melakukan standarisasi dan konsolidasi. Pada bagian ini terdapat elemen-elemen seperti hotel, tempat rekreasi, serta event-event penting yang bisa diakses oleh konsumen. Oleh karena itu, pengumpulan data serta penerapan standarisasi dan konsulidasi menjadi tujuan utama dalam tingkatan pertama; 2) manajemen dan follow-up dalam hal ini mencakup perancangan sistem yang akan disusun berdasarkan bagian-bagian standarisasi dan konsolidasi pada tingkatan pertama; 3)  mencakup aplikasi ataupun penerapan sistem yang terjadi dalam rangka pemasaran.  tingkatan ketiga pada dasarnya merupakan tingkatan penyampaian dan penyebaran informasi kepada wisatawan.
Pengembangan E-Tourism harus mampu menyentuh pada aspek yang paling utama yaitu memberikan informasi dan kepastian bagi wisatawan ketika mereka memilih untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Disamping itu, pengembangannya dalam skop pariwisata nasional sebagai satu kesatuan sistem yang terintegrasi dalam pengembangan sistem pariwisata terpadu berbasis pada pemanfaatan teknologi informasi.
Adanya web pariwisata yang tersedia dan mudah diakses dengan informasi yang detail dan akurat  merupakan langkah awal dari pengembangan sektor pariwisata berbasis teknologi informasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka kehadiran E-Tourism dalam meningkatkan pendapatan pariwisata sangatlah penting karena pengoptimalan potensi pariwisata tidak hanya berada dalam arah pembenahan lokasi maupun objek wisata, namun harus diikuti dengan pemafaatan teknologi internet dalam melakukan promosi serta pemesanan langsung oleh wisatawan.

Kendala penerapan E-Tourism
Masalah penganggaran selalu menjadi kendala utama dalam menyiapkan data pariwisata dengan menggunakan Teknologi Informasi. Untuk membangun sarana dalam merepresentasikan, menyimpan dan memelihara data pariwisata menggunakan media internet membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya ini bukan hanya dari segi pembelian perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga biaya penyiapan informasi pariwisata yang tepat dan relevan. Setelah penyiapan dilakukan, juga diperlukan biaya untuk pemeliharaan, mengingat data pariwisata sangat dinamis sehingga membutuhkan penanganan yang seksama.
Kendala lain adalah sosial budaya terutama bagi bangsa Indonesia karena kalau menggunakan internet maka interaksi antar manusia menjadi berkurang. Hal ini akan menimbulkan kecanggungan bagi sebagian besar masyarakat, apalagi penggunaan Teknologi Informasi bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia masih merupakan hambatan. Hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang biasa berinteraksi dengan internet dan umumnya adalah masyarakat usia muda.
Kendala lain adalah soal keamanan dimana masyarakat kita biasanya setelah membayar sesuatu maka akan langsung menerimanya, atau malahan kalau mungkin berhutang dulu. Dengan adanya internet maka uang akan ditagih lebih dulu melewati kartu kredit yang bersangkutan, sedangkan produk baru diberikan belakangan. Hal seperti ini akan menimbulkan keraguan karena timbul perasaan tidak aman.

















Daftar Pustaka
Himawan, Hidayatulah.E-TOURISM : Antara Konsep dan Implementasi
dalam Mendukung Industri Pariwisata Indonesia”, Yogyakarta, 23 Mei 2009
Wirawan, Saktria. Menulis fiksi. http://wwwperadabanpecinta.blogspot.co.id/2013/02/pariwisata-berbasis-teknologi-informasi.html.(Diakses tanggal 14 Februari 2013).

http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/e-tourism/e-tourism-tulisan.pdf

http://yuniarrahmaw.blogspot.co.id/2013/01/manfaat-internet-dalam-bidang.html

Wellem, Theophilus. “Semantic web sebagai solusi masalah dalam E-tourism indonesia”. Yogyakarta, 20 Juni 2009.
















Alina Oktaviani
Kelas – B
USAHA JASA PARIWISATA 2015




7 komentar:

  1. Penjelasannya cukup mendalam dan sumber cukup terpercaya

    BalasHapus
  2. Bagus kak artikelnya, sangat membantu buat tugas skolah

    BalasHapus
  3. Keren nih, bermanfaat. Kira2 bisa jadi usaha yang menjanjikan gak yah untuk masa depan??

    BalasHapus
  4. Keren banget,berkat artikel ini saya bisa belajar.makasih sist artikelnya

    BalasHapus
  5. keren euy, pemaparannya bagus,jelas dan sangat membantu untuk tugas sekolah ..

    BalasHapus