Pengembangan
Promosi dan Pemasaran Pariwisata dalam Bidang Teknologi Informasi
Pendahuluan
Perkembangan pariwisata di indonesia
berkembang cukup pesat, Karena indonesia memiliki banyak tempat wisata yang sangat indah dan menarik. Pariwisata sejak lama telah menjadi salah satu
industri yang mendatangkan devisa bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Pada
tahun 2006, penerimaan Indonesia dari sektor pariwisata mencapai US$ 4.7
milyar, dengan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung sebanyak 4.8 juta
orang (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, 2006). Indonesia
merupakan negara yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar untuk
dikembangkan. Jikalau dikelola secara optimal, maka akan dapat menambah
pendapatan negaraserta dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pengembangan suatu pariwisata akan
dapat dicapai dengan efektif jika pembangunan dilakukan dengan perencanaan yang
baik dan terintegrasi dengan pengembangan daerah secara keseluruhan. Pembangunan pariwisata perlu dipersiapkan secara
terstruktur, terpadu dan berkesinambungan agar tujuan pelestarian lingkungan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Keberhasilan pengembangan pariwisata tidaklah hanya tergantung pada
berapa banyak objek wisata yang dimiliki, keindahan, kealamian dan keunikan
budaya dan tradisi masyarakat disekitar objek atau kawasan wisata namun yang
jauh lebih penting adalah sumber daya manusia sebagai pengelola, sistem
manajemen pengelolaan pariwisata dan informasi pariwisata itu sendiri. Sumber
daya manusia yang berkualitas serta manajemen pengelolaan yang baik dan
informasi pariwisata yang akurat, serta mudah diakses akan mampu mengembangkan
potensi-potensi wisata menjadi lebih baik sehingga memberikan dampak positif
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan penghasilan suatu
daerah atau negara.
Ada berbagai
alternatif dalam mengembangkan potensi pariwisata seperti : pembenahan dan
renovasi kawasan wisata, menciptakan daerah tujuanwisata, melakukan promosi
melalui media maupun brosur-brosur, serta masih banyak lagi alternatif yang
dapat dilakukan guna menunjang pengembangan wisata. Salah satu alternatif yang
dikembangkan dan dipandang efektif adalah dengan melakukan promosi melalui
internet atau yang dikenal dengan e-tourism. E-tourism dipandang sebagai salah
satu cara yang sangat efektif didalam memperkenalkan pariwisata suatu daerah
atau negara. Hal ini disebabkan karena teknologi informasi saat ini sudah dianggap
merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Salah satu faktor yang menghambat
perkembangan suatu pariwisata adalah pola promosi dan sistem pengelolaan
informasi pariwisata yang belum baik sehingga terkadang objek wisata
menjadi tidak dikenal dan tentunya tidak menjadi objek tujuan para wisatawan
untuk berwisata. selain itu keterbatasan informasi tentang tujuan wisata, objek
wisata yang menarik, produk atau hasil kerajinan, budaya dan tradisi lokal
serta sarana dan prasarana yang tersedia, serta masalah transportasi untuk
mencapai suatu kawasan wisata juga makin membuat suatu kawasan wisata tidak
berkembang dengan baik.
Harus diakui bahwa kebanyakan
pengelolaan informasi kepariwisataan saat ini hanya bersandar pada pengelolaan
konvensional yang menggandalkan penjualan pariwisata dengan promosi lewat
majalah pariwisata, brosur pariwisata, dan informasi dari mulut ke mulut. Hal
ini terutama banyak berlaku pada sektor pariwisata di daerah atau kota-kota
kecil di Indonesia, Keterbatasan informasi inilah yang membuat pariwisata di
daerah-daerah menjadi susah berkembang. Pada saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi
atau TI untuk pengembangan pariwisata di Indonesia masih lemah, Sampai saat ini
belum ada website khusus yang menyediakan informasi yang lengkap mengenai
sistem pariwisata di Indonesia, misalnya meliputi informasi lokasi, harga,
hotel dan restoran terdekat. Selain itu, Indonesia juga belum memiliki sebuah
perangkat lunak yang dapat membantu merencanakan perjalanan pariwisata
berdasarkan kondisi tertentu, misalnya budget yang dimiliki oleh wisatawan dan
kriteria objek wisata yang dikehendaki wisatawan
Pengertian pariwisata
Pariwisata adalah
perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari
pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan
selama mereka tinggal ditempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Pelajaran pariwisata adalah
suatu pelajaran untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh
keberadaan ekonomi, fisik dan kesejahteraan sosial wisatawan yang akan
melakukan kegiatan wisata. Harapan dan penyesuaian dibuat oleh penduduk yang menerima
mereka dan terdapat peran perantara dan instansi pengelola perjalanan
wisata menjadi penengah antara wisatawan dan penduduk di daerah tujuan
wisata. (Happy Marpaung, 2002 : 13)
Sedang Freuler mengemukakan bahwa pariwisata dalam artian moderen adalah merupakan
fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan
pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan
alam dan khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan
kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan,
industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan (Yoeti,
1997 : 17 ).
Pengertian Pengembangan Pariwisata
Pengembangan
diartikan sebagai suatu proses yang dinamis dengan menggunakan segala sumber
daya yang ada guna mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Pengembangan ini
dapat dalam bentuk wujud fisik maupun mutu dalam artian kualitas atau kuantitas. (Suyitno, 1997
: 27)
Perkembangan suatu wilayah biasanya dilandasi
oleh produktivitas yang dicapai melalui kombinasi yang tepat antara sumberdaya
produksi seperti; alam, tenaga, modal, dan keterampilan. Adapun strategi
peningkatan produksi dan pendapatan bertitik tolak pada permintaan akhir,
meliput kegiatan pariwisata. Teori yang berkembang saat ini adalah bahwa
perekonomian suatu negara hendaknya berlandaskan kebijakan investasi yang dapat
menciptakan dampak kegiatan ekonomi eksternal seperti; investasi untuk meningkatkan
pendapatan tak langsung dan investasi prasarana fisik. Kebijakan investasi
tersebut hendaknya juga dilengkapi dengan kebijakan yang memungkinkan
penyebarluasan ilmu pengetahuan serta kebijakan yang memungkinkan untuk
meningkatkan mobilitas sumberdaya alam, modal, dan teknologi didalam suatu
negara maupun antara negara. (Rustan
U.: 1997).
Pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan
perbaikan atau peningkatan mutu objek atau kawasan wisata
dengan perbaikan sarana dan prasarana serta peningkatan pelayanan dalam hal
akomodasi dan transportasi dan dilakukan dengan terstruktur, teratur dan dalam
satu sistem yang terintegrasi antar komponen-kompnen pengembangan pariwisata.
Kendala pengembangan pariwisata nasional saat ini adalah masih banyak daerah yang
belum mampu mengelola potensi-potensi wisata dengan baik serta pola
pengelolaan kawasan wisata yang masih konvensional sehingga sistem manajemen
dan sistem informasi penjualan potensi wisata belum begitu mampu berjalan
dengan baik dan terkadang tidak sanggup bersaing dengan kawasan wisata di
Negara-negara tetangga.
Pengertian
Sistem Informasi Pariwisata dan Pengembangan Sistem Informasi
Merujuk pada pengertian
sistem informasi, yakni sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan
dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan
informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan
pengendalian (Prahasta, 2009, h. 93).
Pengembangan sistem
informasi pariwisata dilakukan melalui beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan
menghasilkan sesuatu yang lebih rinci dari tahapan sebelumnya. Tahap awal dari
pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna
dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan
penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan
jangka panjang, Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini berupa
Kebutuhan Stratejik organisasi atau pengelola kawasan wisata, dalam rangka
pengembangan sektor pariwisata.
Tahapan-tahapan pembangunan
sistem informasi ini berupa : tahapan perencanaan berdasarkan masukan
kebutuhan, tahapan analisis, tahapan perancangan atau desain, tahapan
pembangunan fisik, tahapan inflementasi, dan tahapan pasca implementasi.
Pembangunan dan pengembangan sistem informasi yang akan di transformasikan
terhadap pengembangan sektor pariwisata haruslah betul-betul direncanakan
dengan sebaik-baiknya agar kiranya penerapan teknologi informasi dalam satu
sistem informasi ini dapat memberikan hasil yang maksimal bagi pengembangan dan
perkembangan sektor pariwisata.
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk
Pengembangan Pariwisata
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan
pariwisata dilakukan dengan menginfut data-data tentang objek-objek wisata,
hotel dan penginapan disekitar lokasi wisata, modal yang dapat digunakan untuk
mengakses lokasi, event-event yang sering diselenggarakan, keunikan budaya dan
tradisi lokal didaerah kawasan wisata serta peta penyebaran objek pariwisata
yang disertai dengan petunjuk tentang rute perjalanan. Hasil analisis data ini
dengan segenap detailnya kemudian di informasikan kepada para calon
wisatawan yang diaplikasikan dalam bentuk paket kegiatan wisata. Pemanfaatan
sistem informasi dalam satu sistem informasi pariwisata ini juga harus
memberikan ruang untuk berinteraksi antara para wisatawan dengan penyedia jasa
pariwisata sehingga dengan kemudahan interaksi ini maka akan memudahkan
transaksi antar kedua belah pihak.
Internet merupakan salah satu produk dari ICT yang merupakan
teknologi industri pariwisata tidak saja bagi industri pariwisata yang berskala
besar tapi juga bagi pengelola pariwisata yang berskala kecil atau masih dalam
tahap pengembangan. Seperti telah disinggung di atas, melalui teknologi internet
ini setiap pengelola dapat mempromosikan dan menawarkan berbagai macam
produk-produk atau paket-paket pariwisata ke berbagai belahan dunia, dengan
cara yang mudah, cepat dan efektif.
Pengembangan Sektor Pariwisata berbasis Teknologi Informasi
Pada saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi untuk pengembangan sector
pariwisata di Indonesia masih lemah, hal ini dapat dilihat dengan kurangnya
website khusus yang menyediakan informasi yang lengkap mengenai sistem
pariwisata di Indonesia. Karena itu pengembangan sektor pariwisata berbasis
teknologi informasi menjadi suatu langkah pengembangan yang tidak bisa
dikesampingkan dan ditawar-tawar lagi ketika kita menginginkan berkembangnya
sektor pariwisata nasional.
Pengembangan pariwisata berbasis teknologi informasi ini dilakukan dengan
menyediakan web khusus pariwisata Indonesia pada tingkat pusat dan diteruskan
kedaerah dan pengelola suatu kawasan wisata, web ini kemudian memberikan
informasi berupa objek-objek wisata yang dimiliki tiap-tiap daerah, sarana dan
prasana pelengkapnya, akomodasi, transportasi, keunikan budaya dan tradisi
lokal serta karya khas daerah serta sistem informasi geografi tiap objek
wisata. Dengan tersedian web khusus pariwisata dengan informasi yang rinci,
akurat disertai dengan visualisasi dan detail kondisi kawasan maka wisatawan
akan menjadi faktor penarik bagi wisatawan untuk mengunjugi satu daerah,
kawasan ataupun objek wisata.
Konsep dasar E-tourism
Tinjauan danKonsep dasar E-Tourism di Indonesia pada dasarnya merupakan
suatu bentuk konsep yang baru dan masih belum mendapatkan perhatian dari
berbagai pihak dan pelaku pariwisata. E-Tourism masih di lihat sebagai suatu
bagian pengembangan sistem yang masih perlu dikaji lebih jauh mengenai fungsi
dan manfaat yang akan didapat. Meskipun di lain pihak dalam pengembangan
pariwisata penekanan terhadap pemanfaatan Internet sebagai media promosi dan
penyebaran informasi sudah sangat luas, namun hal ini tidak di barengi dengan
aplikasi internet tersebut sebagai alat penyebaran informasi pariwisata dan
tujuan wisata yang dimiliki oleh tiap daerah. Pada hakekatnya internet memiliki
peran yang tidak terpisah dalam perkembangan teknologi, teutama pariwisata.
Internet telah menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk mempermudah kinerja
pengembangan pariwisata di Indonesia. Lewat internet banyak hal bisa di akses
secara mudah, serta digunakan oleh sebagian besar masyarakat didunia. Pemanfaatan internet dalam pasar pariwisata
dipakai sebagai landasan dalam pengambilan kebijakan strategis pariwisata, dan
merupakan dasar perubahan/inovasi pariwisata yang lebih efektif. Hal ini
terlihat dari pengembangan infrastruktur, human capacity, dan integrasi konsep
elektronik bisnis tingkat rendah oleh penyedia pariwisata lokal, pemerintah,
dengan menambah aturan utama dalam menumbuhkan paritisipasi dan pemasukan
perusahaan pariwisata. Dengan adanya internet, perusahaan yang terlibat
industri pariwisata melakukan distribusi informasi pariwisata kepada calon
wisatawan melalui internet, bahkan dapat menawarkan produk-produk pariwisatasecara
online, sehingga E-Tourismmenjadi suatu hal yang berkembang dengan pesat.
Hendriksson (2005),
menyatakan bahwa ada empat karateristik utama bila kita ingin
mengembangkan E-Tourism yaitu : 1) produk pariwisata; 2) dampak berantai yang
ditimbulkan oleh industri pariwisata; 3) struktur industri pariwisata; 4)
adalah ketersediaan perangkat teknologi komunikasi dan informasi. Lebih jauh
Eriksson menyatakan, dalam mempersiapkan karateristik E-Tourism, maka perlu dilakukan
pembangunan untuk mencapai penyempurnaan pasar elekronik, seperti : 1) warisan
sistem yang telah ada; 2) keberagaman informasi; 3) tidak ada standar global
dalam penukaran data; 4) operasi tanpa batas.
Konsep dasar pariwisata dan E-Tourism
Konsep layanan untuk memuaskan turis atau konsumen
didasarkan oleh beberapa aspek penting kesiapan sistem yang minimalmencakup
antara lain: hotel,transportasi, serta fasilitas yang dapat mendukung aktivitas
yang diinginkan olehkonsumen seperti bank, ATM, tempat kerajinan rakyat.. Sedangkan
yang menjadi dasar penting bagi konsumen mencakup antara lain harga, kesiapan,
serta dengan sistem ini pula jarak yang selama ini menjadi masalah dalam
penyampaian informasi dapat diselesaikan dengan jalan online bookings,khususnya
pada fasilitas online booking untuk perhotelan. Sehingga user dapat melakukan pemesanan
secara online kepada hotel-hotel yang menjadi keinginan mereka. Dengan kata
lain seorang konsumen mendapatkan informasi yang lebih solid, akurat dan cepat sehingga
dia secara langsung dapat memutuskan hotel mana yang akan menjadi tujuannya.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat diambil suatu konsep bahwa sistem
pengembangan pariwisata yang dapat dijalankan memiliki 3 komponen yang saling
berhubungan. Komponen tersebut terdiri dari pengumpulan data dan standarisasi
standarisasi, , konsolidasi manajemen serta implementasi, dan yang ke tiga
adalah pemasarannya.
ada tiga tingkatan utama dalam penyusunan sistem E-Tourism yaitu : 1)
Bagian-bagian koleksi data, yang merupakan dasar dalam dalam melakukan
standarisasi dan konsolidasi. Pada bagian ini terdapat elemen-elemen seperti
hotel, tempat rekreasi, serta event-event penting yang bisa diakses oleh
konsumen. Oleh karena itu, pengumpulan data serta penerapan standarisasi dan
konsulidasi menjadi tujuan utama dalam tingkatan pertama; 2) manajemen dan
follow-up dalam hal ini mencakup perancangan sistem yang akan disusun
berdasarkan bagian-bagian standarisasi dan konsolidasi pada tingkatan pertama;
3) mencakup aplikasi ataupun penerapan sistem yang terjadi dalam rangka
pemasaran. tingkatan ketiga pada dasarnya merupakan tingkatan penyampaian
dan penyebaran informasi kepada wisatawan.
Pengembangan E-Tourism harus mampu menyentuh pada aspek yang paling utama
yaitu memberikan informasi dan kepastian bagi wisatawan ketika mereka memilih
untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Disamping itu, pengembangannya dalam
skop pariwisata nasional sebagai satu kesatuan sistem yang terintegrasi dalam
pengembangan sistem pariwisata terpadu berbasis pada pemanfaatan teknologi
informasi.
Adanya web pariwisata yang tersedia dan mudah diakses dengan informasi yang
detail dan akurat merupakan langkah awal dari pengembangan sektor
pariwisata berbasis teknologi informasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka kehadiran E-Tourism
dalam meningkatkan pendapatan pariwisata sangatlah penting karena pengoptimalan
potensi pariwisata tidak hanya berada dalam arah pembenahan lokasi maupun objek
wisata, namun harus diikuti dengan pemafaatan teknologi internet dalam
melakukan promosi serta pemesanan langsung oleh wisatawan.
Kendala penerapan E-Tourism
Masalah
penganggaran selalu menjadi kendala utama dalam menyiapkan data pariwisata
dengan menggunakan Teknologi Informasi. Untuk membangun sarana dalam merepresentasikan,
menyimpan dan memelihara data pariwisata menggunakan media internet membutuhkan
biaya yang cukup besar. Biaya ini bukan hanya dari segi pembelian perangkat
keras dan perangkat lunak, tetapi juga biaya penyiapan informasi pariwisata
yang tepat dan relevan. Setelah penyiapan dilakukan, juga diperlukan biaya
untuk pemeliharaan, mengingat data pariwisata sangat dinamis sehingga
membutuhkan penanganan yang seksama.
Kendala lain adalah sosial budaya terutama bagi bangsa Indonesia karena
kalau menggunakan internet maka interaksi antar manusia menjadi berkurang. Hal
ini akan menimbulkan kecanggungan bagi sebagian besar masyarakat, apalagi
penggunaan Teknologi Informasi bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia
masih merupakan hambatan. Hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang biasa
berinteraksi dengan internet dan umumnya adalah masyarakat usia muda.
Kendala lain adalah soal keamanan dimana masyarakat kita biasanya setelah membayar sesuatu maka akan langsung menerimanya, atau malahan kalau mungkin berhutang dulu. Dengan adanya internet maka uang akan ditagih lebih dulu melewati kartu kredit yang bersangkutan, sedangkan produk baru diberikan belakangan. Hal seperti ini akan menimbulkan keraguan karena timbul perasaan tidak aman.
Kendala lain adalah soal keamanan dimana masyarakat kita biasanya setelah membayar sesuatu maka akan langsung menerimanya, atau malahan kalau mungkin berhutang dulu. Dengan adanya internet maka uang akan ditagih lebih dulu melewati kartu kredit yang bersangkutan, sedangkan produk baru diberikan belakangan. Hal seperti ini akan menimbulkan keraguan karena timbul perasaan tidak aman.
Daftar Pustaka
Himawan, Hidayatulah.”E-TOURISM : Antara Konsep dan Implementasi
dalam Mendukung Industri Pariwisata Indonesia”, Yogyakarta, 23
Mei 2009
Wirawan, Saktria. Menulis fiksi. http://wwwperadabanpecinta.blogspot.co.id/2013/02/pariwisata-berbasis-teknologi-informasi.html.(Diakses
tanggal 14 Februari 2013).
http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/e-tourism/e-tourism-tulisan.pdf
http://yuniarrahmaw.blogspot.co.id/2013/01/manfaat-internet-dalam-bidang.html
Wellem, Theophilus. “Semantic web
sebagai solusi masalah dalam E-tourism indonesia”. Yogyakarta, 20 Juni
2009.
Alina Oktaviani
Kelas – B
USAHA JASA PARIWISATA 2015
Pemaparan yang bagus
BalasHapusPemaparan yang bagus
BalasHapusPenjelasannya cukup mendalam dan sumber cukup terpercaya
BalasHapusBagus kak artikelnya, sangat membantu buat tugas skolah
BalasHapusKeren nih, bermanfaat. Kira2 bisa jadi usaha yang menjanjikan gak yah untuk masa depan??
BalasHapusKeren banget,berkat artikel ini saya bisa belajar.makasih sist artikelnya
BalasHapuskeren euy, pemaparannya bagus,jelas dan sangat membantu untuk tugas sekolah ..
BalasHapus