Solusi untuk menanggulangi
kerusakan tempat wisata
MASALAH
Indonesia adalah Negara yang sangat luas, yang memiliki kekayaan
alam yang sangat melimpah, baik di darat atau lautan. Dari sabang sampai
marauke Indonesia punya banyak destinasi alam, budaya, ataupun objek wisata
buatan yang menarik sehingga banyak wisatawan local ataupun wisatawan asing
yang datang untuk berkunjung ke tempat wisata yang berada di Indonesia.
Selama ini teknologi telah berhasil
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Tetapi diakui pula bahwa dampak yang
ditimbulkan oleh kemajuan teknologi itu juga banyak menyebabkan perusakan
terhadap lingkungan hidup. Kini kesadaran terhadap kerusakan lingkungan hidup
itu semakin kuat di Indonesia dan mendapat perhatian besar. Alam Indonesia yang
memiliki potensi alam, flora, dan fauna serta lingkungan yang cukup lestari itu
kini mendapat perhatian besar supaya dapat diselamatkan bebas dari pengaruh
lingkungan dan pencemaran yang dapat menimbulkan kerugian bagi penduduk
Indonesia yang jumlahnya kini mencapai 220 juta orang. Tantangan yang tidak
kalah beratnya adalah bahwa di waktu yang akan datang permintaan akan
sumber-sumber alam kita bertambah besar, baik untuk memenuhi kebutuhan akibat
jumlah penduduk yang semakin meningkat, maupun kenaikan pendapatan penduduk
sehingga diperlukan pengelolaan sumber daya yang lebih bertanggung jawab dari
yang sudah-sudah.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
ataupun beberapa orang sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan
ilmu. Dapat disebut juga bahwa pariwisata adalah untuk menikmati perjalanan,
untuk berekreasi, untuk mengenal budaya, ataupun untuk ber olahraga. Dan
pariwisata juga sesuatu yang berhubungan dengan objek daya tarik wisata serta
usaha usaha yang terkait di bidang tersebut. Travelling belakangan ini memang
menjadi salah satu trend yang menyebabkan perubahan gaya hidup bagi sebagian
besar anak muda di Indonesia. Tempat-tempat yang eksotis dan masih perawan
banyak diburu untuk memuaskan hasrat para traveler ini, salah satu hal yang
menjadi pertanyaan adalah kenapa trend travelling atau menjelajah tempat-tempat
wisata anti mainstream ini baru popular beberapa tahun ini? Alasannya ternyata
cukup simple, adanya fasilitas pendukung berupa akses internet murah dan trend
sosial media membuat apa saja menjadi cepat menyebar (viral), tidak terkecuali
dengan trend Taman bunga amarylis atau puspa patuk di Gunung Kidul, Jogja. Di
zaman era modern seperti sekarang ini, banyak sekali tempat-tempat wisata alam
yang di promosikan melalui media sosial sehingga banyak tourist atau wisatawan
yang berkunjung untuk mengetahui tempat tersebut. Dan mereka datang bukan hanya
sekedar untuk menikmati keindahan alam, mereka juga memanfaatkan pemandangan
yang indah untuk digunakan sebagai objek untuk ber-selfie untuk di publish di
media sosial agar terlihat bahwa mereka sudah pernah mengunjungi tempat
tersebut. Kegiatan itu sebenarnya tidak salah, malah menjadi bentuk promosi
wisata, tapi di balik itu semua malah meruak tempat wisata alam yang ada.
Akibat perbuatan wisatawan yang tidak bertanggung jawab, terjadinya masalah
pariwisata yaitu Rusaknya Taman Bunga Amarylis di patuk Gunung Kidul
Jogjakarta.
Kerusakan yang ditinggalkan di kebun
bunga Amarylis di Patuk Gunung Kidul Yogyakarta menjadi salah satu contoh nyata
perilaku wisatawan yang tidak bertanggung jawab terhadap alam. Sedikit banyak
mereka sudah menyimpang dalam mengagumi keindahan alam, perlunya tata karma
berwisata di alam sekitar. Sebuah taman bunga langka yang memiliki luas kurang
lebih 2 hal itu kini rusak setelah diserbu wisatawan. Bukan hanya kasus
rusaknya kebun bunga saja, tapi juga dengan nasib berbagai objek wisata yang
menjadi popular di kalangan masyarakat, yang awalnya sepi, bersih dari sampah,
dan sekarang jadi kotor akibat orang-orang tidak bertanggung jawab, padahal di
jogja sendiri kedepannya akan ada banyak tempat wisata alam baru yang masih
dalam proses pengembangan, dan saat ini masih belum ada retribusi alias bebas
masuk tanpa adanya petugas ketertiban dan petugas kebersihan.
Kebun bunga yang menjadi ikon Gunung
Kidul ini memang cantik, rasanya sayang untuk memetik atau mengambil bunga
tersebut, bahkan pada asalnya sedikit wisatawan yang sempat datang kesini juga
sangat hati-hati dalam mengambil foto, mereka secara terang-terangan menghimbau
kepada para pengunjung agar memperhatikan setiap langkah agar tidak merusak
bunga yang hanya mekar satu tahun sekali ini, namun apa daya, himbauan itu
tidak banyak diperhatikan. Hasilnya dalam waktu kurang dari sehari taman bunga
Amarylis di patuk Gunung Kidul Yogyakarta tersebut hancur karena terinjak-injak
oleh wisatawan yang datang, tingkah laku remaja kekinian memang sedikit norak
dan tidak berfikir panjang, bisa dibuktikan dengan foto-foto. Apa yang mereka
pikirkan? Seni? Nilai seni darimana jika merusak lingkungan pada akhirnya,
mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa memperdulikan bagaimana
pemilik kebun bunga merawat dari biji sampai berbunga. Beruntung sang pemilik
lahan masih bersabar. Padahal seharusnya masih tersisa beberapa hari lagi untuk
menikmati dan mengabadikan momen mekarnya bunga yang hanya tumbuh satu tahun
sekali ini, sebelum akhirnya layu karena hanya berumur kurang dari dua minggu.
“dimana kala berpijak, disitulah langit
dijunjung” pepatah tersebut tampaknya tidak begitu popular di kalangan remaja
kekinian yang hobi berpegian ke lokasi-lokasi baru untuk “mengeksplore”
keindahan alam dan sumber dayanya. Yang mereka pedulikan hanyalah seberapa
bagus hasil foto yang mereka dapat, tidak peduli dengan apa yang sudah mereka
rusak dan tinggalkan.
Berikut ini
beberapa hal yang perlu di sadari oleh para Traveler atau wisatawan alam:
1.
Ingat tempat wisata bukan hanya
milikmu sendiri, kebanyakan wisatawan kadang tidak perduli dengan keberadaan
orang lain saat di tempat wisata, asik mengabadikan momen kesana kemari, tidak
jarang mereka secara tidak sadar merusak objek wisata itu sendiri sehingga
sehingga orang lain yang datang belakangan sudah tidak dapat menikmati
keindahannya.
2.
Hargai Alam yang sudah
memberimu keindahan dan Hasil Foto bagus, manusia sudah ditakdirkan untuk hidup
berdampingan dengan alam, di Indonesia yang memiliki alam yang eksotis ternyata
tidak banyak yang peduli, wisatawan banyak meninggalkan sampah dimana-mana,
sampah di gunung, sampah di pantai, sampah di danau, sampah di hutan, dan
sampah dimana-mana. Susah juga mengontrol wisatawan yang membuang sampah
sembarangan.
Sayangnya banyak
tourist tak bertanggung jawab dan egois yang melompat ke tengah-tengah hamparan
bunga, seakan tidak perduli mereka rela menginjak-injak demi fotonya terlihat
indah. Mau foto selfie tapi malah menginjak bunga. Mereka pun mendapat hasil
foto yang diinginkan. Bagus hasilnya, tapi coba lihat bunga yang mereka injak,
tangkai-tangkai bunganya patah, daun-daun rebah. Kebun bunga yang sejatinya
indah malah jadi tak karuan. Sebenarnya kebun bunga ini bukan tempat wisata,
melainkan milik seseorang bernama Sukadi. Ketika musim hujan tiba, bunga
amarylis akan mekar dan berwarna oranye. Sudah beberapa tahun ke belakang,
kebun bunga milik Sukadi ini sudah tersohor di dunia maya. Rombongan wisatawan
pun datang kesana. Patut diacung jempol tapi tidak pada sikapnya, bagus
mengenalkan kebun bunganya sebagai destinasi wisata baru, tapi maah sebaliknya,
mereka datang, mereka foto-foto selfie, tapi mereka sendiri justru
menghancurkan kebun bunganya.
Menurut
sukadi sang pemilik kebun, kebun rusak karena terinjak karena lahannya sempit,
maka kedepannya akan di tata dengan baik agar pengunjung bisa tertib. Benang
merah dari peristiwa tersebut adalah keinginan atau rasa antusias yang besar
untuk selfie di tempat wisata. Suatu kegiatan yang sebenarnya tidak salah.
Selain itu tentu saja untuk memuaskan hasrat pribadi, hasrat untuk berfoto
keren dan memposting nya di sosial media demi dilihat banyak orang. Toh, itu
sifat normal manusia yang senang di puja puji bukan? Tapi tolong diingat,
kemana saja kita berwisata, baik ke kebun bunga, ke gunung atau ke pantai, mari
kita bersikap dengan baik, mari kita turut menjaga kebersihan, keindahan dan
kelestariannya, dengan cara tidak merusak, khusus untuk kebun bunga, mari kita
taati peraturan apalagi jangan sampai menginjak-injak bunga, sungguh masih
banyak angle-angle bagus untuk berfoto tanpa harus menginjak dan berdiri diatas
bunga-bunganya.
Sukadi
pun tidak menyangka kebun yang ia budi daya kan
ini bisa menjadi fenomenal, meski sedih namun ia mengaku bangga karena
bunga yang ia suka ternyata juga banyak disukain orang lain. Bunga Amarylis di
Gunung Kidul, Yoyakarta selama ini dikenal warga setempat hanya sebagai tanaman
gulma. Namun sukadi melihat bunga ini begitu cantik sehingga dia merawat ribuan
tanamannya di pekarangan rumah, keinginannya untuk memperkenalkan bunga
amarylis begitu besar. Dia sempat di tawarkan tetangga saat membawa bunga
kesayangannya itu di acara karnaval di dusun Ngasemayu. Meski harus
terinjak-injak pengunjung, amarylis yang dulunya hanya gulma yang di musnahkan,
kini mendapat perhatian dari banyak orang, berkat kebun indah Sukadi kini
amarylis itu dikenal banyak orang. Bukan sebagai gulma, tapi bunga. Butuh
perjuangan belasan tahun untuk mencapai tahap ini.
Satu bulan kemudian, di akhir bulan Desember 2015,
peristiwa serupa terulang. Masih di Pulau Jawa tapi bergeser ke Kebun Raya
Baturraden di Banyumas, Jawa Tengah. Berbagai jenis bunga sedang mekar di sana,
dengan berbagai warna. Lagi-lagi, rusak oleh wisatawan yang berselfie ria.
"Rata-rata yang rusak tanaman jenis miana daun merah. Lebar kerusakan 30-40 cm dan kedalaman 2,5 cm. Mereka tidak mengindahkan dan tetap selfie," keluh salah seorang petugas setempat, Indarto. Awalnya, pihak dari Kebun Raya Baturraden sudah memagari bunga-bunga, memberi larangan dan mengimbau wisatawan agar tidak menginjak bunga-bunganya. Sayang, karena lonjakan wisatawan yang begitu banyak dan petugas kesulitan memantau, akhirnya rusaklah sudah. "Saya sudah berulang kali melarang pengunjung masuk ke dalam taman. Biasanya yang berusaha masuk ke area taman adalah pengunjung perempuan," kata Kartam, perawat taman bunga Kebun Raya Baturraden.
"Rata-rata yang rusak tanaman jenis miana daun merah. Lebar kerusakan 30-40 cm dan kedalaman 2,5 cm. Mereka tidak mengindahkan dan tetap selfie," keluh salah seorang petugas setempat, Indarto. Awalnya, pihak dari Kebun Raya Baturraden sudah memagari bunga-bunga, memberi larangan dan mengimbau wisatawan agar tidak menginjak bunga-bunganya. Sayang, karena lonjakan wisatawan yang begitu banyak dan petugas kesulitan memantau, akhirnya rusaklah sudah. "Saya sudah berulang kali melarang pengunjung masuk ke dalam taman. Biasanya yang berusaha masuk ke area taman adalah pengunjung perempuan," kata Kartam, perawat taman bunga Kebun Raya Baturraden.
SOLUSI
Sekarang
bukan waktunya saling menyalahkan, taman bunga itu butuh solusi agar kejadian
serupa tidak terulang. Manusia memang salah, ini bukan kali pertama traveler
merusak alam sekitarnya. Ingat kasus Pulau Sempu yang akhirnya dibatasi
pengunjungnya? Sekarang bukan soal siapa yang salah, tapi bagaimana solusinya
agar Taman Bunga itu tidak semakin rusak.
Farchan
Noor Rachman, salah satu travel blogger yang peduli soal eksistensi taman bunga
tersebut memposting pendapat sebagai solusi, yaitu:
1.
Taman Bunga nya harus ditutup
dahulu, itu sudah rusak berat, mau tidak mau harus di rehabilitasi. Ditumbuhkan
ulang
2.
Harus diberi jalur untuk para
wisatawan, karena pada dasarnya Amarylis adalah Gulma sehingga tumbuh dimana
saja. Berhubung taman bunga itu milik pribadi, ada baiknya dikelola dengan
baik. Besarnya iuran masuk juga sangat berpengaruh terhadap perilaku traveler
yang berkunjung.
3.
Kembali ke diri traveler
masing-masing. Kalau memang cinta dengan alam, sebaiknya saling menjaga dan
jangan ekploitasi berlebihan.
Selanjutnya adalah Solusi untuk Pariwisata kedepannya adalah:
1.
Membuat suatu komunitas untuk
pembelajaran para tourist atau wisatawan yang hendak mengunjungi suatu
destinasi wisata. Disitu kita dapat ajarkan bagaimana cara berwisata dengan
baik, selain itu juga cara memelihara dan melestarikan tempat wisata untuk
pengembangan objek wisata, dan juga sebagai tempat promosi untuk peningkatan
daya tarik wisata dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan.
Banyak keuntungan yang akan kita dapatkan apabila ada komunitas pembelajaran
untuk berwisata yaitu salah satu keuntungannya adalah sebagai penambah wawasan
dan pengembangan bagi instansi-instansi pembangunan Pariwisata. Agar wisatawan
sadar, bahwa pentingnya menjaga kelestarian tempat wisata dan bukan hanya
sekedar untuk menikmatinya saja.
2.
Selanjutnya adalah apabila
tempat wisata belum teratur dengan baik dan benar, sebaiknya membuat suatu
manajemen tempat wisata untuk mengatur dan juga mengawasi tempat wisata
tersebut. Kegiatan ini juga mendatangkan keuntungan sebagai terciptanya
Lapangan Kerja baru bagi sejumlah pencari kerja yang belum memliki pekerjaan.
3.
Solusi yang ketiga adalah
melakukan perbaikan sarana keamanan, baik itu pos satpam, penjaga objek wisata
maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata. Dan juga
pelayanan wisatawan baik berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
4.
Pembangunan infrastuktur jalan
sangat penting bagi para wisatawan yang ingin menikmati indahnya alam di lokasi
wisata. Apabila kualitas jalannya bagus akan menjadi tantangan tersendiri bagi
wisatawan, sebaliknya, jika akses jalan menuju objek wisata banyak yang
berlubang dan rusak pengunjung akan merasa bosan,
5.
Melakukan kerjasama dengan
daerah setempat atau daerah lain untuk mengenalkan dan mempromosikan tempat
wisata tersebut.
Dalam
pengembangan objek wisata, sarana dan
prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin. Karena apabila suatu
objek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan
wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga
untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar objek wisata tersebut
maupun pemerintah daerah.
Gerakan kembali ke alam yang
sekarang banyak dicanangkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan beberapa
pakar lingkungan hidup, pada dasarnya merupakan peluang bagi pengembangan
ekowisata (ecotourism) di Indonesia. Kita yakin bahwa pengembangan ekowisata
dilihat dari usaha besar pembangunan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat
Indonesia sekaligus kualitas hidup rakyat yang sudah terlalu lama menderita.
Tantangan pembangunan utama menjelang
abad 21 adalah tuntutan untuk menampung akibat pertambahan penduduk yang
diharapkan dengan sumber-sumber yang terbatas. Tantangan pembangunan kedua
menghadapi millennium ke 3 adalah bagaimana menghapuskan kemiskinan di bumi
Indonesia yang katanya kaya raya ini. Dalam mengolah dan mengelola
sumber-sumber alam, perlu diperhatikan kehrusan melestarikan sumber-sumber alam
bertanggung jawab. Dengan cara demikian, sumber-sumber alam itu tetap utuh
untuk dimanfaatkan secara berkesinambungan, tidak hanya untuk generasi sekarang
tetapi lebih-lebih untuk generasi yang akan datang.memang, kita jangan rakus
dan kita harus dapat membangkitkan sikap untuk tidak menghabiskan sumber-sumber
alam untuk keperluan sekarang saja, disinilah pentingnya peranan ekowisata. Ekowisata
tidak akan bisa eksis kalau sumber-sumber alam tidak dikendalikan.
Benang merah
dari peristiwa dua kebun bunga yang rusak tersebut, adalah keinginan atau rasa antusias yang besar untuk berselfie di tempat
wisata. Suatu kegiatan yang sebenarnya tidak salah, malah menjadi bentuk
promosi wisata. Selain itu, tentu saja untuk memuaskan hasrat pribadi. Hasrat
untuk berfoto keren dan mempostingnya di sosial media demi dilihat banyak
orang. Toh itu sifat normal manusia yang senang dipuja-puji bukan? Tapi tolong
diingat, ke mana saja kita berwisata, baik ke kebun bunga, ke gunung atau ke
pantai, mari kita bersikap dengan baik. Mari kita turut menjaga keindahan dan
kelestariannya, dengan cara tidak merusak.
Khusus untuk kebun bunga, mari kita taati peraturan apalagi jangan sampai menginjak bunga. Sungguh, masih banyak angle-angle bagus untuk berfoto tanpa harus menginjak dan berdiri di atas bunga-bunganya. Saya akan memberikan tips-tips bagi para traveller saat melakukan wisata tanpa merusak tempat wisata yang dikunjungi.
Khusus untuk kebun bunga, mari kita taati peraturan apalagi jangan sampai menginjak bunga. Sungguh, masih banyak angle-angle bagus untuk berfoto tanpa harus menginjak dan berdiri di atas bunga-bunganya. Saya akan memberikan tips-tips bagi para traveller saat melakukan wisata tanpa merusak tempat wisata yang dikunjungi.
1.
Patuhi aturan dan larangan
Tentukanlah spot pengambilan gambar yang tidak mengganggu ataupun merusak taman itu sendiri. Perhatikan dan patuhi aturan seperti larangan menginjak dan menduduki tanaman tertentu.
Tentukanlah spot pengambilan gambar yang tidak mengganggu ataupun merusak taman itu sendiri. Perhatikan dan patuhi aturan seperti larangan menginjak dan menduduki tanaman tertentu.
2.
Manfaatkan jalan setapak
Beberapa taman sudah menyediakan jalur setapak untuk mencapai area tengah taman. Manfaatkan jalan setapak itu untuk berfoto selfie. Kamu bisa mengeksplor sudut-sudut taman, tanpa mengabaikan rambu-rambu larangan yang ada. Jangan nekat atau iseng jalan di tanah, apalagi menginjak bunga dan rumput. Tidak boleh!
Beberapa taman sudah menyediakan jalur setapak untuk mencapai area tengah taman. Manfaatkan jalan setapak itu untuk berfoto selfie. Kamu bisa mengeksplor sudut-sudut taman, tanpa mengabaikan rambu-rambu larangan yang ada. Jangan nekat atau iseng jalan di tanah, apalagi menginjak bunga dan rumput. Tidak boleh!
3.
Manfaatkan spot foto yang ditentukan
Taman-taman tertentu sudah menyediakan spot untuk kamu berfoto. Kamu bisa memanfaatkan spot tersebut, jika ingin membuat foto yang berbeda. Malahan beberapa taman sudah dilengkapi berbagai properti seperti halnya patung, tempat duduk dan photo booth yang bisa kamu manfaatkan. Kamu bisa selfie keren tanpa merusak taman.
Taman-taman tertentu sudah menyediakan spot untuk kamu berfoto. Kamu bisa memanfaatkan spot tersebut, jika ingin membuat foto yang berbeda. Malahan beberapa taman sudah dilengkapi berbagai properti seperti halnya patung, tempat duduk dan photo booth yang bisa kamu manfaatkan. Kamu bisa selfie keren tanpa merusak taman.
4.
Optimalkan tongsis
Fungsi tongsis bukan cuma untuk selfie lho. Tongsis bisa menjadi peralatan pendukung untuk mencapai angle atau sudut gambar yang sulit. Dengan tongsis kamu bisa mengarahkan sudut kamera sedikit lebih tinggi ke atas. Kamu bisa mendapat foto selfie dengan bunga, tanpa harus tiduran di atasnya.
Fungsi tongsis bukan cuma untuk selfie lho. Tongsis bisa menjadi peralatan pendukung untuk mencapai angle atau sudut gambar yang sulit. Dengan tongsis kamu bisa mengarahkan sudut kamera sedikit lebih tinggi ke atas. Kamu bisa mendapat foto selfie dengan bunga, tanpa harus tiduran di atasnya.
5.
Selfie
cerdas, taman jadi background
Foto selfie yang bagus tidak hanya berisi wajah saja. Ada sesuatu yang menarik untuk dilihat pada latar belakangnya juga. Kamu bisa menjadikan taman bunga sebagai latar belakang. Posisikan diri sehingga berada di depan dari latar belakang yang kamu inginkan untuk mendapatkan selfie keren tanpa harus merusak taman.
Foto selfie yang bagus tidak hanya berisi wajah saja. Ada sesuatu yang menarik untuk dilihat pada latar belakangnya juga. Kamu bisa menjadikan taman bunga sebagai latar belakang. Posisikan diri sehingga berada di depan dari latar belakang yang kamu inginkan untuk mendapatkan selfie keren tanpa harus merusak taman.
6.
Biar artistik, taman jadi foreground
Untuk memperindah foto, kamu bisa mengeksplor sudut pengambilan gambar dengan menjadikan tanaman sebagai latar depan. Ini untuk memperkuat gambar dimana kamu mengabadikan moment tersebut.
Untuk memperindah foto, kamu bisa mengeksplor sudut pengambilan gambar dengan menjadikan tanaman sebagai latar depan. Ini untuk memperkuat gambar dimana kamu mengabadikan moment tersebut.
7. Foto bergantian
Jika kamu datang bersama teman-teman, sedangkan spot untuk memotret cukup sempit, lakukan lah sesi foto secara bergantian tanpa memaksakan kondisi. Jangan egois ya.
Jika kamu datang bersama teman-teman, sedangkan spot untuk memotret cukup sempit, lakukan lah sesi foto secara bergantian tanpa memaksakan kondisi. Jangan egois ya.
8.
Jangan menyampah
Usai bersantai dan berfoto di taman, hal lain yang harus diperhatikan adalah jangan membuang sampah sembarangan. Banyak sampah yang bertebaran di area taman juga dapat merusak keindahan foto.
Usai bersantai dan berfoto di taman, hal lain yang harus diperhatikan adalah jangan membuang sampah sembarangan. Banyak sampah yang bertebaran di area taman juga dapat merusak keindahan foto.
Di tahun 2016 ini, ayo kita sama-sama mewujudkan resolusi traveler
Indonesia. Saatnya kita menjadi wisatawan yang bertanggung jawab, taat aturan,
dan menjaga lingkungan. Sepanjang tahun 2015 ini, kita banyak mendengar kisah
vandalisme di berbagai destinasi wisata alam. Ada yang buang sampah sembarangan
di gunung, corat-coret atau injak-injak bunga di tempat wisata, saatnya
revolusi mental traveler Indonesia!! Semoga traveler Indonesia lebih sadar
wisata saat melakukan perjalanan. Di samping itu, pihak pengelola tempat wisata
dan pemerintah juga disarankan untuk memberikan ketegasan dan sanksi bagi
mereka yang melanggar. Kita sebagai wisatawan harus sadar wisata, jangan karna
selfie-selfie saja. Namun kita tahu, butuh waktu tidak sebentar untuk
merevolusi mental traveler Indonesia agar sadar berwisata. Alangkah baiknya
dimulai dari diri sendiri dari hal kecil dan dimulai saat ini juga. Ayo kita
menjadi Traveler yang baik dan mari belajar jadi tourist yang berpendidikan
dengan mau menaati peraturan setempat. Mudah kok!
DAFTAR PUSTAKA
Analisispengembanganpariwisata.blogspot.co.id
Anindiati Nursastri, Sri http://travel.detik.com/read/2015/11/30/162549/3084149/1382/taman-bunga-di-gunungkidul-sudah-rusak-apa-solusinya
Cahyoga.com “Perlunya
Tata Krama di Alam Sekitar”
Indah Permana, Sukma http://news.detik.com/berita/3085653/cerita-sukadi-yang-sempat-ditertawakan-saat-buat-gunungan-amarilis
Ramadhanny Fitraya http://travel.detik.com/read/2015/12/01/162624/3085156/1048/tips-foto-selfie-di-taman-tanpa-merusak-tanaman
Sabre Cepi http://mojok.co/2015/12/mengapa-jogja-seharusnya-bersyukur-para-alay-merusak-taman-bunga/
NAMA: ELVARA MANOPO
NIM: 4423155022
NIM: 4423155022
KELAS: B
Bagus tuh, tongsis bukan hanya sebagai tongkat narsis.
BalasHapusTapi jg bisa mengambil gambar yg sulit dilakukan. Hehehe.