Kamis, 08 Oktober 2015

Tugas-1 Autobiografi Vita Nurani Alawiyah

Perjalanan Hidupku Selama 18 Tahun

            Priode Balita

Pada Tanggal 19 November 1996 tepatnya pukul 23.00 malam lahir seorang bayi perempuan dengan cara normal di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta Pusat. Bayi perempuan itu adalah saya yang diberi nama lengkap Vita Nurani Alawiyah dengan nama panggilan Vita. Awalnya ketika lahir saya ingin diberi nama Nur sebagai nama panggilan yang artinya “cahaya” oleh nenek saya, namun kedua orang tua saya tidak setuju dengan nama yang diberikan oleh beliau. Akhirnya ibu saya hanya memakai nama Nur pada bagian tengah nama saya yaitu Nurani yang memiliki arti hampir sama yaitu “cahaya hati”. Bagian nama depan saya diberikan oleh ibu saya sendiri yaitu Vita yang diambil dari kata Vital berarti “sangat penting”. Sedangkan bagian nama belakang saya yaitu Alawiyah diberikan oleh kakek saya, sampai saat ini saya tidak tahu apa arti Alawiyah itu. Nama yang diberikan oleh setiap orang tua adalah doa untuk anaknya kelak nanti. Saya pribadi sangat senang dan bersyukur karena nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya memiliki arti yang mulia, itu berarti kedua orang tua saya mendoakan agar kelak nanti saya bisa menjadi anak yang berguna bagi bangsa negara dan menjadi anak yang memiliki hati cerah layaknya cahaya. Amin.


Foto ini adalah foto ayah dan ibu saya
Saya adalah putri kedua dari pasangan Surya Darma (Ayah) dan Nursyamsiah (Ibu) yang terlahir dari keluarga berlatar belakang sederhana. Perbedaan jarak umur antara ayah dan ibu saya cukup jauh yaitu berbeda 17 tahun. Ayah saya adalah seorang wiraswasta dan ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga. Sejak masa balita saya dan keluarga tinggal di Jalan Cilengsir No 12 A Cideng Gambir Jakarta Pusat. Saya tinggal bersama kedua orang tua, satu kakak perempuan, dan dua orang pembantu rumah tangga. Saat saya berumur 2 bulan, ayah dan ibu memutuskan hijrah ke Mekah untuk menjalankan ibadah haji, sehingga ibu saya harus menitipkan anak-anaknya kepada nenek dan kakek saya. Akhirnya nenek dan kakek harus menginap dirumah saya untuk menjaga cucunya selama ayah dan ibu pergi haji. Sebenarnya ibu saya tidak tega meninggalkan anak-anaknya yang masih terlalu kecil tetapi demi menjalankan rukun islam yang kelima sekaligus menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim, akhirnya ibu saya ikhlas dan rela menitipkan saya dan kakak yang masih kecil kepada orang tuanya.

             Priode TK

Saya pun mulai tumbuh besar, diusia saya yang ke 4 tahun ibu mendaftarkan saya ke tempat pengajian taman kanak-kanak Masjid Al-Amanah yang terletak di Jalan Taman Jatibaru Jakarta Pusat. Selain sebagai Taman Kanak-Kanak, Masjid Al-Amanah juga sebagai tempat dimana anak-anak diajarkan bagaimana cara mengaji dengan benar sejak kecil. Jarak antara rumah ke Masjid Al- Amanah cukup dekat sehingga setiap hari saya dan kakak hanya menggunakan sepeda kecil. Di Masjid Al-Amanah terbagi ke dalam 5 kelas yakni TK, TKAL, TPA, TPAL, dan TQA. Disana saya diajarkan bagaimana cara membaca huruf hijaiyah oleh guru saya yang bernama Ibu Tuti.

Saya dan Kakak
Waktu berjalan begitu cepat akhirnya saya bisa naik ke kelas TKAL karena kemampuan mengaji saya yang dinilai cukup baik. Di TKAL saya mulai diajarkan cara membaca iqra, saat itu saya sudah iqra 3. Selanjutnya saya diajarkan step by step gerakan serta bacaan sholat wajib dengan benar oleh ibu Dina. Setiap mendengar adzan Ashar, saya dan teman- teman langsung bersiap-siap wudhu untuk melaksanakan sholat ashar berjamaah di ruang serbaguna.
Masjid Al- Amanah pernah mengadakan lomba mewarnai antar kelas. Saya dan teman-teman wajib mengikuti lomba itu. Saat perlombaan dimulai anak-anak dituntut untuk mewarnai kaligrafi dengan rapi. Setelah berjam-jam waktu berlalu. Waktu mewarnai pun telah habis, semua anak-anak wajib mengumpulkan hasil karyanya kepada panitia, akhirnya saya mengumpulkan hasil karya saya. Semua anak-anak menunggu di ruang serbaguna untuk mengetahui siapa yang menjadi juaranya. Saya menunggu bersama kakak saya karena kakak saya juga ikut dalam perlombaan itu. Setelah seleksi selesai akhirnya panitia mengumumkan juara dari setiap kelas. Untuk kelas TKAL, Juara 1 diraih oleh teman saya yang bernama Eris, untuk Juara 2 alhamdulillah diraih oleh saya sendiri, dan untuk Juara 3 diraih oleh teman saya yang bernama Nanda. Saat menerima piala saya sangat senang sekali karena untuk pertama kalinya dalam hidup, saya bisa memenangkan suatu perlombaan. Selain memenangkan perlombaan, saya dan teman saya Eris juga pernah ditunjuk oleh guru saya yang bernama Ibu Hom untuk membacakan puisi dalam acara pelepasan santri dan santriwati Masjid Al-Amanah. 
Saya dan Eris saat membaca puisi

Priode SD

Untuk melanjutkan ke jenjang SD, ibu memutuskan untuk mendaftarkan saya di SD Cideng 04 Pagi Jakarta Pusat, yang terletak di Jalan Cilamaya. Ibu memilih sekolah tersebut karena jarak antara rumah ke sekolah sangat dekat hanya berjalan kaki saja. Saat duduk dibangku SD saya berusia 7 tahun. Sebenarnya ibu saya telat setahun mendaftarkan saya ke jenjang SD.  Jadi, saya adalah salah satu murid yang berkelahiran 1996, sedangkan semua teman-teman saya berkelahiran 1997. Saat SD saya adalah orang yang tidak banyak bicara. Mulai dari kelas I sampai kelas VI alhamdulillah saya selalu mendapat ranking. Setiap mendapatkan ranking ayah saya menjanjikan hadiah kepada saya. Maka dari itu saya termotivasi untuk bisa mendapatkan ranking dari kelas I sampai kelas VI.



Ketika kelas VI saya dan teman saya yang bernama Virna, Lulu, Yasmin, Rini, Lita, Selvi dan masih banyak lagi ditunjuk sebagai petugas upacara oleh guru saya yang bernama Pak Yadi. Awalnya Saya, Yasmin, dan Lulu ditunjuk sebagai paskibra. Virna sebagai pemain keyboard untuk mengiringi lagu Indonesia Raya, tetapi karena Virna kurang ahli dalam memainkan alat musik akhirnya saya dan Virna bertukar posisi. Saya yang bermain keyboard sedangkan Virna yang menjadi paskibra, karena pak yadi yakin bahwa saya lebih baik dari Virna dalam bermain keyboard. Jujur saya agak sedikit khawatir saat bertukar posisi dengan Virna tapi apadaya Pak Yadi sudah memberikan kepercayaan kepada saya. Jadi saya harus melakukan yang terbaik demi kepercayaan yang diberikan oleh beliau kepada saya.
Selain itu pengalaman masa SD yang sangat berharga bagi saya yaitu ketika saya dan teman-teman mengadakan acara perpisahan setelah Ujian Nasional. Alhamdulillah saya dan teman-teman lulus 100% dengan nilai yang memuaskan. Saya dan teman-teman merayakan perpisahan di Villa Ara yaitu dimana tempat terakhir kami bisa bercanda tawa sebelum kami semua melanjutkan ke jenjang SMP. Disana saya dan teman-teman saling bertukaran kado satu sama lain, saya mendapatkan botol minum pada saat itu padahal saya berharap mendapatkan tas hehe, setelah bertukar kado saya dan teman-teman berenang bersama di taman belakang villa tersebut. Tak terasa langit sudah mulai gelap, ibu dewi mengingatkan kepada saya dan teman-teman untuk segera membersihkan diri karena setelah ini akan diadakan renungan malam. Jujur saya sangat sedih pada saat renungan karena saya tidak mau berpisah dengan teman-teman saya, tapi apadaya setiap ada pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan.
Saat perpisahan di Villa 

Priode SMP
           
          Setelah saya lulus SD, saya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Dengan nem yang cukup baik. Saya mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan di SMPN 72 Jakarta yang terletak di Jalan Petojo Binatu. Menurut saya masa SMP adalah masa yang paling indah. Pada saat masuk SMP baru pertama kali saya merasakan yang namanya MOS, saat itu saya berkenalan oleh teman sebangku saya yang bernama sheren. Ketika MOS  saya disuruh membawa nametag berbentuk coklat dengan rambut dikuncir dua. Waktu itu saya masuk di kelas 7-4. Pada saat MOS saya dan teman-teman diperkenalkan oleh kakak senior macam-macam kegiatan organisasi dan macam-macam fasilitas yang ada disana. Saya sangat tertarik untuk bergabung di organisasi paduan suara. Karena saya suka menyanyi jadi saya bergabung di oraganisasi itu.
Setelah 3 hari saya di MOS saya resmi jadi siswi SMPN 72. Ketika masuk kelas 7-4 untuk yang pertama kalinya saya mendapat pelajaran tata boga, saat itu guru saya yang bernama ibu Ningsih masuk ke kelas. Saya diajarkan bagaimana cara mengolah makanan dan lain-lain, saya pribadi kurang begitu bisa masak, setelah selesai menjelaskan materi itu, minggu depan saya dan teman-teman disuruh membuat menu makanan 4 sehat 5 sempurna secara berkelompok. Saya kebagian untuk membuat menu dessert. Pada saat dirumah saya sharing ke ibu saya tentang menu dessert. Ibu menyarankan agar saya membuat puding mangga akhirnya saya setuju denga ibu. Saat itu saya mulai belajar membuat puding yang ditaburi oleh potongan mangga dibantu oleh ibu saya. Puding yang saya buat oleh ibu sangat enak loh, bahkan ibu Ningsih sampai meminta resep puding mangga ke saya hehe.

            Selanjutnya setelah melewati masa-masa kelas 7 saya akhirnya naik ke kelas 8, Saat itu saya mulai fokus belajar karena setelah kelas 8 saya pasti akan naik ke kelas 9. Di kelas 8 ini saya mendapat teman baru lagi karena setiap naik kelas selalu berganti-ganti teman. Pengalaman saat kelas 8 yang saya ingat sampai sekarang setelah melepas penat sehabis UAS saat itu saya dan teman-teman pergi ke tempat wisata angklung mang Ujo. Saya dan teman-teman menaiki bus. Disana saya belajar bagaimana cara bermain angklung, sungguh menarik bagi saya akhirnya saya bisa merasakan bermain anglung. 
Saya dan Anna saat berwisata ke Angklung Mang Ujo


Setelah itu saya naik ke kelas 9 saya masuk dikelas 9-1. Dikelas 9  ini ayah saya mulai mendaftarkan saya ke tempat kursus untuk persiapan Ujian Nasional. Ayah mendaftarkan saya di primagama setiap hari Selasa dan Kamis. Ditambah lagi saya juga mengikuti PM disekolah, huh sungguh capek bagi saya, tapi walau begitu saya harus tetap semangat karena usaha yang keras pasti akan membawa hasil yang manis. Ujian Nasional sebentar lagi saat itu saya menekankan pada diri saya kalau saya bisa melewatinya, ditambah doa dan usaha. Akhirnya Ujian Nasional pun tiba sebelum berangkat sekolah saya meminta doa kepada orang tua saya terlebih dahulu agar dimudahkan dalam menjawab semua soal. Ujian pun dimulai saya mengerjakan soal denga hati yang tenang dan Alhamdulillah saya dapat menjawab semua soal.

            Priode SMA

Setelah melewati perjuangan yang begitu keras, Akhirnya saya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Dengan nem 32,45 saya memutuskan  mendaftarkan diri ke SMAN 4 Jakarta, SMAN 25 Jakarta dan SMAN 23 Jakarta. Awalnya saya ingin sekali masuk SMAN 4 Jakarta tapi apadaya nem saya tidak cukup untuk masuk SMA tersebut. Dengan sekian banyak pesaing dari dalam maupun luar Jakarta nama saya tergeser di SMAN 25. Pada saat saya mengetahui hal itu jujur saja saya sedih, ayah saya memberikan nasihat kepada saya beliau berkata “di SMA manapun nanti kamu dapat itu tidak akan menjamin masa depan kamu, semua itu tergantung pada diri kamu sendiri”. Saat itu saya mulai berpikir bahwa yang dikatakan oleh ayah sangatlah benar. Setelah sekian minggu masa seleksi akhirnya saya masuk SMAN 25 Jakarta yang berada di Jalan Sangaji Jakarta Pusat. Seperti biasanya hari pertama masuk SMA saya harus melewati masa-masa MOS yang diaksanakan selama 3 hari. Hari pertama MOS saya diperkenalkan berbagai fasilitas yang ada di SMAN 25 Jakarta, hari kedua saya dan teman-teman wajib membuat yel-yelan secara berkelompok lalu bermain games, hari ketiga para senior mempromosikan berbagai organisasi yang ada disana kepada siswa baru.
Hari pertama masuk kelas X-4 saya duduk dengan Rara teman sebangku saya. Pengalaman saya dikelas X yang paling berkesan itu pada saat saya dan teman-teman bermain drama untuk pengambilan nilai UAS mata pelajaran seni budaya. Waktu itu saya dapat peran menjadi dayang-dayang pangeran, selain berakting sebagai dayang-dayang saya juga sebagai penari latar bersama keempat teman saya. Saat itu saya dan keempat teman saya ditugaskan untuk menarikan lagu melayu menggunakan kebaya dengan anggun dan ayu. Menurut saya itu adalah hal yang sulit karena saya bukanlah tipe wanita yang seperti itu.
       
Ini foto saya dan teman-teman saat drama
       Akhirnya saya bisa naik ke kelas XI, saat itu baru ada pembagian kelas yaitu IPA dan IPS. Awalnya saya ingin sekali masuk kelas IPA dan pada saat naik-naikan kelas Alhamdulillah keinginan saya tercapai saya masuk kelas IPA tetapi ayah saya tidak setuju dengan keinginan saya. Ayah ingin saya masuk kelas IPS karena ayah saya khawatir jika nantinya saya tidak bisa mengikuti mata pelajaran dikelas IPA yang begitu berat. Jujur saja memang saya adalah orang yang kurang bisa dalam mata pelajaran yang berbau hitung menghitung. Akhirnya setelah saya mengintropeksi diri, saya mengikuti kemauan ayah saya. Saya sempat masuk kelas IPA selama seminggu dan akhirnya pindah kelas IPS. Ternyata jadi anak IPS tidak semudah yang saya pikirkan, jadi anak IPS juga sulit loh, apalagi saya dapat pelajaran yang namanya Akuntansi, dan menurut saya itu adalah  pelajaran tersulit selama jadi anak IPS.


Saat kelas XII yaitu kelas akhir dimana sebentar lagi saya akan melanjut pendidikan ke perguruan tinggi. Saya bertekad dalam diri saya bahwa saya harus masuk PTN. Menurut saya pengalaman terberat dalam hidup saya itu pada saat kelas XII yaitu dimana saya harus masuk PTN demi membanggakan kedua orangtua saya yang selama ini rela mengeluarkan uang demi saya. Mereka sampai mendaftarkan saya ke tempat kursus yag menjaminkan PTN. Hal itulah yang menjadi beban bagi saya. Saya adalah salah satu murid yang tidak lolos dalam SNMPTN, jujur saja sebelum pengumumann saya sudah tahu bahwa saya tidak mungkin lolos bahkan saya lebih mengharapkan jalur SBMPTN. Tidak tahu kenapa saya merasa lebih takut dengan yang namanya SBMPTN dibandingkan UN. Setelah terlaksananya UN semua murid sudah tidak ada aktivitas lagi disekolah, untuk mengisi waktu luang kerjaan saya dirumah hanya les untuk persiapan SBMPTN. Dulu saya ingin sekali masuk UI. Pada saat SBMPTN saya memilih UI sebagai pilihan pertama dan UNJ pilihan kedua tetapi nasib berkata lain saya pun tidak lolos juga di jalur SBMPTN, sungguh miris bagi saya. Setelah mengalami kegagalan saya mencoba ikut jalur SIMAK UI tetapi saya pun gagal lagi, sudah ketiga kalinya saya mengecewakan orang tua saya. Mungkin ini belum rezeki, tanpa menyerah untuk ketiga kalinya saya mencoba ikut UM UIN dan hasilnya tetap sama saya dinyatakan tidak lolos seleksi. Disitu saya mulai jenuh dan pesimis dengan PTN tapi disisi lain saya merasa bersalah dengan orang tua saya sendiri. Setelah kejadian itu Ayah saya menyarankan agar saya ikut jalur penmaba UNJ. Saya pun nurut saja, akhirnya saya mendaftarkan diri di jalur Penmaba dengan pilihan pertama yaitu Sosiologi Pembangunan dan pilihan kedua Pariwisata. Sebelum Ujian saya selalu berdoa agar saya dipermudah dalam menjawab soal. Dan Alhamdulillah setelah 4 kali ditolak PTN akhirnya saya lolos di jalur penmaba UNJ jurusan Pariwisata. Saya sangat senang sekali karena saya ingin kuliah tahun ini saya tidak mau kuliah tahun depan. Dengan semua ini saya sadar bahwa hidup tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan kecuali kita berusaha dan berdoa.
 
Saya dan teman-teman akhirnya lulus

Foto saya ketika wisuda

            Nama: Vita Nurani Alawiyah (4423154592)
Kelas: A Usaha Jasa Pariwisata

6 komentar:

  1. saya terharu membacanya, dengan perjuangan orang tua dan anaknya pun juga ikut berjuang dalam belajar.

    BalasHapus
  2. Nice blog ;)
    Detail sekali ceritanya, semoga sukses utk ke depannya ya!

    BalasHapus
  3. ceritanya true story wkwkw sesuai dengan apa yang terjadi ,sukse ye vit !!!

    BalasHapus
  4. Kereen ceritanyaa vit, ampe terharu bacanya, keinginan lo mau masuk PTN buat banggain kedua ortu lo bikin terharu, goodluck buat kedepannya. Semoga sukses selaluuu vitaaa

    BalasHapus
  5. nice story vitt;') perjuangan banget yaa mau masuk negeri. ganbatte vitt!!!! sukses terus yaa jangan patah semangat

    BalasHapus
  6. That's a great story. Ceritanya teratur dgan masa2nya tapi gue nyariin kenapa adik2 lu engga di cerita ini. Hehe. Oh iya,saran sdikit jgn make "apadaya" di cerita ini agak aneh pas dibacanya 😳. Dan juga,jgan pernah bosen buat banggain kedua ortu lu. Itu aja sih maaf ya kalo kepanjangan 😂.

    Fighting vita!!!

    BalasHapus