Minggu, 11 Oktober 2015

Tugas-1 Autobiografi Rohana Yunita H.L.S.




18 TAHUN MENUJU PROSES DEWASA
Shaloom! Perkenalkan, nama saya Rohana. Nama lengkap saya Rohana Yunita Hevi Lasmaida boru Sidabutar. Panjang bukan? Hehehehe. Nama itu diberikan oleh kakek dan nenek saya yang sekarang sedang berada di kampung. Kebetulan kakek dari papa saya sudah meninggal pada saat saya duduk di kelas 1 SMP dan ketika saya menginjak umur kurang lebih 12 atau 13 tahun. Kata mama dan papa saya, nama saya ini mempunyai arti yang banyak. Tapi sayangnya saya tidak hafal semua arti dari nama saya. Hanya satu nama yang paling saya hafal, yaitu ‘’Rohana’’. Apa artinya? Artinya adalah di dalam nama Rohana ada kata Roha, yang artinya dalam bahasa batak itu hati. Agar memiliki hati yang kuat dan baik. Maka dari itu saya memberikan sub judul seperti itu, selama saya hidup dalam 18 tahun ini memang banyak sekali berbagai peristiwa dan hal yang bahkan membentuk karakter dan mental saya. Bahkan tidak sedikit dari hal itu yang benar-benar menyakitkan. Dan itulah yang menjadikan hati saya kuat dan saya mengerti bahwa memang hidup ini sangat keras.
  • Masa-masa pada saat baru lahir-balita

Saya lahir hari Minggu, pada tanggal 29 Juni 1997. Pada pukul 11.00 WIB, dan berjenis kelamin perempuan. Saya lahir di Jakarta. Tepatnya saya lahir di Jakarta Barat, di daerah Kebon Jeruk di Rumah Sakit Siloam. Saya anak kedua dari 2 bersaudara, saya mempunyai kakak laki-laki bernama Ricardo Yonatan dan kakak saya juga lahir di tempat yang sama di rumah sakit yang sama namun di waktu yang berbeda. Dia lahir pada tanggal 12 Agustus 1994, dan terpaut 3 tahun dari saya. Saya menganut agama Kristen Protestan. Saya dan kakak saya dibaptis di Gereja HKBP Kebon Jeruk dan memang saya dan keluarga saya merupakan jemaat tetap dari gereja itu. Semua keluarga saya menganut agama Kristen Protestan, dan kami berasal dari suku Batak. Nama panggilan saya banyak dan bermacam-macam, karena seperti dilihat kembali di atas nama saya memang panjang. Tetapi kalau nama panggilan saya di rumah dan oleh semua keluarga saya, nama panggilan saya ‘’Nita’’. Tetapi kalau dengan teman-teman saya dan orang lain, mereka kadang bisa memanggil saya dengan ‘’Roh’’, ‘’Roana’’, ‘’Rohana’’, ‘’Ro’’, ‘’Hana’’, ‘’Ana’’, ‘’Yunita’’, ‘’Yun’’, ‘’Yuni’’, dan bisa lebih banyak lagi kalau mau dikembangkan. Banyak bukan? Hehehehe. Saya dari lahir memang sudah mempunyai badan yang  besar dan pipi yang bulat, jadi tidak heran kalau sekarang saya memang mempunyai badan yang gendut hehehe. Saya putih, makanya saya sekarang benci sekali kulit saya berubah menjadi gelap dan saya tidak suka itu. Mata saya sipit, makanya orang-orang pada saat itu mengira mama saya ada keturunan Cina karna saya dan mama saya memang pada saat itu mirip dengan orang Cina. Padahal tidak ada keturunan sama sekali. Mama saya benar-benar asli orang batak, tidak ada campurannya. Begitu pun, juga dengan papa saya. Jadi kami asli Batak dan tidak ada campuran sama sekali.
Masa-masa balita saya sangat menyenangkan pada saat itu. Namanya juga pasti balita, pasti hanya tahu indahnya saja belum tahu sebagaimana keras dan susahnya hidup itu. Bermain bersenang-senang, jalan-jalan ke suatu tempat wisata, liburan tanpa kenal cape, dimanja sama papa, dapet yang baru, dibeliin mainan baru, dibeliin baju baru, waktu ulang tahun dapet kue yang manis-manis sampe makannya belepotan, ya pokoknya seperti anak kecil yang bahagia pada umumnyalah.
  • Masa-masa saat TK-Sekolah Dasar


Saya mengenal sekolah pada saat saya memasuki TK(Taman Kanak-kanak) Besar. Mengapa dibilang TK Besar? Bukan karna badan saya yang besar loh ya, tetapi karna umur saya pada saat itu sudah menginjak 5 tahun, sedangkan TK itu ada tahapannya. Yaitu dimulai dari playgroup, TK Kecil sampai TK Besar. Playgroup itu dari umur sekitar 1-2 tahun. Lalu TK Kecil itu dimulai dari umur kisaran 3-4 tahun. Lalu baru TK ntu. Salah satu faktornya adalah karna harga sekolah swasta yang mahal, lagipula juga kalau di Playgroup dan di TK Kecil hanya disediakan waktu untuk bermain bukan belajar seperti di TK Besar. Di TK Besar sudah dimulai untuk pelajaran yang paling dasar. Kalau hanya bermain, saya juga bisa bermain di rumah. Itu saya bermain di rumah juga didampingi dan diajarkan oleh kedua orang tua saya yang lebih tahu saya seperti apa. Dan juga sebenarnya, orang tua saya sangat protektif dan tidak sembarangan memperbolehkan saya pergi kemana pun dan bermain apa pun di luar pandangan mereka. Itu sudah ditetapkan sejak saya kecil, bahkan sampai sekarang di umur saya sudah 18 tahun dan sudah dianggap menuju dewasa secara umur, saya masih diperlakukan seperti anak kecil dan mereka masih sangat overprotektif.
TK saya pada saat itu bernama TK Samaria. Itu merupakan TK swasta Kristen yang berada di daerah Meruya Utara, Jakarta Barat. Saya memasuki TK pada umur 5 tahun. Pada saat hari pertama saya sekolah, saya diantar oleh mama saya. Dan saya masih ingat sekali pada saat hari pertama itu, saya nangis kejer saya nangis sekeras-kerasnya karna ternyata mama saya hanya mengantarkan saya saja tidak menunggu saya juga. Kan biasanya kalau anak kecil sekolah biasanya ditungguin kan, apalagi waktu itu masih TK dan saya baru pertama masuk sekolah, pasti saya sangat panik sekali pada saat itu. Tetapi beruntung guru-guru TK saya sangat pengertian dan tidak memarahi saya. Walaupun saya menangis sangat sangat keras, mereka tetap langsung membujuk dan menenangkan saya. Tentunya mama saya juga tidak langung pulang, mama juga ikut menenangkan saya dan memberikan pengertian kenapa mama harus langsung pulang pada saat itu dan tidak menunggu saya sampai saya pulang sekolah. Tetapi karna saya terus merengek, akhirnya mama saya pun tidak jadi pulang. Mama tetap menunggu saya sampai saya pulang sekolah. Lalu mama memberi tahu dan memberikan pengertian kepada saya kalau hari-hari selanjutnya saya tidak diantar jemput lagi sama mama, melainkan akan diantar jemput oleh jemputan sekolah. Maka dari itu, mama mau agar saya bisa terbiasa dan tidak menangis lagi. Bila diingat-ingat lagi sekarang ternyata itu sangat memalukan. Padahal teman-teman saya yang lain tidak menangis dan malahan mereka tertawa-tawa karna tidak mau melewatkan luar biasanya hari pertama mereka masuk sekolah, tetapi saya malah menangis di hari pertama masuk sekolah. Lucu ya Rohana astaga……..
Seperti itulah masa-masa TK Besar saya secara singkat yang sangat mengenang dan masih saya ingat sampai sekarang. Sekarang, mari kita bahas pada masa-masa sekolah dasar.
Saya SD di SDS Samaria Kudus. Apa itu SDS? SDS itu singkatan dari Sekolah Dasar Swasta. Pada saat saya baru masuk kelas 1, nama sekolah itu masih bernama Sekolah Dasar Kristen Samaria Kudus, disingkat SDK. Namun pada saat saya sudah duduk di kelas 6 dan sebentar lagi ada UjianNasional, namanya pun berubah menjadi SDS Samaria Kudus.
Kehidupan SD saya berjalan seperti biasa. Saya kelas 1 pada umur 6 tahun. Saya kelas 2 pada umur 7 tahun. Saya kelas 3 pada umur 8 tahun. Saya kelas 4 pada umur 9 tahun. Saya kelas 5 pada umur 10 tahun. Dan saya kelas 6 pada umur 11 tahun. Benar-benar biasa seperti anak SD pada umumnya. Tetapi saya benar-benar tidak bisa melupakan kenangan SD saya sampai sekarang. Karna dari SD-SMA, hanya SD yang sangat mengesankan bagi saya. SMP dan SMA juga mengesankan, tetapi tetap masa-masa SD yang masih berbekas bagi saya. Mungkin orang kebanyakan menganggap masa SMA yang paling indah. Tetapi tidak bagi saya. Bagi saya masa SMA biasa, tetap masa SD yang saya pilih. Oke, seperti yang saya sudah sampaikan sebelumnya, saya mempunyai nama panggilan yang banyak. Tetapi di SD, saya dipanggil ‘’Yun’’ dan juga ‘’Yunita’’. Dan itu yang saya rindukan sampai sekarang. Nama panggilan itu. Karna pada saat ini tidak ada yang memanggil saya seperti itu. Sekalipun ada, hanya 1 atau 2 orang. Tetapi tetap teman-teman SD saya yang saya rindukan. Tetapi jangan bayangkan masa SD saya indah seperti yang saya katakan. Walaupun saya bilang hanya masa-masa SD yang sangat berkenan, tetapi itu tidak seindah yang saya alami dan mereka lakukan kepada saya. Karna badan saya memang sudah besar dan saya sangat gendut saat SD, teman-teman saya selalu menjelek-jelekan badan saya dan wajah saya. Karna memang teman-teman saya rata-rata mereka semua adalah orang Chinese, sudah pasti wajah mereka sanga cantik dan badan mereka memang bagus. Walaupun masih SD mereka sudah tau apa model dan fashion yang bagus pada saat itu. Dan tentunya teman-teman saya memang orang kaya semua. Mereka setelah  pulang sekolah langsung jalan-jalan dengan mamanya ke mall, dibelikan apapun yang mereka inginkan. Memang, tidak semuanya teman-teman SD saya seperti itu. Tetapi kebanyakan mereka seperti itu. Sedangkan saya? Saya dijemput pembantu saya pada saat pulang sekolah, dan saya langsung pulang. Benar-benar langsung pulang. Saya hanya berdiam di rumah saja, ditemani oleh pembantu saya. Kembali lagi ke soal nama panggilan saya pada saat SD. Walaupun saya mempunyai nama panggilan, tetapi kata teman saya, ‘’Ah, lo kebagusan namanya kayak gitu! Nggak sesuai! Mending manggil lo gendut aja! Kan sesuai juga sama badan lo hahahaha”. Saya tidak membantah atau gimana, memang saya tidak suka, mungkin saya berlebihan karna menyampaikan ini sebagai curahan hati saya. Tetapi coba anda bayangkan anak SD usia kisaran sekitar 6-11 tahun sudah mendapat ejekan dari teman-temannya. Walaupun itu ejekan, coba anda fikir anak kecil biasanya selalu benar jika mendiskripsikan fisik seseorang itu seperti apa. Saya diejek gendut, jelek, pokoknya di setiap kelas dari kelas 1-6 saya selalu diejek dengan berbagai ejekan mereka. Jangankan di sekolah, di gereja pun bahkan saya tidak lepas dari ejekan teman-teman saya. Memang pada saat kecil wajah saya sudah jelek. Tidak seperti mereka yang mempunyai wajah yang putih, bersih, dan cantik. Ternyata, memang dari kecil saya sudah tidak dihargai. Siapa coba yang suka fisik atau yang dia punya dijelek-jelekkan seperti itu. Pada saat kita dewasa saja kita tidak suka walaupun kita tahu ejekan itu bercanda. Mereka selalu tertawa karna mereka mengejek saya dan itu selalu menjadi bahan bercandaan mereka. Saya juga ikut tertawa kok, tapi namanya juga anak kecil……..hatinya sudah pasti sakit. Belum lagi dari kecil pun, saya juga sudah selalu dimarahin atau kena omel oleh mama saya. Mama saya adalah salah satu seorang wanita yang sangat perfeksionis. Maka dari Itu apapun yang berantakan, tidak enak dipandang, dan apapun yang tidak sesuai dengan apa maunya selalu menjadi bahan omelan mama. Tidak heran bila dari kecil saya sudah selalu kena marah mama dan anak sekecil itu……sudah merasakan kesedihan…….

Pada saat saya sudah menduduki kelas 6 SD pada saat itu sudah ada namanya Ujian Nasional. Saya memang pada saat SD juga bukan tipe siswa yang menonjolkan diri. Saya tidak terlalu pintar. Terutama untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Maka dari itu pada saat sedang dilangsungkannya Try Out, saya dipanggil oleh Kepala Sekolah saya untuk menghadap dia. Mana waktu itu Pak Kepsek menyuruh orang yang saya suka pula untuk memanggil saya, ya jelas malulah saya. Ternyata Pak Kepsek memanggil saya untuk mengingatkan saya dan menasehati saya untuk belajar lebih serius dan tidak main-main agar nilai saya bisa lebih baik, karna ternyata nilai Try Out saya jauh di bawah teman-teman saya. Apalagi guru agama saya sepertinya tidak suka dengan saya. Karna saya mendapat pukulan seperti itu akhirnya saya mengubah gaya belajar saya dan akhirnya saya mendapatkan nem setidaknya lebih baik yaitu 24.30 dan tanpa ada contekan sama sekali. Itu benar-benar murni hasil saya. Dan saya pun lulus dari SDS Samaria Kudus, meninggalkan semua teman-teman saya.
  • Masa-masa Sekolah Menengah Pertama

Setelah saya lulus SD, saya dan keluarga saya pun ikut pindah rumah juga. Kenapa saya pindah rumah? Karena pada saat masih SD rumah saya masih mengontrak. Lalu karna papa saya sudah mempunyai uang yang cukup untuk mempunyai rumah sendiri, makanya diputuskannyalah kami semua untuk pindah rumah. Lalu dengan petunjuk Tuhan kami mendapatkan rumah yang baru di daerah Cipayung, Jakarta Timur. Dan tentunya gereja kami pun juga berpindah. Dan gereja baru kami terletak di daerah Ceger dan bernama HKBP Taman Mini.
Saya diterima di SMPN 237, Jakarta Timur. Dan kebetulan sekolah itu sangat dekat dengan rumah baru saya. Jadi untuk berangkat ataupun pulang sekolah, saya hanya tinggal berjalan kaki karna jaraknya dekat sekali. Tidak enaknya ya paling hanya tidak ada waktu untuk bermain dengan teman-teman di rumah. Kalo udah pulang ya harus langsung pulang.
Saya bersekolah seperti biasa, umumnya anak-anak yang lain. Saya SMP kelas 1 pada umur 12 tahun dan mendapatkan peringkat 3 besar. Saya SMP kelas 2 pada umur 13 tahun. Dan saya SMP kelas 3 pada umur 14 tahun. Lalu pada saat kelas 3 pun saya mengikuti Ujian Nasional untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Saya sudah berusaha keras agar mendapatkan nilai yang terbaik dan tidak mengecewakan, tetapi Tuhan mempunyai rencana yang lain. Saya lulus, tapi hanya mendapat nilai rata-rata7, sedangkan teman-teman saya mendapatkan rata-rata 8 hampir 9 tetapi dengan menggunakan kunci jawaban. Ya sudahlah, sudah masa lalu juga…….
  • Masa-masa Sekolah Menengah Atas



Karena nem atau nilai rata-rata saya tidak cukup untuk melanjutkan ke SMA yang ada di daerah sekitar rumah saya, akhirnya papa saya pun mengambil strategi. Papa saya pun mendaftarkan saya ke sebuah sekolah yang berada di dekat tempat kerjanya, yaitu SMAN 17. Memang bukan SMA yang bagus, tapi setidaknya bisa untuk menimba ilmu. Jadi pada saat sudah semester 2 saya bisa pindah asal harus dengan nilai yang benar-benar bagus agar tidak susah pada saat proses pemindahannya. Kenapa saya harus pindah? Karena sekolah yang ada di dekat kantor papa itu cukup jauh, berada di daerah Grogol, Jakarta Barat. Jadi memang saya harus pindah pada saat semester 2. Tetapi saya pun meninggalkan teman-teman saya yang berada di SMA tersebut.
Singkat cerita, pada saat semester 2 saya pun pindah ke SMA bagus yang berada di daerah sekitar rumah saya, yaitu SMAN 58. SMA itu berada di daerah Ciracas, Jakarta Timur. Saya mengikuti ujian pindahan siswa baru, dengan nilai saya dan hasil ujian saya yang cukup memuaskan saya bisa diterima di SMA tersebut dengan mendapatkan peringkat 2.


Saya menjalani masa-masa SMA saya seperti biasa juga. SMA kelas 1 pada saat saya berumur 15 tahun, tentunya sebagai murid pindahan. SMA kelas 2 pada saat saya berumur 16 tahun dan saya mendapatkan peringkat 5 besar pada semester 1 dan 9 besar pada saat semester 2. SMA kelas 3 pada saat saya berumur 17 tahun dan tidak mendapatkan peringkat apa-apa.
Saya mengikuti Ujian Nasional dan saya mendapatkan hasil yang mengecewakan. Tidak seperti teman-teman saya yang mendapatkan hasil yang memuaskan dan mereka banggakan tetapi dengan cara yang curang. Selalu seperti itu. Sepertinya saya mendapatkan hasil UN yang bagus pada saat saya SD saja, selebihnya yang lain tidak ada sama sekali. Walaupun begitu saya tetap lulus. Tetapi menurut saya, saya tidak mendapat dan membawa hasil apapun.
  • Masa-masa kuliah pada saat ini


Saya mencoba berbagai peluang untuk bisa mendapatkan Universitas Negri. Sangat sulit untuk mendapatkan tempat di PTN, saya sampai jatuh bangun untuk mendapatkannya. Salah satu faktornya adalah karena PTN sekarang juga sudah dijadikan sebagai ajang bisnis bagi orang-orang yang berkuasa. Karna bagi orang yang berduit, hanya tinggal sogok menyogok, semua urusan menjadi beres.
Pada saat dibuka jalur SNMPTN, saya mencoba dengan memilih Psikologi UI dan UNJ. Saya pun tidak lolos pada saat itu. Lalu di kesempatan kedua yaitu jalur SBMPTN, saya pun juga tidak diterima di universitas yang saya pilih. Saya benar-benar kecewa berat pada saat itu. Saya sudah berusaha semaksimalkan mungkin untuk PTN, tetapi Tuhan masih belum memberikan. Di kesempatan ketiga pun saya memilih jalur mandiri yaitu Ujian Mandiri UNDIP, masih belum diberikan juga oleh Tuhan. Terakhir kesempatan keempat yaitu PENMABA, akhirnya Tuhan pun memberikan jawaban kepada saya dan atas doa orang tua saya dan tentunya dukungan pacar saya, hasilnya saya diterima di UNJ. Tetapi di pilihan kedua bukan di pilihan pertama. Yah, walaupun saya belum mencintai jurusan saya sampai detik ini, saya harus tetap bersyukur dan saya harus mencintai apa yang sudah saya dapat sekarang. Karena ini semua adalah jawaban yang telah diberikan Tuhan. Tuhan Yesus baik.
  • Dari lahir-sekarang















  • Teman-teman sekolah saya dari kecil-kuliah




  • Teman-teman gereja saya dari kecil-sekarang


  • Bersama pacar saya


  •  Bersama orang tua saya dari kecil-sekarang








Rohana Yunita H.L.S.
Usaha Jasa Pariwisata-Kelas A

7 komentar:

  1. Jadi begini biografi pacarku.... :D

    BalasHapus
  2. Lucu banget roh foto waktu bayi sampe balitanyaaaaa😘gemesin bgttt... Ciee bersama pacar hehe longlast yaa roh kaliannn❤

    BalasHapus
  3. Luar biasa , cerita yang cukup unik :) terus semangat ya :)

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Wah bagus biografinya lengkap, semangat terus kuliahnyaa

    BalasHapus
  6. keren autobiografinya! semoga bermanfaat bagi org lain:)

    BalasHapus