Kamis, 08 Oktober 2015

Tugas-1 Autobiografi Nadia Rizki Winardi



18 Tahunku
Terlahir di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1997 secara Caesar di salah satu Rumah Sakit di Jakarta, Dari pasangan Bambang Winardi dan Febrina Listiandini yang kemudian diberi nama Nadia Rizki Winardi. Saya yang biasa disapa dengan nama Nadia adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Saya mempunyai kakak laki-laki yang bernama Arkan Arif Eka Renaldi yang usianya terpaut 4 tahun dari saya.
Ayah saya berkerja sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan di Jakarta, dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga.
Saya adalah cucu perempuan pertama yang terlahir dikeluarga Rihardi. saya tumbuh dan berkembang dengan penuh kasih sayang dari ibu dan ayah saya dengan bantuan nenek dan kakek yang menyayangi saya dengan tulus dan ikhlas.
Foto diatas adalah pada saat saya berulang tahun yang ke lima tahun.
Diumur saya yang ke lima tahun, kedua orang tua saya menyekolahkan saya di Taman Kanak Tunas Muda yang letaknya tak jauh dari rumah saya. Meskipun jarak dari rumah ke sekolah saya pada saat itu sangat dekat, namun saya selalu menangis apabila saya tidak dijemput untuk pulang.

Dibangku TK Saya mulai dibimbing untuk bisa mengenal macam warna gambar dan tulisan sambil bermain bersama teman-teman yang menyenangkan. Kemudian ketika saya berumur tujuh tahun saya melanjutkan pendidikan saya di SDN 02 Kalisari tanpa melalui tes apapun.
                Saya bukanlah anak yang tegolong pintar dikelas namun perlahan ternyata saya mulai menunjukan perkembangan saya dan saya selalu mendapat peringkat walaupun hanya 10 besar dikelas. Waktu pun berlalu saya tumbuh menjadi anak yang sangat ceria dan mempunyai banyak teman.
Sampai pada saat saya duduk dibangku kelas 5 SD Kedua orang tua saya memutuskan untuk berpisah karena sesuatu hal yang tidak bisa diselesaikan. Saya dan kakak saya sangat terpukul dengan kejadian itu. saya dan kakak saya sepertinya mengalami banyak masalah  dan penurunan prestasi dalam belajar karena hal tersebut. Saya yang tak lagi ceria, dan kakak saya di keluarkan dari sekolah karena suatu hal. Sejak saat itu saya tinggal bersama ayah dan almarhumah nenek saya, sedangkan kakak saya ikut dengan ibu saya. Dikarenakan ayah saya yang sibuk bekerja, kemudian saya dirawat dan di didik oleh nenek saya. Beliau adalah seorang nenek yang luar biasa, yang mengajarkan saya banyak hal meskipun kadang cerewet namun saya tau beliau sangat menyayangi saya.  Sampai pada akhirnya beliau meninggalkan kami semua saat saya duduk dibangku kelas dua SMA tanpa pertanda apapun, beliau meninggal dengan tenang tanpa penyakit apapun. Sedih dan terpukul sangat hati saya pada saat itu, kehilangan sosok pengganti seorang ibu yang sejak kecil merawat dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

Foto berikut adalah foto ayah saya dengan Almarhummah nenek saya.


Sejak saya duduk di bangku sekolah dasar saya sangat suka menari kemudian saya mengikuti kegiatan ekstrakuler menari dan saya selalu terpilih untuk mewakili sekolah saya mengikuti dan memenangkan berbagai macam perlombaan baik disekolah-sekolah maupun diluar acara sekolah.
Pada saat saya duduk dikelas enam SD ayah saya memutuskan untuk menikah lagi. Saya dan kakak saya yang awalnya tidak menyetujui hal tersebut akhirnya mengikhlaskan itu semua karena kami sadar, ini demi kebahagiaan ayah saya kelak. Terpukul memang harus menerima kenyataan sepahit itu saat saya harus menjalankan ujian nasional yang tak lama lagi akan di laksanakan namun, hal tersebut ternyata tidak mematahkan semangat saya, saya berhasil membuktikan kepada keluarga saya kalau saya tetap bisa berprestasi dan lulus ujian dengan hasil yang memuaskan.
 saya berhasil lulus dengan nilai akhir 27,45.
Dan  saya juga berhasil diterima di salah satu sekolah favorit di Jakarta Timur yakni SMPN 103 jakarta yang telah saya idam-idamkan sejak lama.


                Di bangku SMP saya kembali mengikuti ekstrakulikuler menari, bedanya adalah khusus tarian tradisional. Disinilah saya mulai membangun cita-cita, mimpi dan harapan saya kedepan.
Cita-cita berawal dari mimpi

Ketika saya duduk dibangku kelas satu SMP, saya mendapat sebuah pertanyaan yang sebenarnya sering saya dengar dan sering pula saya jawab, namun tak pernah memikirkannya lebih jauh lagi. Pertanyaannya sederhana, tetapi tetap saja membuat saya berpikir 1000 kali lagi untuk menjawabnya, pertanyaan itu adalah: cita-cita kamu mau jadi apa? …
Saya ingat, pertanyaan tadi sebenarnya sudah terlontar sejak saya masih kanak-kanak dan saat itu pula saya sudah bisa menjawabnya. Bedanya dengan sekarang, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah keyakinan atas dasar pemikiran saya sendiri.
Dulu, saya menjawabnya asal. Hari ini saya jawab ingin menjadi dokter, besok saya jawab ingin menjadi guru, esoknya lagi saya menjawab menjadi penata busana, esoknya lagi saya jawab ingin menjadi arsitektur, begitulah seterusnya.
Setelah itu, sayapun lebih berhati-hati dalam menentukan cita-cita juga mencari jati diri saya. Alhamdulillah, sayapun kini menemukannya.
Saya ingin menjadi seorang pramugari.
Dibangku SMP pula saya menemukan sahabat-sahabat yang sampai saat ini menjadi sahabat terbaik dalam hidup saya, yang sama seklai tidak pernah mengkhianati saya,  mereka adalah Nabila Lalitya dan Amelia Rizkina.
Mereka adalah orang-orang yang selalu ada disamping saya disaat saya senang maupun susah begitupun sebaliknya. Rumah kami juga saling berdekatan, bahkan bisa dibilang satu komplek, maka dari itu kita selalu bermain bersama. Namun setelah lulus SMP kami tidak lagi satu sekolah terkecuali aku dan Amel. Nabila diterima di SMAN 105 sedangkan aku dan Amel diterima SMAN 98 Jakarta. Namun ternyata hal itu tidak membatasi persahabatan kami, kami masih bisa bertemu dan masih bisa meluangkan waktu kami untuk sekedar hang out bersama, meskipun masing-masing dari kami telah memiliki teman-teman baru.  Tak lama setelah saya menduduki bangku kelas satu SMA, ayah dan ibu tiri saya memutuskan untuk mengangkat seorang anak dari keluarga yang kurang mampu yang meminta pada keluarga saya agar bayinya dirawat oleh keluarga saya. Bayi itu diadopsi sejak ia lahir ke dunia dan kemudian diberi nama Muhammad Alfarel Winardi yang kini berusia tiga tahun. 



Dia tumbuh menjadi anak yang sangat lincah, lucu dan menggemaskan, saya dan kakak sayapun menganggapnya seperti adik kandung kami sendiri. Kehadirannya telah banyak merubah suasana didalam keluarga kami menjadi semakin lebih berwarna.
Saat SMA lagi-lagi saya kembali mengikuti ekstrakulikuler tari tradisional sampai akhirnya saya terpilih untuk menjadi ketua dalam organisasi tersebut.
Dibangku SMA pula saya menemukan teman-teman baru yang tak kalah asik, seru dan baik.
Mereka adalah Fira Zennira, Fadhillah, Danu, dan Ario.

Mereka adalah teman satu kelas saya pada waktu kelas dua sampai dengan kelas tiga SMA.
Tak heran jika kami sangat akrab. Kemana mana selalu bersama baik diskolah maupun diluar sekolah. Mulai dari mengerjakan tugas bersama sampai dihukum bersama pun kami pernah alami. Masa-masa itu adalah masa yang sulit untuk kami lupakan. Tak hanya mereka di SMA saya juga menemukan teman-teman wanita yang sifatnya beragam, terdiri dari 13 orang yang mempunyai karakter berbeda-beda. Saya mengenal mereka sejak kelas satu SMA dan kami semua dari jurusan IPS yang berbeda-beda kelas. Tak jarang kami pun sering bertengkar karena suatu hal, namun tak lama pasti kembali normal. Kami sering menhabiskan waktu bersama misalnya pada jam istirahat, jam kosong, maupun diluar jam sekolah hanya untuk sekedar berbincang-bincang bersama.

Berikut ini ada foto kam ketika sedang melaksanakan pengambilan foto untuk buku tahunan di sekitar sekolah.


                Masa-masa SMA mungkin adalah masa-masa terindah dalam hidup saya. Disana saya banyak sekali mendapat berbagai macam pelajaran, baik itu formal maupun non-formal. Selain itu saya juga banyak mendapat pengalaman baru tentang hidup mulai dari percintaan, pertemanan, permusuhan dan hal-hal lainnya. Saat ini saya duduk dibangku kelas tiga SMA masih dengan jurusan IPS, yang insyaallah dalam jangka waktu dekat saya akan menghadapi sederet peristiwa mengerikan namun juga tak kalah penting. Yaitu; Ujian Praktik, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
Saya juga sangat ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah, kemudian Saya mengikuti program snmptn. Hari berganti hari, waktu demi waktu pun berlalu tak terasa 3 tahun terindah dalam hidup saya hampir usai. Hingga tiba waktunya pengumuman kelulusan dan kami semua dinyatakan lulus 100% saat itu saya dan fira tak kuat menahan air mata, entah mengapa perasaan saya saat itu sangat kacau, anatara sedih karena harus berpisah dan bahagia karena berhasil lulus.

Sampai tiba saatnya satu persatu dari teman-teman saya harus pergi  untuk melanjutkan pendidikannya masing-masing.
Danu di Universitas Palangkaraya, Fadhillah di Padjajaran Bandung, Ario di Banten, dan Fira di Tanggerang. Saya ? Jujur saja saat itu saya belum tau kemana akan melanjutkan kuliah. Saya telah mencoba mendaftar di Universitas Indonesia namun hasilnya 0.  Saya pun juga sempat mencoba mengikuti seleksi sebagai pramugari di Garuda Indonesia Airlines, karena dulu saya sempat berkeinginan untuk menjadi seorang pramugari. Namun lagi-lagi takdir berkata lain. Saya  gagal disalah satu tahapan seleksi tersebut.Disinilah saya mengurungkan niat saya untuk menjadi seorang pramugari Garuda Indonesia Airlines dan memutuskan untuk berhijab. Sampat suatu saat teman saya mengajak saya untuk mengikuti ujian mandiri atau biasa disebut jalur penmaba di Universitas Negeri Jakarta, dan setelah berfikir lama akhirnya saya pun mendaftar ujian tersebut dan diberi kesempatan untuk memilih beberapa prodi. Jujur saja saat itu saya sangat  bingung harus memilih jurusan apa, namun akhirnya saya memutuskan untuk memilih jurusan usaha jasa pariwisata dan manajemen marketing. Dengan persiapan seadanya, saya mengikuti tes ujian mandiri tersebut. Beberapa hari kemudian saya membuka web yang telah disediakan untuk melihat pengumuman dan ternyata hasilnya saya diterima sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.  Alhamdulillah.. Harapan saya tak akan terkabul tanpa restu dari orang-orang yang saya sayangi, yang utama adalah kedua orangtua saya, lalu saudara, guru dan sahabat-sahabat saya yang senantiasa berbagi cerita dengan saya. Dan yang utama dari yang utama adalah Allah swt. tanpaNya aku lemah, tanpaNya aku sesat, tanpaNya aku bukan siapa-siapa.
Terimakasih yang tak terhingga untuk Allah swt. dan kedua orangtua saya. Terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk orang-orang yang selalu mendukung saya. Terimakasih.
                Setelah itu saya mulai sibuk mengurus segala keperluan yang dibutuhkan untuk mendaftar ulang. Seperti berkas-berkas, uang pendaftaran dan sebagainya. Kemudian setelah berkasnya lengkap seluruh calon mahasiswa baru di Universitas Negeri Jakarta diwajibkan untuk mengikuti MPA ( Masa Pengenalan Akademik) yang berlangsung selama kurang lebih tiga hari. Disana saya mengenal banyak senior, dosen, serta direksi-direksi yang ada di Universitas Negeri Jakarta dan saya juga diajak berkeliling gedung Universitas tersebut. Dimasa tersebut pula saya mendapat beberapa teman baru diantaranya Zena Fitriani, Syalby Vienna dan Medina Nasution yang juga berasal dari prodi yang sama yaitu Usaha Jasa Pariwisata. Hingga akhirnya masa Masa Pengenalan Akademik pun selesai. Kami pun telah resmi menjadi mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.
                Pembagian kelaspun diumumkan tak disangka-sangka saya sekelas dengan Zena dan Syalby.
Yang InsyaAllah akan menjadi teman seperjuangan saya dikelas B Usaha Jasa pariwisata untuk tiga tahun kedepan. Semoga kami selalu diberi kelancaran dalam masa perkuliahan ini dan dimudahkan segal-galanya agar dapat lulus tepat waktu dan menggapai segala impian kami.
                Sekian biografi singkat dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan kata. Terima kasih J


Nadia Rizki Winardi
Usaha Jasa Pariwisata
Kelas B




11 komentar:

  1. Sangat mengesankan cerita nya nud. Sukses kuliah nya:)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. SubhanaAllah, indah sekali kata-katanya, masterpiece yg luar biasa dr seorang nadia.

    BalasHapus
  6. Super sekali nadia ceritanya👏

    BalasHapus
  7. Keren naadd, sukses ya kuliahnyaa

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Suksees terus nadiaa, see you on top nad

    BalasHapus
  10. Warbyaza sist. Tapi gak ada namaku ya yang selalu menemanimu di situasi apapun. Ah sudahlah. Tingkatkan terus minta dan bakatmu👏🏻

    BalasHapus