Minggu, 11 Oktober 2015

Tugas-1 Autobiografi Mehita Rahayu

18 Tahun Warna-Warni Pelangiku


Nama saya Mehita Rahayu, seorang anak perempuan bungsu yang lahir pada hari Senin tanggal 12 Mei 1997 di RS. Muhammadiyah Jakarta dari pasangan Bapak Wagiman yaitu karyawan swasta serta seorang seniman musik (gamelan) dan Ibu Mulyatni seorang ibu rumah tangga dengan bisnis kecil-kecilan yaitu menjahit. Lahir di bulan Mei dan karena ketertarikan bapak saya dengan film India, maka muncullah ide memberi nama ‘Mehita’ dan karena nama merupakan sebuah doa dari orang tua yang diharapkan akan terjadi pada anaknya, ditambahkanlah ‘Rahayu’ yang berarti ‘selamat’ dalam bahasa Jawa.
foto sewaktu bayi

Meskipun di akte kelahiran tertulis bahwa saya anak keempat namun pada kenyataannya saya hanya memiliki seorang kakak perempuan bernama Dyah Murbarani yang lahir pada 17 Juni 1987. Mengapa bisa demikian? Dahulu ibu saya pernah bercerita bahwa saat beliau melahirkan anak kedua yang berjenis kelamin laki-laki pada tanggal 26 Mei 1994, keesokan harinya bayi yang baru lahir itu meninggal karena mengalami kesulitan bernafas. Akhirnya kakak saya itu dikuburkan dan diberi nama Raven Wicaksono. Lalu kakak saya yang selanjutnya juga sudah meninggal karena saat ibu saya mengandung, beliau mengalami keguguran pada usia kandungan memasuki umur tiga bulan. Janin kakak ketiga saya pun diberi nama Setu dan dimakamkan bersama Mas Raven di pemakaman Taman Asri. Itulah mengapa di akte saya adalah anak keempat.

bersama keluarga sewaktu bayi
Sejak lahir saya tinggal di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Saman no.15 RT.003/07 Gaga, Larangan, Tangerang, Banten. Dengan kondisi gang kecil dan rumah menempel satu sama lain, membuat kami para penghuninya sangat dekat dan sangat terasa suasana kekeluargaan. Ada satu kejadian yang tak terlupkaan oleh saya saat berumur sekitar dua tahun, saya mengendarai sepeda roda tiga dan saya nyebur ke got hahahaha. Hari-hari terisi dengan kegiatan bermain, selaaalu bermain. Gang rumah saya sangat ramai karena banyak anak kecilnya. Pagi hingga siang hari saya dan teman-teman habiskan untuk bermain sepeda, rumah-rumahan, main petak umpet di kebun sebelah rumah, dan yang tak ketinggalan adalah kegiatan jajan bersama. Selain bermain, kami juga melakukan kegiatan positif yaitu mengaji baca Iqra setiap sore setelah ashar. Ternyata masa-masa balita sebelum mengenal sekolah adalah masa yang paling menyenangkan, karena kami tidak perlu repot memikirkan PR, tugas sekolah haha.

saya( baju kuning) dan teman bermain di rumah
Memasuki usia lima tahun, pada bulan Juni tahun 2002 saya didaftarkan ke TK Islam Amanah. Berlokasi tidak jauh dari rumah, setiap harinya saya berangkat bersama bapak-ibu, dan saya selalu ditunggui oleh ibu. Hingga pada suatu saat TK saya mengalami renovasi dan kami dipindahkan ke gedung baru yang berjarak hanya longkap dua rumah dari gedung lama. Di TK saya belajar membaca, menulis, mewarnai, dan banyak lagi kegiatan lainnya. TK saya sering mengadakan jalan-jalan ke luar sekolah. Pernah ada kegiatan lomba mewarnai di Taman Mini Indonesia Indah, dan tidak saya sangka saya menjadi juara di lomba tersebut, saya mendapatkan sebuah piala. Lalu ada juga lomba memindahkan air di Ancol dan saya menjadi juara lagi. Setelah dari Ancol, kami menuju Sea World, di sana kami melihat banyak jenis ikan di sebuah akuarium raksasa. Selain itu, TK saya pernah mengadakan acara ke Masjid Raya Al Azhom di Tangerang untuk melakukan praktek ibadah haji.

foto sewaktu TK

TK saya juga pernah merayakan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. Hari itu saya dan anak perempuan lainnya dandan menggunakan kebaya atau baju adat dari daerah kami masing-masing.  Karena saya berasal dari Jawa, saya mengenakan kebaya hitam khas Jawa dan konde ala kadarnya karena saat TK rambut saya sangat sedikit, bahkan cenderung bisa disebut “tidak punya rambut” untuk kalangan anak kecil perempuan. Namun dengan keahlian perias salon, akhirnya konde ala kadarnya pun jadi ahahhaha. Di hari itu saya bete karena saya malu mengenakan make-up dan harus keluar rumah dan saat di foto pun saya jadi cemberut.Tidak terasa satu tahun sudah saya jalani dengan penuh kegembiraan dan canda tawa, bermain bersama teman-teman semua. Sampai tiba suatu masa perpisahan TK, saya berpidato di depan semua murid dan orang tua murid serta para guru, karyawan dan kepala yayasan. Pada akhir acara, saya diberikan piala “Murid Berprestasi” yang mungkin semua murid juga diberikan piala itu agar kami terus semangat memasuki sekolah dasar hahahaha.
saat perpisahan TK
Setelah lulus dari TK, ibu saya mencoba memasukkan saya ke SDN Larangan 03 yang berlokasi tidak jauh dari TK saya. Setelah mencari informasi tanggal test masuk sekolah tersebut, saya dan beberapa teman saya serta ibu kami berangkat bersama untuk test. Alhamdulillah banyak lulusan dari TK Amanah yang bisa lolos test dan masuk ke SD tersebut.Memulai sekolah dengan suasana baru meski banyak teman lama dari TK, membuat saya mudah beradaptasi. Menjadi anak yang cenderung cerewet membuat saya dikenal oleh para guru. Kehadiran ibu saya dan ibu teman-teman saya dari zaman TK juga sudah membuat suasana ramai di sekolah ketika jam pulang. Ibu saya dan teman-temannya adalah penggerak perkumpulan makan bareng di bawah pohon rindang dengan membawa masakan yang telah di rencanakan sebelumnya sembari menunggu anak pulang sekolah. Dari situlah para guru mulai akrab dengan suasana kekeluargaan orang tua murid. Terlihat aktif dengan kegiatan di sekolah, ibu saya pun dipilih untuk menjadi anggota komite sekolah dan hal itu membuat saya semakin dekat dengan ibu saya karena kegiatan di SD banyak sekali yang ikut melibatkan komite dan termasuk ibu saya.

foto sewaktu SD

                Kelas satu saya akhiri tanpa prestasi yang memuaskan. Lalu kelas dua saya berakhir dengan mendapatkan juara tiga, di bawah perolehan sahabat kecil saya bernama Dini. Hingga pada kelas enam ada lomba try out tingkat SD se-Kecamatan Larangan yang diselenggarakan di An Nurmaniyah dengan peserta sejumlah 600 orang. Dari sekolah saya terpilih dua puluh orang untuk mengikuti lomba tersebut. Dengan persiapan yang seadanya karena pemberitahuan mendadak, saya dan teman saya lainnya mengerjakan soal dengan semampu kami. Setelah usai menegerjakan soal-soal try out, kami hanya bisa tertawa karena banyak sekali soal yang kami tidak mengerti, terutama soal agama islam, bahasa Arab, dan biologi. Namun tanpa diduga-duga, saya, dan dua teman saya dipanggil lagi untuk pemberian hadiah, ternyata saya mendapat urutan ke-14. Kami mendapatkan sejumlah uang, program beasiswa untuk bersekolah di An Nurmaniyah dan sertifikat.
                Setelah usai melaksanakan UN, ujian praktek, ujian sekolah, dan segala macam ujian lainnya, sekolah saya mengadakan acara perpisahan di puncak. Acara yang berlangsung selama dua hari satu malam itu sangat berkesan bagi saya. Di malam itu saya dan lima teman saya menampilkan suatu karya tarian daerah, adapula teman saya dengan penghayatan yang luar biasa membacakan puisi untuk guru-guru kami. Ada juga renungan malam, acara yang membuat kami semua menangis mengingat semua jasa guru-guru kami serta merenungi kesalahan yang telah kami perbuat kepada orang tua kami dan semua pengajar serta staff yang ada di SD. Dari kegiatan itulah yang mempererat rasa persatuan kami semua. Beruntung setelah kelulusan kami saat ini masih dapat berkumpul walaupun tidak lengkap.

Mendapatkan hasil nem yang cukup bagus, membuat saya percaya diri untuk mendaftar ke SMP negeri di SMPN 206 Jakarta Barat. Setelah sekian lama menunggu hasil pengumuman, ternyata saya di terima di sekolah tersebut bersama dengan sahabat saya yang bernama Novi. Masuk di sekolah baru dan dengan jarak rumah ke sekolah cukup jauh, membuat saya harus diantarkan oleh orang tua saya. Berbeda dengan semasa TK-SD, saat SMP saya lebih sering diantar-jemput oleh bapak saya. Bapak sayalah yang selalu memenuhi kehadiran undangan rapat, pengambilan rapot, dan selalu menemani kegiatan saya di luar sekolah. Pada tahun pertama di SMP, saya menjadi siswa yang cukup aktif dengan mengikuti ekstrakurikuler paskibra. Jadwal latihan yang padat membuat saya harus pulang lebih malam, namun momen seperti itulah yang membuat saya dan bapak saya semakin dekat.
 Singkat cerita kelas tujuh telah berlalu yang terisi dengan prestasi mendapat juara 3 saat kenaikan kelas. Kelas delapan pun dimulai, saya mendapatkan kelas 8.4 yang lagi-lagi saya terpisah dengan Novi. Meskipun beda kelas, tetapi kami sering pulang bareng naik angkot karena rumah kami berdekatan. Selama kelas dua saya lebih memilih untuk fokus les sekaligus mempersiapkan UN. Dengan jerih payah datang pagi pulang malam, akhirnya usaha saya membuahkan hasil, nilai saya meningkat. Hasil paling manis dari les selama setahun itu adalah ketika kenaikan kelas tiga pada bulan Juni 2011, saya mendapatkan juara 1 untuk pertama kalinya dalam hidup. Kebahagian saya sangat memuncak pada saat itu, orang tua dan keluarga pun ikut bahagia. Naik ke kelas Sembilan, ada hal tidak menyenangkan yang terjadi dalam hidup saya. Hari Selasa 20 Desember 2011 pukul 03.45 dini hari bapak saya sudah pergi untuk selama-lamanya di usia 49 tahun. Beliau meninggal karena diabetes, serangan jantung dan komplikasi akibat merokok selama sekitar 28 tahun. Untuk itu, bagi perokok yang membaca tulisan ini saya mohon sayangilah tubuh dan keluarga Anda untuk berhenti merokok serta yang bukan perokok jauhilah rokok sejak sekarang.

Foto terakhir lebaran th.2011 sebelum bapak meninggal
Mungkin hikmah yang dapat diambil dari kejadian ini adalah untuk membuat saya menjadi pribadi yang mandiri dan dewasa serta bertanggung jawab. Sebagai pekerja seni gamelan, keluarga saya memang sudah sering ditinggal pergi menginap oleh bapak terutama hari Sabtu dan Minggu. Mengingat hal itu, saya merasa bapak saya hanya pergi menginap sementara lalu pasti akan pulang. Beruntungnya dengan mindset seperti itu, saya lancar dalam menghadapi segala jenis ujian termasuk UN dan lulus dengan hasil memuaskan. Hasil UN memuaskan membuat saya keterima di sekolah favorit SMAN 90 Jakarta Selatan. Tanpa disadari, sejak TK, SD, SMP dan SMA saya kembali satu sekolah dengan Novi membuat saya dengannya semakin nempel. Kami selalu berangkat dan pulang bersama. Sejak masuk SMA, kemandirian saya meningkat pesat. Karena akses menuju sekolah sulit dicapai dengan angkot, saya dan Novi bergantian membawa motor untuk ke sekolah.

perpisahan kelas

Banyak kisah menarik saya di SMA, salah satunya tentang percintaan. Awal bulan September kelas sepuluh, entah mengapa saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan kakak kelas beda setahun dengan saya. Meski saya tidak tau namanya, saya sangat senang bila bertemu dengannya. Akhirnya setelah sekian lama, tanggal 20 Desember 2012 saya tau nama dia karena dia juga ikut menjadi panitia acara Ninety Paskibra Competition X. Kedekatan kami dimulai setelah pembubaran panitia NPC X bulan Maret 2013 yang membuat saya semakin semangat bersekolah hahaha. Kelas sepuluh saya lalui dengan hati yang berbunga karena jatuh cinta dan membuat nilai saya meningkat. Hampir setiap hari chattingan membuat saya semakin nyaman.
Kesibukan yang saya jalani di kelas 11 sekaligus sebagai panitia NPC XI dan kesibukan “si dia” yang sudah kelas dari situlah hubungan semakin tidak jelas serta adanya konflik, hingga akhirnya bulan Februari 2014, saya dan “si dia” mulai terpisah perlahan-lahan dan hati saya pun sangat hancur hingga saya lebih suka untuk menyendiri. Beruntung saya masih punya banyak teman yang dapat merangkul saya melewati kesedihan.

bersama calvin jeremy di NPC XI
Maret 2014 saya mengikuti kegiatan Goes to Campus, banyak hal menyenangkan yang saya lakukan dengan teman seangkatan. Kami berkeliling ke Unpad lalu menuju Dieng, Wonosobo lanjut lagi ke UGM Jogja setelah itu Candi Borobudur, Malioboro, pusat kesenian sendra tari Ramayana dan terkhir kami menuju ke Undip Semarang. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari empat malam itu membuat saya dan teman sekelas saya semakin dekat dan makin terasa seperti keluarga sendiri.
                Senin, 12 Mei 2014 tepat di hari ulang tahun saya yang ke-17 saya diberi kejutan diberi kue ulang tahun oleh kakak dan ibu saya sebelum berangkat ke sekolah. Saat di kelas banyak teman yang mengucapkan selamat kepada saya, tapi anehnya saya dijauhi dan dikacangin teman-teman ekskul paskib. Bahkan Novi pun yang selalu pulang bareng tidak mengucapkan ulang tahun ke saya. Saya sedih dan bertanya-tanya di dalam hati apa yang sebenarnya terjadi. Hari Selasa sekolah berjalan dengan biasa saja dan tanpa ada reaksi dari teman-teman paskib.
Saat saya sedang solat magrib, ada tamu dan ternyata anak paskib yaitu Novi, Heidy, Syifa, Liana, Della, Megasel yang datang untuk memberi surprise. Tanpa diduga-duga mereka membawa tamu spesial yaitu “si dia” yang di atas telah saya ceritakan. Yeaaaayyyy!!! Kebahagiaan saya tak terukur saat itu, terima kasih banyak untuk kalian semua telah membantu mempertemukan saya dan diaJ. Setelah kejadian malam itu, hubungan saya dan “si dia” itu semakin membaik sebagai adik-kakak. Berkat “si dia” saya belajar bahwa arti cinta sesungguhnya bukanlah harus untuk memiliki namun cinta itu adalah kasih sayang yang dengan ikhlas kita berikan tanpa mengharapkan pamrih. Naik ke kelas 12, saya berusaha meningkatkan nilai yang sempat menurun di kelas 11. Beruntung guru-guru sangat efektif dalam mengajar, jadi saya mampu sedikit memperbaiki nilai. Ikut bimbel membuat saya banyak teman dan banyak info dari sekolah lain. Saya sangat menyukai pelajaran kimia, biologi dan matematika karena guru-guru yang mengajar sangat baik dan tegas. Walaupun saya menyukai ketiga pelajaran tersebut, nilai UN matematika dan biologi saya sangat jauh di bawah harapan. Tetapi alhamdulillah Neunzig 2015 (nama angkatan saya) berhasil lulus 100%.
foto dengan kelas 10

foto dengan kelas 11 - 12
foto wisuda perpisahan kelas

Dengan melalui berbagai jalur, banyak dari teman-teman saya yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri ataupun ikatan dinas. Saya yang tidak mendapat PTN melalui jalur undangan, berjuang di test ujian tulis. Merasa tidak ada hasil yang menggembirakan membuat saya introspeksi diri dan pada tanggal 15 Juni 2015 tepat di ulang tahun alm. Bapak saya, saya memutuskan untuk (belajar) berhijab.  Ternyata rezeki saya berada di akhir, Alhamdulillah tanggal 10 Agustus 2015 saya mendapatkan kabar gembira bahwa saya berhasil masuk Universitas Negeri Jakarta melalui jalur penmaba di jurusan Usaha Jasa Pariwisata. Tanpa pernah menyangka akan memiliki keluarga baru, pada tanggal 26 September 2015 ibu saya menikah lagi dengan pria yang pernah menjadi temannya semasa SD.
Walaupun saya banyak terpisah dengan teman-teman SMA, Alhamdulillah saya, Reyhan dan Heidy teman seperjuangan sejak kelas 10 masih sering berkumpul. Mereka adalah tempat sharing hidup, ilmu, dan pengalaman.

dengan karang taruna

dengan sahabat kecil (Anis,Saya,Dini)

Heidy dan Reyhan saat bertemu
foto bersama UJP A 2015
Demikianlah warna-warni pelangi dalam delapan belas tahun hidup saya, semoga bisa ikut memberi warna bagi pembaca. Terima kasihJ.

KelasA-Mehita Rahayu

17 komentar:

  1. Menarik, menyenangkan, memotivasi, menbanggakan, mengharukan, mantap!!!!๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
  2. Tetep semangaaat๐Ÿ˜Š jadi kangen masa SMA!!!

    BalasHapus
  3. WAH ada aku disana!! Semangat Miiit!!! terharu :" ga cerita ih pas ada "si dia". parah!!

    BalasHapus
  4. Menarik sekali cerita lika-liku kehidupannya. Tetap semangat ya!♡

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Goodjob sis! Semoga makin berwarna ya kehidupanmu ke depannya :)
    SEMANGAT KULIAHNYAAAA

    BalasHapus
  8. cerita yang sangat menarik, mengharukan, dan inspiratif๐Ÿ’œ๐Ÿ’œ harus diberi nilai 100

    BalasHapus
  9. Ceritanya sangat menarik, mudah dipahami, alur ceritanya baguss. Ada beberapa kata yang typo. Goodjob!๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  10. Cerita yg sangat menarik penuh lika liku dan konflik kehidupan, sangat inspiratif

    BalasHapus
  11. Biografinya bagus, menarik dan ga terkesan dibuat-buat. Semangat dan sukses kuliahnya memeh:*

    BalasHapus
  12. Tuhan tidakkan berikan cobaan melebihi kemampuanmu. Ketika putus asa, ingatlah, jika Tuhan memberinya padamu, Dia akan membantumu melewatinya.

    BalasHapus
  13. Biografi yang sangat menarik, sangat mengagumkan. Keren Mehita

    BalasHapus
  14. Yeaaahh ceritaa yang menarikk;)

    BalasHapus