Rabu, 07 Oktober 2015

Tugas 1 Autobiografi Soraya Sasqia Zahara

Perjalanan Menuju 18 Tahun Yang Menyenangkan



Nama saya Soraya Sasqia Zahara biasa orang memanggil saya Aya, saya terlahir dari pasangan H.Tb Ru’yat dan Juhairiyah pada Tanggal 30 Agustus 1997 tepatnya di Rumah Sakit Islam yang terletak di Jakarta, Ayah saya lahir di Tangererang, 16 September 1964 dan ibu saya terlahir di Jakarta tanggal 16 Agustus 1970, pada saat itu saya terlahir sebagai anak kedua, sayangnya kedua orang tua saya mengiginkan anak laki-laki tetapi Tuhan berkehendak lain dan lahirlah saya yang kata orang sedikit mirip laki-laki tapi bukan wajahnya melainkan sifatnya, saya terlahir pada saat masa pemerintahan bapak Soeharto yang dimana setelah setahun saya lahir terjadi krisis moneter besar besaran di Indonesia, Dolar melonjak tinggi hingga Rp,12.000 per satu dolarnya,  terjadi kekacauan dimana-mana, dimana Ayah saya yang harus mengundurkan diri dari pekerjaannya dikarenakan bangkrut, awalnya ayah saya bekerja di industri perfilman tetapi hanya dibalik layar saja sangat disayangkan beliau harus kehilangan pekerjaannya, hal ini berdampak pada perkembangan tumbuh saya sehingga tak ada satu pun foto sebagai bukti bahwa saya pernah kecil bahkan balita karena tidak adanya kamera untuk berfoto.

            Pada saat terjadi kekisruhan tragedi 1998 beruntungnya saya tinggal di Tangerang tepatnya di Cisauk sehingga keluarga saya tidak merasakan langsung kericuhan tersebut.
Saya anak kedua dari tiga bersaudara, saya memiliki kakak perempuan tiga tahun lebih tua dari pada saya dan adik laki-laki yang lebih muda enam tahun usianya dari pada saya,
Pada saat umur saya lima tahun tepatnya pada tahun 2002, orang tua saya mensekolah kan saya di taman kanak kanan As Syifa, sekolah TK saya tidak jauh dari rumah. Mamah saya selalu mengantar dan melihat saya bersekolah, untuk umur sekecil saya, saya paling tidak suka di tunngu oleh ibu saya disekolah karena alasannya mamah saya terlalu mengatur dan terlalu sering berkata jangan. Buktinya saat saya ingin bermain perosotan yang tingginya kira-kira 2-3 meter ibu saya dari kejauhan berteriak “Jangan!!!” tapi memangnya saya perduli, saya sama sekali tidak menghiraukan teriakan ibu saya yang begitu menggelegar. sesudah saya mekuncur ibu saya dengan siap memarahi saya “naik serodotan yang merah aja, jangan yang gede. Ngeri jatoh neng’’ kata-kata itu seakan-akan sudah kebal dan tertolak masuk kedalam telinga saya, toh memang terjatuh itu sakit tapi ada kesenangan yang saya dapat setelah menaiki tangga dan meluncur bebas dari ketinggian dua meter, bahkan saya sering sekali ketika teman saya yang lain sedang belajar saya malah bermain di tempat bermain yang ada di TK As Syifa tersebut, ibu saya tidak marah memang?, jawabannya adalah Tidak! Beliau terlalu lelah hanya sekedar mengingatkan karena pada akhirnya saya pasti tidak akan perduli, saya tumbuh dikalangan teman laki-laki dimana saat saya kecil saya tidak suka bermain dengan perempuan karena setiap mereka main dengan saya pasti mereka menanggis, karena saya tipe orang yang terburu-buru melakukan sesuatu dan saat usia seperti itu anak taman kanak-kanak memiliki fostur tubuh yang kecil dan lemah tidak jarang mereka terjatuh karna saya sengol ketika berlari, saya masih menginggat nama-nama teman TK saya, yang pertama Fahmi, dia anak tetangga rumah nya juga tidak begitu jauh hanya jalan beberapa menit dari rumah saya, Kedua adalah Reza, dia memang masih saudara sepupu ayahnya adalah sepupu dengan ayah saya jadi kami sudah berteman. Fahmi pendiam dan Reza pun pendiam beda dengan saya yang memang dasarnya tidak bisa diam mulut saya selalu berbicara tapi anehnya mereka selalu mengikuti saya bermain kemanapun saya pergi. Berikut foto saya ketika wisuda Taman kanak kanak, maafkan wajah saya yang tidak tersenyum karna memang sebenarnya saya habis menanggis karena dipaksa berfoto dan sebenarnya walaupun TK islami saya tidak memakai kerudung dan kerudung yang saya pakai adalah milik teman saya bernama Maya dan sejauh ini saya meyakini bahwa ini adalah foto satu satunya ketika saya kecil.


Ini Adalah foto kedua orang tua saya ketika mereka menikah pada tahun 1994

  Ini foto ketika saya sedang wisuda TK
       
    
 Pada tahun 2003 saya memasuki jenjang Sekolah Dasar, memang tidak banyak yang berubah teman-teman nya pun hampir seluruh nya dari TK As Syifa tidak aneh memang karena jarak SD dengan TK saya sangat dekat bahkan terkesan berhadapan hanya beberapa  murid tambahan dari TK lainnya yang jaraknya cukup jauh dengan SD, saya bersekolah di SD Negri Cisauk dan tetap teman saya adalah Fahmi dan Reza begitupun dengan teman main saya dirumah ya tetap mereka di tambah dengan sedikit anak rumah tapi tidak banyak yang jelas saya memang hanya ingin bermain dengan Fahmi dan Reza. Kelas satu dan dua Sekolah Dasar saya tidak begitu menginggatnya karna tidak ada yang begitu special untuk diceritakan, menaiki kelas tiga saya memang sedikit tidak terkontrol, saya bahkan terjun langsung untuk membuly teman sekelas saya yang memang mukanya nya sedikit menyebalkan ketika dipandang, saya dan beberapa teman saya membuly anak baru yang bernama fani, dia anak baru pindahan dari Padang ayahnya membuka rumah masakan padang. Memang saya salah, sangat salah tetapi apa yang ada dipikiran anak kecil kelas tiga sekolah dasar menanggapi hal ini hanya gurauan kecil. Tidak jarang saat fani sedang berjalan sendirian saya bersama teman saya bernama Rini, Rani, dan Maya mengeluarkan kata makian lalu Fani menanggis dan kami pun puas. Kalau dipikir dan diulang kembali perlakuan saya sangat tidak terpuji, tidak itu saja karena kecerobohan saya tidak jarang saya menanggisi lawan jenis saya, teman saya yang bernama Fakhrul Huda bibirnya pernah bengkak yang sangat besar karena dilempar oleh kemoceng yang saya lempar ketika bercanda dengan Rijal alhasil saya pulang kerumah di jam pelajaran karena takut terkena marah bu guru lalu ibu saya memergoki saya yang datang kerumah dengan raut wajah menanggis alhasil ibu saya berfikir saya telah dijahati dan mengajak saya untuk kembali kesekolah dan memarahi orang yang telah menjahati saya, tetapi dengan sangat terkejut ibu saya mendapati teman saya yang menjadi korban bibirnya sudah lebam dan di kelilingi oleh teman-teman saya, ibu saya pun malah memarahi saya dan akhirnya saya tidak masuk selama beberapa hari karena diancam si korban dengan mengatakan ayahnya akan datang dan memarahi saya.


            Kelas lima dimana saya mengikuti seleksi untuk menjadi pasukan inti pramuka yang akan mewakili SD Negri Cisauk dalam perlombaan yang di adakan setingkat  Kecamatan Cisauk, Pada saat itu anak-anak kelas saya begitu bersemangat dan sangat bersungguh-sungguh awalnya sih saya ketika dibariskan oleh guru olahraga saya yaitu Pak Hakim bersikap biasa saja malah terkesan main-main tapi aneh nya saya tetap terpilih, mungkin saya cantik. Hari berlalu saya semakin intens berlatih mempersiapkan untuk lomba dan tak jarang datang ke sekolah hanya untuk berlatih dan tidak belajar, dimana saya semakin akrab dengan teman-teman saya sampai suatu saat kami pernah membuat geng sepermainan yang dinamakan empat serangkai dan lima serangkai, lima serangkai diantaranya yaitu Lintar, Agung, Rijal, Rizki dan Dasa sedagkan empat serangkai terdiri dari Rani, Soraya, Rini, Ria. Lucu memang tapi sangat berkesan bayangkan anak kecil seangkatan Sekolah Dasar sudah memiliki geng sepermainan, kami makan bareng, mencing bareng di kolam ikan milik keluarga Lintar, ngerujak buah di rumah milik Rijal, bimbingan belajar bareng, nonton cinema theater bareng, main benteng bareng, kejar-kejaran bareng tapi kalau untuk bermain karet kami tidak bareng tetapi tidak jarang para teman lelaki saya merecoki dan pada akhirnya Anita teman sekelas saya yang dasarnya memang gampang menanggis menjadi marah dan akhirnya menanggis ujun-ujung nya anak lelaki itu meminta maaf dengan hati yang berat.
Pada akhir semester lima dimana hari yang paling berkesan saya menemukan cinta pertama saya memang sih ini terkesan cinta monyet tetapi perasaan ini begitu kuat, saya rela bangun pagi dan bersemangat pergi kesekolah hanya untuk bertemu dengan dia tetapi pada saat tiba waktunya libur saya menjadi sedih dan ingin sesegera masuk kembali dan menyambut hari Senin dan seterusnya tetapi sayangnya rasa suka saya hanya sebelah pihak karena dia tipe orang yang sangat tertutup walaupun kami sudah lama  berteman, disaat itulah saya mulai mengerti dan tumbuh menjadi remaja. Kenaikan kelas pun tiba, pada akhirnya berpisah kelas dengan teman-teman saya  hanya menyisahkan Lintar dan saya yang satu kelas pada awalnya memang sulit membiasakan diri dengan teman baru karena pada dasar nya saya tipe orang yang sulit berbaur dengan teman baru jika teman itu sendiri tidak menyapa saya dan mengajak saya main terlebih dahulu saya tidak akan perduli dengan apa yang teman sekeliling saya lakukan selagi mereka tidak menggangu saya, tapi beruntugnya saya masih dapat bermain dengan teman saya yang dahulu walaupun tidak seintens dan sedekat dulu dikarenakan berbeda kelas, hari berlalu saya semakin sering bermain dengan Annisa dan Mia sesekali saya bermain dengan Lintar dikarenakan saya duduk bersebelahan dengan dia tetapi tetap saja tidak begitu enak rasanya kalau dibandingkan dengan bermain yang satu gender.
Akhirnya saya menamatkan sekolah dasar dan memegang peringkat ke Tiga dari satu kelas.          
 Berikut adalah foto-foto saya ketika Sekolah Dasar tetapi maaf hanya itu yang saya punya dan saya tidak mempunyai foto ketika disekolah dikarenakan tidak boleh membawa handphone sehingga tidak dapat berfoto sekelas.
                       foto ketika saya sd kelas tiga bersama adik saya saat sedang menemani om saya wisuda.

                                    Saya, Kaka Farah, Kaka bolo, Yusuf, Hanan ( kakak kandung saya)

                                                    Yang pakai kerudung mamah saya

                       
            Setelah lulus Sekolah Dasar saya melanjutkan bersekolah di pondok pesantren Al Mizan Boarding School yang terletak di Rangkas Bitung dimana saya harus terpisah jauh dari keluarga awalnya memang berat saya harus terbiasa dengan kehidupan baru di daerah orang lain dimana seluruh muridnya sama seperti saya yaitu terpisah dengan keluarganya, sebulan pertama saya selalu menanggis ketika setiap datang waktunya solat berjamaah karena saya teringgat oleh orang tua saya, saat bangun tidur saya menanggis,melihat teman yang sedang dijenguk oleh orang tuanya sedangkan saya tidak saya menanggis, hingga akhirnya saya mulai terbiasa dengan keadaan dan lingkungan pondok, di pondok saya merasakan kekeluargaan yang sangat kental antara para santri dimana saya bisa tidur sekamar sejumlah tiga puluh orang dari semua angkatan dari senior hingga junior, tetapi sayang nya saya hanya bertahan selama satu tahun dan memutuskan untuk pindah dikarenakan tidak betah dan melanjutkan ke Mts Nurul Islam cisauk yang tidak jauh jaraknya dari rumah saya, saat masuk kesana saya telah duduk dibangku kelas dua Mts , saya bertemu dengan banyak teman baru dan prestasi saya juga lumayan bagus, saya mendapatkan peringkat dua saat kelas delapan dan saya juga mendapat peringkat tiga dikelas sembilan, saya duduk dikelas 8.1 saat pertama kali saya masuk saya disuruh memperkenalkan diri saya kepada teman kelas dan disitu saya mendapatkan teman baru yang sangat menyenangkan yaitu Mulyah, Herlina, Ima, Ikka dan Aisyah. Kami selalu bermain bersama-sampai akhirnya kenaikan kelas sembilan dan kami tetap bersama-sama, kami selalu main bersama hingga pada akhirnya kami harus terpisah dan lulus dari Mts Nurul Islam Cisauk pada tahun 2012.
Ijazah kelulusan MTS Nurul Islam Cisauk
                                                                 Foto Ijazah MTS

 
            Pada tahun 2012 saya melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negri Serpong yang terletak di daerah Tangerang selatan awalnya saya mengikuti Masa Orentasi Sekolah dan berteman dengan Arini dia adalah teman pertama saya di MAN Serpong, Saya menduduki kelas X.2 disana saya bertemu dengan teman-teman saya dan diberi nama geng ber7 yaitu Soraya, Arini,Aghniya, Riska, Ridha, Nurhidayah. sebenarnya tidak ada niat awal seperti itu tetapi memang kami selalu bermain bersama dan kemana-mana selalu bersama, lalu pada semester Dua saya diroling kelas nya karena saya masuk ke dalam sepuluh besar dan harus pindah ke kelas X.1 tapi bukan hanya saya saja melainkan Sara dan Nurhidayah juga ikut pindah, tapi tidak menyurutkan  rasa pertemanan kami dan pada Akhirnya kenaikan kelas pun tiba saya memutuskan menggambil jurusan IPA yang dimana aya kembali bertemu dengan teman-teman saya yang semuanya menggambil jurusan IPA juga, awalnya memang mudah menggikuti pelajaran IPA karena antusias yang tinggi terhadap pelajaran yang awalnya mudah tapi lama kelamaan pelajaran IPA sangat berat dan saya dan teman-teman saya merasa kapok masuk IPA. Tapi kelas saya termaksuk kelas unggulan diantara kelas lainnya, saya termaksuk anak yang biasa-biasa saja tanpa adanya prestasi di kelas 11, pada tingkat ini juga saya mendapatkan kekasih hati yang sejauh ini dia yang menemani hari-hari saya, kalian ingat cinta pertama saya yang saya ceritakan sewaktu Sekolah Dasar, dia lah yang mengisi hari-hari saya hingga saat ini, waktu bergulir saya naik setingkat lebih tinggi yaitu kelas 12. Pada kelas 12 ini saya disibukkan dengan persiapan menuju UN, Tidak ada main-main lagi, Ujian Universitas dan perpisahan pelepasan Siswa menanti dan harus dihadapi, meninggalkan Almamater yang kita cintai memang sangat berat ditambah lagi beratnya untuk berpiah dengan teman-teman yang sudah seperti saudara sendiri, kami belajar dengan sungguh-sungguh demi mendapatkan nilai ujian yang memuaskan dan berharap dapat keterima di jalur undangan Universitas yang kami inginkan. Ujian Nasional telah selesai dan semua siswa mulai mempersiapkan diri untuk ujian mandiri di Universitas masing-masing yang mereka dambakan selain itu sekolah saya juga mengadakan wisuda sekaligus pelepasan siswa-siswi MAN Serpong, ketika nama saya di panggil dipodium menuju panggung perasaan senang dan sedih menghampiri saya, saya senang bahwa tidak menyangka waktu tiga tahun begitu cepat berjalan tetapi menyisahkan begitu banyak cerita yang sangat indah serta sedih akan berpisah dengan kawan-kawan yang telah mengisi kehidupan saya selama tiga tahun belakangan ini.

                                                     Ber7 sedang menikmati waktu senggang



                                              Saya dan teman-teman saat ke gunung bunder

                                           Acara pelepasan dan Wisuda bersama pak Roslih                                 
Saya dengan Arini, Banyak yang bilang kami berdua Mirip

 Acara kelas



            Setelah itu saya mulai daftar ke Universitas yang saya ingini, tidak mudah memang bahkan aya ditolak bertubi-tubi oleh Universitas yang sama dengan jalur yang berbeda,Saya dulu mendambakan Universitas Islam Negeri Jakarta yang berada di Ciputat karena dekat dengan Rumah saya dan tidak memakan waktu dan biaya yang banyak untuk transport. Tapi sayang nya saya ditolak berkali-kali dan membuat saya edih, orang tua saya pun sudah berputus asa dan saya pun merasa tidak berguna dan telah gagal untuk membuat bangga keluarga saya, pada akhirnya saya memngikui PENMABA yang diadakan oleh Universitas Negri Jakarta yang terdapat dirawamangun, saya mengambil perodi Usaha Jasa Pariwisata dan menanti dengan harapan cemas hingga pada akhirnya saya berhasil masuk dan keterima di Jurusan Usaha Pariwisata dan saya pada tahun ini berulang tahun yang ke 18 tahun. 

 sekian Autobiografi dari saya, bila ada salah kata dan kurangnya mohon dimaafkan, sampai jumpa lagi nantikan cerita saya saat saya berumur sampai 50 tahun kedepan dan saat itu pula saya akan menceritakan betapa suksesnya saya dan bahagianya saya, amin. terima kasih

3 komentar:

  1. Jangan pernah lupa sama semua kenangan bareng-bareng kita yahh:( miss cabe..
    Yakin kita pasti bisa jadi orang sukses, buat bangga orang tua kita, yeayy 👏❤

    BalasHapus
  2. Jangan pernah lupa sama semua kenangan bareng-bareng kita yahh:( miss cabe..
    Yakin kita pasti bisa jadi orang sukses, buat bangga orang tua kita, yeayy 👏❤

    BalasHapus
  3. Nama gw ngk disebut;(, pare dah, tapi bagus kok

    BalasHapus