Kamis, 08 Oktober 2015

Tugas-1 Autobiografi Syalby Viena Fadillah

19 Tahun lika-liku kehidupanku

Periode balita


Namaku Syalby Viena Fadillah, aku lahir di Jakarta pada hari rabu tanggal 11 September 1996 pukul 14.47 di R.S. Harapan Kita Jakarta Barat dan dokter yang menangani ibuku adalah dokter Edwin dengan berat 3240 gram serta panjang 49 cm. Aku adalah anak pertama yang lahir dari pasangan ibu dan ayah yang bernama Luliyanti dan Syarifadillah. Belum menginjak usia dua tahun nyawaku hampir terancam akibat tragedi 12 May 1998 yang pada saat itu saya dan orang tua tinggal di daerah Tomang.

Periode TK


Lalu pada tahun ketiga usia saya, saya mulai tertarik dengan sekolah. Orang tua saya mencoba untuk mendaftarkan saya ke Raudhatul Athfal Al-Falah saat itu saya senang sekali bisa bersekolah, bersosialisasi, dan tentunya menambah ilmu. Tidak lama setelah saya bersekolah ibu saya mengandung anak ke dua dan lahir pada tanggal 07 April 2000 yang bernama Syafa Dwina Fadillah dengan berat 3210 gram dan panjang 49 cm dengan jenis kelamin perempuan. Senang sekali rasanya memiliki adik perempuan pada saat itu. Setelah tamat belajar pada tahun 2001 yang seharusnya saya melanjutkan ke tingkat sekolah dasar pada saat itu ibu saya bingung karna saya tamat pada usia lima tahun sedangkan untuk masuk sekolah dasar negeri minimal usia enam atau tujuh tahun, lalu ibu saya mengurungkan niat menyekolahkan saya ke jenjang sekolah dasar dan mendaftarkan saya untuk ikut pengajian anak-anak di masjid dekat rumah. 

Periode SD

Setahun setelahnya senang sekali saya bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi yaitu sekolah dasar pada saat itu saya di hadapkan pada dua pilihan oleh ayah saya, saya harus memilih di sekolah dasar negeri 01 atau sekolah dasar Muhammadiyah 27. Entah apa yang saya pikirkan saat ayah saya menanyakan hal tersebut, lantas saya memilih bersekolah di sekolah dasar Muhammadiyah 27. Memasuki sekolah dasar saya harus mengikuti serangkaian tes yang di berikan sekolah untuk mengukur kemampuan baca, Kepala Sekolah yang bernama ibu Indah saat itu yang menguji. Sosok ibu-ibu yang baik, ramah, serta murah senyum tidak membuat saya takut ataupum malu menjawab pertanyaan yang diajukan olehnya. Awal saya masuk kelas saya merasa agak malu tidak memiliki teman karena kebanyakan teman sekelas saya mengenal satu sama lain yang kebanyakan satu tk sebelumnya. Tapi itu semua tidak berlangsung lama setelah saya memiliki teman yang bernama Nadya sosok anak gemuk yang menjadi teman saya saat itu. Tetapi tidak berlangsung lama nadya pindah sekolah karena ikut dengan ibunya yang kebetulah sudah bercerai dengan ayahnya. Tidak hanya Nadya yang menjadi teman saya saat itu,  satu per satu mulai banyak yang saya kenal seperti Arin, Syafa, dan si kembar Astri & Rizka. Saat kelas dua ada beberapa tambahan murid pindahan seperti Ado dan Rais, terkejut rasanya saat mengetahui bahwa Ado anak yang dapat menyaingi kepintaran Arin. Saat memasuki kelas tiga terkejut rasanya mengetahui bahwa Arin dan Syafa akan pindah sekolah, berkurang keramaian kelas. Memasuki kelas empat ada anak baru yang bernama Amanda yang menjadi teman sebangku saya saat itu. Setelah empat tahun kami semua sekelas banyak kegiatan baru yang dilakukan sekolah kami seperti setiap hari sabtu pagi kami melakukan senam lalu setelahnya pentas seni perkelas yang kebanyakan anak perempuan yang menari dengan lagu yang sedang tren saat itu. Kami lakukan kegiatan itu hingga kelas enam sd. Enam tahun menuntut ilmu di sekolah dasar banyak sekali kejadian yang terjadi seperti pada saat saya kelas satu sd, ayah saya mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya patah. Saat sedang belajar dan diberitahukan hal tersebut saya sangat sedih dan segera dipulangkan untuk menengok ayah saya. Lalu saat kelas dua sd saya mengalami kecelakaan motor bersama ayah saya saat akan pergi sekolah, walaupun saya tidak terluka saya selalu ingat kejadian tersebut hingga sekarang.

Periode SMP

 Lulus dari sekolah dasar dengan hasil ujian akhir sekolah berstandar nasional 22,60 yang pada saat itu tidak terlalu besar ataupun kecil membuat saya sedih karna sudah pasti sekolah menengah pertama favorit yang sudah pasti pesaingnya memiliki nilai yang lebih tinggi dari saya. Saat itu saya memilih sekolah menengah pertama 111, lalu saya memilih sekolah menengah pertama 89, dan yang terakhir sekolah menengah pertama 88. Dan hasilnya saya bertahan di SMP Negeri 88 yang berada di Slipi. Saya merasa sedih mendapatkan sekolah itu pada saat kelas satu saya tidak belajar di gedung smpnya melainkan di sekolah lain yang dekat dengan smp saya, terlebih setiap pulang sekolah saya harus naik angkutan umum. Setelah beberapa bulan bersekolah disana kesedihan saya pun perlahan sirna karna mendapatkan teman yang baik seperti Nana Yang kebetulan namanya Nadya seperti teman sd saya, dia teman sekelas saya juga dan kami duduk sebangku. Selain Nana ada juga Rina, Nadira, Sinta, dan lain lain. Saat kelas satu pula saya diajarkan ayah saya mengendarai motor, selang beberapa hari lancer membawa motor dan diberi kepercayaan untuk menjemput adik saya pulang les, saya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tangan kiri saya tidak bisa bergerak dan pergeseran tulang. Berminggu-minggu tidak dapat menggunakan tangan kiri dan menjalani terapi dengan urut membuat saya kapok untuk membawa motor setelahnya. Mendengar kabar bahwa saat kelas dua nanti di campur anak muridnya tidak seperti saat kelas satu membuat saya malu untuk berbaur lagi. Nyatanya itu salah besar, di kelas dua inilah saya mendapatkan teman sekelas yang sangat menyenangkan saya sebangku dengan Asha dia dulu sekelas dengan saya kami duduk di barisan paling belakang karna saya cukup tinggi dan asha cukup besar. Dan di kelas dua pula saya mengenal Tata dan Aulia yang menjadi teman dekat saya hingga sekarang. Banyak hal yang kami lakukan sekelas seperti berkunjung ke rumah teman yang beberapa kali kami lakukan dengan jumlah yang cukup banyak. Lalu kami mengerjakan tugas PLKJ yang membawa kami ke Taman Mini Indonesia Indah. Lalu kami membuat Yupitarium di kelas , itu merupakan yupi yang diemut lalu di lempar ke langit langit kelas. Bahkan saat pulang sekoah hampir setiap hari saya dan aulia pulang ke rumah tata hingga sekitar pukul lima sore.  Sungguh tahun yang sangat menyenangkan karna saya di percayai ayah saya untuk memegang handphone pertama saya yaitu Blackberry. Naik ke kelas tiga saya harus lebih serius dan giat belajar mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional dan jua menyiapkan tenaga yang cukup karena awal bulan kelas tiga kami diungsikan ke smp 61 dan masuk siang kelas saya berada di lantai empat sangat melelahkan. Beberapa bulan tidak mengungsi di sekolah lain saya harus mengikuti Pendalaman materi setiap harinya yang mangharuskan saya pulang sekolah pukul 15.00 cukup membuat saya lelah. Dan pada saat itu ibu saya mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki pada tanggal 11 Juni 2010 yang bernama Gifary Gibran Fadillah.

Periode SMA 

Setelah mendengar pengumuman lulus sekolah saya berfikir bahwa setelah SMP pasti masuk SMA karna saya berfikir jika anak-anak SMK itu kampungan. Tetapi ayah saya bersih keras menerangkan bahwa tidak semua anak SMK seperti yang saya bayangkan dan saat itu saya sangat berasumsi bahwa SMK itu setelah lulus kerja, ya memang sih mereka di persiapkan seperti itu tetapi ayah saya beri penjelasan bahwa bisa lanjut kuliah juga. Ayah saya menjelaskan secara detail bahwa pariwisata aspek yang akan berkembang di Indonesia nantinya jadi beliau menyarankan saya untuk masuk SMK Pariwisata. Sempat sedih, dan tidak mau, ayah saya bersih keras membujuk hingga pada akhirnya saya memilih SMK Negeri 57 yang letaknya di Jakarta Selatan cukup jauh dari rumah saya. Karena pada saat itu sekolah tersebut berstatus RSBI jadi saya harus menyerahkan berkas lebih awal dan mengikuti serangkaian tes yang dilakukan beberapa hari. Saya memilih jurusan Usaha Jasa Pariwisata dan entah mukjizat dari mana saya lolos dan menjadi murid di sekolah itu. Padahal sebelumnya saya sempat mendaftar ke sekolah pariwisata swasta dan juga sempat diberitahukan bahwa ada SMK Negeri pariwisata yang lebih dekat dari rumah saya yaitu SMK 27 Jakarta Pusat. Setelah beberapa bulan bersekolah saya bertemu dengan dua orang yang ternyata rumahnya di Jakarta barat juga yaitu Ellen dan Sekar. Kami selalu pulang bersama naik Transjakarta. Sering sekali saat kami pulang terjadi demo didepan DPR, yang mengakibatkan kami lama sekali sampai dirumah. Pagi terakhir setelah ayah saya mengantarkan saya ke sekolah yang pada sat itu baru beberapa bulan setelah saya duduk di bangku kelas satu ayah saya meninggal dunia pada tanggal 28 September 2011 bertepatan dengan ulang tahun sahabat saya yang bernama aulia, karena serangan jantung saat menyetir mobil bersama paman saya yang pada saat itu ingin menghadiri acara keluarga. Di akhir semester satu angkatan kami pergi overland ke Bali yang merupakan program wajib dari sekolah sebagai anak pariwisata. Sebagai anak UJP kami tidak hanya duduk di bangku bis seperti turis, kami harus memandu teman-teman satu bis kami dan menjadi Tour leader, menurut saya menjadi tour leader memiliki tanggung jawab yang besar karna harus menjaga kebersihan dan memperhatikan kesehatan dalam satu bus tersebut. Saat perjalanan menuju bali kami lewat jalur Alas Roban pada malam hari, sungguh itu merupakan malam yang cukup mengerikan karena ada beberapa murid didalam bus yang kesurupan tidak lama kami sampai tempat makan untuk makan malam dan para guru menyembuhkan murid-murid yang kesurupan. Hingga saat bus ingin menyebrang dari pulau Jawa ke puau Bali kami menyebrang melalui pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk  yang merupakan pengalaman pertamaku naik kapal feri. Hingga akhirnya kami kembali ke Jakarta banyak cerita yang kami bagikan kepada keluarga. Beberapa bulan setelah overland, anak-anak UJP pergi ke Bandung dan kali ini ada beberapa orang yang ditugaskan untuk memesan bus, memesan sarapan, dan jugga memesan hotel untuk akomodasi kami disana. Tour kali ini beda dari yang sebelumnya, jika ada yang telat maka akan ditinggal. Ya benar saja ada beberapa teman saya yang mengejar ngejar bus hingga akhirnya mereka diperbolehkan masuk. Saya senang sekali karna pada tour kali ini kami bisa mengunjungi Saung angklung Udjo, pengalaman yang tidak dapat saya lupakan hingga kini dan hingga kini saya masih merasa bahwa pertunjukannya sangat mengagumkan. Tidak kalah dari objek wisata yang di kunjungi setelahnya kami menginap di Marbella hotel. Lalu pada keesokan paginya saya harus ditinggal bus karena saya telat, beberapa teman yang telat bersama saya harus menyusul menggunakan taksi menuju objek selanjutnya. Hingga akhirnya saya tidak ingin telat dan ditinggal lagi oleh guru saya dan teman-teman. Saat duduk di kelas dua saya harus melakukan PKL atau Praktik Kerja Lapang, saat itu pkl dilakukan saat semester dua yang dibagi menjadi dua tempat pkl. Sebulan pkl di objek wisata, dan lima bulan berikutnya di travel. Sebulan saya pkl di Monumen Nasional atau monas merupakan pengalaman luar biasa yang pernah terjadi di hidup saya karena disana saya di bebaskan untuk memandu siapa saja yang sekiranya ingin dipandu dan juga menyobek tiket karcis dengan bekerja dari pukul 08.00-15.00 dan saya hanya mendapatkan libur di hari senin. Dan beberapa hari akan berakhirnya saya pkl di monas Jakarta dilanda hujan deras dan berakhir banjir pada 2013 saat itu saya dan teman-teman akan pulang kerumah namun akses kami untuk pulang banjir. Hingga akhirnya saya jalan kaki menuju rumah dan keesokan harinya kami libur. Setelah usai pkl di monas saya pkl di panorama tours selama lima bulan. Saya ditempatkan di kantor pusat panorama yang terletak dekat dengan rumah saya. Tidak terasa lima bulan saya pkl di travel saya harus kembali ke sekolah dengan naiknya tingkatan kelas yaitu kelas tiga. Saat kelas tiga ini saya merasa cepat sekali waktu yang saya lalui dan hingga tugas akhir dari pelajaran mice datang, saya seangkatan ngerjakan tugas mice dengan membuat acara pentas seni yang kami beri nama Govenace kebersamaan sangat terasa saat proses pelaksanaanya. Tidak terasa waktu begitu cepat hingga saya lulus sekolah sengan nilai yang cukup memuaskan.


Kelas B-Syalby Viena Fadillah

4 komentar:

  1. Vien tulisannya indah sekali menarik tidak bosan jika dibaca berkali-kali.

    BalasHapus
  2. Wah tinggal ditomang yah...
    Perjalanan hidup yg sangat menarik.
    Saya juga pernah bersekolah dan kuliah di tomang.
    Siapatahu ada angin keberuntungan, siapatahu bisa bertemu, jangan enggan untuk menyapa saya.
    Sri Bagoes Widjanarko, 23 Tahun, Single

    BalasHapus
  3. Sungguh tercengang diri ini akan sebuah nama yg kau selipkan diantara goresan tinta indahmu itu, suatu mahakarya yg harus dunia tau. Keindahan luar biasa ciptaan seorang gadis yg sekarang sudah mulai beranjak dewasa dalam kehidupan penuh warna. Sebuah karya sastra mencengangkan akan hal yang tak bisa diungkapkan lagi dengan kata kata

    BalasHapus
  4. Bagaimana cara mendaftar pkl di cabang panoram tour? Thanks

    BalasHapus