Kamis, 08 Oktober 2015

Tugas-1 Autobiografi Soraida Shabrina


Mengingat Kembali 19 Tahun ke Belakang

 


Nama saya Soraida Shabrina. Saya lahir di Jakarta tanggal 22 Juni 1996. Ayah saya bernama Husni Umar, beliau bekerja sebagai PNS dan ibu saya bernama Asnawati, beliau tidak bekerja alias ibu rumah tangga. Saya anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak saya bernama Habil Ahmad Isnaini dan adik saya bernama Anne Anisa. Kakak saya lahir pada tahun 1993 dan adik saya lahir tahun 1998. Jarak umur antara kami tidak jauh berbeda sehingga kami sangat dekat. Sejak kecil sampai sekarang saya tinggal di daerah Bekasi bersama orang tua, kakak dan adik saya.
foto bersama ayah saya, ibu saya dan kakak saya


Periode Balita

Ketika umur saya 1 tahun 9 bulan adik saya lahir. Menurut cerita dari ibu saya, beberapa tahun setelah adik saya lahir, tepatnya ketika saya berumur 4 tahun, saya tidak mau makan selama beberapa hari. Lalu, saya dibawa ke dokter oleh ayah saya naik motor. Setelah pulang dari dokter, obat yang diberikan dokter belum diminum, nafsu makan saya sudah kembali lagi. Mungkin ketika itu saya merasa perhatian kedua orang tua saya terfokus pada adik saya, sehingga saya mencari perhatian orang tua saya dengan tidak mau makan selama beberapa hari. Sejak kecil saya sudah sering ditinggal oleh ayah saya kerja ke luar kota. Sehingga sejak kecil saya cukup dekat dengan ibu saya. Pernah sekali saya dan kakak saya main di luar rumah saat hujan, lalu ketika saya pulang ke rumah saya dimarahi oleh ibu saya. Kami berdua tidak boleh masuk ke dalam rumah dan pintu depan rumah ditutup oleh ibu saya. Lalu saya dan kakak saya menangis dalam waktu yang cukup lama karena pintu rumah tidak kunjung dibuka oleh ibu saya. Kemudian ibu saya membuka pintu depan rumah, dan mulut saya dan kakak saya di jejel cabai. Saat itu saya merasa ibu saya sangat jahat. Setelah mulu kami di jejel cabai, kami diperbolehkan masuk ke dalam rumah. Kejadian tersebut kalau di ingat dewasa ini sangat lucu. Karena waktu kecil di jejel cabai, sekarang saya sangat suka makanan pedas.
Karena adik saya masih bayi, sehingga saya sering main bersama kakak saya. Ketika bermain bersama, ayah saya suka mengabadikan dengan foto. Tapi, ketika difoto saya dan kakak saya malu-malu sehingga kami bergaya ketawa karena tidak bisa bergaya seperti model anak kecil yang ada di majalah. Walau tidak bisa bergaya layaknya model di majalah, saya tetap senang. Bahkan kalau diingat-ingat lagi menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan.


Sejak kecil saya dan kakak memang sangat suka makan. Ibu sering membelikan kami jelly. Saya dan kakak saya sering rebutan jelly tersebut. Saya sangat suka karena rasanya manis. Walau sejak kecil sangat suka makan, badan saya dan kakak saya tidak gemuk-gemuk. Saya ingat betul waktu itu ayah saya pulang tugas dari Semarang membawa banyak buah longan (kelengkeng), karena saya dan kakak saya sangat suka makan dan tidak berhenti-henti makan kelengkeng saya dan kakak saya dimarahi ibu. 

Periode TK


TK tempat saya belajar dulu terletak di dalam komplek tempat saya tinggal. TK tersebut bernama TK Islam Soraya. Jarak dari rumah ke TK tersebut sekitar 500 meter. TK tersebut juga tempat kakak saya belajar. Saya berada di kelas A4 ketika itu. Wali kelas saya bernama Ibu Imah. Beliaulah yang mengajarkan saya menulis, membaca dan menghitung pada saat itu. Pada saat saya TK saya mempunyai teman sekelas bernama Ulfah Syafira. Ulfah nama panggilannya, tinggal di komplek di samping komplek saya tinggal. Saya sangat berteman baik dengan Ulfah.
Ada kejadian lucu saat saya duduk di TK dulu. Waktu itu, salah satu gigi saya goyang, saat itu memang banyak gigi susu yang copot. Kalau ada gigi yang goyang saya sangat suka memainkan lidah saya untuk menggoyang- goyangkan gigi saya. Saat waktunya makan, saya membawa bekal mi. Lalu ketika bekal saya sudah hampir habis, saya iseng ingin memainkan lidah saya menggoyang-goyangkan gigi, namun yang saya rasakan adalah gigi saya hilang. Lalu saya bilang kepada Ibu Imah selaku wali kelas saya. Saat itu saya menangis, dan Ibu Imah mencoba menenangkan saya. Saya sangat takut kalau gigi saya yang copot itu tertelan. Ketika pulang, saya dijemput ibu saya dan Ibu Imah bercerita apa yang telah terjadi pada saya. Lalu saya pulang bersama ibu saya. Sesampainya di rumah, ibu saya tertawa karena mendengar cerita dari Ibu Imah. Karena bekal saya yang saya bawa belum habis maka ibu saya memakan bekal saya. Dan ibu saya menemukan gigi saya di antara mi yang saya bawa. Saat saya tahu bahwa gigi saya ternyata tidak tertelan oleh saya, saya merasa lega.
Satu tahun kemudian, TK saya pindah komplek tidak lagi berada di komplek tempat saya tinggal. Letak TK berjarak sekitar 3 kilometer dari komplek tempat saya tinggal. Karena jaraknya yang cukup jauh, kalau pulang sekolah saya naik jemputan yang diadakan oleh TK. Tapi, kalau pergi saya diantar oleh ayah saya. Saya sangat suka dengan lokasi di TK baru, karena banyak pohon. Di tengah-tengah lapangan TK terdapat pohon rambutan, kalau pohon rambutan tersebut sedang berbuah saya bisa mengambil buah rambutan tersebut dengan menaiki puncak prosotan. Di TK ini saya kembali lagi sekelas dengan Ulfah Syafira. Kami duduk dikelas B2. Wali kelas kami saat itu ada Ibu Tuti. Saya juga punya lebih banyak teman baru di kelas B2. Salah satunya adalah Bunga Aulia Alyka. Bunga begitu panggilannya adalah teman saya saat saya ingin menambah makan siang. Makan siang favorit kami adalah sayur sop dan kerupuk. 

Periode SD

Setelah lulus dari TK Soraya tahun 2003 saya melanjutkan pendidikan saya di SDN Jati Asih III Kota Bekasi. Bunga dan Ulfah juga bersekolah di sana. Kami kembali sekelas lagi di kelas 1B. Wali kelas kami waktu itu adalah Ibu Baya. Pada saat itu, Ibu Baya terkenal sebagai guru yang galak di kalangan murid-murid. Lalu, saya naik ke kelas 2, wali kelas saya pada saat itu adalah Ibu Ida. Pada saat saya kelas 2, saya sering mendapat nilai jelek di pelajaran matematika. Tapi saya selalu berusaha belajar yang giat agar saya tidak sering mendapatkan nilai yang jelek. Lalu, pada saat saya duduk di kelas 3, wali kelas saya bernama Ibu Titin. Menurut saya di kelas 3 ini adalah masa masa tersulit, karena saya belajar perkalian, pembagian dan peribahasa Indonesia. Walau saya merasa cukup sulit, saya tetap bisa masuk 10 besar di kelas. Ketika di rumah saya mengulang kembali pelajaran di sekolah bersama ibu saya. Setelah itu saya naik ke kelas 4. Wali kelas saya waktu itu adalah Ibu Ira. Suara beliau sangat lembut, sehingga terkadang saya tidak mendengar apa yang beliau ucapkan di kelas. Saat kenaikan kelas 5, Bunga pindah ke Bandung, ibunya bertugas di Bandung. Sedih rasanya waktu itu. Lalu pada saat kelas 5, wali kelas saya bernama Ibu Murti. Inilah wali kelas favorit saya. Pelajaran favorit saya waktu itu adalah IPS. Karena beliaulah, saya bisa masuk empat besar di kelas. Pada kenaikan kelas tiba-tiba kelas diacak oleh kepala sekolah. Maka dari itu sebelum pisah, kami mengadakan acara tukar kado di kelas. Ternyata pada saat saya kelas 6 saya sekelas kembali dengan Ulfah, itu berarti saya sejak TK-SD satu kelas dengan Ulfah. Pada saat kelas 6, merupakan saat-saat yang cukup menegangkan karena saya akan menghadapi UN untuk pertama kalinya. Untuk menghadapi UN saya mengikuti tambahan belajar yang di adakan oleh wali kelas saya. Tidak sia-sia, saya mendapatkan nilai UN yang cukup memuaskan untuk melanjutkan ke jenjang SMP.  Saya lulus dari SDN Jati Asih III tahun 2009.

Periode SMP

Setelah saya lulus dari SDN Jati Asih III saya melanjutkan pendidikan di SMPN 9 Bekasi. SMPN 9 Bekasi merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Bekasi. Saya sangat bersyukur diterima di sekolah tersebut. Bukan hanya saya yang diterima di sekolah tersebut tetapi juga Ulfah dan beberapa teman saya lainnya. Pada saat kelas 7, saya tidak sekelas dengan Ulfah. Walaupun tidak sekelas, kami sering main bersama ketika jam istirahat. Wali kelas saya pada saat kelas 7 bernama Ibu Swarni. Beliau adalah guru IPS. Pada saat itu buku IPS yang dibawa kesekolah sangat tebal. Sehingga saya sering tidak membawa buku IPS karena saya tidak kuat membawa banyak buku di tas saya. Lalu, naik ke kelas 8. Kelas dipisah berdasarkan hasil tes. Saya masuk ke kelas unggulan, yang dimana cara belajar mengajar di kelas unggulan tersebut untuk beberapa pelajaran menggunakan Bahasa Inggris. Di kelas 8 saya mengenal Zamharira, Tri Mufthyastuti, Hafiza Muslimah, Hilda Rahmani, Cindya Verent dan Putri Nur Prasetia. Kami menjalin persahabatan hingga sekarang. Kami masih sering berkomunikasi lewat media sosial, walaupun untuk bertemu tatap muka sudah sangat sulit karena kesibukan masing-masing. Setelah itu, naik ke kelas 9. Saya kembali sekelas dengan Zamharira dan Putri Nur Prasetia. Wali kelas saya pada saat itu adalah guru Bahasa Indonesia yang terkenal cukup tegas dalam cara mengajar, beliau bernama Ibu Sri. Walau beliau sangat tegas dalam mengajar, kini saya merasakan dampak dari cara beliau mengajar. Kelas 9 cukup menegangkan karena saya sebentar lagi akan menghadapi UN. Dan untuk menghadapi UN saya mengambil tambahan belajar di tempat bimbel yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Pada saat kelas 9 saya merasa sangat senang belajar matematika dan Bahasa Indonesia. Bahkan, saya kehabisan soal-soal UN matematika karena seringnya saya mengisi soal matematika dibandingkan pelajaran yang lain. Tidak sia-sia pada UN SMP saya mendapatkan nilai 9,75 untuk pelajaran matematika.  Saya lulus dari SMPN 9 Bekasi tahun 2012. Untuk merayakan kelulusan sekolah mengadakan acara perpisahan di Pantai Anyer. 



foto bersama saat kelas 9






Periode SMA


SMA merupakan masa yang paling indah menurut kebanyakan orang. Begitu juga menurut saya. Saya merasakan banyak hal-hal baru saat saya SMA. Saya melanjutkan sekolah saya di SMAN 3 Bekasi. Sahabat saya seperti Putri Nur Prasetia, Zamharira, Tri Mufthyastuti, Hafiza, Hilda dan Verent berbeda sekolah dengan saya. sehingga saya harus beradaptasi dengan orang baru. Saya senang, saat mendapatkan banyak teman baru di SMA. Saat kelas 10, saya merasakan bahwa kelas 10 adalah masa-masa paling indah, teman-teman di kelas 10 sangat menyenangkan, rasanya kalau tidak masuk satu hari saya akan ketinggalan banyak cerita di kelas. Wali kelas saya saat kelas 10 bernama Ibu Ayu, beliau guru olahraga. Beliau masih tergolong guru muda, sehingga saat semester terakhir kelas 10, beliau melahirkan sehingga tidak bisa mengajar, saya dan teman-teman yang lain merasa terlantar karena ketika kelas kami ada masalah, ada kegiatan tidak bisa didampingi oleh wali kelas. Walau begitu, ada salah satu guru pelajaran lain yaitu pelajaran Bahasa Indonesia beliau bernama Ibu Kori yang berperan menggantikan Ibu Ayu sebagai wali kelas. Kami merasa peran Ibu Kori lebih banyak ketimbang peran Ibu Ayu. Kelas 10 adalah masa-masa galau menentukan jurusan antara IPA atau IPS. Sekolah memfasilitasi muridnya untuk memilih jurusan dengan mengadakan psikotes. Pada saat kelas 10, saya bercita-cita menjadi sarjana ekonomi. Setelah hasil psikotes saya keluar, ternyata saya dianjurkan untuk mengambil jurusan IPA. Dan akhirya saat kenaikan kelas 11 saya masuk jurusan IPA. Pada saat hari pertama masuk sekolah, saya melihat papan pengumuman kelas, ketika saya mencari nama saya di bagian kelas IPA saya tidak menemukan nama saya. Ternyata nama saya ada dibagian kelas IPS. Lalu, guru BK memberikan pengumuman bahwa kalau ada murid yang salah masuk jurusan segera lapor ke BK. Saya langsung menuju ruang BK untuk laporan bahwa saya salah masuk jurusan yang harusnya IPA bukan IPS. Keesokan harinya, nama saya berada di jurusan IPA. Ternyata saya sekelas dengan banyak teman dari kelas 10. Ada Hana, Indan, Dhean, Avi, dan Noni. Kami berada di kelas 11 IPA 6 dengan wali kelas yang bernama Ibu Niken.

Pada saat kelas 11 saya menjadi perwakilan sekolah untuk PASKIBRAKA Kota Bekasi tahun 2013. Sehingga, selama seminggu saya izin tidak sekolah untuk mengikuti pengasramaan. Saya sangat bangga menjadi perwakilan sekolah untuk PASKIBRAKA Kota Bekasi.
PASKIBRAKA Kota Bekasi Tahun 2013

Setelah pengasramaan PASKIBRAKA saya kembali belajar di sekolah seperti biasa. Walaupun kadang-kadang saya harus dispensasi karena ada upacara hari-hari besar di Pemkot Bekasi. Saya merasa kelas 11 merupakan masa-masa tersulit di SMA, karena banyak tugas yang diberikan. Walau begitu saya tetap mengerjakan tugas dengan senang hati. Kenaikan kelas 12, saya kembali sekelas dengan Indan, kami berada di kelas 12 IPA 2. Wali kelas kami adalah seorang guru biologi, beliau bernama Ibu Dede. Kelas 12 adalah tahap terakhir menjadi siswa sekolah dan adalah awal menjadi mahasiswa. Kelas 12 semester terakhir pelajaran sudah tidak ada, yang ada hanyalah ujian praktek, tryout UN, ujian sekolah dan puncaknya adalah UN. Untuk menghadapi UN saya mengikuti tambahan belajar di bimbel dekat sekolah. Setiap hari saya rajin datang untuk mengikuti tambahan belajar walau kadang datang terlambat karena harus kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas ujian praktek.
Ujian Praktek Tarian Nusantara

Ujian nasional berlangsung selama tiga hari. Cukup menakutkan karena memang saya kurang perbekalan untuk latihan soal-soal. Alhamdulillah saya lulus dari SMA walaupun dengan nilai yang kurang memuaskan menurut saya. Sekolah mengadakan acara perpisahan di Bandung beberapa hari setelah UN. Saya lulus dari SMA pada tahun 2015.
Setelah lulus SMA saya mengikuti SBMPTN, pilihan universitas saya adalah UNPAD, IPB dan UNSOED. Sebelumnya, saya mendaftar sebagai peserta SNMPTN pilihan saya pada saat itu adalah IPB.Tetapi saya tidak lulus pada SNMPTN maupun SBMPTN tersebut. Sempat bingung apa yang akan saya lakukan setelah dinyatakan tidak lulus SBMPTN. Awalnya saya tidak berminat mengikuti ujian mandiri , saya berpikir saya akan ikut SBMPTN tahun depan. Lalu, saat saya melihat web UNJ, ternyata saya disuruh oleh orang tua saya ikut penmaba. Akhirnya pada hari terakhir pendaftaran saya mendaftar dengan pilihan pertama yaitu Sastra Indonesia, pilihan ke-2 yaitu Usaha Jasa Pariwisata dan pilihan ke-3 Matematika. Dan tanpa saya duga sebelumnya, saya lulus ujian penmaba prodi Usaha Jasa Pariwisata. 

Periode Kuliah

Saya lulus dan diterima di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2015 di prodi Usaha Jasa Pariwisata. Saya memilih bidang pariwisata karena saya ingin pergi ke luar negeri dengan biaya murah karena sudah memiliki pengetahuan tentang pariwisata. Disini saya memulai perjalanan hidup saya yang baru sebagai mahasiswa. Saya berharap saya bisa mendapatkan banyak ilmu di periode kuliah ini dan dapat lulus tepat waktu agar bisa cepat mengabdi untuk negara.

Sekian cerita 19 tahun kehidupan saya. Mohon maaf apabila ada salah kata-kata. Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Terima kasih


Kelas B - Soraida Shabrina

13 komentar:

  1. Pokoknya gw gamau komen di post ini karena:
    1. nama gw ga ada
    2. lo ngumbar aurat gw
    3. pemakaian kata depan dan awalannya masih salah

    BalasHapus
  2. kalo kekorea ajak ajak ya soor^.^

    BalasHapus
  3. Lika liku perjalanan hidup sora❤️

    BalasHapus
  4. W00000W. Ada nama gueeeee! Biarpun salah...

    Kurang asik ah, ngga ada foto gue HAHAHA

    BalasHapus
  5. Kok gaada kisah sama doi sor? (2)

    BalasHapus
  6. Sor kok mirip lu udah mirip tomingse sih masih kecil?

    BalasHapus
  7. TK Islam soraya pindah kemana y sekarang?

    BalasHapus