17 Tahun Dalam Suka Maupun Duka
Assalamualaikum Wr Wb
Hai,
nama saya Darin Nabilah orang-orang bisa memanggil saya dengan Darin, saya
lahir di Jakarta di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Muhammadiyah 31 Desember 1997 hari Rabu pukul 12.57 WIB. Saya
di lahirkan dari ibu bernama Ansyoriah lahir di Jakarta 14 November 1971 dan
Ayah bernama Sofyan lahir di Tasikmalaya 15 Februari 1960, saya merasa bangga
mempunyai orang tua yang sangat menyanyangi saya sepenuh hati, saya anak ke dua
dari empat bersaudara yang mempunyai satu kakak dan dua adik laki-laki. Kakak
saya yang biasa saya panggil Aa itu (Sebutan dalam bahasa sunda yang berarti
kakak laki-laki)bernama Alghifari Pratama lahir di Jakarta 4 Februari 1994, dan
Adik laki-laki saya terlahir sebagai adik Kembar berjenis kelamin laki-laki
yang bernama M.Faturahman Amarullah dan M.Fatah aulia Rahman lahir di Jakarta
24 Oktober 2006.
Saya tinggal di daerah Jakarta Selatan disini saya tinggal
dari keluarga besar Kakek Nenek saya dan semua anak dari Kakek Nenek saya
tinggal disini atau om dan tante saya tetapi dalam satu keluarga besar saya
berpisah rumah satu keluarga dengan keluarga lain. Saat umur saya menginjak 3
Tahun tepatnya tahun 2000 saya dan keluarga kecil saya berpindah ke Karawang di
karenakan ayah saya bekerja di Perum Peruri yang kantonya berada di Karawang,
di Karawang kami tidak lama hanya 2 tahun tinggal disana, lalu saya dan
keluarga saya pindah ke kampung halaman ayah saya yaitu di Tasikmalaya pada
tahun 2002 tepatnya saya umur 5 tahun, disana keluarga saya tinggal bersama
kakek nenek saya dan saya saat itu telah memasuki TK, TK yang bernama Nurul
Iman, kakak saya juga memasuki Sekolah
Dasar kelas 3 dan ayah saya pun tidak tinggal disini karna dia bekerja di
Karawang. Di Tasikmalaya ibu dan ayah saya mempunyai toko baju di salah satu
pasar Tasik yang cukup besar, sehabis saya sekolah saya selalu mampir ke toko
tersebut disana ada ibu saya serta pegawai ibu saya, saya menunggu hingga toko
itu tutup lalu pulang bersama ibu menaiki kuda delman karna saya tidak mungkin
pulang sendiri dan ibu saya juga menyuruh saya menunggu hingga pulang bersama
supaya aman. Namun saat saya tinggal di Tasikmalaya juga hanya menjalan 1 tahun
saja karna ayah saya terserang sakit Darah tinggi dan Stroke ringan ayah saya
di rawat di Rumah sakit Jakarta, saat itu keluarga saya kembali ke Jakarta dan
tinggal di Jakarta sampai sekarang.
Ini foto saya saat umur 1 tahun, foto ini berada di Jakarta.
Ini foto saya saat umur 5 tahun dan memperingati Hari
Kartini di Tasikmalaya.
Foto ini saat saya umur 1 tahun 5 bulan, saya sedang bersama
om dan sepupu-sepupu saya di Jakarta.
Saya dan kakak saya di Jakarta.
Di tanggal 31 desember saat berumur 5 tahun saya
merayakannya di Jakarta.
Saat memasuki tahun 2003 saya berumur 6 tahun saya memasuki
Sekolah Dasar di Jakarta, saya bersekolah di SD Negri 17 Pagi, saya sangat
senang saat pertama kali memasuki sekolah dasar. Di SD yang bersamaan juga saya
satu sekolah dengan sepupu-sepupu saya bernama Rizki, Helmi. Di Sekolah saya
juga mempunyai beberapa teman baik bernama Diana, Eva, Lisa, Ersa, Laras.
Mereka teman baik saya semasa kecil, kita sering bermain sehabis pulang sekolah
dengan menaiki sepedah kami masing-masing, kami bermain banyak hal main
masak-masakan di kebun dekat dengan rumah , bermain lompat tali, bermain
barbie. Kami sangat senang dan nyaman sekali hingga pertemanan kami pun masih
berlangsung hingga sekarang, tidak lupa juga saya di sekolah lumayan bisa
mengikuti pelajaran, di sekolah saya juga pernah mendapat peringkat.
Di tahun
2006 adalah tahun yang menggembirakan karna ibu saya telah mengandung anaknya
yang ke 3atau mengandung adik saya, saya sangat senang dan tiak sabar menunggu
kedatangan adik saya, sampai pada bulan oktober tanggal 24 ibu saya melahirkan
anaknya yang ke 3 hari itu juga bertepatan dengan hari raya Idul Fitri saat jam
8 pagi selesainya kami semua umat Islam melakukan sholat Ied ibu saya
melahirkan adik saya dengan proses sesar karna adik saya kembar mungkin saat
itu ibu saya tidak kuat melahirkan normal, saya dan keluarga sangat senang akan
kedatangan adik kecil yang sangat mengemaskan. Saya sangat bersyukur kepada
Tuhan karna memberikan keluarga yang bahagia sekarang.
Saat 2009 keluarga
kami merasakaan duka cita karna kakek saya tercinta meninggal dunia, saya pada
saat itu kelas 6 dan berumur 12 tahun merasakaan kehilangan sosok kakek. Kakek
saya meninggal karna sakit serangan jantung, ia meninggalkan seorang nenek, 5
orang anak dan 12 cucu. Keluarga kami sangat meraskan kehilangan, kehilangan
sosok ayah, sosok bapak, sosok kakek. Dan saya berharap kesedihan ini tidak
berlangsung lama.
Foto ini saat saya memasuki Sekolah Dasar dan pertama kali
memakai seragam sekolah.
Foto
bersama adik saya saat saya berumur 11 tahun di Jakarta.
Foto saya bersama Kakek, Nenek dan sepupu saya bernama Bang
Dika, Bang Kiki, Ilham, Helmi dan kakak Algi, saat saya berumur 5 tahun di
Jakarta.
Foto bersama keluarga kecil saya yaitu Ayah, Ibu, Kakak, dan
kedua adik saya.
Saat tahun 2009 tahun yang saya tunggu-tunggu akhirnya saya
tamat Sekolah Dasar, saya lulus dengan hasil yang cukup memuaskan. Dan akhienya
saya melanjutkan kejenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya bersekolah di
SMP Negri 16 Jakarta Selatan. Di sekolah saya juga mempunyai banyak teman baik,
saya mempunyai teman yang baik, yang selalu ada untuk saya bernama Tasha, Holy,
Tami, Septi, Elda, Alges. Saya dan teman saya selalu bermain sepulang sekolah
di rumah teman saya Elda, yang rumahnya dekat dengan sekolah sehingga cukup
berjalan kaki saja. Saya senang mempunyai teman saya semasa SMP yang mengerti
satu sama lain, yang selalu ada saat kesusahan, yang selalu membuat tawa canda
dimanapun. Di SMP saya dan teman-teman saya mempunyai sebuah nama pertemanan
kami yaitu HALDETST itu ada nama singkatan dari nama depan saya dan teman-teman
saya. Semasa SMP saya suka melanggar peraturan yang di sekolah saya, saya
pernah keluar kelas dan tidak mengikuti pelajaran dan lebih suka di
Perpustakaan, saya juga sering lebih datang terlambat sehingga saya sering
mendapat hukuman dari guru piket, saya di hukum mengelilingi lapangan
denga lompat kodok, dihukum mencatat
tulisan ‘saya tidak akan terlambat lagi’ sebanyak 2halaman buku. Itu adalah
masa-masa SMP yang menyenangkan dan tidak bisa saya lupakan hingga sekarang,
terkadang saya memikirkan ingin kembali ke masa-masa SMP tetapi semua sudah
berbeda hingga saatnya saya dan angkatan saya lulus SMP dan pasti akan berpisah
dengan teman-teman saya, saya tahu ini sulit tetapi ini memang hal yang harus
saya jalani, hingga tahun 2012 saya dan teman seangkatan saya lulus 100%, saya
merasa senang sekali akhirnya saya bisa lulus begitu juga teman-teman saya, saya
melanjutkan ke SMA, dan teman0teman saya begitu juga sama. Sedih rasanya saya
dan teman-teman berpisah sekolah semua, dan saya dan teman-teman sudah berjanji
akan terus selamanya tidak akan melupakan pertemanan kami hingga sekarang.
Foto ini adalah saat saya SMP.
Foto ini bersama sahabat saya yaitu Tasha, Holy, Septi,
Alges, Elda (kurang Tami)
Akhirnya ini adalah pertama masuk SMA, saya bersekolah di
SMA Dharma Karya, Jakarta Selatan. Saya sekolah disitu sebenarnya dengan berat
hati karna saya tidak menginginkannya, saya memang lebih mau bersekolah di SMA
Negri tetapi apa daya memang nilai saya kurang untuk mencapai itu. Semua itu
berubah hingga saya menemukan teman baik di sekolah SMA saya, dan membuat
lingkungan saya begitu nyaman. Di SMA saya memilih Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), karna jelas saya tidak begitu menyukai pelajaran IPA.
Pada akhirnya tahun 2013 tanggal 26 Januari di hari Sabtu
pagi, hari itu adalah hari libur sekolah. Pagi itu saya di bangunkan Ayah saya
dan disuruh mandi, saya langsung melakukan itu, tetapi Ayah saya sedang sakit,
ia sakit dan saya tidak bisa menjelaskan sakit itu seperti apa, dan Ibu saya
membawa Ayah saya ke Rumah Sakit Pertamina Jakarta, disana Ayah saya sudah
tidak sadarkan diri. Dan saya melihat Ayah saya seperti itu telah di pasangkan
alat-alat dokter yang telah berada di tubuh serta di mulut Ayah saya. Ayah saya
sedang di ruang ICU dan ia telah mengalami masa-masa kritis, saya melihat Ibu
saya telah berada di samping Ayah saya, saya yang berada di ruang itu akhirnya
saya keluar karna waktu sudah menujukan waktu Magrib, saya hedak sholat dan
berdoa meminta kepada Allah supaya di hilangkan penyakit Ayah saya. Mungkin
Allah berkehendak lain, selesinya saya sholat saya melihat Ibu saya telah
menangis histeris, dan saya melihat Ayah saya telah di copot alat-alatnya.
Tidak menyangka apa yang terjadi saya merasa hancur, tidak bisa dikatakan
seberapa sedihnya ketika kehilangan sosok Ayah, dan saya tidak pernah merasakan
rasanya disayangi oleh Ayah, tidak pernah merasakan kasih sayang cium tulu oleh
Ayah saya lagi. Ayah saya dimakamkan di TPU Tanah Kusir keesokan harinya saat
ayah telat menutup usianya. Semua rasa kehilangan itu juga terlihat kepada Ibu
saya, Ayah saya meninggalkan seorang istri yang dicintainya dan empat orang
anak. Hingga saat kejadian tersebut saya lebih sering mendiamkan diri, tidak
banyak bicara, dan itupun menganggu proses belajar saya saat SMA.
Di SMA saya juga mempunyai sahabat baik yaitu Opi, Aura,
Olivia, Vivi dan Gima. Mereka seperti kedua keluarga saya, mereka membuat
semangat saya bangkit, mereka juga sering menghibur saya ketika saya sedih,
begitu pun sebaliknya. Kami dimanapun kapanpun selalu bersama hingga
orang-orang pun bosan melihat kami selalu membuat kehebohan dikelas, dikantin.
Ya memang saya dan sahabatnya orangnya tidak bisa diam, selalu mencari
kehebohan hingga sering wakil Kepala Sekolah memanggil kami dan sedikit memberi
peringatan akibat ulah kami di sekolah. Semasa SMA adalah masa-masa yang indah,
masa-masa yang tidak pernah terlupakan, karna masa-masa itu adalah dimana kami
lebih membaur kepada teman atau lingkungan berebeda ketika SMP dan SD saya yang
masih mengandalkan orang tua. Saat SMA pun saya sering mendapat hukuman dari
guru, entah karna sering terlambat dan sudah tiga kali Ibu saya dipanggil karna
akibat saya sering terlambat, saya juga pernah tidak diperbolehkan sekolah
karna perlakuan terlambat saya sudah kelewat batas, dan saya juga pernah di
hukum karna seragam saya terlalu kecil sehingga seragam saya di coret-coret
guru dan di gunting supaya saya tidak bisa memakainya lagi. Memang saya dan
sahabat saya bukan anak yang suka menatuhi peraturan, itu adalah masa-masa
kelabilan anak SMA dan masa-masa yang indah karna mempunyai teman sekaligus
sahabat yang baik, dan saat saya SMA juga tidak melupakan status saya sebagai
pelajar dan saya tidak melupakan belajar saya. Di SMA saya juga mempunyai
seorang teman dekat laki-laki atau disebut kekasih, ia bernama Bagus, saya dan
Bagus menjalin
hubungan hingga sekarang.
Hingga tahun 2015, tahun dimana saatnya saya dan angkatan
SMA saya menuju Ujian Nasional, saya senang sekaligus sedih mengahapi itu,
senang akhirnya bisa lulus sebagai seorang pelajar dan sedih telah meninggalkan
teman saya teman terbaik saya semasa SMA, sehabis telah melakukan Ujian
Nasional akhirnya saya bebas, bebas karna tidak pusing-pusing memikirkan
sekolah, belajar. Dan saya juga merasa seih pasti karna saya dan sahabat saya
akan berpisahhal itu pasti akan terjadi, hingga saatnya pengumuman tiba
akhirnya sekolah saya mendapatkan kabar gembira karna lulus dengan 100%, senang
sekali rasanya dan tidak lupa melakukan corat-coret baju dan itu pasti
dilakukan seorang pelajar sehabis ia lulus dari sekolahnya.
Akhirnya saya melepas status saya sebagai seorang pelajar
hingga tiba saatnya untuk melanjutkan menjadi Mahasiswa, saya dan sahabat
memikirkan itu untuk kemana kami akan melanjutkan ke Universitas mana, akhirnya
pada bulan Agustus saya mengikuti Ujian Mandiri di Universitas Negri Jakarta,
memang saya hanya memilih Universitas itu tidak mengikuti ujian-ujian lain di
Universitas lain. Saya memilih jurusan Usaha Jasa Pariwisata dan Manajemen
Pemasaran. Saat pengumuman tiba saya melihat akhirnya saya lolos ujian tersebut
dengan jurusan Usaha Jasa Pariwisata, saya senang akhirnya saya bisa berkuliah
dan tentu saja sangat bersyukur sekali Allah bertindak adil kepada saya. Memang
ada sedihnya saat saya dan sahabat saya berpisah karna tidak bisa menjutkan ke
universitas bersama, padahal saya sangat mengaharapkan kami bisa bersama
kembali tetapi Allah memang mempunyai jalan yang terbaik, saya juga bangga
karna sahabat saya bisa melanjutkan ke Universitas dan ada juga yang lanjut ke
Sekolah Pelayaran karna mengikuti orang tuanya.
Pada saat memasuki dunia perkuliahan memang beda saat
menjalani sebagai seorang pelajar, beda rasanya, beda suasana, teman yang
berbeda, mungkin memang ini hanya awal karna baru bebarapa bulan saya di
Universitas Negri Jakarta ketika saya menulis ini. Saya berharap saat saya
kuliah mendapatkan nilai memuaskan dan lancar-lancar saja hingga lulus.
Foto bersama sahabat saya Aura, Olivia, Opi, Vivi dan Gima
di kelas sekolah.
Foto
saya di pemakaman Ayah saya tercinta.
Foto bersama teman saya di sekitar sekolah.
Foto bersama sahabat saya ketika pelepasan wisuda di
Jakarta.
Foto bersama keluarga kecil saya sekarang Ibu, Kakak dan
Adik saya.
Begitulah perjalanan saya selama 17 tahun lamanya, tidak
semua perjalanan hidup menyenangkan dan tidak semua perjalanan hidup itu
menyedihkan. Tetapi Allah mempunyai jalan yang indah, Allah telah mempersiapkan
kita kedepannya seperti apa, sekenario Allah lebih indah darpada sekenario kita
sendiri. Jadi saya sangat bersyukur hingga sekarang masih ada yang menyayangi
saya sepenuh hati keluarga dan teman-teman saya. Hanya itu yang bisa saya
ceritakan tentang perjalanan hidup saya, kalo memang ada kata-kata yang kurang
mohon dimaklumkan. Semoga nilai saya dalam membuat tugas Sejarah Kehiduan bisa
memuaskan.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Thats good
BalasHapusTerharu rin bacanya.ya tapi.menarik kok bagus ceritanya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusbagus ceritanyaaa, semangat darin :)
BalasHapusDarin ceritanya bagus. Miss you!!:)
BalasHapusSukses terus darinnnnn:)
BalasHapusSukses terus, dan mudah mudahan akan selalu percaya dengan skenario allah, kita boleh berencana, tapi tetap allah yang akan menentukan. Hehe
BalasHapusAutobiografinya keren, alur ceritanya enak dibaca
BalasHapusSukses terus, dan mudah mudahan akan selalu percaya dengan skenario allah, kita boleh berencana, tapi tetap allah yang akan menentukan. Hehe
BalasHapus