Perjalanan Menuju 18 Tahun Yang Menyenangkan
Nama saya Soraya
Sasqia Zahara biasa orang memanggil saya Aya, saya terlahir dari pasangan H.Tb
Ru’yat dan Juhairiyah pada Tanggal 30 Agustus 1997 tepatnya di Rumah Sakit
Islam yang terletak di Jakarta, Ayah saya lahir di Tangererang, 16 September
1964 dan ibu saya terlahir di Jakarta tanggal 16 Agustus 1970, pada saat itu
saya terlahir sebagai anak kedua, sayangnya kedua orang tua saya mengiginkan
anak laki-laki tetapi Tuhan berkehendak lain dan lahirlah saya yang kata orang
sedikit mirip laki-laki tapi bukan wajahnya melainkan sifatnya, saya terlahir
pada saat masa pemerintahan bapak Soeharto yang dimana setelah setahun saya
lahir terjadi krisis moneter besar besaran di Indonesia, Dolar melonjak tinggi
hingga Rp,12.000 per satu dolarnya,
terjadi kekacauan dimana-mana, dimana Ayah saya yang harus mengundurkan
diri dari pekerjaannya dikarenakan bangkrut, awalnya ayah saya bekerja di
industri perfilman tetapi hanya dibalik layar saja sangat disayangkan beliau harus
kehilangan pekerjaannya, hal ini berdampak pada perkembangan tumbuh saya
sehingga tak ada satu pun foto sebagai bukti bahwa saya pernah kecil bahkan
balita karena tidak adanya kamera untuk berfoto.
Pada
saat terjadi kekisruhan tragedi 1998 beruntungnya saya tinggal di Tangerang
tepatnya di Cisauk sehingga keluarga saya tidak merasakan langsung kericuhan
tersebut.
Saya anak kedua dari tiga bersaudara,
saya memiliki kakak perempuan tiga tahun lebih tua dari pada saya dan adik
laki-laki yang lebih muda enam tahun usianya dari pada saya,
Pada saat umur saya lima tahun tepatnya
pada tahun 2002, orang tua saya mensekolah kan saya di taman kanak kanan As
Syifa, sekolah TK saya tidak jauh dari rumah. Mamah saya selalu mengantar dan
melihat saya bersekolah, untuk umur sekecil saya, saya paling tidak suka di
tunngu oleh ibu saya disekolah karena alasannya mamah saya terlalu mengatur dan
terlalu sering berkata jangan. Buktinya saat saya ingin bermain perosotan yang
tingginya kira-kira 2-3 meter ibu saya dari kejauhan berteriak “Jangan!!!” tapi
memangnya saya perduli, saya sama sekali tidak menghiraukan teriakan ibu saya
yang begitu menggelegar. sesudah saya mekuncur ibu saya dengan siap memarahi
saya “naik serodotan yang merah aja, jangan yang gede. Ngeri jatoh neng’’
kata-kata itu seakan-akan sudah kebal dan tertolak masuk kedalam telinga saya,
toh memang terjatuh itu sakit tapi ada kesenangan yang saya dapat setelah
menaiki tangga dan meluncur bebas dari ketinggian dua meter, bahkan saya sering
sekali ketika teman saya yang lain sedang belajar saya malah bermain di tempat
bermain yang ada di TK As Syifa tersebut, ibu saya tidak marah memang?,
jawabannya adalah Tidak! Beliau terlalu lelah hanya sekedar mengingatkan karena
pada akhirnya saya pasti tidak akan perduli, saya tumbuh dikalangan teman
laki-laki dimana saat saya kecil saya tidak suka bermain dengan perempuan
karena setiap mereka main dengan saya pasti mereka menanggis, karena saya tipe
orang yang terburu-buru melakukan sesuatu dan saat usia seperti itu anak taman
kanak-kanak memiliki fostur tubuh yang kecil dan lemah tidak jarang mereka
terjatuh karna saya sengol ketika berlari, saya masih menginggat nama-nama
teman TK saya, yang pertama Fahmi, dia anak tetangga rumah nya juga tidak
begitu jauh hanya jalan beberapa menit dari rumah saya, Kedua adalah Reza, dia
memang masih saudara sepupu ayahnya adalah sepupu dengan ayah saya jadi kami
sudah berteman. Fahmi pendiam dan Reza pun pendiam beda dengan saya yang memang
dasarnya tidak bisa diam mulut saya selalu berbicara tapi anehnya mereka selalu
mengikuti saya bermain kemanapun saya pergi. Berikut foto saya ketika wisuda
Taman kanak kanak, maafkan wajah saya yang tidak tersenyum karna memang
sebenarnya saya habis menanggis karena dipaksa berfoto dan sebenarnya walaupun
TK islami saya tidak memakai kerudung dan kerudung yang saya pakai adalah milik
teman saya bernama Maya dan sejauh ini saya meyakini bahwa ini adalah foto satu
satunya ketika saya kecil.
Pada
tahun 2003 saya memasuki jenjang Sekolah Dasar, memang tidak banyak yang
berubah teman-teman nya pun hampir seluruh nya dari TK As Syifa tidak aneh
memang karena jarak SD dengan TK saya sangat dekat bahkan terkesan berhadapan
hanya beberapa murid tambahan dari TK
lainnya yang jaraknya cukup jauh dengan SD, saya bersekolah di SD Negri Cisauk
dan tetap teman saya adalah Fahmi dan Reza begitupun dengan teman main saya
dirumah ya tetap mereka di tambah dengan sedikit anak rumah tapi tidak banyak
yang jelas saya memang hanya ingin bermain dengan Fahmi dan Reza. Kelas satu
dan dua Sekolah Dasar saya tidak begitu menginggatnya karna tidak ada yang
begitu special untuk diceritakan, menaiki kelas tiga saya memang sedikit tidak
terkontrol, saya bahkan terjun langsung untuk membuly teman sekelas saya yang
memang mukanya nya sedikit menyebalkan ketika dipandang, saya dan beberapa
teman saya membuly anak baru yang bernama fani, dia anak baru pindahan dari
Padang ayahnya membuka rumah masakan padang. Memang saya salah, sangat salah
tetapi apa yang ada dipikiran anak kecil kelas tiga sekolah dasar menanggapi
hal ini hanya gurauan kecil. Tidak jarang saat fani sedang berjalan sendirian
saya bersama teman saya bernama Rini, Rani, dan Maya mengeluarkan kata makian
lalu Fani menanggis dan kami pun puas. Kalau dipikir dan diulang kembali
perlakuan saya sangat tidak terpuji, tidak itu saja karena kecerobohan saya
tidak jarang saya menanggisi lawan jenis saya, teman saya yang bernama Fakhrul
Huda bibirnya pernah bengkak yang sangat besar karena dilempar oleh kemoceng
yang saya lempar ketika bercanda dengan Rijal alhasil saya pulang kerumah di
jam pelajaran karena takut terkena marah bu guru lalu ibu saya memergoki saya
yang datang kerumah dengan raut wajah menanggis alhasil ibu saya berfikir saya
telah dijahati dan mengajak saya untuk kembali kesekolah dan memarahi orang
yang telah menjahati saya, tetapi dengan sangat terkejut ibu saya mendapati teman saya yang menjadi korban bibirnya sudah lebam dan di kelilingi oleh teman-teman saya, ibu saya pun malah memarahi saya dan akhirnya saya tidak masuk selama beberapa hari karena diancam si korban dengan mengatakan ayahnya akan datang dan memarahi saya.
Kelas
lima dimana saya mengikuti seleksi untuk menjadi pasukan inti pramuka yang akan
mewakili SD Negri Cisauk dalam perlombaan yang di adakan setingkat Kecamatan Cisauk, Pada saat itu anak-anak
kelas saya begitu bersemangat dan sangat bersungguh-sungguh awalnya sih saya
ketika dibariskan oleh guru olahraga saya yaitu Pak Hakim bersikap biasa saja
malah terkesan main-main tapi aneh nya saya tetap terpilih, mungkin saya
cantik. Hari berlalu saya semakin intens berlatih mempersiapkan untuk lomba dan
tak jarang datang ke sekolah hanya untuk berlatih dan tidak belajar, dimana
saya semakin akrab dengan teman-teman saya sampai suatu saat kami pernah
membuat geng sepermainan yang dinamakan empat serangkai dan lima serangkai,
lima serangkai diantaranya yaitu Lintar, Agung, Rijal, Rizki dan Dasa sedagkan empat
serangkai terdiri dari Rani, Soraya, Rini, Ria. Lucu memang tapi sangat
berkesan bayangkan anak kecil seangkatan Sekolah Dasar sudah memiliki geng
sepermainan, kami makan bareng, mencing bareng di kolam ikan milik keluarga
Lintar, ngerujak buah di rumah milik Rijal, bimbingan belajar bareng, nonton
cinema theater bareng, main benteng bareng, kejar-kejaran bareng tapi kalau
untuk bermain karet kami tidak bareng tetapi tidak jarang para teman lelaki
saya merecoki dan pada akhirnya Anita teman sekelas saya yang dasarnya memang
gampang menanggis menjadi marah dan akhirnya menanggis ujun-ujung nya anak
lelaki itu meminta maaf dengan hati yang berat.
Pada akhir
semester lima dimana hari yang paling berkesan saya menemukan cinta pertama
saya memang sih ini terkesan cinta monyet tetapi perasaan ini begitu kuat, saya
rela bangun pagi dan bersemangat pergi kesekolah hanya untuk bertemu dengan dia
tetapi pada saat tiba waktunya libur saya menjadi sedih dan ingin sesegera
masuk kembali dan menyambut hari Senin dan seterusnya tetapi sayangnya rasa
suka saya hanya sebelah pihak karena dia tipe orang yang sangat tertutup
walaupun kami sudah lama berteman,
disaat itulah saya mulai mengerti dan tumbuh menjadi remaja. Kenaikan kelas pun
tiba, pada akhirnya berpisah kelas dengan teman-teman saya hanya menyisahkan Lintar dan saya yang satu
kelas pada awalnya memang sulit membiasakan diri dengan teman baru karena pada
dasar nya saya tipe orang yang sulit berbaur dengan teman baru jika teman itu
sendiri tidak menyapa saya dan mengajak saya main terlebih dahulu saya tidak
akan perduli dengan apa yang teman sekeliling saya lakukan selagi mereka tidak
menggangu saya, tapi beruntugnya saya masih dapat bermain dengan teman saya
yang dahulu walaupun tidak seintens dan sedekat dulu dikarenakan berbeda kelas,
hari berlalu saya semakin sering bermain dengan Annisa dan Mia sesekali saya
bermain dengan Lintar dikarenakan saya duduk bersebelahan dengan dia tetapi
tetap saja tidak begitu enak rasanya kalau dibandingkan dengan bermain yang
satu gender.
Akhirnya saya menamatkan sekolah dasar
dan memegang peringkat ke Tiga dari satu kelas.
Berikut adalah foto-foto saya ketika Sekolah
Dasar tetapi maaf hanya itu yang saya punya dan saya tidak mempunyai foto
ketika disekolah dikarenakan tidak boleh membawa handphone sehingga tidak dapat
berfoto sekelas.
Setelah
lulus Sekolah Dasar saya melanjutkan bersekolah di pondok pesantren Al Mizan
Boarding School yang terletak di Rangkas Bitung dimana saya harus terpisah jauh
dari keluarga awalnya memang berat saya harus terbiasa dengan kehidupan baru di
daerah orang lain dimana seluruh muridnya sama seperti saya yaitu terpisah
dengan keluarganya, sebulan pertama saya selalu menanggis ketika setiap datang
waktunya solat berjamaah karena saya teringgat oleh orang tua saya, saat bangun
tidur saya menanggis,melihat teman yang sedang dijenguk oleh orang tuanya
sedangkan saya tidak saya menanggis, hingga akhirnya saya mulai terbiasa dengan
keadaan dan lingkungan pondok, di pondok saya merasakan kekeluargaan yang
sangat kental antara para santri dimana saya bisa tidur sekamar sejumlah tiga
puluh orang dari semua angkatan dari senior hingga junior, tetapi sayang nya
saya hanya bertahan selama satu tahun dan memutuskan untuk pindah dikarenakan
tidak betah dan melanjutkan ke Mts Nurul Islam cisauk yang tidak jauh jaraknya
dari rumah saya, saat masuk kesana saya telah duduk dibangku kelas dua Mts ,
saya bertemu dengan banyak teman baru dan prestasi saya juga lumayan bagus,
saya mendapatkan peringkat dua saat kelas delapan dan saya juga mendapat
peringkat tiga dikelas sembilan, saya duduk dikelas 8.1 saat pertama kali saya
masuk saya disuruh memperkenalkan diri saya kepada teman kelas dan disitu saya
mendapatkan teman baru yang sangat menyenangkan yaitu Mulyah, Herlina, Ima,
Ikka dan Aisyah. Kami selalu bermain bersama-sampai akhirnya kenaikan kelas
sembilan dan kami tetap bersama-sama, kami selalu main bersama hingga pada
akhirnya kami harus terpisah dan lulus dari Mts Nurul Islam Cisauk pada tahun
2012.
|
Pada
tahun 2012 saya melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negri Serpong yang
terletak di daerah Tangerang selatan awalnya saya mengikuti Masa Orentasi
Sekolah dan berteman dengan Arini dia adalah teman pertama saya di MAN Serpong,
Saya menduduki kelas X.2 disana saya bertemu dengan teman-teman saya dan diberi
nama geng ber7 yaitu Soraya, Arini,Aghniya, Riska, Ridha, Nurhidayah.
sebenarnya tidak ada niat awal seperti itu tetapi memang kami selalu bermain
bersama dan kemana-mana selalu bersama, lalu pada semester Dua saya diroling
kelas nya karena saya masuk ke dalam sepuluh besar dan harus pindah ke kelas
X.1 tapi bukan hanya saya saja melainkan Sara dan Nurhidayah juga ikut pindah,
tapi tidak menyurutkan rasa pertemanan
kami dan pada Akhirnya kenaikan kelas pun tiba saya memutuskan menggambil
jurusan IPA yang dimana aya kembali bertemu dengan teman-teman saya yang
semuanya menggambil jurusan IPA juga, awalnya memang mudah menggikuti pelajaran
IPA karena antusias yang tinggi terhadap pelajaran yang awalnya mudah tapi lama
kelamaan pelajaran IPA sangat berat dan saya dan teman-teman saya merasa kapok
masuk IPA. Tapi kelas saya termaksuk kelas unggulan diantara kelas lainnya,
saya termaksuk anak yang biasa-biasa saja tanpa adanya prestasi di kelas 11,
pada tingkat ini juga saya mendapatkan kekasih hati yang sejauh ini dia yang
menemani hari-hari saya, kalian ingat cinta pertama saya yang saya ceritakan sewaktu
Sekolah Dasar, dia lah yang mengisi hari-hari saya hingga saat ini, waktu
bergulir saya naik setingkat lebih tinggi yaitu kelas 12. Pada kelas 12 ini saya
disibukkan dengan persiapan menuju UN, Tidak ada main-main lagi, Ujian
Universitas dan perpisahan pelepasan Siswa menanti dan harus dihadapi,
meninggalkan Almamater yang kita cintai memang sangat berat ditambah lagi
beratnya untuk berpiah dengan teman-teman yang sudah seperti saudara sendiri,
kami belajar dengan sungguh-sungguh demi mendapatkan nilai ujian yang memuaskan
dan berharap dapat keterima di jalur undangan Universitas yang kami inginkan.
Ujian Nasional telah selesai dan semua siswa mulai mempersiapkan diri untuk
ujian mandiri di Universitas masing-masing yang mereka dambakan selain itu
sekolah saya juga mengadakan wisuda sekaligus pelepasan siswa-siswi MAN
Serpong, ketika nama saya di panggil dipodium menuju panggung perasaan senang
dan sedih menghampiri saya, saya senang bahwa tidak menyangka waktu tiga tahun
begitu cepat berjalan tetapi menyisahkan begitu banyak cerita yang sangat indah
serta sedih akan berpisah dengan kawan-kawan yang telah mengisi kehidupan saya
selama tiga tahun belakangan ini.
Setelah itu saya mulai daftar ke
Universitas yang saya ingini, tidak mudah memang bahkan aya ditolak
bertubi-tubi oleh Universitas yang sama dengan jalur yang berbeda,Saya dulu
mendambakan Universitas Islam Negeri Jakarta yang berada di Ciputat karena
dekat dengan Rumah saya dan tidak memakan waktu dan biaya yang banyak untuk
transport. Tapi sayang nya saya ditolak berkali-kali dan membuat saya edih,
orang tua saya pun sudah berputus asa dan saya pun merasa tidak berguna dan
telah gagal untuk membuat bangga keluarga saya, pada akhirnya saya memngikui
PENMABA yang diadakan oleh Universitas Negri Jakarta yang terdapat
dirawamangun, saya mengambil perodi Usaha Jasa Pariwisata dan menanti dengan
harapan cemas hingga pada akhirnya saya berhasil masuk dan keterima di Jurusan
Usaha Pariwisata dan saya pada tahun ini berulang tahun yang ke 18 tahun.
sekian Autobiografi dari saya, bila ada salah kata dan kurangnya mohon dimaafkan, sampai jumpa lagi nantikan cerita saya saat saya berumur sampai 50 tahun kedepan dan saat itu pula saya akan menceritakan betapa suksesnya saya dan bahagianya saya, amin. terima kasih
Jangan pernah lupa sama semua kenangan bareng-bareng kita yahh:( miss cabe..
BalasHapusYakin kita pasti bisa jadi orang sukses, buat bangga orang tua kita, yeayy 👏❤
Jangan pernah lupa sama semua kenangan bareng-bareng kita yahh:( miss cabe..
BalasHapusYakin kita pasti bisa jadi orang sukses, buat bangga orang tua kita, yeayy 👏❤
Nama gw ngk disebut;(, pare dah, tapi bagus kok
BalasHapus