Jejak kehidupanku selama 18 tahun
Kini aku memakai seragam putih merah, dengan
semangat aku berangkat ke sekolah.
Sekolahku dekat dari rumah jadi ibu aku tidak perlu mengantarnya. Meskipun pada
awalnya aku diantar sekolah oleh nenek, karena masih belum terbiasa. Lambat
laun aku mulai terbiasa karena aku mulai dekat dengan teman – teman sekolah,
jadi setiap pulang sekolah aku selalu bersama-sama. Pada hari pertama masuk
sekolah Sewaktu SD aku mempunyai
sahabat, diantaranya tia,ajeng dan wulan. Kami adalah 4 sekawan yang kompak.
Mulai dari mengerjakan pr bersama hingga bermain bersama. Semua berawal ketika
ajeng, si anak baru. Dia adalah siswa pindahan dari sekolah Bintang Kejora. Dia
adalah salah satu murid yang pintar di kelas. Selain pintar dia juga senang
bergaul. Karena kepandaian itu aku sering belajar kelompok dengannya dan
menjadi akrab. Selanjutnya adalah tia. Dia adalah seorang yang periang dan
supel. Aku dekat dengannya karena Tia suka ikut berdiskusi juga dengan kami.
Dan Wulan adalah teman dekat tia sejak awal, jadi wulan ikut bergabung.
Kelas B - Muthia Amelinda
Bagian
Pertama : Bayi kecil bernama Muthia
Pada tahun 1997, tepatnya pada 27 Januari aku dilahirkan. Aku lahir di
Rumah Sakit Pelni Jakarta. Aku adalah buah hati pertama dari kedua orang tuaku.
Pada proses persalinannya tidak normal,
dengan proses patrus vacum dibantu oleh dokter ahli kandungan bernama dokter
Parmanto. Semula ibuku ingin melahirkan secara normal tapi karena kondisinya
yang lemah maka hal itu tidak dapat dilakukan. Dikarenakan juga pada saat itu
ibuku sedang berpuasa maka dari itu dokter menyuruh ibu untuk minum teh manis
dan dokter bertindak untuk membantu proses persalinannya. Aku lahir dengan
berat badan 3 kg dan normal, walaupun kepalaku menjadi agak panjang akibat
proses persalinan yang menggunakan vacum. Pada usia yang masih sangat rentan aku
sering sakit sehingga aku pernah di rawat dalam beberapa hari di
rumah sakit.
Bagian
Kedua : Masa balita, masa tumbuh kembangku
Pada
saat umur 1 tahun aku bisa berjalan , walau setapak demi setapak akhirnya aku bisa berjalan dengan sempurna. Orang
tuaku merasa senang dan pada saat aku berumur
2 tahun aku pindah ke Cinere Gandul, karena tempatnya dekat dengan kantor
ayahku, tepatnya di PLN Gandul . Disana aku tinggal dirumah dinas . Menurut
cerita ibuku, dulu aku bisa berbicara pada umur 2 tahun , setiap kalau berbicara
mereka smua tertawa karena bahasa cadel dan tidak jelas. Aku tinggal disana
hanya sampai umur 4 tahun karena pindah kembali ke Jakarta Selatan. Sejak umur
3 tahun aku sudah mulai belajar mengaji di Taman Pendidikan Anak Islam (TPA
Islam). Mulai dari belajar membaca iqra, bacaan shalat, dan cara berwudhu. Aku
belajar hingga aku mulai masuk pendidikan Taman Kanak – kanak.
Bagian
Ketiga : Sekolah pertamaku
Sebelum
aku sekolah, ibuku sedang hamil. Di bulan Juni 2001 ibuku melahirkan adik laki
– laki. Ia adalah adikku yang bernama Daffa Arianda Saputra. Dia terlahir tanpa rambut alias botak. Dia
sangat lucu, dan membuatku ingin selalu bermain dengannya. Aku pernah mengalami
kecelakaan waktu itu, kepalaku bocor akibat terbentur ujung jendela akibat
bercanda. Aku dilarikan ke rumah sakit dan mendapat 7 jahitan di bagian
belakang kanan. Aku mengikuti pendidikan Taman Kanak-kanak ketika berusia 4,5
tahun. Aku bersekolah di TK Putra Pertiwi di daerah Jakarta Selatan. Pada waktu
itu aku tinggal di Petukangan utara.
Beberapa bulan berlalu orang tuaku kembali pindah ke Cengkareng di Jakarta Barat. Pada saat itu status aku masih bersekolah disana, jadi setiap pagi aku
berangkat dari Cengkareng pukul 06.00 pagi
naik angkutan umum ke Petukangan diantar ibu dan ibu aku menunggu sampai aku
pulang jam 10 .00, begitulah aktifitasku selama
6 bulan sampai akhirnya aku lulus TK tahun 2001. Selama ibuku mengantarku, adikku diasuh oleh
nenekku. Setelah lulus aku melanjutkan studi aku di SDN Kapuk 09 Pagi di daerah
Cengkareng.
Disini
aku memiliki tetangga yang seumuran dengan aku namanya Indah Safitri. Ia
tinggal tepat di samping rumah aku. Aku sering bermain dengannya meskipun
begitu kami tidak sekolah di tempat yang sama.
Bagian
Keempat : Seragam putih merah
Ketika aku naik ke kelas 3,aku mulai belajar
mengaji kembali. Aku mengaji bersama dengan sahabat aku di TPA Nurul Hikmah.
Taman pendidikan ini satu naungan juga dengan TPA aku sebelumnya,hanya beda
unit saja. Aku adalah salah satu anak kesayangan dari guru ngajiku, tetapi
bukan berarti dibedakan dengan yang lain. Pelajaran yang paling aku suka adalah
belajar membaca al – quran,aku suka bertilawah dengan nada hingga pada akhirnya
aku mengikuti pelajaran tambahan untuk belajar qori. Dengan kemampuan yang aku
miliki, aku mengikuti lomba MTQ (Musabaqah Tilawah Qur’an) tingkat desa. Yaitu
lomba membaca Al- Quran dengan bacaan mujawad. Maksud mujawwad disini iala cara
membaca yang mengandung nilai membaca tajwid,seni (lagu & suara) dan adab atau etika cara
mengaji. Dengan rasa percaya diri aku memenangkan juara pertama selama 2 kali
dalam 2 tahun secara berturut- turut. Dengan prestasi yang aku raih,guruku
mengusulkan untuk mengikuti lomba tingkat DKI Jakarta tetapi aku gagal, karena
pesaingnya begitu ketat. Selain pengalaman itu aku juga pernah mengikuti lomba
puisi islam di walikota Jakarta Barat.
Di kelas 4 aku mengikuti bimbingan belajar
bahasa inggris di PEC Cengkareng Indah. Cara belajar disini begitu menarik,
tidak seperti sekolah yang sangat monoton. Bentuk duduknya pun seperti bentuk
huruf u, jadi kami akrab satu sama lain. Ada games menarik juga yang menambah
wawasan, seperti tebak lagu dan acak kata. Semenjak aku belajar bahasa inggris
disini, aku mulai suka belajar berbahasa inggris, nilai di sekolah ku pun
selalu bagus dan sejak saat itu aku bercita – cita ingin menjadi guru bahasa
inggris. Di kelas 6 aku berhenti karena aku berniat untuk sekolah di pesantren.
Foto bersama dengan adikku |
Bagian Kelima : Masa Putih Biru
Setelah lulus aku melanjutkan studi aku ke
pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami di Bogor. Sebelumnya aku daftar
sekolah di SMPN 45 dan diterima tetapi
tidak aku ambil. Aku memutuskan untuk pesantren karena ajakan temanku. Sahabat aku
Tia juga studi disana. Sahabat aku yang lain seperti ajeng, ia melanjutkan
studi di SMPN 100 dan wulan melanjutkan studi di pesantren di daerah Semarang.
Pesantren itu adalah salah satu pesantren modern yang lebih menekankan pada
bahasa Arab dan Inggris. Jadi disana dibiasakan untuk bercakap-cakap dengan
berbahasa asing. Setiap paginya diberikan kosakata yang wajib dihafal, karena
kosakata tersebut merupakan kosakata sehari-hari.
Setelah 3 bulan berlalu aku pulang karena
libur Lebaran Idul Fitri. Dan ketika aku kembali ke pesantren aku menjadi tidak
nyaman berada di pesantren. Kemudian aku memohon kepada orang tua aku untuk
pindah sekolah. “Ma, tia mau pindah sekolah aja. Kalau disini jauh dari rumah
dan jadi jauh sama mama.”ucapku. dan ibuku menjawab “ Kamu yakin mau pindah,
kan kamu yang pengen sekolah disini. Kalaupun mau pindah mungkin bisanya tahun ajaran baru.
Nanti mama usahain yaa”. Dan ibuku mencari sekolah. Dia mencoba menghubungi
sekolah SMP 45 tetapi dari pihak sekolah ditolak karena semua data siswa baru
sudah dilaporkan ke sudin. Dan kemudian mencari ke sekolah SMP 100 dan tetap
saja gagal. Hingga akhirnya ibuku mencarikan sekolah ke daerah rumahku dulu di
Petukangan Jakarta Selatan. Dan alhamdulillah masih bisa menerima siswa baru. Aku
pindah ke Mts Annajah, sekolah ini berbasis islam dan pelajarannya pun sama
dengan pelajaranku ketika aku pesantren. Di sekolah ini juga mewajibkan siswi
untuk memakai jilbab selama di sekolah, semenjak itu aku mulai nyaman
memakainya kemanapun aku pergi, dan aku memutuskan untuk menjalani ajaran Islam
memakai jilbab. Selama sekolah disana
aku diantar oleh ayahku, tetapi setahun kemudian ayahku memberi saran untuk
tinggal di rumah nenek saja, rumahnya cukup dekat dari sekolah dan aku
memutuskan untuk pindah disana sambil menemani nenekku.
Di sekolah aku bukanlah siswi yang aktif
tetapi aku mengikuti berbagai macam ekstrakulikuler seperti marching
band,paskibra dan paduan suara. Di kelas 2 aku mengikuti kegiatan study tour di
Yogyakarta. Disana aku mengunjungi berbagai tempat wisata yang menarik seperti
berkunjung ke Candi Prambanan, Borobudur, tempat kerajinan logam dan lain
sebagainya. Pengalaman menarik yang sangat menyenangkan. Aku belajar banyak
tentang kebudayaan di Yogyakarta. Di sekolah, aku dekat dengan Ega. Dia adalah teman yang sangat baik dan lucu. Aku
mengenalnya sewaktu kelas 1. Di kelas 2 kami tidak satu kelas tetapi ketika di
kelas 3 kami sekelas lagi. Kenaikan kelas pun dimulai, kelas dimana sebagai
penentu untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Jadwal belajar pun menjadi
lebih ekstra, di sekolah diadakan juga pendalaman materi.Selain itu
dipersiapkan pula berbagai ujian praktek dan ujian madrasah. Sebelum mengikuti
berbagai rangkaian tersebut satu angkatan kami pergi ke suatu tempat untuk
pemotretan yang hasilnya akan dibuat untuk buku tahunan sekolah (BTS). Kami
pergi ke tempat persawahan di daerah Jawa Barat, disana kami melakukan
pemotretan ala petani. Itu merupakan pengalaman yang menarik bagiku.
Dalam
ujian praktek seni budaya guru aku memberi tugas untuk membuat tari kreasi. Kami
pun bingung harus menampilkan tari seperti apa, dan temanku memberi usul,
“Bagaimana kalau kita bikin kreasinya ala orang panen?” dan temanku yang
lainnya heran, “hah? Gimana bikinnya?”. Dan dia menjawab “Jadi kita bikin
tarian seperti orang yang sedang panen padi gitu”. Dan kami pun setuju.
Tariannya cukup mudah tetapi harus selalu latihan untuk tetap menjaga
kekompakkan. Kami berlatih setiap pulang sekolah. Dan ketika pementasan tiba
kami menampilkannya dengan sangat baik. Kelompok kami menjadi pementasan
terbaik dan itu suatu kebanggaan bagi kami. Kemudian dilanjutkan dengan ujian
madrasah dan yang terakhir adalah ujian nasional. Setelah menyelesaikan semua
ujian tersebut, tibalah saatnya hari perpisahan. Kami memakai baju kebaya bagi
wanita dan bagi laki-laki memakai kemeja putih berdasi serta mengenakan jas.
Dengan rasa terharu dan bahagia di saat itu. Ibu dan adik aku pun hadir disini
rasanya seperti wisuda strata satu. Setelah
perpisahan, pengumuman kelulusan akhirnya pun tiba dan aku dinyatakan lulus.
Kelompok Tari Kreasi Panen |
Bagian Keenam : Masa masa terakhir di bangku
sekolah
Setelah
kelulusan tersebut aku masih bingung untuk melanjutkan di daerah rumah nenek aku atau di daerah tempat orang tua aku
tinggal, ibuku menyarankan untuk tinggal di rumah orang tua saja agar saya
tidak perlu repot bolak balik. Dalam pemilihan sekolah, aku memilih untuk
sekolah menengah kejuruan. Awalnya aku berniat untuk satu sekolah dengan
sahabatku Indah, karena dari SD hingga SMP kami belum pernah satu sekolah,
tetapi karena aku tidak diterima di satu sekolah yang sama akhirnya aku
melanjutkan studi aku di SMKN 9 Jakarta jurusan Akutansi yang berlokasi di
Bandengan Jakarta Barat. Pengalaman
pertama yang aku dapat adalah mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) karena pada
sebelumnya aku tidak pernah mengikuti acara tersebut. Masa orientasi tersebut
berlangsung 3 hari bertemakan halloween. Atribut yang dibutuhkan sangatlah
banyak, mulai dari membawa makanan yang aneh,memakai pakaian sesuai tema, membuat
name tag hingga memakai aksesoris yang aneh.
Siswa baru mendapat kelas siang dikarenakan
pada waktu itu sedang renovasi. Kelas siang berlangsung hingga 3 bulan dan
kemudian normal menjadi serentak masuk pagi. Di kelas satu aku mengikuti organisasi
yaitu English Club dan Rohis. Tetapi English club tidak berlangsung lama karena
kakak kelas yang mengajar harus fokus Ujian Nasional. Aku mengikuti kegiatan
tari di rohis, yaitu Tari Saman. Biasanya aku tampil di acara kerohanian
bersama teman – teman. Di kelas 2 aku melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) selama tiga bulan. Aku PKL di daerah Permata Hijau Jakarta
Selatan. Kantor tersebut merupakan kantor yang bergerak di bidang media cetak
tepatnya majalah anak – anak yang bernama majalah Kuark. Majalah ini berisi
tentang sains, setiap tahunnya mengadakan olimpiade se-Indonesia tingkat
sekolah dasar. Ketika aku magang, kebetulan akan diadakan olimpiade. Aku
membantu mempersiapkan kebutuhan seperti name tag, lembar soal dan jawaban dan
juga termasuk barang yang akan dibawa untuk berjualan. Dalam babak penyisihan
dilakukan di daerah masing – masing dan final akan diadakan di Jakarta. Aku
turut menjadi panitia dalam lomba ini. Aku menjadi panitia di daerah Tangerang,
aku berangkat dari kantor jam 5 pagi menuju lokasi. Sampai disana aku
menyiapkan stand untuk berjualan selama ujian berlangsung. Sekitar jam 2 siang kami
bersiap untuk kembali ke kantor. Selain membantu menyiapkan lomba, di kantor aku
membantu packing majalah dan juga input data.
Masa – masa terakhir pun tiba, tahun terakhir
dimana kami memakai seragam sekolah. Masa dimana kita akan belajar dewasa dan
melanjutkan jalan untuk mencapai cita – cita. Guru aku selalu memberi arahan
jika lulus nanti, dari mulai kuliah, kuliah sambil bekerja, mengikuti balai
latihan kerja dan sebagainya. Di kelas tiga cara belajarnya pun lebih aktif,
kami sering berdiskusi bersama karena beberapa bulan lagi akan menghadapi ujian
nasional lagi. Setelah ujian berakhir, aku beserta teman – teman mengadakan
acara jalan – jalan ke Yogyakarta. Ini adalah kedua kalinya aku pergi kesana. Aku
juga pergi ke daerah Dieng, disana udaranya sangat dingin karena dekat dengan
puncak gunung. Pada saat disana aku selalu mendekati guruku. Ia adalah guru favoritku.
Ia mengajar pelajaran bahasa Inggris, dan aku sangat termotivasi olehnya.
Selama perjalanan ke Dieng, dia bercerita “ Ibu udah sering kesini, kalau
disini paling bagus pemandangannya saat matahari terbit tapi sayangnya kita
disini cuma sebentar ya”. Dan aku menjawab, “iya nih bu, sayang banget yah”. Di
sepanjang jalan kami melewati penduduk yang menjual oleh – oleh khas Dieng.
“Nanti kamu beli oleh-oleh yang itu tuh, namanya carica. Buahnya khas Dieng”.
Ucapnya. Kami berwisata ke Danau Warna dan dilanjutkan ke Candi Arjuna. Di
kawasan Candi Arjuna udaranya sangat dingin, karena berada di puncak gunung.
Disana kami hanya sebentar karena hari sudah menjelang sore dan kami harus
bergegas untuk kembali ke Jakarta. Perjalanan ini menjadi pertemuan terakhir
kami di masa sekolah, dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Foto Kenangan SMK |
menarik juga autobiografinya. Prestasi kamu ternyata banyak :D
BalasHapusSalut deh ...
Ini menceritakannya hanya sampai masa SMK, ya? Mungkin karena kuliahnya baru jadi blm banyak cerita xD
Untuk penulisannya udah rapi kok. Tetep semangat untuk menulis :))
Makasih untuk ceritanya ...
Banyak juga pengalaman & prestasinya, dari kecil pindah pindah mulu gak cape apa yaa?haha
BalasHapusdalam penulisan lebih teliti lagi yaa selebihnya bagus kok.
Autobiografinya menarik,seru bacanya :D namaku disebut disitu jadi inget masa-masa mts hehe :D
BalasHapuspenulisannya diperbaiki yaa agar lebih menarik untuk dibaca,semangat muthiaaa!! :D
bagus , tetapi kalau lebih mendalam ceritanya pasti lebih bagus ... (y)
BalasHapusmenarik jalan hidupnya. . berbakat buat jadi penulis!
BalasHapuslumayan bagus .. klo lebih rajin lagi bisalah jadi penulis ..
BalasHapuspengalaman hidup yg menarik .. semoga pengalaman hidup selanjutnya lebih menarik lagi :D