18 Tahun Penuh Makna
Salam Hangat,
Nama saya Anistya Arifianti. Saya keturunan Jawa, dilahirkan oleh ibu saya Suranti (Sleman, 29 April 1966) dan ayah saya Suharjo Pariyono (Pemalang, 3 April 1960). Tangerang, 27 Oktober 1996 tempat dan tanggal lahir saya, yaitu tepatnya di RS. Sari Asih ,Karawaci Tangerang. Saya lahir dengan bobot 3kg, panjang 50cm dan alhamdulillah lahir dengan normal.
Nama saya Anistya Arifianti. Saya keturunan Jawa, dilahirkan oleh ibu saya Suranti (Sleman, 29 April 1966) dan ayah saya Suharjo Pariyono (Pemalang, 3 April 1960). Tangerang, 27 Oktober 1996 tempat dan tanggal lahir saya, yaitu tepatnya di RS. Sari Asih ,Karawaci Tangerang. Saya lahir dengan bobot 3kg, panjang 50cm dan alhamdulillah lahir dengan normal.
Anistya Arifianti biasa dipanggil dengan nama Anis / Tya / Icha / Bonis . Merupakan anak ke-2 dari 3
bersaudara, yaitu Lutfiana Vianty Afifah (29 September 1992) sebagai kakak, dan Amalia Anggraeni
(13 Maret 1998) sebagai adik.
Saya adalah anak yang mandiri sejak kecil. Tinggal di jalan
tawes 4 no. 9 blok D 12 Pondok Permai, Kelurahan Kutabaru,Kecamatan Pasarkemis, Kabupaten
Tangerang 15561.
Saya tinggal di daerah perumahan yang mana mayoritas tetangga kami saling
rukun dan tentram. Saya memiliki golongan darah A. Ayah saya kini berprofesi
sebagai pegawai swasta dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Saya memliki hobi membaca, mendengarkan musik, serta browsing. semua jenis saya suka jelajahi. Dan saya memiliki
beberapa pengalaman mengesankan selama 18 tahun ini.
Periode Balita
Di foto pertama ini, tepatnya saya berusia 3 bulan yang sedang tertidur
lelap dipangkuan ibu saya yang tersenyum saat dipotret.
Kami sedang berada di tempat bude saya Sri Atmini, di perumahan Pondok
Jagung daerah Serpong, Tangerang untuk persiapan pergi ibadah haji yang
dihadiri oleh para saudara lain, baik keluarga bude saya maupun keluarga suami
bude saya dari kota Tangerang hingga Malang, Jawa Timur.
Dan ini tepatnya saya berusia 8 bulan. Saat saya kecil, saya memiliki badan
yang gemuk dan menggemaskan. Ibu saya berkata, '' Di umur 8 bulan itu kamu
sudah bisa merangkak dan mulai berjalan. Suka minum susu, makanya badannya
gemuk."
Satu tahun berlalu, inilah foto saya yang berusia 2 tahun. Saya senang
sekali diajak jalan-jalan oleh orang tua saya, dan disini salah satu foto di
belakang candi daerah Taman Mini Jakarta bersama ayah, kakak, dan adik saya.
Saya yang memakai celana biru berada di samping ayah saya yang sedang memangku
adik saya yang berusia 1 tahun, dan kakak saya yang memakai topi merah.
Setiap kami pergi berkunjung ke tempat wisata, pasti tidak lupa membawa
makanan ringan untuk dimakan selama perjalanan berlangsung, dan tidak lupa juga
diabadikan dengan berfoto.
Dan disini foto yang menggemaskan dengan terlihat gigi putihnya dan senyum yang
lebar melambangkan saya sangat senang sekali di foto. Ini foto saya saat
berusia 3 tahun.
Saya sudah aktif berjalan kesana-kemari. Di usia ini Ayah saya berkata, " kamu umur
segini udah bisa nulis, gambar angka 2 dibuat bebek, sampai tembok saja
dicoret-coret pakai krayon, pensil warna". Kata Ibu saya, saya pernah dikunci di pintu kamar karena malas mandi dan malas makan. Lalu saya menangis, namun setelah itu ibu saya langsung membukanya, dan saya langsung minta dimandikan oleh Ibu saya. Lucu sekali.
Periode Taman Kanak-Kanak (TK)
Mulailah saya memasuki dunia sekolah di TK Anggrek II , Kotabumi yang letaknya tidak jauh dengan rumah. Diawali dengan TK A atau yang disebut dengan TK kecil selama 6 bulan dan TK B atau TK besar selama 6 bulan. Saya mulai masuk TK di usia 5 tahun dan lulus di usia 6 tahun. Saat di TK, saya belajar membaca, berhitung, bernyanyi, dan bermain bersama guru-guru dan teman-teman. Di TK Anggrek II , saya sangat sekali jika belajar menghitung. Karena itulah, dalam berhitung saya cepat selesai saat diberi tugas oleh guru. Dalam jam istirahat, saya memilih bermain yaitu permainan perosotan. Saya suka sekali permainan tersebut seperti meluncur, dan itu asik sekali menurut saya. Selama ke sekolah, saya diantar oleh ibu saya dengan sepeda. Namun saat saya mulai memasuki TK besar, saya mulai mandiri untuk pulang sendiri dengan berjalan kaki yang jaraknya hanya sekitar 700 meter. Saat TK Anggrek II menghadapi perlombaan sebelum lulus, saya mengikuti perlombaan, yaitu membawa air yang diatas rantang terdapat gelas plastik berisi air penuh dan tidak boleh tumpah. Berjalan hingga finish dan memutari hingga garis start kembali. Saya pun mendapat peringkat III dan mendapat piala. Ini merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi saya, dan keluarga saya pun bangga dengan prestasi yang saya dapatkan. Dan saya mendapat sebuah surat keterangan lulus dari TK Anggrek II pada tahun 2003.
Surat Keterangan Lulus TK Anggrek II
Periode Sekolah Dasar (SD)
Setelah lulus TK, orang tua mulai mencari SD Negeri yang terdekat. Dan ternyata orang tua mendaftarkan untuk melanjutkan saya di tempat kakak saya dulu sekolah dasar.
Saya sekolah di SD Negeri Periuk 6 Tangerang , daerah KM tangerang. Di kelas 1 pertemuan pertama,
mulailah menempati tempat duduk masing-masing sesuai keinginan. Saya masih
ditemani oleh ibu saya. Disini saya merupakan anak yang pendiam dalam bergaul,
namun aktif dalam pembelajaran. Saya mulai berkenalan, bermain, dan beradaptasi
dengan teman satu kelas hingga kelas lain. saya ditempati di kelas A yang
tergolong kelas pintar, dan bersyukur saya bisa mempertahankan itu hingga
lulus. Saya sangat suka bermain. Mulai dari bermain bola bekel,congklak, hingga
bermain karet yang menjadi andalan saya saat bermain. Walaupun saya kurang
tinggi untuk permainan karet, namun saya sangat menyukainya. Permainan itu juga
bisa dijadikan lompat tali yang dimainkan minimal 3 orang, dimana permainan itu
biasa saya lakukan saat jam istirahat di bawah pohon beringin yang sejuk. Saya
juga suka bermain sepeda, mengelilingi lapangan sekolah saat pulang sekolah
bersama teman-teman hingga di perjalanan pulang pun tetap menggunakan sepeda
dari usia 9 tahun yaitu kelas 4. Awalnya, saya mulai belajar sepeda dengan roda
3, dan setelah bisa lalu mulailah dengan roda 4. Saya belajar sepeda diajarkan
oleh mama saya, dan kaka saya. Saya senang sekali saat libur bermain sepeda di
sore hari. Jatuh pun tidak mematahkan semangat saya untuk berjuang agar lancar
bersepeda. Di sekolah ini, saya mulai aktif untuk ikut kegiatan pengajian
setiap hari jumat yang diadakan oleh semua guru dan murid di lapangan sekolah.
Dan saya juga ikut pramuka yang dilaksanakan setiap hari sabtu dengan memakai seragam
lengkap dengan atribut pramuka. Selain olahraga, di sekolah saya juga terdapat
kegiatan pencak silat yang dilaksanakan sesuai jadwal kelas masing-masing. Saya
mengenali semua teman-teman saya baik kelas saya maupun kelas B disaat kelas 5.
Di kelas 6, saya disukai oleh salah seorang pria yang satu kelas dengan saya
yang bernama Bernardi. Saya pun juga menyukainya, namun kami malu-malu untuk
mengungkapkannya. Teman-teman saya selalu meledek saya dengan bercandanya
setiap kami ketemuan maupun saat pelajaran di luar kelas
seperti olahraga. Saat semester 2, sebelum menghadapi Ujian Nasional untuk
syarat kelulusan, kami ternyata mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di tempat
yang sama, yaitu Cendekiawan Muslim. Saya pernah disuruh guru bimbel saya untuk
satu meja berdampingan, dan itu membuat saya salah tingkah. Namun karena sudah
biasa bertemu, saya bertingkah biasa saja. Seminggu sebelum Ujian Nasional, di
tempat bimbel kami diadakan persiapan latihan soal-soal yang diadakan di
Puncak, Bogor. Tempat itu sejuk sekali, luas dan membuat kami para murid betah
untuk menginap disana dengan kamar yang dapat ditempati oleh 4-12 orang, yang terdapat
beberapa kasur di ruang tersebut. Kami setiap hari selalu mengerjakan soal-soal Ujian Nasional di sebuah aula, dari habis subuh hingga malam sebelum tidur pun
tetap mengerjakan soal-soal tersebut. Saat malam terakhir sebelum pulang, saya
dan teman-teman menghadiri muhasabah yang berakhir tangisan karena diceritakan kisah
menyedihkan seorang perjuangan ibu dan anak yang mengalami kelainan hingga
ibunya meninggal karena telah mengorbankan sebagian tubuhnya untuk anaknya yang
mengeluh setiap diejek oleh temannya. Esok harinya kami pulang hingga sampai di
Tangerang dan dijemput oleh para orang tua, termasuk saya yang dijemput oleh
ayah saya tersayang. Sebulan setelah menunggu pengumuman, akhirnya inilah saat
yang saya tunggu.
Dan bersyukur sekali, saya mendapat peringkat ke-3 terbesar di SD Negeri
Periuk 6 Tangerang. Saya pun bahagia sekali.
Seminggu setelah pengumuman, kami pun menghadiri acara pelepasan di luar sekolah tepatnya di daerah Kebun Raya Bogor, Bogor. Dimulai dengan paduan suara, puisi, pelepasan atribut, pemberian piala bagi yang mendapat peringkat 1-3 terbesar se- SD Negeri Periuk 6 serta berfoto bersama guru-guru dan teman satu angkatan. Saya sangat senang telah menempuh perjuangan selama enam tahun belajar sungguh-sungguh di sekolah, rumah, kursus, dan tidak lupa meminta restu kepada Tuhan serta orang tua.
Seminggu setelah pengumuman, kami pun menghadiri acara pelepasan di luar sekolah tepatnya di daerah Kebun Raya Bogor, Bogor. Dimulai dengan paduan suara, puisi, pelepasan atribut, pemberian piala bagi yang mendapat peringkat 1-3 terbesar se- SD Negeri Periuk 6 serta berfoto bersama guru-guru dan teman satu angkatan. Saya sangat senang telah menempuh perjuangan selama enam tahun belajar sungguh-sungguh di sekolah, rumah, kursus, dan tidak lupa meminta restu kepada Tuhan serta orang tua.
Periode Sekolah Menengah Pertama (SMP)
6 tahun berlalu, kini mulailah menempus masa remaja yaitu SMP. Saya
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Tangerang, jl.Moh.Yamin , yang letaknya
jauh dengan rumah, yaitu bisa menempuh 30 menit perjalanan.
Sekolah tersebut memiliki 2 kelas, yaitu kelas Reguler dan kelas Internasional.
Dan saya masuk kelas reguler yang terbilang kelas standar namun memiliki
kualitas yang tidak kalah dengan internasional, dimana kelas Internasional
memiliki 2 bahasa dalam proses belajar serta diajarkan oleh guru berasal luar
negeri serta fasilitas yang bagus. Saya memiliki salah satu teman dekat saya
bernama Nenden Purnama Sari.
Setiap kemana pun di daerah sekolah, saya selalu bersamanya begitupun
sebaliknya. Kami juga pernah bermain ke rumah teman yang lokasinya jauh dengan
rumah dan sekolah, namun itu membuat saya tertantang untuk mengetahui daerah
Tangerang. Maka dari itu, kami setiap pulang sekolah jika tidak ada tugas
bermain ke rumah teman yang belum pernah dikunjungi,
daerah Sangiang, Perum, Kelapa Dua, hingga Serpong. Dan ini adalah
salah satu foto saya dan Nenden di tempat rumah Ilma di Kelapa Dua. Selama 2
tahun saya ini aktif hadir dalam ekstrakulikuler Palang Merah Indonesia (PMR).
Mulai dari belajar teori, praktek menjadi sukarelawan dalam korban bencana,
hingga mengadakan perlombaan antar sekolah dan Jambore, yang alhamdulillah mendapat piala bergilir antarSMP dan SMA/SMK se-Kota Tangerang. Di kelas saya tergolong
memiliki kemampuan berpikir yang baik serta memiliki bakat, membuat saya tidak
ingin mundur. Sehingga, saat sebelum UN, saya berusaha belajar
bersungguh-sungguh demi mendapat hasil yang memuaskan. Namun, bukan rezeki saya
untuk mendapat nilai yang tinggi, saya hanya mendapat nilai pas-pasan dan untuk
dapat melanjutkan SMA terbaik pun peluangnya kecil. Namun tidak mengurungkan
niat saya untuk tetap berlanjut ke SMK, karena pada dasarnya sama saja,perbedaaanya
hanya pada keterampilan untuk menghadapi dunia kerja yang diajarkan hanya di
SMK, sehingga jika lulus nanti masih dapat berkesempatan untuk langsung bekerja
demi meringankan beban orang tua. Setelah pengumuman diberitahu, sekolah kami mengadakan pelepasan di sekolah kami tercinta SMP N 1 Tangerang. acaranya menarik, mulai dari puisi, paduan suara, hingga menampilkan band, serta tidak lupa foto bersama. Dan inilah salah satu foto bersama sahabat saya, maulida, nenden, dan fatih.
Periode Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Masa SMK adalah masa dimana murid mulai mencari jati diri untuk menguasai
keterampilan di bidang piihannya di sekolah. Saya mulai memasuki SMK di SMK Negeri 3 Tangerang, daerah Cikokol.
Awal masuk pendaftaran dimulai dengan tes
tulis & wawancara, saya akhirnya memilih masuk jurusan Akomodasi
Perhotelan. Setelah lulus tes tulis, berikutnya tes wawancara, yaitu
penampilan, tinggi serta berat badan, dan berbicara bahasa Inggris. 2 minggu
setelah pengumuman di mading sekolah diumumkan, saya bersyukur ternyata lulus
di jurusan yang saya pilih. Sebenarnya, saya ingin masuk di SMK N 1 Tangerang,
namun karena peminat yang mendaftar sangat banyak, saya lebih memilih jurusan yang tidak kalah menarik di SMK N 3
Tangerang dimana lokasinya tidak jauh dari rumah, yaitu 30 menit. Awal semester
yang menyenangkan, banyak kenalan dengan teman sekelas dan teman Masa Orientasi
Siswa (MOS), serta berkenalan dengan para senior. Ternyata, SMK itu mempelajari
pelajaran yang lebih kepada tujuan untuk kerja di dunia nyata, maka saya
diajarkan sikap, pengetahuan yang lengkap seputar dunia perhotelan.
Foto satu angkatan 2015 saat membentuk formasi
Saat semester 2 di jurusan kami diadakan Table Manner di Hotel Bidakara
Jakarta, yaitu bagaimana cara makan yang sopan dan benar jika di hotel ataupun
restoran. Saya sangat senang sekali, karena saya baru pertama kali masuk hotel
saat itu. Alat makan yang banyak dan bentuk serbet makan yang unik pun juga
diajarkan oleh pembimbing di hotel maupun di sekolah. Di acara ini saya
termasuk sebagai aktif terbaik dalam proses table manner mulai dari awal
pembelajaran hingga selesei tahap tata cara makan. Saya tidak menduga, namun
rezeki tidak kemana jika kita ingin berusaha untuk mendapat yang
terbaik.
Saat kelas 11 semester ganjil sebelum mulai Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Hotel, saya diberi tugas tanpa henti untuk mengejar pelajaran
dan nilai, karena semester genap akan mulai fokus training di
hotel selama 6 bulan untuk memenuhi syarat lulus sekolah, namun tetap diberi
tugas yang diberitahu guru jurusan dapat dikerjakan saat jadwal sedang libur.
Selama praktek di sekolah, kami diajarkan bagaimana menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat, baik, dan benar sesuai standar prosedur karena setelah selesai masa PKL
akan diberikan Sertifikat yang berisi nilai selama aktif PKL. Saya training kerja di sebuah hotel
ternama di sekitar Bunderan HI Jakarta, yaitu Grand Hyatt Hotel. Sebelum
diterima kerja, pertama melakukan tes tertulis, wawancara dengan Departemen
terkait, dan terakhir dengan Manajer Departemen. Bersyukur sekali saya diterima
lolos tes di hotel tersebut bersama sepuluh teman jurusan di sekolah saya.
Mulailah kami melakukan tugas sesuai yang diperintah oleh Supervisor, namun
minggu pertama tetap diarahkan oleh Staff agar nantinya bisa dilepas untuk
bekerja sendiri. Bekerja di hotel tersebut sangat menyenangkan, mulai dari
karyawan, tamu, teman satu PKL yang dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi
lainnya. Dan menu makan saat istirahat pun sungguh membuat perut saya kenyang
karena gratis dan bebas mengambil berapa banyak dalam satu porsi. Kami senang
saat istirahat berkumpul di kantin membentuk satu banjar bersama
teman-teman training hingga pekerja harian, sambil mengobrol, bercerita,
bercanda, hingga terdapat percintaan teman training saya dengan pekerja harian.
Selama training kerja saya berpengalaman bagaimana membersihkan
kamar hotel, area hotel, laundry, cara menyambut tamu dari luar lobby, melakukan
reservasi, hingga saya pernah mendapat uang tip dari tamu domestik maupun
internasional. Selama PKL, saya tinggal di kostan daerah Kebon Kacang. Harga
kamar yang terjangkau dan pemilik kostan yang ramah membuat
kami betah tinggal disana karena jaraknya yang hanya 5 menit menuju tempat
kerja.
Farewell Training Grand Hyatt Jakarta
Setelah selesai training kerja 6 bulan, tepatnya semester 5, sekolah kami
mengadakan seminar hasil Praktek Kerja Lapangan yang
dipersiapkan 3 bulan sebelum tampil. Saat itu jurusan saya mengambil tema
Sunda. Jadi semua dekorasi ruangan aula berciri khas sunda, baik saung, pakaian
pembawa acara, hingga foto yang ditempel di sekitar dinding berbau sunda.
Setelah persiapan selesai, dari mengumpulkan laporan, Surat Izin Kepala
Sekolah, dekorasi ruang, menyusun acara, hingga mengundang tamu dari staff
hotel untuk ikut serta melihat penampilan seminar tersebut. Saat kelompok hotel
kami tampil, saya mengalami demam panggung karena disaksikan oleh guru-guru,
alumni, hingga adik kelas. Namun, kelompok saya tetap kompak dan akhirnya
mendapat juara 1 terbaik dalam materi, dan moderator terbaik yang dibawakan
oleh teman saya Nova Rosiana.
Farewell Training Grand Hyatt Jakarta
Lalu dua bulan sebelum UN, saya mulai mengikuti kegiatan
sekolah seperti pengayaan dan latihan soal UN setiap hari minggu sampai H-2
ujian agar mendapat hasil yang tertinggi karena ujian tahun 2015 berbasis
online bukan berbasis teks. Dan saya sangat senang sekali
karena setelah pengumuman hasil UN diumumkan, saya mendapat peringkat
7 tertinggi se-SMK N 3 Tangerang. Seminggu kemudian,
sekolah kami melakukan acara perpisahan ke Yogyakarta. Kami menginap di sebuah
hotel dekat dengan Malioboro, lalu mengunjungi Kaliurang, pusat berbelanja
Malioboro, dan tidak lupa ke Borobudur. Setelah menunggu giliran masing-masing kelas, lalu saya satu kelas bersama
Wali Kelas berfoto dengan latar belakang Candi Borobudur.
Kelas A-Anistya Arifianti
UJP 2015
UJP 2015
Buat blognya lumayan karna bukan jurusannya :3 lanjut terus yaaaa nis. Sukses teruuus
BalasHapusPerjalanan hidup yg cukup menarik. Lebih divariasikan lagi ya supaya ga monoton bacanya melihat teks yg begitu banyak. Happy blogging... 😋
BalasHapusCakep tuh.. keren..
BalasHapusCakep tuh.. keren..
BalasHapusCakep tuhh.. keren..
BalasHapusslamet ya akhirnya selesai juga tugasnya
BalasHapusKeren.. jadi pengen buat autobiografi :D
BalasHapusKeren anistya 👍😊
BalasHapusgood blog, keep blogging. I support you. (:
BalasHapusnice :) keep spirit (y)
BalasHapusSaran saja , perbanyak foto sendiri dikarenakan autobiografi dan kalau punya foto smp nya , tolong diubah karena kurang jelas dan visitor lebih nyaman mengunjungi . Good :)
BalasHapusKeren mbaa. Sukses ya semoga impiannya tercapai. Aamiin ^^
BalasHapusanissss blognya good enough for newbie !!! keren lah jadi mau bikin biografi juga :D wkwk . btw aku kangen ngekost, kangen pkl, kangen sekolah :D hehe sukses ya aniiisss !!! ;)
BalasHapus2 jempol buat anis.. pilihan katanya tepat ,alur ceritanya juga jelas .good job nis ..semangat buat calon ibu menteri pariwisata
BalasHapus