Sabtu, 14 November 2015

Tugas1 - Autobiografi Elvara Manopo


 Sejarah Kelahiranku……………
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Elvara Manopo. Saya lahir di Pandeglang, pada hari minggu tanggal 18 Mei tahun 1997, pukul 00.55. 
Saya dilahirkan dari seorang ibu bernama Ida Murniati, dan saya memiliki ayah bernama Maksianes Manopo. Saya adalah anak ke-2 , saya memiliki seorang kakak laki-laki bernama Aradea Manopo yang lahir pada tahun 1994, dan juga saya memiliki seorang adik perempuan bernama Moza Dabit Manopo yang perbedaan umurnya cukup jauh dengan saya dia lahir pada tahun 2002. Semua nama belakang kami sama, nama tersebut diambil dari marga ayah saya yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Sedangkan untuk nama saya Elvara diambil dari seorang model iklan shampo yang sangat ibu saya kagumi. Saya adalah asli orang Indonesia berketurunan Manado dan Sunda. 

            Menurut ibu, saya anak yang dikatakan paling mirip dengan ayah saya, seperti orang Manado “katanya”. Karena pada saat beliau melahirkan, diantara ketiga anaknya, hanya saya yang lahir didampingi oleh ayah saya. Pada saat kakak dan adik saya lahir ayah saya tidak bisa mendampingi karena bekerja di luar kota. Itulah mitos yang ibu katakan mengapa saya dibilang mirip dengan ayah. Pada saat itu, kami sekeluarga tinggal di Bekasi Timur, hanya saja pada saat melahirkan ibu memilih tinggal sementara di Pandeglang bersama nenek saya. Ayah saya bekerja sebagai Wiraswasta dan Ibu saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.


Fase Balita
            Menurut banyak orang, pada saat fase balita banyak sekali orang-orang yang menyukai saya, karena saya berkulit putih, bermata indah, dan sangat cantik seperti orang luar negeri, tapi kata ibu saya memiliki sifat jelek yaitu keras kepala dan tidak ingin kalah. saya juga selalu diajak ayah saya ke kantornya untuk dikenalkan kepada teman-temannya. Pada saat umur 3 tahun ada sebuah kejadian lucu yang selalu saya ingat sampai sekarang. Ketika saya sedang berdiri di depan pagar rumah setinggi 2 meter dan sedang asyik berbincang dengan teman depan rumah saya, saya sedang bersandar di pagar itu, lalu tiba-tiba pagar tersebut jatuh menimpa badan saya dan saya langsung menjerit dan menangis kesakitan. Saya tidak tahu, ternyata pagar yang saya sandari itu memang rusak dan sedang dibetulkan oleh ayah saya.

            Selain itu, adalagi kejadian lucu yang menimpa saya, saya sedang  ikut bermain dengan kaka saya dan teman-temannya di posyandu dekat rumah. Saat itu saya adalah anak yang paling kecil diantara semuanya, ketika sedang bermain melompat-lompati selokan, dengan percaya diri saya ikut bermain dan mencoba melompati selokan tersebut, tapi yang terjadi bukan berhasil melopati selokan itu saya malah masuk ke dalam got yang airnya hitam dan sangat bau. Saya pun menangis dan dibawa pulang dengan keadaan badan dilumuri air got yang hitam, sesampainya di rumah ibu malah membiarkan saya menangis dan memarahi saya karena ikut-ikutan kakak saya bermain. Semua kejadian itu adalah kejadian balita yang tidak pernah saya lupakan.

Fase Taman Kanak-kanak (TK)
            Pada saat saya berumur 4 tahun, keluarga kami pindah rumah. Ibu dan ayah memilih untuk tinggal di Kota Pandeglang tempat saya lahir bersama nenek saya. Karena pada saat itu, ayah berhenti dari pekerjaannya karena perusahaannya di bubarkan. Kami pun tidak lagi tinggal di bekasi, saat kami sudah mulai tinggal di pandeglang, ayah sudah mulai mendapatkan pekerjaan baru tetapi ayah bekerja di luar kota, jadi ayah jarang pulang menemui kami, saat itu juga ibu sedang mengandung adik saya dan mulai sibuk mencari sekolah baru untuk kaka saya, juga ibu mulai menyekolahkan saya di Taman kanak-kanak. Pertama kali, saya di sekolahkan di TK Islam Aisyah. Menurut ibu, itu hanya percobaan sekolah, jadi sesuka saya datang ke sekolah itu. Tapi disitu banyak sekali yang saya pelajari, saya jadi bisa membaca, mengaji, dan mulai belajar menulis. Saat disitu juga, saya mulai mengenal banyak teman. Kurang lebih saya belajar disitu selama 6 bulan, ada kejadian yang saya alami pada saat berada di TK itu, saya senang sekali bermain perosotan. Saya datang pagi-pagi berniat sekali ingin bermain perosotan, tetapi ketika saya sedang meluncur, ternyata di perosotan itu ada kotoran ayam dan saya tidak melihat sebelumya, kotoran ayam itu mengenai baju saya, semenjak kejadian itu saya tidak mau lagi bermain disitu dan saya berhenti sekolah. Saat itu juga kandungan ibu sudah besar, jadi ibu tidak bisa pergi jauh-jauh.
            Pada hari minggu, tanggal 17 agustus 2002, adalah hari memperingati kemerdekaan Indonesia, biasanya di alun-alun pandeglang selalu mengadakan acara yang meriah untuk memperingati hari kemerdekaan, pada saat hari itu, saya, kakak saya, dan ibu pergi ke alun-alun pandeglang untuk melihat pawai dan pameran-pameran, saat itu kandungan ibu sudah berumur Sembilan bulan. Tetapi ibu tetap memaksakan diri untuk berjalan-jalan mengajak aku dan kakak. Kami pun sangat menikmati acara itu, setelah selesai kami pun pulang. Sesampainya di rumah, ibu merasa kelelahan dan perutnya kesakitan. Disitu kami semua merasa sangat panik, hanya ada saya, nenek, dan kakak. Ayah tidak ada karena sedang bekerja di luar kota. Nenek pun meminta bantuan kepada tetengga sekitar. Lalu akhirnya ibu dibawa ke Bidan untuk diperiksa, ternyata setelah di periksa bidan mengatakan bahwa ibu akan melahirkan. Ya, esok hari tepatnya pada tanggal 18 Mei 2002 adik saya lahir berjenis kelamin perempuan.
            Pada tahun ajaran baru, saya kembali di sekolahkan oleh ibu, saya disekolahkan di TK Nasional atau saya sering menyebutnya dengan TK Teletubise, karena tk itu bergambar teletubise. Sekolah ini berbeda dr TK sebelumnya, jaraknya lebih jauh dari rumah. Walaupun saya hanya 1 tahun berada di TK ini, banyak sekali kesan yang menyenangkan. Saya lebih mengenal banyak teman, dan kesan yang paling indah adalah ketika saya mendapatkan Juara 3 terbaik, tidak disangka. Saya sangat bangga sekali dengan prestasi saya.

Fase SD
            Pada tahun 2004 saya memasuki jenjang Sekolah Dasar. Saya di sekolahkan ke SDN Pandeglang 2, jarak sekolah SD saya tidak jauh dari TK dahulu. Ada suatu pengalaman pada saat saya baru menjadi siswa, saat itu baru beberapa hari saya sekolah. Biasanya, setiap hari ibu yang selalu mengantar dan menjemput saya, tetapi suatu hari ketika saya sudah waktu nya pulang, ternyata ibu saya belum menjemput saya, saya pun menunggunya lama, lalu ternyata ada teman saya yang mengajak saya untuk pulang bersama sama dengan berjalan kaki. Tanpa berfikir panjang saya pun ikut pulang bersama teman saya. Ketika saya sampai dirumah, ternyata ibu tidak ada di rumah, nenek saya terkejut melihat saya pulang tidak bersama ibu. Beberapa lama kemudian, ibu datang dengan cemas. Ibu mencari-cari saya di sekolah tidak ada, dan saya pun bicara bahwa saya pulang berjalan kaki bersama teman.
            Semenjak kejadian itu, ibu selalu tepat waktu menjemput saya, tapi pada saat saya memasuki kelas 2 SD, sekolah saya di pindahkan ke SDN Pandeglang 4 yaitu dimana tempat kakak saya sekolah. Alasan ibu memindahkan saya karena kejadian itu dan juga karena ada kakak saya, agar saya bisa diawasi dan dijaga oleh kakak saya dan selalu berangkat bersama kakak saya. Pada saat di SDN Pandeglang 4, saya masuk di kelas 2A. ternyata di kelas itu bukan hanya saya yang menjadi murid baru. Saya menjadi murid baru bersama Agnes, dia berasal dari Jombang, jawa timur. Kami pun lalu menjadi teman dekat, dan dikelas itu saya mendapatkan seorang walikelas bernama Bu Neneng, beliau adalah seorang walikelas yang begitu baik, dan perhatian, dia selalu mengajarkan saya ketika saya tidak bisa mngerjakan soal matematika. Seiring berjalannya waktu saya pun masuk di kelas 3. Di kelas 3 ternyata walikelas kami belum jelas, karena walikelas yang di tunjuk pindah sekolah. Pada saat kelas 3 menurut saya adalah masa-masa kesabaran, dimana pada saat itu saya mengalami suatu kejadian.
            Ketika saya pulang dari sekolah, saya bermain sepeda, lalu setelah itu sudah pukul 12 siang saya pun masuk ke dalam kamar untuk menunggu ibu selesai solat, saya pun lalu tiduran di kasur, ketika ibu selesai ketika saya ingin bangun dari kasur, tiba-tiba badan saya tidak bisa bangun dan kaki saya tidak bisa digerakkan. Saya pun panik dan langsung berteriak meminta bantuan ibu, ibu pun ikut panik dan bingung kenapa saya menjadi seperti itu, akhirnya saya pun dibawa ke dokter dengan ibu diangkut menggunakan ojek, karena pada saat itu ayah tidak ada. Saya pun di periksa di dr.Dudi. hasil pemeriksaan mengatakan bahwa saya terkena virus yaitu Flu Tulang, lalu saya diberi obat dan kembali ke rumah. Setelah tau bahwa saya tidak bisa jalan, ayah saya pun pulang. Satu minggu pun berlalu, saya masih belum bisa jalan dan bangun. Ibu pun memutuskan untuk membawa saya ke RSCM, tetapi ayah saya melarangnya, karena ayah saya ingin membawa ke pengobatan alternative, dan akhirnya sayapun dibawa ke sebuah pengobatan alternative yang terletak di sebuah kampung dengan seorang kiyai. Ada keanehan yang saya rasakan saat saya memasuki tempat tersebut, saya hanya diam, lalu kiyai itu menyuruh saya untuk mengganti nama entah apa alasannya. Saya disuruh mengganti nama dengan 3 huruf. Ayah saya pun menurutinya. Saya pun diganti nama panggilanya dengan Ola. Lalu saya diberikan serbuk putih yang sangat bau wewangian yang harus dicampurkan di minuman saya. Tetapi, saya tidak bisa meminum air itu karena bau yang terlalu menyengat. Menurut saya, pengobatan alternative itu tidak membuahkan hasil. Karena obat dari dokter sudah habis, ibu pun kembali membawa saya ke dokter. Dan mulai saat itu, perlahan lahan saya bisa bangun, saya pun terus belajar berjalan seperti anak bayi yang ingin berjalan, Alhamdulillah tulang saya sudah semakin kuat, beberapa minggu saya sudah dapat berjalan kembali walaupun belum begitu seimbang, saya terus berusaha dan akhirnya saya bisa kembali sehat.

            Selain pengalaman itu, di kelas 3 juga saya mengalami sakit cacar, sakit cacar itu disebabkan dari kaka saya, yang akhirnya menular ke saya, saat saya terkena cacar air saya tidak dapat mengikuti ulangan semester ganjil, saya pun mengikuti ulangan susulan. Dan di semester 2 kelas 3 kelas kami mendapatkan walikelas baru, beliau bernama Bapak Herman. Bapak herman adalah guru baru di sekolah kami, dia seorang guru yang sangat seru dan asyik sehingga membuat anak-anaknya ingin terus diajarkan dia.
            Pada saat kelas 4, saya memiliki wali kelas bernama Ibu Heti, bu heti adalah guru yang sangat ditakuti oleh semua murid, karena beliau memiliki muka yang seram dan juga sifatnya yang tegas dan galak. Selama di kelas 4 saya merasakan ketakutan di ajarkan oleh beliau, dan pada saat kelas 4 saya pun ditinggal lagi oleh agnes, dia kembali ke jombang melanjutkan sekolah disana. Saya pun akhirnya naik ke kelas 5, Alhamdulillah wali kelas saya kembali pak herman. Saya senang sekali bisa diajarkan kembali oleh beliau, karena menurut saya beliau adalah guru yang paling dimengerti oleh siswa-siswanya. Tapi, pada saat di kelas 6 saya kembali mendapatkan walikelas bu Heti, saya sempat terkejut dan takut, apalagi karena kelas 6, banyak sekali pengalaman yang dirasakan selama di SD, saya pun lulus dengan nilai yang cukup memuaskan untuk melanjutkannya ke sekolah menengah.

Fase SMP

            Setelah lulus dari SDN Pandeglang 4, saya melanjutkan sekolah di MTsN Model Pandeglang 1, sekolah ini adalah sekolah favorit di pandeglang, sebenernya sih dulu gamau masuk mts, karena pasti lebih banyak mengenai pelajaran agama, tapi karena ibu menyuruh saya dan kebetulan teman-teman saya banyak yang masuk, akhirnya saya pun mendaftarkan diri di MTs itu. Test masuk sekolah tersebut ternyata tidak gampang, saya harus mengikuti tes umum lalu setelah itu tes mengaji. Tapi Alhamdulillah saya di terima, walaupun saya hanya mendapatkan di kelas G. di kelas 7G saya ditunjuk sebagai ketua kelas, dan juga saya memiliki wali kelas bernama Ibu Darwati, seorang walikelas cantik dan baik hati. Disitu juga saya mendapatkan teman baru, sekaligus sahabat sampai sekarang, yaitu Sofi. Selain itu juga ada Lulu dan Diha, saya senang sekali bisa mendapatkan teman-teman seperti mereka, dan pada saat di kelas 7, saya ditunjuk untuk menjadi Osis. selain itu juga saya mengikuti organisasi lain yaitu Pramuka dan juga Teater.

FOTO SAAT PENTAS TEATER

 FOTO SAAT KEGIATAN PRAMUKA
            Saat masuk di kelas 8, saya berpindah kelas menjadi di  kelas depan, saya masuk di kelas 8B. dan saya tidak sekelas dengan sofi, sofi masuk kelas C tidak apa-apa besebelahan. Di kelas B menurut saya itu adalah kelasnya orang-orang pintar. Dikelas itu semua bersaing, dan di kelas B saya mendapat teman baru lagi, yaitu Astri, Neli, selain itu juga di kelas C saya mengenal Aina, Ainun, Dindha, Wida, Riris, Wina dan di kelas D saya mengenal Nisa, Chenia, Lutfiah, dll. Menurut saya, kelas 8 ini adalah fase dimana kita mulai mengenal banyak teman dan sahabat, mereka adalah orang-orang yang masih bersahabat sampai sekarang. 

            Dan di kelas 9, saya kembali turun kelas, menjadi kelas 9H. tapi syukurnya saya kembali satu kelas dengan sofi, saya bersyukur dan sedih, bersyukur karena di kelas ini saingan tidak banyak, dan sedih karena teman-teman yang lain tetap di kelas depan. Walaupun kelas kami berjauhan, kami tetap bermain bersama, kelas 9 itu kelas yang bener-bener merasakan kekeluargaannya. Soalnya kita juga akan lulus, dan saya benar-benar merasakan kesedihan ketika ingin lulus. Hari terus berlalu, akhirnya pada bulan april saya mengikuti Ujian Nasional, setelah UN, saya mulai mencari-cari sekolah untuk ke SMA, tetapi pada saat itu saya bingung dan tidak ingin bersekolah di Pandeglang, saya ingin kembali bersekolah di bekasi. Tetapi, orang tua saya tidak mengizinkan.
FOTO SAAT KELULUSAN KELAS 3 SMP

            Pada bulan Mei, saya senang karena saya sudah di nyatakan lulus. Saat itu saya hanya tinggal menunggu acara wisuda yang dilaksanakan pada bulan juni. Tapi…. Disisi lain, ada suatu cerita yang tidak pernah saya lupakan di bulan mei 2012 itu, karena pada hari jumat tanggal 18 Mei 2012 tepatnya pada saat hari kelahiran saya yang ke 15 tahun, Ayah saya dipanggil oleh yang maha kuasa. Kejadian itu terjadi ketika ayah sedang berada di rumah karena sedang libur, lalu ibu saya tertidur di depan tv, ayah saya ingin ke toilet ingin mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Jumat. lalu menurut cerita, adik saya menemukan beliau pingsan dengan posisi setengah badan di dalam kamar mandi dan setengah badan di luar kamar mandi, beliau memang mempunyai penyakit jantung. Dan dugaannya adalah karena serangan jantung, beliau sempat di bawa menuju rumah sakit, tetapi sesampainya di rumah sakit, nyawa nya tidak tertolongkan. Itu adalah kejadian yang sangat menyedihkan selama hidup saya, biasanya saya menyebut itu adalah “Kado dari Allah”
        Setelah kejadian itu, ibu pun merasa bingung, karena disitu kakak saya harus masuk perguruan tinggi negeri, dan saya harus masuk ke SMA, lalu akhirnya ibu saya pun menyuruh saya untuk sekolah di Bekasi tinggal bersama uwa saya, agar tidak terlalu memberatkan beban beliau, saya pun akhirnya di daftarkan di SMK 3 Bekasi, itu adalah sekolah yang saya inginkan dari dahulu.

Fase SMK
            Setelah saya mengikuti beberapa test untuk bisa masuk SMK, Alhamdulillah saya bisa diterima di SMKN 3 KOTA BEKASI. Saya masuk di jurusan Akomodasi Perhotelan tahun 2012. Saya sangat senang sekali bisa masuk sekolah tersebut, karena dari dulu saya tidak ingin bersekolah di pandeglang lagi, Alhamdulillah Allah mengizinkan saya untuk masuk.
   
         Saat pertama kali saya masuk SMK 3, saya mengikuti Masa Orientasi Peserta Didik Baru selama 3 hari, sebenarnya disitu saya merasa malu, karena saya berasal dari luar kota, dan saya tidak memiliki teman di situ. Saya pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan teman-teman saya. Saat itu, orang yang pertama kali saya kenal adalah Aulia Rahma Juwita dan Ade, mereka seperti aneh melihat saya, mungkin karena disitu saya sok akrab. 3 hari saya mopdb, semakin banyak teman yang saya kenal. Dan saya pun masuk di kelas X Perhotelan 2 (XPH2).
       Pada saat di kelas Xph2 walikelas saya adalah Ibu Arie Handayani,S.pd. beliau adalah guru perhotelan, dan gueu yang cantik, muda, gaul, seru, dan baik sekali. Saya pun dekat dengan beliau, dan selalu bercerita kepada beliau hingga sekarang. Selain itu juga ada guru saya yang sangat muda, hebat, gaul, asyik, seru beliau bernama Bapak Reinaldi, SST.Par, atau yang biasa di panggil om aldi, pak aldi adalah guru sekaligus ketua jurusan perhotelan, menurut saya beliau adalah guru yang sangat luar biasa. Pada saat kelas 10 saya pun mencalonkan diri sebagai pengurus osis, Alhamdulillah saya diterima di pengurus osis dari 2013-2015. 

FOTO SELAMA MENJADI PENGURUS OSIS 



Saya sangat senang dan betah sekali bersekolah di smk 3. Saya juga memiliki banyak teman, dan juga sahabat di kelas 10, yaitu Nung, Ajun, Putri, Aulia, Alvita, Ryanti, Regina, Hanif, Saiman, Ramdi, Novia, Dhanang, dll. Tapi saat kelas satu saya lebih dekat dengan Ajun Nung Alvita Putri dan Aulia, kami sering menyebutnya ANAPEA. Saya merasa sebentar sekali berada di kelas 10 itu, Alhamdulillah saya masih bisa membahagiakan ibu saya dengan memberikan peringkat 3 pada saat di kelas 10.
             Pada saat di kelas 11, ternyata kelasnya tidak sama dengan kelas 10, saya pun agak sedih karena kelasnya di rubah dan jadi saya harus beradaptasi lagi dengan teman-teman baru. Tidak apa-apa jadi saya bisa lebih banyak punya teman, walikelas saya yaitu Pak aldi, di kelas 11 ini menurut saya adalah waktu yang sangat singkat, karena saya diwajibkan untuk Praktek Kerja Lapangan selama 6 bulan, saya pun PKL di Swiss-bel Hotel Mangga Besar Jakarta, pada bulan September 2013, di bagian Food and Beverage Service. 

FOTO SAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN 

Banyak sekali pengalaman yang saya alami selama PKL, baik senang ataupun sedih, saat di Hotel, saya menjadi lebih dewasa dan lebih mengetahui gimana rasanya bekerja, saya memiliki senior dan atasan orang-orang Hebat, disitu saya diajarkan semuanya dari yang tidak tahu apa-apa sampai saya mengerti melayani Tamu yang baik. Selain itu juga, banyak sekali pengalaman yang saya alami, diantaranya yaitu Kebanjiran, Tabrakan, Ketinggalan kereta saat tahun baru, dan ada satu pengalaman yang sangat memalukan, yaitu ketika saya memecahkan gelas sebanyak 1 trolley entah berapa itu jumlahnya, dan saat hari itu saya menangis selama bekerja. Saya pun selesai PKL pada bulan Maret 2014. Lalu, selesai pkl saya pun kembali kesekolah lagi untuk belajar seperti biasa. Sayangnya, di kelas 11 peringkat saya menurun sangat jauh karena tidak pernah belajar selama PKL.
            Tidak terasa saya sudah duduk di bangku kelas 12. Di kelas 12 ternyata kelasnya sama dengan waktu kelas 11, walikelas nya adalah Ibu Nining. Seiring berjalannya waktu, akhirnya kami pun sekelas semakin dekat dengan satu sama lain, dan di kelas 12 saya memiliki teman dekat yang masih dekat sampai sekarang, yaitu Diar, Aulia, Nung, Chimey, dan Alvita. 
Mereka adalah sahabat yang luar biasa. Saya merasa takut di kelas 12, karena kelas 12 ini adalah akhir kita sekolah, selain itu juga penentuan masa depan kita masing-masing, selain menghadapi UN kita juga harus mempunyai tujuan kemana kita akan melanjutkan masa depan kita. Dikelas 12 ini saya benar-benar labil harus kemana dan saya mulai focus belajar agar bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Banyak sekali ujian yang harus dihadapi, diantaranya Try out, Uji Kompetensi, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Praktek, dan terakhir adalah Ujian Nasional. 
Alhamdulillah saya bisa menghadapi semua itu, dan juga alhamdulilah saya dapat LULUS
FOTO SAAT KELULUSAN SMK
. Setelah pengumuman kelulusan, saya menganggur selama 3 bulan. Ibu saya menyuruh saya untuk bekerja, karena saya dari SMK. Tapi saya menolak untuk bekerja, saya mencoba agar saya bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Saat itu saya mengikuti SNMPTN memilih UNJ dan UPI, tapi tidak lolos, lalu saya tidak menyerah saya pun kembali mengikuti test SBMPTN dengan memilih universitas yang sama, ternyata saya juga tidak diterima. Saat itu saya merasa sedih dan sangat labil sekali, disitu juga ibu saya sudah marah-marah dan memaksa saya untuk bekerja, dan menyuruh kuliah tahun depan. Tapi saya keras kepala, saya tidak ingin menyerah begitu saja, saya tetap memperjuangkan diri saya agar di terima di PTN. Lalu ternyata UNJ membuka pendaftaran Penmaba. Dengan semangat dan niat yang tinggi, saya mencoba mendaftarkan diri sendiri di UNJ mengambil jurusan Sastra Indonesia dan Pariwisata dengan meminjam uang teman saya, dan saat itu ibu saya tidak mengetahuinya. Saya baru bilang ibu, ketika saya sudah daftar. Ibu pun kaget mendengar saya sudah daftar sendiri ke perguruan tinggi tanpa meminta izin beliau. Karena, dengan niat saya yang tinggi saya ingin membuktikan ke ibu bahwa saya mampu dan dapat diterima di perguruan tinggi. Saya benar-benar berjuang sendiri walaupun ibu saya kurang merestui karena beliau ingin saya bekerja. Tapi saya tetap meminta restu ibu untuk mendapatkan yang terbaik, Saya belajar rutin terus menerus dan tidak berhenti terus berdoa agar saya bisa di terima di UNJ. Lalu akhirnya saya pun mengikuti test tersebut.

Fase Kuliah
            Setelah menunggu lama, kurang lebih 10 hari, hari yang ditunggu pun tiba. Yaitu pengumuman UNJ. 3 hari sebelum pengumuman saya merasa sangat takut dan gelisah, saya tetap meminta doa kepada ibu agar diterima, lalu saya pun melihat pengumuman tersebut. Saat itu saya berada di Pandeglang tempat ibu tinggal, dan ternyata Alhamdulillah saya dinyatakan DITERIMA di Prodi Usaha Jasa Pariwisata. Saya merasa sangat terharu dan senang, Alhamdulillah saya tidak menyangka ternyata perjuangan saya tidak sia-sia. Tapi, ibu merasa kaget mendengar saya diterima, tapi akhirnya ibu pun turut senang saat saya dinyatakan diterima.

            Besoknya, saya dan ibu langsung menuju Universitas Negeri Jakarta untuk daftar ulang. Setelah melewati beberapa tahap yang rumit, akhirnya semua selesai dan saya pun mengikuti Ospek. Selain saya, sahabat saya Aulia juga diterima di UNJ jurusan Sastra Inggris. Pada saat saya masuk UNJ orang yang pertama kali saya kenal di jurusan yang sama adalah Soraida. Karena teman saya adalah temannya soraida juga, kebetulan rumah dia juga di bekasi jadi saya selalu mengurus berbagai hal dengan sora sampai ospek selesai. Dan ternyata kami pun sekelas. Ternyata kami masuk di kelas B UJP. Saya juga mulai mengenal banyak teman saat di ospek yang ternyata juga bisa 1 kelas. Yaitu vevi, rimah, sarah, quin, dll.

            Universitas Negeri Jakarta ini adalah sebuah awal perjuangan saya untuk menuju masa depan. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, saya akan terus belajar agar saya bisa membahagiakan ibu saya suatu saat nanti. Tetap semangat!  Sekian dari saya mengenai cerita sejarah hidup saya sampai dengan saat ini. Assalamualaikum. Wr.Wb


NAMA: ELVARA MANOPO
KELAS: B (USAHA JASA PARIWISATA)


4 komentar:

  1. Itu kok pas adek lu mau lahir critanya nnton 17 agustusan trus lahirnya adek lu besoknya, tp ditulisnya tgl 18 Mei??

    Tapi aseli.. ceritanya bikin baper bgt El
    Hidup lu bener bener banyak "kejutan"nya.
    semangat El

    BalasHapus
  2. Wah ternyata dari tk sampe mts satu sekolahan terus
    baru tau sekarang hahaha

    BalasHapus
  3. Aahhh jadi kangen deva, kangen manopocong 😂 sedih bgt pas baca fase MTs dimana kita mulai saling mengenal. Makasih el udh mau jdi sahabat, tetep semangat yah. Saling mendoakan juga untuk kebaikan kita di masa depan. I miss you ({})

    BalasHapus
  4. Aahhh jadi kangen deva, kangen manopocong 😂 sedih bgt pas baca fase MTs dimana kita mulai saling mengenal. Makasih el udh mau jdi sahabat, tetep semangat yah. Saling mendoakan juga untuk kebaikan kita di masa depan. I miss you ({})

    BalasHapus