PELANGI DI 18 TAHUNKU
Nama saya Annisa Tsani Nabila, yang merupakan anak ke-dua dari pasangan Okto Hendyarso dan RR Malahayati. Saya lahir pada tanggal 29 November 1997 bertempat di Rumah Sakit Jakarta. Sebagai anak dari mantan karyawan Pegawai Negeri Sipil dan Karyawan BUMN saya dididik untuk terbiasa hidup sederhana dan selalu mensyukuri apa yang saya dapat. Dikarenakan saya lahir sebagai ana ke-dua, maka orang tua saya menyelipkan kata “tsani” pada nama saya yang berarti kedua. Saya dan keluarga saya tinggal dibilangan Alam Sutera, Tangerang yang pada jaman saya semasa kecil lingkungan rumah saya masih terbilang cukup asri dan nyaman dikarenakan jauh dari pusat kota
Saya
dan keluarga besar dari keluarga Ayah
Perbedaan
umur saya dengan kakak saya adalah 4 tahun. Dengan perbedaan umur yang cukup
jauh, itulah mengapa sewaktu kecil saya sering ditindas oleh kakak saya. Namun
begitu, terkadang dia juga bisa menjadi pribadi yang dewasa. Kakak saya baru
saja menikah pada tanggal 11 oktober 2015. Saya merasa bahagia karena kakak
saya telah memiliki keluarga baru yang bahagia.
Saya, Kakak dan Adik saya saat hari
pernikahan kakak saya
Saya dan kakak saya saat saya
berumur 7 bulan
3 tahun
setelah saya lahir, lahirlah adik saya yang bernama Achmad Nouval Averdi.
Perbedaan usia yang cukup dekat membuat saya dan adik saya seringkali
bertengkar karena hal-hal sepele
Saya dan adik saya saat wisuda smp adik
saya
Terlepas
dari itu semua, kami bertiga sangat kompak jika memiliki suatu keinginan yang
sama. Namun karena kesibukan yang kami miliki membuat kami jarang berkomunikasi
dan memanfaatkan waktu yang ada untuk sekedar bercakap-cakap seperti misalnya
saat kami berangkat beraktifitas. Sejak sd kelas 4, sekolah saya dipindahkan
oleh orang tua saya ke daerah Jakarta selatan. Semua itu dikarenakan orang tua
saya ingin sekolah anak-anaknya berada dekat dari kantor mereka supaya mereka
dapat memantau langsung perilaku dan perkembangan kami di sekolah. Orang tua
saya merasa dengan menyekolahkan saya dan kakak-adik saya di dekat rumah
membuat kami lepas dari pantauan orang tua saya secara langsung. Itulah mengapa
saya hanya merasakan sekitar 5 tahun sekolah berada didekat rumah (2 tahun TK
dan kelas 1-3 SD). Hal serupa juga dialami oleh kakak saya yang juga
dipindahkan sekolahnya saat kelas 3 SD ke sekolah yang sama dengan saya dan
adik saya.
Menjadi anak
baru saat kelas 4 SD membuat saya harus berani beradaptasi karena lingkungan
sekolah yang baru dan jauh dari SD saya sebelumnya. Saat pertama kali masuk ke
SD baru saya yaitu SDN Gunung 05 atau yang lebih dikenal dengan SD mexico, saya
duduk di pojok belakang kelas sendiri dikarenakan jumlah murid yang ganjil.
Namun 2 minggu kemudian datanglah anak baru yang menjadi teman sebangku saya
selama kelas 4 SD lalu di minggu berikutnya datang juga siswi pindahan yang
membuat jumlah murid dikelas kami kembali ganjil. Saya cukup aktif mengikuti
berbagai kegiatan pada saat SD diantaranya: Marching Band, Pramuka, Dokter
kecil dsb yang membuat masa SD saya sangat berwarna dikarenakan mengikuti
berbagai kegiatan yang sangat menyenangkan.
Saya dan sahabat-sahabat saya
semasa SD
Saat kelas 6
SD, sekolah memaksa saya untuk mengurangi berbagai kegiatan ekstra kulikuler
seperti marching band dan pramuka. Hal ini dilakukan agar kami siswa-siswi
kelas 6 lebih siap untuk menghadapi berbagai ujian sebagai syarat kelulusan
diantaranya Ujian Akhir Semester, Ujian Sekolah, Ujian Praktek dan Ujian
Nasional. Namun saya bersyukur karena sekolah sangat peduli dengan nilai
akademik kami, maka dari itu saya berhasil mendapat nilai akhir ujian yang
cukup memuaskan. Namun impian saya untuk bersekolah di SMPN 19 Jakarta pudar
dikarenakan nilai saya yang kurang 0,35 point tetapi saya berhasil diterima di
SMPN 11 Jakarta pada program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).
Masa SMP
merupakan salah satu masa-masa terbaik saya. Dimana saya selalu melakukan hal
dengan sepenuh hati. Mulai dari kegiatan-kegiatan wajib sampai ekstrakulikuler.
Pada saat kelas 7, saya sudah mulai disibukan dengan berbagai program dari RSBI
diantaranya adalah outing class. Outing class merupakan keiatan outbond satu
angkatan RSBI yang bertujuan untuk membangun solidaritas dan keakraban antar
siswa.
Saya
dan tim sewaktu outing class
Selain itu,
sewatu kelas 7 saya juga berangkat ke Pare, Kediri untuk belajar bahasa inggris
selama 2 minggu. Disana kami tinggal bersama warga lokal, jadi kami harus
menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan warga sekitar agar kami bisa diterima
dengan baik disana. Di Kediri, lingkungannya masih sangat asri dan banyak
sekali sawah-sawah yang luas di sekitar tempat tinggal kami disana. Setidaknya
kami masih bisa merasakan nikmatnya tinggal jauh dari keramaian ibu kota.
Saya dan sahabat-sahabat saya bermain di gubuk sawah
Selain
kegiatan-kegiatan dari program RSBI, saya juga aktif dalam ekstrakulikuler tari
Saman. Saya dan teman-teman saya sering kali memenangkan berbagai kejuaraan
tari saman. Itulah yang membuat saya semakin bersemangat untuk melanjutkan
ekstrakulikuler ini hingga saya lulus smp. Saat naik kelas 8 kegiatan saya pun
semakin dipadati lagi-lagi dengan program dari RSBI salah satunya adalah
kegiatan pertukaran pelajar. Kegiatan ini merupakan salah satu agenda wajib
dari RSBI dimana siswa-siswi dari sekolah kami bertukar sekolah dengan
sekolah-sekolah yang berada di daerah luar Jakarta. Kebetulan saya mendapat
sekolah di kota Pati, Jawa Tengah. Kota ini berada disebelah utara kota
Semarang dan berkendara sekita 14 jam dari Jakarta. Pada program ini saya
tinggal bersama salah satu siswi dari SMPN 1 Juwana, Pati yang bernama Lala.
Lala merupakan anak dari seorang kepala sekolah dan bidan. Dirumah lala, ia
memiliki tempat praktek bidan milik ibunya dan juga kandang sapi. Maka dari
itu, setiap pagi saya selalu mendengar bunyi dari kandang ternak milik keluarga
Lala yang selalu menjadi kenangan manis saya karena saya tidak akan menemukan
itu di Jakarta. Untuk berangkat sekolah yang berjarak 6km dari rumah lala kami
bisa untuk bersepeda sampai balai desa untuk menitipkan sepeda kami dan
melanjutkan perjalanan dengan naik angkot.
Kegiatan ini
berlangsung selama seminggu. Dan selama satu minggu itulah saya belajar banyak
dari pengalaman saya yang tidak akan terulang kembali ini. Disana kami belajar
banyak hal, diantaranya “membatik” yang merupakan salah satu mata pelajaran
wajib disana.
Hasil membatik murid SMPN 1 Juwana,
Pati
Selain
diberi pelajaran mengenai cara membatik, saya dan teman-teman saya diajak
jalan-jalan ke berbagai taman dan pantai yang ada di kota pati
Saat berada di salah satu taman di
Pati
Setelah seminggu
akhirnya tiba pada acara pelepasan. Pada acara pelepasan kami memberikan
persembahan berupa drama yang juga ditonton oleh orang tua angkat saya yang
merupakan orang tua dari teman saya selama home stay yaitu Lala.
Bersama
orang tua asuh dan Lala
Sepulangnya
ke Jakarta, giliran Lala yang bertukar sekolah dengan sekolah saya yaitu SMPN
11 Jakkarta. Selama satu minggu pula Lala menginap dirumah saya. Keluarga saya
pun menyambut kedatangan Lala dengan penuh kegembiraan. Masa-masa penuh dengan
pengalaman itupun akhirnya berakhir ketika Lala kembali ke Pati. Teman-teman
saya tidak hanya bertukar pelajar ke Pati, melainkan ke beberapa kota seperti
Denpasar dan Malang. Karena itulah saya memiliki sahabat dari berbagai daerah
di Indonesia yang berasal dari suku yang beragam. Dengan kelebihan itu kami
dpat sharing berbagai pengalaman dan keunikan dari kejadian-kejadian yang kami
miliki. Setelah kelas 9 seperti biasa menjelang berbagai ujian yang akan saya
hadapi, sekolah mulai mengurangi berbagai program yang kegiatannya berada cukup
jauh dari Jakarta.
Saya dan sahabat-sahabat saya semasa
SMP
Meskipun
begitu saya masih saja memforsir diri saya untuk tetap aktif di kegiatan
ekstrakurikuler walaupun saya sudah mulai dipadati dengan kegiatan lain seperti
les privat, bimbel dan saya mulai mencoba untuk bermain olahraga Softball.
Dikarenakan saya kurang serius menekuni belajar akhirnya saya gagal masuk SMA
yang saya inginkan sehingga saya harus masuk ke sekolah yang nilainya sesuai
dengan nilai saya, Alhamdulillah saya
diterima di SMAN 24 Jakarta. Selama di SMAN 24 saya sangat akrab dengan
teman-teman satu kelas saya walaupun kami berasal dari SMP dari daerah yang
berbeda namun kami bisa dapat kompak dan akrab satu sama lain.
saya dan sahabat-sahabat saya saat kelas 10 di SMAN 24 |
Saya dan sahabat-sahabat saya di SMAN 24
Namun karena
letak SMAN 24 yang cukup jauh, orang tua saya memutuskan untuk memindahkan
sekolah saya ke SMAN 82 Jakarta. Karena letak SMAN 82 yang cukup dekat dengan
SMP saya maka saya mudah menemukan teman-teman saya semasa SMP dulu sehingga
tidak terlalu sulit untuk beradaptasi disana. Senaiknya saya dikelas 11 saya
masuk jurusan IPA namun pada saat kelas 11 dan 12 saya sulit sekali memahami
pelajaran Kimia sehingga guru kimia sangat hafal akan tingkah, perilaku, nilai
hingga hasil belajar saya pada mata pelajaran kimia. Dan guru kimia pun sering
kali menegur saya jika saya asyik ngobrol dan bercanda dengan teman-teman saya.
saya dan sahabat-sahabat saya di SMAN 82 |
Saya dan sahabat-sahabat saya saat
ulang tahun saya yang ke 17
Disamping
kegiatan sekolah, saya masih aktif dalam kegiatan Softball baik turnamen dalam
negeri maupun luar negeri. Selain seru, Softball juga membuka dunia baru bagi
saya. Dari Softball saya mendapatkan teman-teman baru dari berbagai daerah di
Indonesia maupun luar negeri. Salah satu turnamen yang saya ikuti di luar
negeri ialah SEAYBST ( South East Asia Youth Baseball Softball Turnament) pada
tahun 2014 di kota Clark, Phillipine. Disana saya bertanding dengan berbagai
tim dari sekolah-sekolah internasional di Asia Tenggara dan Australia
diantaranya: Singapore, Phillipine, Perth, Bangkok dan HongKong. Kami berhasil
meraih juara 3 dari turnamen SEAYBST.
Saya dan tim saat berada di Clark,
Phillipine
Saya dan tim saat turnamen di Jakarta
Dari
turnamen itu saya mulai dekat dengan teman-teman saya diantaranya Arini, Laras
dan Riva yang berasal dari Kota Bandung dan juga Maci,Kristyn dan Matti. Mereka
adalah warga Amerika yang sempat tinggal dan bersekolah di Jakarta. Tetapi, 3
bulan setelah tournament Maci dan Matti harus kembali ke Negara asal mereka
dikarenakan masa tugas ayahnya, Wayne Holt telah habis di Jakarta. Sementara
itu, Kristyn pun pindah juga ke kota Bangkok,Thailand karena alasan serupa
dengan Matti dan Maci
saya dan kristyn saat farewell party |
saya, matti dan maci saat farewell party |
Saya dan Wayne Holt yang merupakan ayah dari maci dan matti dan juga orang tua angkat saya |
Saya dan tim saat Farewell party |
Akhirnya
saya dinyatakan lulus dari SMA walaupun saya tidak mendapat kuliah melalui
jalur SNMPTN tetapi saya masih bersemangat dan berusaha agar saya dapat masuk
ke perguruan tinggi negeri tahun ini.
Saya saat wisuda SMA |
Walaupun
kembali gagal pada jalur tulis atau yang lebih dikenal dengan SBMPTN, saya
masih belum menyerah dan kembali mencoba seleksi mandiri di berbagai PTN di
Indonesia tanpa mengambil cadangan perguruan tinggi swasta manapun. Dan
Alhamdulillah berkat kerja keras belajar dan berdoa akhirnya saya diterima di
UNJ melalui jalur Penmaba di Jurusan Priwisata. Seusai dengan apa yang saya
inginkan. Saya sangat bersyukur dengan apa yang saya miliki saat ini karena saya
paham betul bagaimana rasanya gambling saat belum mendapatkan kuliah. Demikian
Autobiografi yang dapat saya buat. Lebih kurangnya mohon maaf dan semoga
bermanfaat.
ANNISA
TSANI NABILA
UJP
A 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar