18 tahun
hidup di dunia ini yang membanggakan
Perkenalkan nama saya Arnaqa Kukuh Rachmanda. Saya biasa dipanggil Oka
oleh teman-teman saya. Saya tinggal di jl. Mustika Jaya V no.4 RT.007 RW.011
Rawamangun Jakarta Timur. Saya tinggal bersama kedua orang tua saya beserta 2
adik saya dan juga kakek nenek saya. Saya dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2
Agustus 1997, tepatnya pada hari sabtu pagi sekitar jam 02.56 di rumah bersalin
Rawamangun. Tetapi, rumah bersalin tempat saya dilahirkan sudah dibongkar untuk
keperluan Negara. Nama ‘arnaqa’ ini diberikan oleh ayah saya lalu ibu saya
menambahkan ‘kukuh rachmanda’ sehingga jadilah nama ‘Arnaqa Kukuh Rachmanda’.
Nama ayah saya adalah Denny Arfandi dan ibu saya bernama Dewi Prasetijowati.
Ayah saya asal Bukit Tinggi dan ibu saya asal Tegal. Orang tua saya sudah
mengajarkan kepada saya sejak kecil untuk selalu ingat kepada Tuhan, sebab
semua yang ada dunia ini adalah titipan Tuhan. Maka dari itu orang tua saya
selalu menyuruh saya untuk beribadah dan beramal.
Saya mempunyai 2 adik laki – laki yang bernama Ikhsan Lazuardi
Rachmansyah dan Alfarizki Nurachman. Ikhsan adik saya kelahiran tahun 2000 dan
sekarang sudah sekolah di SMA N 36 Jakarta. Sedangkan Alfarizki kelahiran tahun
2003 dan sekarang sekolah di SMP N 92 Jakarta. Saya juga mempunyai 3 saudara
laki-laki dan 3 saudara perempuan dari adik – adik ibu saya. Jadi, tepatnya
kakek nenek dari ibu saya mempunyai 9 cucu termasuk saya dan adik – adik saya.
Pada umur 3 tahun saya sudah mulai bisa berjalan sendiri. Bermain adalah
hal yang selalu saya jalankan selama masih menjadi ‘balita’ sehingga banyak
sekali mainan yang saya punya pada waktu itu. Pada umur 5 tahun, saya mulai
memasuki dunia taman kanak kanak (TK). Tetapi, saat itu saya langsung masuk ke
TK B karna masalah umur. Dari situ saya mulai berkenalan dengan banyak orang
yang sebaya dengan saya. Disitu saya juga mulai belajar berbagai macam hal yang
biasa diterima anak – anak TK seperti menggambar, menulis, membaca, menghitung,
mewarnai, mengaji dan juga bermain dengan teman sebaya saya. Pada saat itu saya
termasuk orang yang bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan TK sehingga
saya jarang sekali menangis ketika ditinggal orang tua dan tidak seperti
kebanyakan orang yang jika ditinggal bisa langsung menangis. Saya juga termasuk
orang yang rajin belajar karna sejak kecil saya sudah ditekankan oleh orang tua
saya untuk selalu menuntut ilmu dan bisa membanggakan orang tua saya.
Masa – masa TK pun berakhir dan saya akhirnya melanjutkan sekolah di SDN
Rawamangun 01 Pagi. Disitu saya mendapatkan teman – teman baru lagi. Saya ingat
teman pertama saya waktu itu adalah Renaldi Setiawan Nugroho dan sampai saya
kuliah saat ini saya masih berteman baik. Di sd, saya mendapat ilmu yang lebih
banyak lagi ketimbang saat di TK. Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia,
Bahasa inggris, PLKJ, Agama Islam, PPKN, Seni budaya adalah beberapa pelajaran
yang saya enyam saat duduk di bangku sd. Saat kelas 1 saya hanya mendapat uang
saku sebesar Rp.2000,00 karena saat itu saya hanya membeli mainan saja. Waktu
berlalu dan akhirnya saya naik kekelas 4. Disitulah saya mulai berani
menyalurkan bakat saya di ekskul futsal. Latihan dan latihan, itulah yang saya
jalani karna saya ingin menjadi orang yang berguna bagi tim, seperti idola
saya, Ronaldinho. Dan pada akhirnya, saya terpilih masuk tim untuk ikut
kejuaraan futsal antar SD di SDN Muhammadiah rawamangun. Saya sangat senang
sekali karna akhirnya kerja keras saya terbayar dengan terpilih untuk masuk tim
untuk membanggakan nama sekolah saya. Saat itu saya sukses mencetak satu gol
saat melawan SD Kuda Laut dan kami menang dengan skor telak 7-1. Tetapi, pada
pertandingan selanjutnya yaitu melawan SDN 13 Rawamangun kami kalah dengan skor
2-0. Saya sangat kecewa dengan hasil itu tapi saya sadar, itu merupakan awal
dari suatu keberhasilan.
Waktu berlalu dan akhirnya saya naik kekelas 6. Ibu saya selalu
mengingatkan untuk selalu belajar agar bisa diterima di SMPN terbaik di
Jakarta. Pada awalnya, saya hanya bermain saja dan tidak menuruti nasihat ibu
saya. Tapi akhirnya saya sadar dan mulai belajar untuk menjadi yang terbaik di
tingkat SD. Orang tua saya juga selalu menekankan saya untuk belajar. Tak lama
kemudian, ujian praktik pun dimulai. Walaupun agak sedikit kesulitan saya bisa
menyelesaikan ujian praktik. Lalu ujian sekolah. Saya pun dengan mudah bisa
melewati itu karena saya sudah menyiapkannya dengan selalu belajar. Dan
akhirnya ujian nasional. Lagi – lagi saya bisa melewatinya dengan mudah karna
saya sudah belajar untuk menghadapi ujian nasional. Libur panjang pun diberikan
pihak sekolah dan saya sudah sedikit ‘santai’ dan tinggal menunggu hasil
akhirnya. Akhirnya, saya diberitahu oleh guru saya bahwa saya menjadi siswa
terbaik dengan nilai tertinggi di ujian sekolah. Saya sangat senang dan bangga
sekali karna berhasil menjadi siswa terbaik di SD saya. Hasil ujian nasional
saya juga lumayan bagus dengan mendapat nilai rata – rata 25,85.
Akhirnya saya melanjutkan sekolah saya di SMP N 92 Jakarta. saya sekolah
di SMP ini atas saran ibu Hetty, guru saya saat SD kelas 6. Saya masuk SMP pada
tahun 2009 dan lulus pada tahun 2015. Pelajaran di SMP hampir sama dengan SD.
Saat SMP, angkatan saya sering sekali bermain bola dilapangan saat jam
istirahat. Itulah saat dimana semua anak laki-laki berkumpul untuk bermain
bola. Kadang saya ikut bermain tapi kadang juga saya tidak ikut bermain karna
banyaknya anak – anak yang ingin bermain. Karna saya tidak ikut bermain, saya
hanya ikut menonton atau pergi kekantin untuk makan. Saya ikut ekskul futsal di
SMP, mengikuti kata hati saya karna saat SD saya juga ikut ekskul futsal. Tapi,
pada saat SMP saya tidak terpilih masuk tim karna lebih banyak saingan dan saya
juga jarang sekali latihan. Di masa SMP ini saya mulai tidak diingatkan oleh
orang tua saya untuk belajar agar saya bisa sadar sendiri untuk belajar. Oleh
karena itu, nilai saya saat SMP agak sedikit menurun dibanding saat SD karna
saya malas belajar. Saya pun sempat dimarahi oleh ibu saya. Tapi saya mulai
sadar dan sedikit demi sedikit saya mulai belajar kembali. saat kelas 8 saya
juga wajib mengikuti ekskul pramuka. Saat awal – awal saya semangat mengikuti
ekskul tersebut. Tapi, pada akhirnya muncul juga rasa jenuh mengikuti ekskul
tersebut dan akhirnya bolos semakin sering saya lakukan. Tapi, di masa SMP saya
termasuk anak yang pendiam, jika diajak oleh teman saya barulah saya ikut.
Karna sifat pendiam itulah saya kurang banyak teman di SMP, hanya sebatas kenal
dan menyapa. Saya naik kendaraan umum ke SMP N 92, tepatnya naik metro mini 46.
Terkadang saya naik metro mini bersama teman saya yang bernama Firdiawan. Guru
saat di SMP yang selalu saya ingat sampai sekarang ini adalah ibu Gultom. Dia
adalah guru yang galak. Akan tetapi dia sangat baik dan selalu memberikan saran
kepada saya agar menjadi lebih baik lagi. Dia juga selalu membimbing saya
selama di SMP. Dia adalah guru seni musik saya. Suaranya sangat bagus sekali.
Dia adalah guru favorit saya saat masa SMP. Tapi akhirnya masa – masa SMP pun
berakhir. Ujian nasional pun datang. Saya lumayan bisa mengerjakan soal
tersebut walaupun agak sedikit tersedat. Nilai rata – rata ujian nasional pun
keluar. Dan nilai rata- rata saya sekita 31,60. Saya sangat kecewa sekali. Saya
sangat menyesal karna lebih sering bermain daripada belajar. Saya pun agak
kesulitan mencari SMA. Berkali – kali saya terlempar dari SMA yang saya pilih.
Hingga akhirnya ibu saya menyarankan agar di SMA N 30 Jakarta. Ibu saya yakin
bahwa saya bisa masuk ke SMA tersebut. Karna takut tidak bisa sekolah, akhirnya
saya meng’iya’kan nasihat ibu saya dan memilih SMA N 30 Jakarta. Dan pada
akhirnya saya pun diterima di SMA tersebut. Saya sebenernya sedikit kecewa
karna sebenernya saya berhasrat untuk masuk SMA N 36 Jakarta. Tapi mau apalagi,
nasi sudah menjadi bubur. Tinggal bagaima caranya menjadikan bubur tersebut
menjadi enak.
Libur sehabis UN SMP pun diberikan sekitar kurang lebih 2 bulan. Dan
akhirnya tiba juga untuk mengikuti MOS di SMA N 30 Jakarta. Kesan pertama saya
terhadap sekolah tersebut adalah negatif. Lapangan yang buruk, tanaman yang
tidak terjaga, cat gedung yang sudah mulai terkelupas, kolam ikan yang tidak
terurus, kelas yang tidak adanya AC nya, adalah gambaran sekolah saya saat
pertama kali masuk. Tapi seiring waktu berjalan, sekolah ini pun menjadi sangat
bagus. Tidak menyesal saya sekolah di SMA N 30 Jakarta. Masa – masa saat di SMA
yang kata orang – orang sangat indah pun terbukti. Saya pun juga merasakannya.
Saya masuk di kelas X.5. pada saat kelas X saya hanya bergaul dengan teman –
teman dikelas saja. Tapi itu sangat seru. Dari kejadian konyol dan seru pun ada
dikelas X. benar – benar suatu kenangan yang tidak terlupakan saat dikelas X.
Wali kelas saya saat itu adalah ibu Cholida Desnayanti. Beliau merupakan wali
kelas yang sangat baik dan juga menyayangi anak didiknya. Saya juga sering
membawa gitar kesekolah untuk bernyanyi bersama dikelas. Benar – benar kenangan
yang tak terlupakan. Tapi akhirnya masa – masa dikelas X pun berakhir. Saya pun
mencanangkan untuk mengadakan makan – makan dikelas saat pembagian raport. Dan
anak anak dikelas saya pun setuju. Kami pun memesan makanan ‘ayam goreng tulang
lunak’ dan makan bersama dikelas. Itu merupakan saat kebersamaan kelas X.5 yang
terakhir. Saat penjurusan antara IPA dan IPS, saya masuk di kelas XI IPS 3.
Itulah awal untuk berkenalan dengan teman baru karna saat kelas X saya hanya
bergaul dengan teman sekelas saja. Saya pun sekelas lagi dengan sahabat saya
yang bernama Alvin Fajar Sugesta. Dia merupakan sahabat saya dari kelas X
sampai saat ini. Kami berdua masih sering bertemu hanya untuk bermain rental
PlayStasion karna kesibukan masing – masing. Dikelas XI ini, saya merupakan
siswa yang cukup rajin karna saya tidak mau mengulang kejadian saat SMP. Kelas
XI ini juga merupakan kenangan yang tak terlupakan. Susah senang saya alami
bersama teman – teman saya dikelas XI. Saat jam istirahat tiba, anak – anak
laki dikelas saya sering bermain bola bersama anak – anak kelas yang lain.
Karna itulah saya juga mulai mengenal anak – anak kelas yang lain dan juga
mulai bergaul dengan anak kelas yang lain. Saya juga sering menyapa teman –
teman saya saat dikelas X. Suatu ketika, sekolah mengadakan Trip Observasi ke
Bali dan Yogyakarta. Itu merupakan salah satu kenangan yang tak terlupakan di
SMA. Satu bus dengan teman kelas XI dan saya duduk dengan sahabat saya, Alvin
Fajar. Sebenernya pengalaman di bus lebih terkenang daripada saat kami
istirahat di hotel. Itu karena kami kurang lebih 3 hari tidur di bus bersama
teman – teman kelas XI. Benar – benar pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Hal – hal konyol, tertawa bersama, bernyanyi bersama, berfoto bersama, berbagi
sama, itulah yang kami lakukan saat di bus. Saat tiba tiba Banyuwangi, kami
menyebrang dengan kapal. Dan tibalah kami di kota Bali. Foto bersama kami
lakukan. kami pun menginap di Fave Hotel selama 2 hari. Kami pun melanjutkan
perjalanan meninggalkan bali dan menuju Yogyakarta. Di Yogyakarta, kami
menginap di POP Hotel selama 2 hari. Lebih banyak di perjalanan karena kami
naik bus untuk Trip Observasi ini. Di Yogyakarta, kami mengunjungi Universitas
Gadjah Mada dan Malioboro untuk membeli oleh – oleh untuk orang – orang
dirumah. Kami pun melanjutkan perjalanan dan kembali menuju Jakarta. XI IPS 3,
dikelas ini banyak kenangan yang tak akan terlupakan. dan pada akhirnya saya
naik kelas dan mendapat kelas XII IPS 3. Tidak banyak kenangan dikelas ini
karna kami diburu untuk lulus dengan nilai terbaik, Ujian Nasional pun tiba.
Angkatan saya mengerjakan UN itu dengan sistim CBT atau ujian online. Saya pun
dengan lancar mengerjakan soal UN tersebut dan mendapat nilai rata – rata 44.50.
Memasuki masa kuliah, saya berjuang untuk masuk universitas negeri. Saya
ingin sekali masuk UNJ. Pada awalnnya, jalur undangan dan SBMPTN saya memilih
UNJ sebagai pilihan pertama dan mengambil jurusan Akuntansi. Tetapi, hasilnya
adalah tidak diterima. Tapi saya tidak menyerah dan mencoba jalur mandiri UNJ
dengan mengambil jurusan Akuntansi dan Usaha Jasa Pariwisata. Saya hanya mengharapkan
hasil mandiri UNJ. Dan Alhamdulillah, saya diterima di Universitas Negeri
Jakarta dengan jurusan Pariwisata. Walaupun tidak berhasil masuk jurusan
Akuntansi, itu merupakan karunia terbesar Tuhan yang saya terima. Saya sangat
senang, begitu juga orang tua saya. Saya pun mendapat teman – teman baru lagi,
seperti Firhan, Rifan, Jehan, Zuhal, Afi, Kasyful dan masih banyak lagi. Sekian dari biografi saya, mohon maaf bila ada kesalahan kata. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Assalamualaikum wr. wb.
Berikut saya sertakan beberapa foto saya
Nice kuh:)
BalasHapus