SOLUSI UNTUK PRASARAN PARIWISATA
DI KEPULAUAN TERLUAR INDONESIA
Pesatnya pertumbuhan ekonomi dunia karena pengaruh global,
berdampak pada berkembangnya sektor pariwisata sebagai satu industri terbesar
yang berkembang dengan pesat. Sejauh ini pariwisata merupakan penghasil uang
terbesar dan sektor terkuat dalam pembiayaan global. sektor pariwisata masih
tetap merupakan sektor andalan dan unggulan untuk dikembangkan dan dapat
memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan negara dan mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
Prasarana
pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana
kepariwisataan tetap hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan
kepada para wisatawan. Sehingga prasarana merupakan akses yang sangat penting
untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat menuju ke tempat lain. Jika
prasarana terhambat maka perjalanan wisatapun akan ikut terhambat juga.
Penulis
mengambil contoh permasalahan Prasarana Pariwisata di Sebuah Pulau yang berada
di Sulawesi Utara, yaitu Kepulauan Sangihe Talaud.
Sulawesi Utara memiliki semboyan “Si Tou Timou Tumou Tou” ( Bahasa Minahasa: "Manusia hidup untuk
menghidupi,mendidik dan menjadi berkat orang lain"). Provinsi Sulawesi
Utara terletak
di ujung utara Pulau Sulawesi dengan Ibu kota terletak di kota Manado,
dan juga Sulawesi Utara memiliki luas 15069,00 KM2. Provinsi
ini di sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Gorontalo yang merupakan hasil pemekaran
wilayah dari provinsi Sulawesi Utara.
Terdapat Suku Minahasa (30%), Sangir (19,8%), Mongondow (11,3%), Gorontalo
(7,4%), Tionghoa (3%). Terdapat 11 Kabupaten, 4 kota, dan 159 kecamatan yang
ada di Sulawesi Utara.
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi
Utara pada
tahun 2010 sebanyak kurang lebih 2.270.596 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,28 persen/tahun. Hampir 45% penduduk tinggal di perkotaan, dan
sisanya sebesar 55% tinggal di pedesaan. Angka partisipasi sekolah untuk
tingkat sekolah dasar lumayan tinggi sebesar 96,10% sehingga penduduk yg tidak
menikmati bangku sekolah dasar hanya kurang dari 5%. Agama yang tersebar di
Sulawesi Utara terdapat Agama Protestan (63,60%), Islam (30,90%), Katolik (4,40%), Hindu (0,58%), Budha (0,14%), Kong Hu Cu (0,02%), dan Lainnya (0,06%).
Kepulauan
Sangihe Talaud baru terbentuk
empat tahun yang lalu yang merupakan hasil pemekaran Kab. Sangihe Talaud
(berdasarkan UU No.8 Tahun 2002).Disebelah utara Talaud berbatasan dengan
negara Filipina, sebelah timur berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Pasifik,
sebelah selatan dengan Laut Maluku dan sebelah Barat dengan Laut Sulawesi. Luas
wilayahnya mencapai 2.706 ribu km2 dimana hampir sebagian besar wilayahnya
(95,24%) merupakan lautan dan sisanya merupakan daratan (4,76%). Talaud
merupakan gugusan 17 pulau. Empat pulau di antaranya termasuk kawasan pulau
terluar dan dari empat pulau tersebut dua diantaranya termasuk pulau paling
rawan (dari sisi keamanan) di Indonesia yaitu pulau Miangas dan Pulau
Kakorotan. Jumlah penduduk Kab. Talaud pada Tahun 2006 tercatat sebanyak 83.758
jiwa, dimana 48,73% diantaranya merupakan penduduk miskin akibat daya beli
masyarakat yang terus menurun akibat inflasi yang sangat tinggi berturut-turut
sebesar 31% (1994), 38% (1995) dan 49% (1996). Lihat garis ADHB (harga berlaku)
semakin menjauhi garis ADHK (harga konstan). Tingginya inflasi tersebut dipicu
oleh berbagai permasalahan sejak pasca kemerdekaan yang terakumulasi hingga
sampai saat ini.
Permasalahan tersebut tentunya tidak dapat diselesaikan oleh
sendiri oleh pemerintah daerah Talaud, tetapi juga harus didukung oleh
pemerintah pusat. Permasalahan tersebut harus segera diselesaikan karena
apabila kesejahteraan rakyat di daerah ini tidak lebih baik dibandingkan dengan
rakyat di negara tetangga (Filipina) maka masyarakat dengan mudah akan
mengangkat issue keinginan bergabung dengan Filipina sehingga mengancam
keutuhan NKRI (seperti kejadian pengibaran bendera Filipina).
Sebagian besar
orang-orang di pulau Sangihe Talaud ini bermata pencaharian sebagai nelayan. Pemerintah kabupaten kepulauan di
Provinsi Sulawesi Utara(Sulut) minta perlakuan khusus untuk penghitungan jumlah
rumah tangga sasaran(RTS) penerima raskin, karena kondisi alam perairan laut
yang sering berubah berpengaruh pada mata pencaharian masyarakat di daerah ini.
Hidupnya sangat bergantung pada
kondisi perairan laut, dan khusus di kepulauan Sangihe dan Talaud medannya
sangat berat. Dalam setahun nelayan di Talaud hanya bisa mengais rejeki sekitar
empat bulan, selebihnya terganggu kondisi perairan laut yang bergelombang
tinggi yang tidak memungkinkan nelayan melaut.
Wisata alam yang
ada di kepulauan Sangihe Talaud diantaranya :
·
Banua Wuhu
Banua Wuhu merupakan gunung yang
berada di bawah permukaaan laut teletak di pulau Mahengetang, Kepulauan
sangihe, Sulawesi Utara. Benua Wuhu atau yang dikenal dengan sebutan
Mahengetang karena letaknya di pulau Mahengetang. Wisata ini merupakan salah
satu wisata yang ekstrim yang dinominasikan sebagai tempat Diving Spot yang
aneh karena tempat ini dikelilingi gunung berapi di dalam laut, namun Bila anda
temasuk penyelam yang sangat menyukai tantangan pasti akan semakin tertantang untuk
mengunjungi tempat ini. Namun, akses untuk mengunjungi tempat ini sangat
terbatas dan sulit dijangkau serta prasarana yang masih belum terlalu memadai.
·
Pantai pasir putih di
desa Pahanu Aleng Kecamatan Labukan tengah.
Pantai
dengan pasir yang berwarna putih dan air biru yang jernih, bersih, dangkal, dan
tidak berarus sehingga tidak menakutkan untuk dijadikan lokasi untuk mandi dan
berenang.
·
Pantai Tanganga yang
terletak dikampung tanganga. Pantai ini memiliki pasir yang berwarna kuning,
pantai ini masih sangat perawan belum ada sentuhan apa-apa jadi jangan
beraharap banyak fasilitas penunjang wisata di pantai ini. Tidak ada yang
berjualan sehingga untuk pergi ke pantai ini harus membawa perbekalan yang
banyak dari rumah. Dahulu memang pernah dibangun fasilitas penunjang, namun
sekarang sudah tidak berfungsi lagi dan sudah sedikt rusak karena tidak ada
yang merawat dan menjaganya. Demikian pula dengan akses jalan menuju pantai ini
masih banyak jalanan yang rusak mulai dari desa tanaki sampai ke lokasi kurang
lebih 1 Km panjangnya. Dan masih banyak
lagi wisata yang terdapat di Kepulauan Sangihe talaud ini.
Banyak sekali
potensi wisata yang menarik, dan indah di kepulauan ini, namun akses untuk
menuju ke pulau ini sangatlah minim. Sehingga sulit untuk berkunjung ke Pulau
yang indah ini, Surga kecil yang terdapat di Sulawesi Utara. Pulau Sangihe masih merupakan bagian
dari Indonesia yang punya budaya dan kekayaan alam yang indah. Bagi sobat
traveler yang tengah mengunjungi Sulawesi, jangan lupa untuk mengunjungi pula
Provinsi Sulawesi Utara dan menikmati keindahan alam yang seperti surga kecil
di Pulau Sangihe.
Pulau Sangihe
terdapat Bandar Udara yang dikenal dengan Bandara “ Yudha Tindas “ Tahuna
Naha, yang terletak di Kampung Naha Kecamatan Tabukan Utara. Disaat kita
menumpang pesawat dan memandang sepanjang dataran Pulau Sangihe, maka akan
terbentang pemandangan hamparan Perkebunan Kelapa sebagai komoditas
andalan penduduk pulau sangihe dan dihiasi indahnya puncak Gunung Api Awu
yang masih aktif dan Hutan Lindung Gunung Sahendarumang dengan 11 Spesis burung
endemik yang cuma ada di Pulau Sangihe. Selain itu Komoditi Pala dan
Cengkih juga turut menguasai lahan perkebunan yang ada.
Perekonomian
suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut
seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Sulawesi Utara :
a) Potensi
Industri dan Pertambangan. Seperti emas, industri, perikanan laut, dan
sebagainya. b) Potensi Pertanian dan Agro. Seperti cengkeh, coklat, kelapa, kopi, dan sebagainya.
c) Potensi Pariwisata. Seperti danau limboto, pulau bunaken, pantai kema, taman wisata remboken, dan sebaginya.
Yang menjadi
Masalah Prasarana Pariwisata yang ada di kepulauan ini beserta solusi yang
kemungkinan dapat terlaksana adalah
- Prasarana Penghubung.
Masalah
yang terdapat pada prasarana penghubung ini adalah Prasarana penghubung untuk
daerah terpencil sangatlah minim, dan terbatas. Daerah terpencil yang memiliki
kondisi sosial, ekonomi, dan fisik relatif tertinggal dibandingkan daerah lain atau
sekitarnya, yang dicirikan oleh adanya masalah rendahnya tingkat kesejahteraan
dan ekonomi masyarakat, keterbatasan sumberdaya alam (rendahnya produktifitas
lahan atau kritis minus), rendahnya aksesibilitas dan terbatasnya ketersediaan
sarana dan prasarana, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, rendahnya kualitas
pendidikan dan kesehatan.
Sebagai
contoh di desa terpencil seperti kawasan kepulauan Sangihe Talaud atau
disingkat menjadi SATAL yang berada di provinsi Sulawesi Utara.
Prasarana
penghubung seperti jembatan dan terminal bus, rel kereta api dan stasiun,
pelabuhan udara dan pelabuhan laut sangatlah minim, tidak nyaman dan kadang
berbahaya untuk para wisatawan. Karena dipulau ini sangat kekurangan sekali
kapal untuk alat transportasi, sehingga banyak hasil pertanian dan hasil
tangkapan ikan di laut tidak bisa dijual ke luar daerah karena keterbatasan
kapal di pulau ini.
Solusinya
yaitu dengan peran pemerintah dan masyarakat yang berperan aktif, sehingga
prasarana penghubung lebih cepat untuk di bangun. Penyediaan Kapal yang cukup
sesuai dengan kebutuhan untuk alat transportasi para nelayan dan mengirim ikan
hasil tangkapannya untuk dijual ke daerah-daerah lain sehingga dapat sedikit
membantu keadaan ekomoni masyarakat yang ada , karena sebagian besar
orang-orang yang berada di pulau ini bermata pencaharian sebagai nelayan.
Minimnya
pasokan listrik juga menjadi kendala yang dihadapi saat ini. Listrik sangat
sudah akrab sekali dengan kehidupan kita sehari-hari di kota metropolitan ini,
tetapi sangat asing dan langka bagi orang-orang yang berada di desa terpencil
seperti pulau Sangihe Talaud. Hampir semua aktivitas manusia modern menggunakan
listrik sebagai penopang utama aktivitas kehidupannya. Terkadang Listik menyala
hanya untuk malam hari saja, jika siang hari listriknya di matikan, karena
tidak terjangkauoleh PLN.
Solusinya
yaitu dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin). PLT
Angin pada prinsipnya memanfaatkan angin yang tersedia dialam sekitar. PLT
Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan
turbin angin atau kincir angin. Energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator pada bagian belakang turbin
angin, sehingga akan menghasilkan tenaga listrik. Energi listrik ini akan
disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Tingginya harga BBM, barang-barang kebutuhan sehari-hari,
bahan bangunan karena masih minimya sarana transportasi. Bahan bakar
minyak dipulau Sanghe talaud ini sangatlah mahal dan sulit sekali untuk
mendapatkannya. Karena akses untuk mendapatkan BBM nya pun sangat sulit didapat.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara meminta agar pasokan
bahan bakar minyak di wilayah kepulauan bisa ditingkatkan sehingga perekonomian
di wilayah tersebut tidak terganggu bahkan pasokan BBM di wilayah ini
seringkali kurang. Padahal, sebagian besar masyarakat di wilayah kepulauan
bekerja sebagai nelayan yang membutuhkan pasokan Solar untuk melaut. Nelayan
tersebut hanya bisa melaut dalam waktu lima bulan sementara tujuh bulan lainnya
cuaca kurang baik. Harga BBM di wilayah ini bisa tembus antara Rp15.000 per liter
hingga Rp25.000 per liter.
Solusi untuk masalah ini yaitu dengan lebih menghemat bahan
bakar yang ada, jang di timbun. Agar bahan bakar minyak tidak langka maka harus
ada peranan bagi semua orang untuk mencari alternatif masalah kelangkaan bahan
bakar minyak, seperti mendaur ulang sampah plastik yang tidak ada gunanya lagi
bisa menjadi barang yang berguna.
Demikian pula halnya kondisi perbankan, sudah selayaknya
daerah ini memiliki lembaga perbankan yang lebih banyak dan kegiatan kas
titipan dari Bank Indonesia agar pertumbuhan ekonomi dapat dipacu. Saat ini
daerah ini cuma dilayani oleh 4 kantor bank dengan status di bawah kantor
cabang yaitu 2 buah BRI Unit , 1 KCP (Cantor Cabang Pembantu) dan 1 Kantor Kas
Bank Sulut. Tidak heran bila kita menyaksikan nasabah di kantor Kas Bank Sulut
antri hinggá sampai ke jalan raya dan bahkan tak jarang bank terpaksa melakukan
penjatahan penarikan uang karena terbatasnya stok fisik uang rupiah.
Penyebabnya adalah factor spasial yaitu waktu tempuh 18 jam perjalanan kapal
laut Manado.
Solusi untuk masalah ini yaitu dengan menambah bank-bank
yang ada sehingga tidak menimbulkan antrian yang panjang hingga ke jalan raya
yang dapat menghambat lalulintas,macet dan lain sebagainya. Dan tak lepas juga
dari peranan pemerintah dan masyarakatnya untuk tetap selalu akrab dan menjalin
kerjasama yang baik, sehingga infastruktur untuk pembuatan bank dapat
terlaksana.
Masih
jarang sekali orang-orang yang menggunakan alat telekominikasi seperti telepon,
komputer, internet dll. Di kepulauan yang masih perawan ini kita belum bisa menjumpai
berbagai macam alat telekomunikasi yang canggih, teknologinya pun masih
menggunakan teknologi yang modern. Dan sangat berkebalikan sekali dengan
orang-orang yang berada di kota metropolitan, yang setiap waktu nya sangat
bergantung pada alat-alat telekomunikasi. Tak dapat dipungkiri bahwa setiap
orang bahkan semua orang sangat memerlukan sekali yang namanya teknologi, yang
namanya sistem telekomunikasi untuk mempermudah dalam menjalankan pekerjaan,
kegiatan maupun yang lainnya.
Dipulau
sangihe talaud telah memiliki fasilitas kesehatan berupa 2 unit RSUD tipe C di Mala dan
Gemeh, puskesmas 19 unit, pustu 36 unit. Jumlah tenaga medis sangat terbatas. Namun,
Fasilitas yang ada di rumah sakit maupun yang ada di pusat kesehatan masyarakat
ini kurang memadai. Seperti halnya alat-alat untuk operasi, bahkan terkadang
perawan dan dokternyapun masih sangat terbatas jumlahnya, sehingga tidak bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat.
Solusi
untuk Prasarana kesehatan Rumah sakit, Pusat kesehatan masyarakat dipulau ini
yaitu pemerintah harus lebih berperan dan memperhatikan lagi
fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit dan puskesmas di pulau ini, agar
masyarakat pun merasa tidak di anak tirikan oleh negara. Dan warga
masyarakatnya pun lebih terjaga akan kesehatannya. Peranan dari para medis yang
harus rela bekerja di suatu daerah yang terpencil.
Keamana
di pulau ini sangat terjaga dan tidak ada kendalanya sama sekali, Pulau yang
sangat tentram, nyaman, dan damai ini wajib untuk dikunjungi oleh wisatawan
dari berbagai kalangan dan dari berbagai
mancanegara.
Pendidikan
di pulau sangihe talaud sudah terdapat 84 Unit Taman Kanak-kanak (TK), 114 Unit
Sekolah Dasar (SD), 30 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 9 Unit SMU, 7 Unit SMK,
7 Unit SD/SMP Satu Atap dan 2 Unit Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Terbuka, dan Community
College.
Solusi
untuk Prasarana Pendidikan di pulau Sangihe Talaud adalah dengan adanya perguruan
tinggi yang ada di Provinsi ini yaitu Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di
Manado dan perguruan tinggi swasta yang lainnya, dimana dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah sekitar. Selain itu juga dapat mengurangi tingkat
pengangguran dengan membuat usah-usaha kecil di sekitar Perguruan Tinggi Negeri
tersebut.
Dengan
adanya pendidikan, Sumber Daya Manusianya pun akan lebih baik lagi. Dan akan
lebih banyak orang-orang yang sadar akan banyak nya potensi yang ada di pulau
ini yang belum dimanfaatkan dengan baik. SDM dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yang pesat di kepulauan Sangihe Talaud.
Demikian yang dapat penulis
sampaikan mengenai masalah dan solusi yang ada di kepulauan Sangihe talaud ini.
Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya
rujukan atau referensi. Penulis mengharapkan saran kepada pembaca demi
kesempurnaan tulisan ini. Terimakasih J
Daftar Pustaka
http://www.wacananusantara.org/suku-sangihe-talaud/
(Diakses tanggal 30 Desember 2015)
https://nadiraiskpop.wordpress.com/2013/10/28/berita-permasalahan-perekonomian-di-sulawesi-utara/ (Diakses tanggal 31 Desember 2015)
http://kabar24.bisnis.com/read/20150428/78/427868/pasokan-bbm-di-kepulauan-talaud-sangihe-ditingkatkan
(Diakses tanggal 30 Desember 2015)
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Talaud
(Diakses tanggal 30 desember)
http://mahasa.heck.in/daftar-pulau-di-sulawesi.xhtml
(Diakses tanggal 31 Desember 2015)
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/sarana-dan-prasarana-pariwisata (Diakses tanggal
30 desember)
http://christine-sasela.blogspot.com/2012/06/kepulauan-sangihe-kabupaten-kepulauan (Diakses tanggal
30 desember)
http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin-wind-turbine-wind-mill/795--pembangkit-listrik-tenaga-angin-menjadi-solusi (Diakses tanggal 31
desember)
solusi yang baik untuk d coba.. atau bahkan d perjuangkan....
BalasHapusMasih banyak permasalahan penyediaan sarana prasarana dalam bidang kepariwisataan di kepulauan terluar indonesia. Beberapa solusi di atas sangat bagus dan semoga bisa terealisasikan dengan segera.
BalasHapusSolusi yang sangat baik..semoga tempat pariwisata di pulau indonesia sarana dan prasarana nya jadi lebih baik lagi..sukses dah buat yang nulis biografi ini di tunggu tulisan selanjutnya..
BalasHapus