Keong Mas, Si Puteri Cantik
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha
Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ketiga dalam
mata kuliah Sejarah Indonesia dengan judul “Folklore Indonesia”. Dalam penyusunan dan penulisan tugas ini,
penulis banyak mengalami kendala terutama dengan adanya keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, tenaga kerja dan waktu serta pikiran yang dimiliki
penulis. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada
akhirnya tugas ini terselesaikan.
Dalam penyusunan tugas ketiga ini
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan baik dari
segi materi maupun penulisan. Maka dari itu penulis memohon maaf atas segala
kekurangan yang ada, penulis menerima kritik dan saran, juga berharap agar
tugas ketiga ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta,
4 Januari 2016
Adlia
Sade Utina
PEMBAHASAN
Keong Emas adalah sebuah dongeng
yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa Timur, Indonesia. Kata keong
berasal dari bahasa Jawa yang sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, berarti
siput besar. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Keong Emas adalah
penjelmaan putri Raja Kertamata yang bernama Candra Kirana karena terkena sihir
seorang nenek yang beranama Mbok Mian. Mengapa Mbok Mian menyihir Puteri Candra
Kirana menjadi Keong Emas?
Versi pertama
Dongeng ini menceritakan tentang Dewi Limaran, istri dari
Pangeran Raden Putra. Saat ia sedang berjalan-jalan di taman, ia menemukan
sebuah keong di salah satu bunga dan kemudian melemparnya. Keong itu ternyata
adalah seorang penyihir jahat yang sedang menyamar. Untuk membalas dendam, si
penyihir mengubah sang putri menjadi keong mas. Pada suatu hari, seorang janda
memancing di suatu sungai. Saat ia pulang, ia menemukan sebuah keong berwarna
emas di antara tangkapannya. Keesokan harinya saat ia pulang ke rumah, ia
mendapati rumahnya telah dibersihkan seluruhnya. Karena rasa ingin tahunya,
keesokan harinya, ia berpura-pura pergi ke luar rumah, namun kemudian mengintip
kembali. Ia kemudian melihat seorang anak perempuan cantik sedang membersihkan
rumahnya. Saat ia menemukan ini, ia mengerti apa yang terjadi dan kemudian
melempar cangkang keong tersebut ke sungai untuk mematahkan kutukannya.
Versi kedua
Prabu
Kertamarta adalah Raja Daha pada zaman dahulu. Dia memiliki dua orang anak
perempuan bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Candra Kirana memiliki
kecantikan wajah yang sangat mempesona. Tunangannya adalah Raden Inu Kertapati
yang merupakan putra mahkota kerajaan Kahuripan.
(galuh
ajeng iri dengan pertunangan candra kirana dan raden inu kertapati)
Galuh
Ajeng sebenarnya juga mencintai Raden Inu Kertapati yang tampan, gagah dan
cerdas. Oleh karena itu dia sangat iri dengan keberuntungan adiknya. Dari
perasaan iri itulah kemudian lama kelamaan berkembang menjadi perasaan benci.
Galuh Ajeng kemudian merencanakan bagaimana cara menyingkirkan Candra Kirana
dari kerajaan. Secara diam-diam Galuh Ajeng meminta bantuan nenek penyihir
jahat yang diketahui memiliki mantra kutukan yang sangat mengerikan. Kepada
nenek penyihir jahat itu, Galuh Ajeng meminta agar Candra Kirana dikutuk
menjadi sesuatu yang mengerikan wujudnya.
“Baiklah..” Ujar si penyihir menyanggupi
permintaan Galuh Ajeng.
“Usahakan agar Candra Kirana dapat keluar
dari istana hingga aku dapat bertemu langsung dengannya. Ketika itulah aku akan
mengutuknya menjadi wujud lain.”
Galuh Ajeng lantas bersiasat
jahat. Dia melakukan fitnah kepada Candra Kirana. Akibat fitnah itu Prabu
Kertamarta murka kepada Candra Kirana hingga mengusir anak bungsunya itu.
Candra Kirana meninggalkan
istana dengan hati terluka. Dia berjalan tidak tentu arah dan akhirnya tiba di
pantai. Nenek sihir yang secara diam-diam mengikuti Candra Kirana, muncul
ketika dilihatnya di pantai itu hanya ada Candra Kirana seorang diri.
“Jadilah engkau keong mas!” Kutuk si nenek sihir.
(candra
kirana berubah menjadi keong mas)
Mantra kutukan nenek sihir
itu begitu kuat dan jahat. Dalam waktu sekejap Candra Kirana yang cantik
rupawan berubah wujud menjadi keong mas.
Nenek sihir jahat lantas
membuang keong emas jelmaan Candra Kirana ke laut seraya berseru.” Kutukanku
akan hilang jika engkau bertemu dengan tunanganmu.”
(keong
emas penjelmaan candra kirana tertangkap jala nenek nelayan)
Alkisah seorang nenek yang
berasal dari desa Dadapan tengah mencari ikan dengan menggunakan jala. Keong
Mas tersangkut pada jala yang ditebarkan si nenek. Si nenek membawa keong mas
itu ke gubugnya. Semula dia hendak memasak keong mas yang didapatkannya itu.
Namun ketika melihat betapa indahnya keong emas yang diapatkannya, si nenek
mengurungkan niatnya. Si nenek kemudian meletakan keong emas di tempayan dan
diberinya makan agar keong emas itu tidak mati.
Keseokan harinya si nenek
kembali melakukan pekerjaan rutinnya yaitu mencari ikan. Namun tampaknya hari
itu si nenek kurang beruntung. Hanya beberapa ekor ikan yang mampu didapatkannya.
Itupun hanya cukup dijual untuk membeli beras. Si nenek sudah membayangkan
bahwa hari ini dia hanya akan makan nasi tanpa lauk pauk. Namun alangkah
terkejutnya si nenek ketika sampai di rumah, dia melihat bebagai hidangan
tersaji di meja makannya. Si nenek kebingungan karena merasa tidak memasak dan
juga tidak meminta orang lain memasak untuknya. Karena perutnya telah lapar si
nenek segera menyantap hidangan itu. Setelah selesai makan si nenek baru
menyadari bahwa rumahnya telah bersih dan rapi.
Kejadian aneh yang sama
terjadi pada hari-hari berikutnya. Setiap dia pulang dari beraktivitas diluar
rumah, dia selalu mendapati rumahnya dalam keadaan rapi dan tehidang makanan
lezat di meja makannya. Karena penasaran si nenek berusaha mengetahui siapa
sesungguhnya yang telah memasak makanan untuknya.
Pada suatu hari dia
berpura-pura hendak berangkat mencari ikan. Dengan langkah hati-hati, si nenek
kembali ke gubugnya. Ia mengintip dari balik celah jendela. Beberapa saat
mengintip, si nenek di kejutkan dengan pemandangan mengherankan yang terjadi
didalam gubugnya. Dari dalam tempayan keluarlah si keong mas. Ketika keluar
dari tempayan si keong mas berubah wujud menjadi seorang gadis cantik rupawan
yang tidak lain adalah Candra Kirana. Si Gadis kemudian sibuk memasak di dapur
dan membersihkan rumah.
(si
nenek melihat keong mas berubah menjadi gadis cantik)
Si nenek langsung masuk ke
dalam rumah untuk memergoki Candra Kirana.
“Siapakah engkau wahai gadis cantik?” Tanya si nenek.
Candra Kirana kemudian menjelaskan
siapa sebenarnya dirinya dan penyebab kenapa dia bisa menjadi keong mas.
Setelah menjelaskan siapa dirinya, Candra Kirana kembali berubah wujud menjadi
keong emas.
Di tempat lain jauh dari
Desa Dadapan, Raden Inu Kertapati tengah disibukan untuk mencari tunangannya
yang mendadak menghilang. Putra mahkota kerajaan Kahuripan itu telah mencari ke
berbagai penjuru kerajaan namun kabar keberadaan Candra Kirana tidak juga dia
dapatkan. Walaupun sudah cukup lama Candra Kirana menghilang, Raden Inu Kertapati
yakin Candra Kirana masih hidup dan mereka dalam waktu dekat akan kembali
bersatu. Keyakinan itulah yang membuat tekad Raden Inu Kertapati selalu
menyala, dan dia berjanji tidak akan kembali ke kerajaan Kahuripan sebelum bertemu
dengan tunangannya itu.
Nenek sihir jahat tahu
mengenai usaha Raden Inu Kertapati. Dia tidak ingin Raden Inu Kertapati bertemu
dengan Candra Kirana yang telah dikutuknya menjadi keong Mas. Untuk
menggagalkan usaha Raden Inu Kertapati, nenek sihir jahat lantas mengubah
dirinya menjadi burung gagak. Dia mendatangi Raden Inu Kertapati dan memberikan
petunjuk yang kian menyesatkan pencarian yang dilakukan putra mahkota kerajaan
Kahuripan itu.
Dalam pencariannya, Raden
Inu Kertapati pada suatu hari bertemu dengan seorang kakek yang terlihat
membutuhkan pertolongan. Ketika Raden Inu Kertapati menghampiri, kakek itu
menyatakan tengah kelaparan. Tanpa berpikir panjang, Raden Inu Kertapati lantas
memberikan bekalnya untuk si kakek. Si Kakek makan dengan sangat lahap.
“Maaf Raden,”
Kata si kakek setelah
selesai makan.
“Siapakah sesungguhnya Raden yang baik hati ini?”
Raden Inu Kertapati
menjelaskan siapa dirinya. Dijelaskannya pula usaha yang tengah dilakukannya
untuk menemukan tunangannya. Sama sekali tidak disangka Raden Inu Kertapati kakek
itu ternyata seorang yang sakti mandraguna. Si kakek mengetahui jika Raden Inu
Kertapati semakin dijauhkan dari Candra kirana oleh petunjuk sesat burung gagak
penjelmaan nenek sihir jahat.
“Burung gagak itu jelmaan nenek sihir.” Tanya Raden Inu Kertapati
setelah menerima penjelasan dari si Kakek sakti.
“Benar Raden.” Jawab si Kakek.
“Untuk membuktikan kebenaran ucapan hamba, kita tunggu burung gagak itu
disini.”
Tidak lama kemudian burung
gagak jelmaan nenek sihir datang. Si kakek lalu meraih tongkatnya dan memukul
tepat di kepala burung gagak. Seketika itu burung gagak berubah menjadi asap
dan menghilang.
Si kakek kemudian memberikan
petunjuk kepada Raden Inu kertapati.
“Jika Raden Ingin bertemu dengan tunangan Raden, pergilah ke desa
Dadapan. Tunangan Raden berada di desa tersebut...”
Raden
Inu Kertapati segera memacu kuda tunggangannya menuju desa Dadapan. Berhari-hari
dia menempuh perjalanan. Ketika Raden Inu Kertapati tiba di desa dadapan,
seluruh bekalnya telah habis. Saat itu dia sangat kehausan. Ketika melihat
sebuah gubug, dia lantas mengarahkan kuda tungangannya menuju gubug itu. Dia
berniat hendak meminta air untuk melepas dahaga. Akan tetapi bukan hanya air
minum yang dia dapatkan, tetapi juga tunangan yang selama ini dicarinya.
Tidak
terkirakan kebahagiaan Raden Inu Kertapati setelah berhasil menemukan pujaan
hatinya. Begitu pula dengan Candra Kirana. Karena telah bertemu dengan
tunangannya maka kutukan si nenek jahat seketika itu musnah. Candra Kirana
kembali menjadi seorang gadis cantik mempesona.
Raden
Inu Kertapati segera memboyong Candra Kirana ke kerajaan Daha. Si nenek yang
baik hati itu mereka ajak pula. Ketika mereka menjelaskan perihal kondisi
Candra Kirana selama ini kepada Prabu Kertamarta , kedok jahat dari Galuh Ajeng
menjadi terbongkar.
Amat
besar murka Prabu Kertamarta ketika mengetahui cerita yang sebenarnya. Sang
raja memerintahkan Galuh Ajeng dihukum seberat-beratnya sesuai kesalahannya.
Namun karena kebaikan dari Candra Kirana, kesalahan Galuh Ajeng dimaafkan hanya
saja Galuh Ajeng tidak boleh tinggal di istana.
Candra
kirana dan Raden Inu Kertapati kemudian menikah. Pesta pernikahan mereka
berlangsung semarak selama tujuh hari tujuh malam. Rakyat kerjaaan Daha dan
Kahuripan bersuka cita menyambut pernikahan agung itu. Segenap kekuatan
Kerajaan Daha dan Kahuripan bersatu seperti bersatunya Candra Kirana dan Raden
Inu Kertapati. Keduanya hidup berbahagia. Begitu pula dengan si nenek baik hati
yang berasal dari desa Dadapan. Si nenek kemudian tinggal bersama Candra Kirana
di istana. Dia sangat berbahagia karena Candra Kirana menganggap dia seperti
ibu kandungnya sendiri.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Keong
Emas
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Pendek Jawa Timur Kisah
Keong Emas / Keong Mas adalah Kebenaran akan mengalahkan kebatilan atau
kejahatan. Sifat iri hati itu seperti api yang akan membakar habis kayu kering
kebaikan. Orang yang iri hati akan merasakan kekalahan dan kehancuran di
kemudian hari.
Penelitian Latar Tempat
Kisah
dari Cerita Rakyat Keong Emas yang berasal dari Jawa Timur tepatnya berada di
Kerajaan Kahuripan. Berikut sedikit penjelasan tentang Kerajaan Kahuripan.
Kahuripan
adalah nama yang lazim dipakai untuk sebuah kerajaan di Jawa Timur yang
didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan ini dibangun sebagai
kelanjutan Kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006.
Raja
Kerajaan Medang yang terakhir bernama Dharmawangsa Teguh, saingan berat
Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1006 Raja Wurawari dari Lwaram (sekutu
Sriwijaya) menyerang Watan, ibu kota Kerajaan Medang, yang tengah mengadakan
pesta perkawinan. Dharmawangsa Teguh tewas, sedangkan keponakannya yang bernama
Airlangga lolos dalam serangan itu.
Airlangga
adalah putera pasangan Mahendradatta (saudari Dharmawangsa Teguh) dan Udayana
raja Bali. Ia lolos ditemani pembantunya yang bernama Narotama. Sejak saat itu
Airlangga menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan pegunungan (wonogiri).
Pada
tahun 1009, datang para utusan rakyat meminta agar Airlangga membangun kembali
Kerajaan Medang. Karena kota Watan sudah hancur, maka, Airlangga pun membangun
ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.
Pada
mulanya wilayah kerajaan yang diperintah Airlangga hanya meliputi daerah Gunung
Penanggungan dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan Kerajaan
Medang yang membebaskan diri. Baru setelah Kerajaan Sriwijaya dikalahkan
Rajendra Coladewa raja Colamandala dari India tahun 1023. Airlangga merasa
leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana.
Peperangan
demi peperangan dijalani Airlangga. Satu demi satu kerajaan-kerajaan di Jawa
Timur dapat ditaklukkannya. Namun pada tahun 1032 Airlangga kehilangan kota
Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat bagai raksasa.Raja wanita
itu adalah Dyah Tulodong,yang merupakan salah satu raja Kerajaan Lodoyong
(sekarang wilayah Tulungagung, Jawa Timur). Dyah digambarkan sebagai ratu yang
memiliki kekuatan luar biasa.
Salah
satu peristiwa sejarah penting adalah pertempuran antara bala tentara Raja
Erlangga berhasil dikalahkan oleh Dyah Tulodong. Pertemuan tersebut terjadi
lantaran Dyah berusaha membendung ekspansi Airlangga yang waktu itu sudah
menguasai wilayah di sekitar kerajaannya.
Bahkan
di beberapa riwayat, diceritakan pasukan khusus yang dibawa Dyah merupakan
prajurit-prajurit wanita pilihan. Pasukan ini berhasil memukul mundur pasukan
Airlangga dari pusat kerajaan Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan hingga ke
Patakan (Sambeng, Lamongan, Jawa Timur). Peristiwa ini terjadi di tahun 1031.
Tetapi
satu tahun kemudian Dyah Tulodong berhasil dikalahkan Airlangga lewat
pertempuran sengit di penghujung tahun 1032. Dari utara, pasukan Airlangga
bergerak ke selatan menuju Lodoyong. Airlangga kemudian membangun ibu kota baru
bernama Kahuripan di daerah Sidoarjo sekarang. Musuh wanita dapat dikalahkan,
bahkan kemudian Raja Wurawari pun dapat dihancurkan pula. Saat itu wilayah
kerajaan mencakup hampir seluruh Jawa Timur.
Nama
Kahuripan inilah yang kemudian lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang
dipimpin Airlangga, sama halnya nama Singhasari yang sebenarnya cuma nama ibu
kota, lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin Kertanagara.
Pusat
kerajaan Airlangga kemudian dipindah lagi ke Daha, berdasarkan prasasti
Pamwatan, 1042 dan Serat Calon Arang.
Pada
akhir pemerintahannya, Airlangga berhadapan dengan masalah persaingan perebutan
takhta antara kedua putranya. Calon raja yang sebenarnya, yaitu Sanggramawijaya
Tunggadewi, memilih menjadi pertapa dari pada naik takhta.
Pada
akhir November 1042, Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu
bagian barat bernama Kadiri beribu kota di Daha, diserahkan kepada Sri
Samarawijaya, serta bagian timur bernama Janggala beribu kota di Kahuripan,
diserahkan kepada Mapanji Garasakan.
Setelah
turun takhta, Airlangga menjalani hidup sebagai pertapa sampai meninggal
sekitar tahun 1049.
Nama
Kahuripan muncul kembali dalam catatan sejarah Kerajaan Majapahit yang berdiri
tahun 1293. Raden Wijaya sang pendiri kerajaan tampaknya memperhatikan adanya
dua kerajaan yang dahulu diciptakan oleh Airlangga.
Dua
kerajaan tersebut adalah Kadiri alias Daha, dan Janggala alias Kahuripan atau
Jiwana. Keduanya oleh Raden Wijaya dijadikan sebagai daerah bawahan yang paling
utama. Daha di barat, Kahuripan di timur, sedangkan Majapahit sebagai pusat.
Pararaton
mencatat beberapa nama yang pernah menjabat sebagai Bhatara i Kahuripan, atau
disingkat Bhre Kahuripan. Yang pertama ialah Tribhuwana Tunggadewi putri Raden
Wijaya. Setelah tahun 1319, pemerintahannya dibantu oleh Gajah Mada yang
diangkat sebagai patih Kahuripan, karena berjasa menumpas pemberontakan Ra
Kuti.
Hayam
Wuruk sewaktu menjabat yuwaraja juga berkedudukan sebagai raja Kahuripan
bergelar Jiwanarajyapratistha. Setelah naik takhta Majapahit, gelar Bhre
Kahuripan kembali dijabat ibunya, yaitu Tribhuwana Tunggadewi.
Sepeninggal
Tribhuwana Tunggadewi yang menjabat Bhre Kahuripan adalah cucunya, yang bernama
Surawardhani. Lalu digantikan putranya, yaitu Ratnapangkaja.
Sepeninggal
Ratnapangkaja, gelar Bhre Kahuripan disandang oleh keponakan istrinya (Suhita)
yang bernama Rajasawardhana. Ketika Rajasawardhana menjadi raja Majapahit,
gelar Bhre Kahuripan diwarisi putra sulungnya, yang bernama Samarawijaya.
Penggunaan nama Keong Emas
Teater IMAX Keong Emas yang terdapat di Taman Mini
Indonesia Indah dibuat menyerupai sebuah keong mas raksasa. Teater Imax Keong
Mas adalah gedung teater berbentuk keong mas raksasa tempat pemutaran dan
pertunjukan film khusus berteknologi canggih.Gedung teater ini didirikan atas
prakarsa Ibu Tien Soeharto, dan di resmikan pada tanggal 20 April 1984.
Pendirian gedung teater ini dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik
guna mengenalkan kekayaan alam dan budaya Indonesia melalui tanyangan film
raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor
IMAX.
Menyaksikan film di teater ini serasa ikut berada di
dalamnya dan ikut pula berperan sebagai pemain. Teknologi film imax menunjukan
kecanghihan dan kemampuannya untuk menumbulkan daya tarik kuat yang membuat
penonton berdecak kagum.
Beberapa film tersedia untuk diputar antara lain film
Indonesia Indah I, Indonesia Indah II ( Anak-Anak Indonesia), Indonesia Indah
III ( Indonesia Untaian Manikam di Katulistiwa), dan Indonesia Indah IV ( Aku
Bangga Menjadi Anak Indonesia). Semuanya menjunjukankeindahan lingkungan,
kekayaan alam dan keragaman budaya Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film tidak hanya
menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun juga diselingi dengan
memutar film-film import yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun tema-tema lingkungan hidup.
Sejak tahun 1984 telah memutar film import sebanyak 20
judul film dengan masa sewa 1 hingga 2 tahun. Film-film import itu antara lain
: To Fly, Speed, Blue Planet, The Living Sea, Forces of Nature, T-Rex, The
First Emperor of China, Island Adventure, dan Mistic India. Kemudian tahun
2004, teater ini mampu meng-upgrade sistem, dan sekaligus memutar film IMAX DRM
(Digital Re-Mastering) yakni teknologi revolusioner yang memungkinkan transfer
film laga format 35mm ke dalam IMAX EXPERIENCE 70MM.
Dengan kualitas tampilan dan suara yang mengagumkan
perusahaan IMAX kini mampu memperluas upayanya melebihi film animasi mencakup
film laga, sehingga memungkinkan film-film Hollywood diganda ulang secara
digital. Misalnuya fim berjudul harry Potter and Prizoner of Azkaban dan
“Spiderman 2†dapatdiputar teater-teater IMAX diseluruh dunia dalam layar
raksasa dengan jam tayang 1 hingga 2,5 jam.
Taman Mini Indonesia Indah sendiri terletak di Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Taman Mini Indonesia Indah
merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur.
Area seluas kurang lebih 150 hektare. TMII memiliki logo yang pada intinya
terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah".
Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani
Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan
penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII,
pada tahun 1991.
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, keong mas itu tinggal bersama saudara tirinya,
karena keong mas akan dijodohkan dengan pangeran yang tampan, kedua saudara
tirinya iri dan menyuruh penyihir untuk mengutuk keong mas menjadi keong di
tepi danau. Akhirnya, seorang nenek tua menemukan dan merawatnya. Suatu hari
pangeran menemukannya di rumah nenek tua itu, dan akhirnya mereka bisa bersama
kembali.
Saran
Dari cerita rakyat Keong Emas yang telah dibahas, penulis
memberikan saran yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1.
Kesabaran
Bahwa hidup ini
memang harus dihiasi oleh sifat dan sikap sabar. Kita tidak boleh kehilangan
kesabaran walaupun pada saat tersebut godaan hidup sedemikian kuat menerjang
diri kita. Kita tetap harus sabar menerima semua kondisi. Kesabaran yang kita
tampilkan dalam hal ini merupakan bentuk sikap menerima takdir yang diberikan
Tuhan kepada kita. Walaupun cobaan begitu berat menimpa kita.
Candra Kirana begitu sabar menerima
semua perlakuan saudaranya. Dia tidak marah saat difitnah saudaranya, bahkan
sampai harus meninggalkan istana. Dia juga menerima nasib dengan lapang hati
dan membantu nenek secara tulus. Begitu juga Pangeran Inu Kertapati dengan
sabar mencari keberadaan tunangannya sehingga menemukannya di Desa Dadapan tersebut.
Nilai karakter yang diharapkan
muncul dari dalam hati anak-anak atau pendengar atau pembaca cerita adalah
bahwa mereka harus menghadapi kehidupan ini dengan kesabaran tinggi.
2.
Kejujuran
Hidup harus jujur.
Tanpa kejujuran hidup ini akan sulit. Siapa yang jujur dalam hidupnya, dia akan
menuai kebaikan dalam kehidupannya. Contohnya, Candra Kirana dan Inu Kertapati
menerapkan nilai kejujuran sehingga akhirnya mereka dipertemukan dalam suasana
yang bahagia. Walaupun mereka ketahuan sedang bersama-sama di dapur, Candra
Kirana langsung menceritakan siapa laki-laki tersebut.
Mereka juga jujur
menceritakan siapa mereka sesungguhnya. Bahwa mereka adalah pangeran dan putri
Raja Daha. Dan mereka adalah sepasang kekasih yang sudah dipertunangkan oleh
sang raja. Dan akhirnya karena kejujurannya mereka dapat hidup bahagia di
istana.
3.
Kesetiaan
Kesetiaan adalah
nilai karakter yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam hati setiap orang.
Dengan kesetiaan yang ada, maka kehidupan akan menjadi lebih baik. Candra Kirana
begitu setia kepada Inu Kertapati sehingga tetap menunggu kedatangan sang
tunangan sebab pertemuan itulah yang dapat menggugurkan kutukan sang nenek
sihir.
Sampai akhirnya kesabaran
tersebut benar-benar memberikan hasil. Mereka bertemu di rumah nenek janda di
Desa Dadapan tersebut dan hal tersebut berlanjut ke pernikahan mereka.
Artinya, kita harus setiap
kepada orang yang kita cintai dan sayangi.
Begitulah nilai positif yang
ada dalam cerita Keong Emas ini, dengan nilai karakter ini, setidaknya kita
dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga.
Selain itu, sebagai
mahasiswa yang aktif dan cerdas, banyak-banyaklah mempelajari dan membaca
Folklore Indonesia yang sangat menarik. Peduli terhadap budaya bangsa, menjaga
keasliannya dan menghargai bangsa Indonesia. Cintailah bangsa Indonesia dengan
segala keragambudayaannya. Cerita Rakyat Keong Mas adalah salah satu dari
banyaknya cerita-cerita rakyat yang menarik yang berasal dari Indonesia.
Membaca banyak folklore juga salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam
menjaga dan membina Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keong_Mas#Penggunaan_Nama_Keong_Mas
https://id.wikipedia.org/wiki/Teater_IMAX_Keong_Emas
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kahuripan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keong_Mas#Penggunaan_Nama_Keong_Mas
https://id.wikipedia.org/wiki/Teater_IMAX_Keong_Emas
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kahuripan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar