Minggu, 03 Januari 2016

Tugas-2 Solusi UNJ untuk Pariwisata Indonesia



SOLUSI UNTUK PRASARAN PARIWISATA 
DI KEPULAUAN TERLUAR INDONESIA
 
Pesatnya pertumbuhan ekonomi dunia karena pengaruh global, berdampak pada berkembangnya sektor pariwisata sebagai satu industri terbesar yang berkembang dengan pesat. Sejauh ini pariwisata merupakan penghasil uang terbesar dan sektor terkuat dalam pembiayaan global. sektor pariwisata masih tetap merupakan sektor andalan dan unggulan untuk dikembangkan dan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan tetap hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada para wisatawan. Sehingga prasarana merupakan akses yang sangat penting untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat menuju ke tempat lain. Jika prasarana terhambat maka perjalanan wisatapun akan ikut terhambat juga.
Penulis mengambil contoh permasalahan Prasarana Pariwisata di Sebuah Pulau yang berada di Sulawesi Utara, yaitu Kepulauan Sangihe Talaud.
Sulawesi Utara memiliki semboyan “Si Tou Timou Tumou Tou” ( Bahasa Minahasa: "Manusia hidup untuk menghidupi,mendidik dan menjadi berkat orang lain"). Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan Ibu kota terletak di kota Manado,  dan juga Sulawesi Utara memiliki luas 15069,00 KM2. Provinsi ini di sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Gorontalo yang merupakan hasil pemekaran wilayah dari provinsi Sulawesi Utara. Terdapat Suku Minahasa (30%), Sangir (19,8%), Mongondow (11,3%), Gorontalo (7,4%), Tionghoa (3%). Terdapat 11 Kabupaten, 4 kota, dan 159 kecamatan yang ada di Sulawesi Utara.
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2010 sebanyak kurang lebih 2.270.596 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,28 persen/tahun. Hampir 45% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya sebesar 55% tinggal di pedesaan. Angka partisipasi sekolah untuk tingkat sekolah dasar lumayan tinggi sebesar 96,10% sehingga penduduk yg tidak menikmati bangku sekolah dasar hanya kurang dari 5%. Agama yang tersebar di Sulawesi Utara terdapat Agama Protestan (63,60%), Islam (30,90%), Katolik (4,40%), Hindu (0,58%), Budha (0,14%), Kong Hu Cu (0,02%), dan Lainnya (0,06%).
Kepulauan Sangihe Talaud baru terbentuk empat tahun yang lalu yang merupakan hasil pemekaran Kab. Sangihe Talaud (berdasarkan UU No.8 Tahun 2002).Disebelah utara Talaud berbatasan dengan negara Filipina, sebelah timur berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Pasifik, sebelah selatan dengan Laut Maluku dan sebelah Barat dengan Laut Sulawesi. Luas wilayahnya mencapai 2.706 ribu km2 dimana hampir sebagian besar wilayahnya (95,24%) merupakan lautan dan sisanya merupakan daratan (4,76%). Talaud merupakan gugusan 17 pulau. Empat pulau di antaranya termasuk kawasan pulau terluar dan dari empat pulau tersebut dua diantaranya termasuk pulau paling rawan (dari sisi keamanan) di Indonesia yaitu pulau Miangas dan Pulau Kakorotan. Jumlah penduduk Kab. Talaud pada Tahun 2006 tercatat sebanyak 83.758 jiwa, dimana 48,73% diantaranya merupakan penduduk miskin akibat daya beli masyarakat yang terus menurun akibat inflasi yang sangat tinggi berturut-turut sebesar 31% (1994), 38% (1995) dan 49% (1996). Lihat garis ADHB (harga berlaku) semakin menjauhi garis ADHK (harga konstan). Tingginya inflasi tersebut dipicu oleh berbagai permasalahan sejak pasca kemerdekaan yang terakumulasi hingga sampai saat ini.
Permasalahan tersebut tentunya tidak dapat diselesaikan oleh sendiri oleh pemerintah daerah Talaud, tetapi juga harus didukung oleh pemerintah pusat. Permasalahan tersebut harus segera diselesaikan karena apabila kesejahteraan rakyat di daerah ini tidak lebih baik dibandingkan dengan rakyat di negara tetangga (Filipina) maka masyarakat dengan mudah akan mengangkat issue keinginan bergabung dengan Filipina sehingga mengancam keutuhan NKRI (seperti kejadian pengibaran bendera Filipina).
Sebagian besar orang-orang di pulau Sangihe Talaud ini bermata pencaharian sebagai nelayan. Pemerintah kabupaten kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara(Sulut) minta perlakuan khusus untuk penghitungan jumlah rumah tangga sasaran(RTS) penerima raskin, karena kondisi alam perairan laut yang sering berubah berpengaruh pada mata pencaharian masyarakat di daerah ini. Hidupnya sangat bergantung pada kondisi perairan laut, dan khusus di kepulauan Sangihe dan Talaud medannya sangat berat. Dalam setahun nelayan di Talaud hanya bisa mengais rejeki sekitar empat bulan, selebihnya terganggu kondisi perairan laut yang bergelombang tinggi yang tidak memungkinkan nelayan melaut.
Wisata alam yang ada di kepulauan Sangihe Talaud diantaranya :
·         Banua Wuhu
Banua Wuhu merupakan gunung yang berada di bawah permukaaan laut teletak di pulau Mahengetang, Kepulauan sangihe, Sulawesi Utara. Benua Wuhu atau yang dikenal dengan sebutan Mahengetang karena letaknya di pulau Mahengetang. Wisata ini merupakan salah satu wisata yang ekstrim yang dinominasikan sebagai tempat Diving Spot yang aneh karena tempat ini dikelilingi gunung berapi di dalam laut, namun Bila anda temasuk penyelam yang sangat menyukai tantangan pasti akan semakin tertantang untuk mengunjungi tempat ini. Namun, akses untuk mengunjungi tempat ini sangat terbatas dan sulit dijangkau serta prasarana yang masih belum terlalu memadai.
·         Pantai pasir putih di desa Pahanu Aleng Kecamatan Labukan tengah.
Pantai dengan pasir yang berwarna putih dan air biru yang jernih, bersih, dangkal, dan tidak berarus sehingga tidak menakutkan untuk dijadikan lokasi untuk mandi dan berenang. 
·         Pantai Tanganga yang terletak dikampung tanganga. Pantai ini memiliki pasir yang berwarna kuning, pantai ini masih sangat perawan belum ada sentuhan apa-apa jadi jangan beraharap banyak fasilitas penunjang wisata di pantai ini. Tidak ada yang berjualan sehingga untuk pergi ke pantai ini harus membawa perbekalan yang banyak dari rumah. Dahulu memang pernah dibangun fasilitas penunjang, namun sekarang sudah tidak berfungsi lagi dan sudah sedikt rusak karena tidak ada yang merawat dan menjaganya. Demikian pula dengan akses jalan menuju pantai ini masih banyak jalanan yang rusak mulai dari desa tanaki sampai ke lokasi kurang lebih 1 Km panjangnya.  Dan masih banyak lagi wisata yang terdapat di Kepulauan Sangihe talaud ini.
Banyak sekali potensi wisata yang menarik, dan indah di kepulauan ini, namun akses untuk menuju ke pulau ini sangatlah minim. Sehingga sulit untuk berkunjung ke Pulau yang indah ini, Surga kecil yang terdapat di Sulawesi Utara. Pulau Sangihe masih merupakan bagian dari Indonesia yang punya budaya dan kekayaan alam yang indah. Bagi sobat traveler yang tengah mengunjungi Sulawesi, jangan lupa untuk mengunjungi pula Provinsi Sulawesi Utara dan menikmati keindahan alam yang seperti surga kecil di Pulau Sangihe.
Pulau Sangihe terdapat  Bandar Udara yang dikenal dengan Bandara “ Yudha Tindas “ Tahuna Naha, yang terletak di Kampung Naha Kecamatan Tabukan Utara.  Disaat kita menumpang pesawat dan memandang sepanjang dataran Pulau Sangihe, maka akan terbentang pemandangan hamparan  Perkebunan Kelapa  sebagai komoditas andalan penduduk pulau sangihe dan  dihiasi indahnya puncak Gunung Api Awu yang masih aktif dan Hutan Lindung Gunung Sahendarumang dengan 11 Spesis burung endemik yang cuma ada di Pulau Sangihe. Selain itu Komoditi  Pala dan Cengkih  juga turut menguasai lahan perkebunan yang ada.
Perekonomian suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Sulawesi Utara :
a)  Potensi Industri dan Pertambangan. Seperti emas, industri, perikanan laut, dan sebagainya. 
b)  Potensi Pertanian dan Agro. Seperti cengkeh, coklat, kelapa, kopi, dan sebagainya. 
c)   Potensi Pariwisata. Seperti danau limboto, pulau bunaken, pantai kema, taman wisata remboken, dan sebaginya.
Yang menjadi Masalah Prasarana Pariwisata yang ada di kepulauan ini beserta solusi yang kemungkinan dapat terlaksana adalah
  1.  Prasarana Penghubung.
Masalah yang terdapat pada prasarana penghubung ini adalah Prasarana penghubung untuk daerah terpencil sangatlah minim, dan terbatas. Daerah terpencil yang memiliki kondisi sosial, ekonomi, dan fisik relatif tertinggal dibandingkan daerah lain atau sekitarnya, yang dicirikan oleh adanya masalah rendahnya tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat, keterbatasan sumberdaya alam (rendahnya produktifitas lahan atau kritis minus), rendahnya aksesibilitas dan terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan.
Sebagai contoh di desa terpencil seperti kawasan kepulauan Sangihe Talaud atau disingkat menjadi SATAL yang berada di provinsi Sulawesi Utara.
Prasarana penghubung seperti jembatan dan terminal bus, rel kereta api dan stasiun, pelabuhan udara dan pelabuhan laut sangatlah minim, tidak nyaman dan kadang berbahaya untuk para wisatawan. Karena dipulau ini sangat kekurangan sekali kapal untuk alat transportasi, sehingga banyak hasil pertanian dan hasil tangkapan ikan di laut tidak bisa dijual ke luar daerah karena keterbatasan kapal di pulau ini.
Solusinya yaitu dengan peran pemerintah dan masyarakat yang berperan aktif, sehingga prasarana penghubung lebih cepat untuk di bangun. Penyediaan Kapal yang cukup sesuai dengan kebutuhan untuk alat transportasi para nelayan dan mengirim ikan hasil tangkapannya untuk dijual ke daerah-daerah lain sehingga dapat sedikit membantu keadaan ekomoni masyarakat yang ada , karena sebagian besar orang-orang yang berada di pulau ini bermata pencaharian sebagai nelayan.

2.      Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih
Minimnya pasokan listrik juga menjadi kendala yang dihadapi saat ini. Listrik sangat sudah akrab sekali dengan kehidupan kita sehari-hari di kota metropolitan ini, tetapi sangat asing dan langka bagi orang-orang yang berada di desa terpencil seperti pulau Sangihe Talaud. Hampir semua aktivitas manusia modern menggunakan listrik sebagai penopang utama aktivitas kehidupannya. Terkadang Listik menyala hanya untuk malam hari saja, jika siang hari listriknya di matikan, karena tidak terjangkauoleh PLN.
Solusinya yaitu dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin). PLT Angin pada prinsipnya memanfaatkan angin yang tersedia dialam sekitar. PLT Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator pada bagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan tenaga listrik. Energi listrik ini akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

3.      Instansi penyulingan bahan bakar minyak
Tingginya harga BBM, barang-barang kebutuhan sehari-hari, bahan bangunan karena masih minimya sarana transportasi. Bahan bakar minyak dipulau Sanghe talaud ini sangatlah mahal dan sulit sekali untuk mendapatkannya. Karena akses untuk mendapatkan BBM nya  pun sangat sulit didapat.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara meminta agar pasokan bahan bakar minyak di wilayah kepulauan bisa ditingkatkan sehingga perekonomian di wilayah tersebut tidak terganggu bahkan pasokan BBM di wilayah ini seringkali kurang. Padahal, sebagian besar masyarakat di wilayah kepulauan bekerja sebagai nelayan yang membutuhkan pasokan Solar untuk melaut. Nelayan tersebut hanya bisa melaut dalam waktu lima bulan sementara tujuh bulan lainnya cuaca kurang baik. Harga BBM di wilayah ini bisa tembus antara Rp15.000 per liter hingga Rp25.000 per liter.
Solusi untuk masalah ini yaitu dengan lebih menghemat bahan bakar yang ada, jang di timbun. Agar bahan bakar minyak tidak langka maka harus ada peranan bagi semua orang untuk mencari alternatif masalah kelangkaan bahan bakar minyak, seperti mendaur ulang sampah plastik yang tidak ada gunanya lagi bisa menjadi barang yang berguna.

4.      Kondisi Perbankan
Demikian pula halnya kondisi perbankan, sudah selayaknya daerah ini memiliki lembaga perbankan yang lebih banyak dan kegiatan kas titipan dari Bank Indonesia agar pertumbuhan ekonomi dapat dipacu. Saat ini daerah ini cuma dilayani oleh 4 kantor bank dengan status di bawah kantor cabang yaitu 2 buah BRI Unit , 1 KCP (Cantor Cabang Pembantu) dan 1 Kantor Kas Bank Sulut. Tidak heran bila kita menyaksikan nasabah di kantor Kas Bank Sulut antri hinggá sampai ke jalan raya dan bahkan tak jarang bank terpaksa melakukan penjatahan penarikan uang karena terbatasnya stok fisik uang rupiah. Penyebabnya adalah factor spasial yaitu waktu tempuh 18 jam perjalanan kapal laut Manado.
Solusi untuk masalah ini yaitu dengan menambah bank-bank yang ada sehingga tidak menimbulkan antrian yang panjang hingga ke jalan raya yang dapat menghambat lalulintas,macet dan lain sebagainya. Dan tak lepas juga dari peranan pemerintah dan masyarakatnya untuk tetap selalu akrab dan menjalin kerjasama yang baik, sehingga infastruktur untuk pembuatan bank dapat terlaksana.

5.    Sistem telekomunikasi seperti: Telepon, Pos, Telegram, Email.
Masih jarang sekali orang-orang yang menggunakan alat telekominikasi seperti telepon, komputer, internet dll. Di kepulauan yang masih perawan ini kita belum bisa menjumpai berbagai macam alat telekomunikasi yang canggih, teknologinya pun masih menggunakan teknologi yang modern. Dan sangat berkebalikan sekali dengan orang-orang yang berada di kota metropolitan, yang setiap waktu nya sangat bergantung pada alat-alat telekomunikasi. Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang bahkan semua orang sangat memerlukan sekali yang namanya teknologi, yang namanya sistem telekomunikasi untuk mempermudah dalam menjalankan pekerjaan, kegiatan maupun yang lainnya.

6.      Prasarana kesehatan Rumah sakit, Pusat kesehatan masyarakat.
Dipulau sangihe talaud telah memiliki fasilitas kesehatan berupa 2 unit RSUD tipe C di Mala dan Gemeh, puskesmas 19 unit, pustu 36 unit. Jumlah tenaga medis sangat terbatas. Namun, Fasilitas yang ada di rumah sakit maupun yang ada di pusat kesehatan masyarakat ini kurang memadai. Seperti halnya alat-alat untuk operasi, bahkan terkadang perawan dan dokternyapun masih sangat terbatas jumlahnya, sehingga tidak bisa mengimbangi pasien yang datang untuk berobat.
Solusi untuk Prasarana kesehatan Rumah sakit, Pusat kesehatan masyarakat dipulau ini yaitu pemerintah harus lebih berperan dan memperhatikan lagi fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit dan puskesmas di pulau ini, agar masyarakat pun merasa tidak di anak tirikan oleh negara. Dan warga masyarakatnya pun lebih terjaga akan kesehatannya. Peranan dari para medis yang harus rela bekerja di suatu daerah yang terpencil.

7.      Prasarana Keamanan
Keamana di pulau ini sangat terjaga dan tidak ada kendalanya sama sekali, Pulau yang sangat tentram, nyaman, dan damai ini wajib untuk dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai  kalangan dan dari berbagai mancanegara.

8.      Prasarana Pendidikan
Pendidikan di pulau sangihe talaud sudah terdapat 84 Unit Taman Kanak-kanak (TK), 114 Unit Sekolah Dasar (SD), 30 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 9 Unit SMU, 7 Unit SMK, 7 Unit SD/SMP Satu Atap dan 2 Unit Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Terbuka, dan Community College.
Solusi untuk Prasarana Pendidikan di pulau Sangihe Talaud adalah dengan adanya perguruan tinggi yang ada di Provinsi ini yaitu Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado dan perguruan tinggi swasta yang lainnya, dimana dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sekitar. Selain  itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan membuat usah-usaha kecil di sekitar Perguruan Tinggi Negeri tersebut.
Dengan adanya pendidikan, Sumber Daya Manusianya pun akan lebih baik lagi. Dan akan lebih banyak orang-orang yang sadar akan banyak nya potensi yang ada di pulau ini yang belum dimanfaatkan dengan baik. SDM dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang pesat di kepulauan Sangihe Talaud.
            Demikian yang dapat penulis sampaikan mengenai masalah dan solusi yang ada di kepulauan Sangihe talaud ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi. Penulis mengharapkan saran kepada pembaca demi kesempurnaan tulisan ini. Terimakasih J


Daftar Pustaka
http://www.wacananusantara.org/suku-sangihe-talaud/ (Diakses tanggal 30 Desember 2015)
http://mahasa.heck.in/daftar-pulau-di-sulawesi.xhtml (Diakses tanggal 31 Desember 2015)
http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin-wind-turbine-wind-mill/795--pembangkit-listrik-tenaga-angin-menjadi-solusi     (Diakses tanggal 31 desember)

3 komentar:

  1. solusi yang baik untuk d coba.. atau bahkan d perjuangkan....

    BalasHapus
  2. Masih banyak permasalahan penyediaan sarana prasarana dalam bidang kepariwisataan di kepulauan terluar indonesia. Beberapa solusi di atas sangat bagus dan semoga bisa terealisasikan dengan segera.

    BalasHapus
  3. Solusi yang sangat baik..semoga tempat pariwisata di pulau indonesia sarana dan prasarana nya jadi lebih baik lagi..sukses dah buat yang nulis biografi ini di tunggu tulisan selanjutnya..

    BalasHapus