Minggu, 03 Januari 2016

Tugas 2 - Solusi UNJ Untuk Pariwisata Indonesia


Kontribusi Untuk Pengembangan Pariwisata Indonesia Melalui Sumber Daya Manusia Yang Profesional


“Pariwisata merupakan kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha” (Ismayanti, 2013: 1)

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Penggalan lirik dari lagu yang berjudul “Kolam Susu” pantas rasanya di kaitkan dengan Indonesia yang kaya akan potensi alam. Sebagai Negara yang mempunyai berbagai sumber daya alam dan tempat-tempat yang indah, Indonesia menjadi salah satu incaran para turis asing yang datang ke Negara Indonesia atau ke Negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusallam dan Negara di wilayah Asia maupun belahan dunia lainnya. Tidak hanya wisatawan Asing yang kagum dengan Indonesia, namun wisatawan domestik juga banyak yang mengagumi Indonesia ini dengan kekayaan yang dimiliki dan beruntung mimiliki Indonesia dengan segala pesona dan keindahan yang dimiliki.
Pada Negara-negara maju yang ada di dunia, sektor pariwisata menjadi tumpuan perekonomian yang bisa menambah devisa Negara begitupun di Indonesia yang menjadikan pariwisata sebagai andalan pemerintah dalam meambah devisa negara. Perkembangan pariwisata di Indonesia ini juga cukup pesat. Menururt artikel yang dimuat pada detiktrevel.com pada tahun 2013, jumlah wisman mencapai rekor yakni 8,8 juta orang. Turis domestik juga tak kalah banyak, hampir mencapai 250 juta orang.

A. Adanya Beberapa Masalah Pada Dunia Kepariwisataan

Selain perkembangan yang cukup pesat, ada beberapa masalah yang terjadi pada pariwisata di Indonesia seperti yang di ungkapkan oleh Menparekraf Mari Elka Pangestu  yakni meliputi, sarana & prasarana, kemudian SDM, komunikasi & publisitas, kebijakan & peraturan yang berlaku dalam lingkup negara dan daerah, teknologi informasi, yang memungkinkan turis mengakses banyak info soal wisata Indonesia, investasi yang belum banyak berkembang di daerah
Sebetulnya tidak hanya masalah yang disebutkan sebelumnya yang menjadi permasalahan pada parwisata di Indonesia, namun ada beberapa masalah lain yang mungkin tidak terlihat namun berdampak besar. Masalah-masalah tersebut nantinya akan bisa menjadi penghambat dalam pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di Indonesia apabila tidak segera di atasi dan di tangani dengan baik,

B. Kendala Dalam Kemajuan Industry Pariwisata

1. Sumber Daya Manusia yang sedikit dan minimnya informasi mengenai dunia kepariwisataan

Sumber Daya Manusia mungkin adalah hal yang terpenting dalam industry pariwisata karena setiap hal yang dilakukan butuh kekuatan dan tenaga dari manusia yang akan menjadikan terwujudnya keberhasilan dalam industry pariwisata, banyaknya peluang yang namun belum adanya peminat yang banyak merupakan faktor penghambat kemajuan pariwisata karena begitu banyaknya potensi yang dimiliki namun belum adanya tenaga yang memadai serta tenaga yang belum profesional akan membuat tidak terlaksananya kegiatan peningkatan dalam industry pariwisata berjalan baik.

2. Minimnya informasi dan kurangnya tenaga yang professional dan terampil
Kurangnya informasi yang didapat tentang dunia pariwisata menjadi salah satu faktor yang membuat pekerjaan di industry pariwisata ini kurang diketahui. Mungkin selama ini sudah mulai banyak peminat dalam industry pariwisata ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa industry pariwisata menjadi peluang dalam meningkatkan dan menambah devisa untuk Negara serta industry pariwisata ini tidak akan pernah mati kecuali jika memang tidak adanya lagi tempat yang bisa di kunjungi. Kurangnya informasi yang telah sebutkan sebelumnya serta factor lainnya seperti kurangnya pelatihan tenaga yang professional dan tenaga-tenaga yang lebih terampil.

3. Sumber Daya Manusia yang bermutu sebagai ujung tombak kemajuan industry pariwisata
Memperoleh kesan yang positif dari para wisatawan adalah hal penting agar tidak tercipta anggapan negative, karena sumber daya manusia terlebih lagi yang berhubungan dengan wisatwan langsung dapat menjadi ujung tombak terhadap peningkatan dan kepuasan wisatawan. Sumber Daya Manusia yang baik, bermutu serta memadai dapat menciptakan citra yang baik dimata wisatawan dan dimata dunia bahwa Negara tersebut bisa mengelola dengan baik industry pariwisatanya.

4. Contoh masalah di dunia kepariwisataan dalam menghadapi MEA karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang Profesional (Diambil dari waspada.co.id)
Contoh nyata dari masalah Sumber Daya Manusia yang terjadi adalah seperti yang tertera di artikel yang terdapat di waspada.co.id dengan judul artikel Masalah SDM Jadi Kendala Pariwisata Hadapi MEA

“Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015, sektor pariwisata diketahui terkendala minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM).  Hal itu terungkap dari pernyataan yang disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut Denny S Wardhana, Ketua INCCA (Indonesia Congress and Convetion Association), Ketua Asosiasi Pameran dan Industri Sofyan Nasution serta pengamat ekonomi dari FE USU Dr. Wahyu Ario Pratomo dalam MICE Industry Overview 2015 yang digelar di gedung Z Politeknik Negeri Medan, Kamis (4/6).
Menurut Denny, saat ini sektor perhotelan misalnya menghadapi proses sertifikasi bertahap. “Sebelumnya dari Kementerian Pariwisata sudah mengungkap kalau Sumut akan mendapatkan jatah 1.000 orang tahun ini,” jelasnya.
Tapi persoalannya tidak mungkin semua pekerja di Sumut bisa dipacu mendapatkan sertifikasi tahun ini, kata Denny di konvensi yang dihadiri para mahasiswa dan dosen Politeknik Negeri dari beberapa kota di Indonesia tersebut.
“Kalau proses sertifikasi tidak dipercepat kita khawatir bahwa para pekerja asing yang akan menggantikan tenaga kerja kita,” kata Denny. Hal senada disampaikan Didit Mahadi Kadar. “Masalah SDM ini tetap akan jadi persoalan dalam industri Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE),” katanya.
“Misalnya kalau kita ingin menggelar event internasional di Medan. Tentu kita harus tenaga ahli yang sudah bersertifikasi. Kalau kualitas SDM kita tidak bersertifikasi atau levelnya tidak sama dengan standar internasional, proposal kita akan ditolak,” tuturnya.
Saat bidding internasional syarat utama adalah tenaga ahli dan alasan-alasan kenapa event itu harus dilakukan di Medan, misalnya, kata dia. “Ke depan kita berharap ada tenaga-tenaga ahli yang terus berkembang dan dibina sehingga persaingan ke depan bisa kita hadapi,” ujarnya.
Sementara Sofyan Nasution mengatakan dari sisi exhibition tenaga kerja bersertifikasi juga masih sulit dicari. “Kalau saya punya event, saat ini saya pasti cari orang yang bersertifikat. Tidak mudah lho mencari orang yang bisa bekerja di pameran dan bersertifikat. Industri MICE ini butuh tenaga-tenaga ahli. Butuh SDM berkualitas,” ujarnya.
Dia menyarankan agar perguruan tinggi dan akademi yang membina siswa untuk industri MICE melengkapinya dengan sertifikasi. “Silakan melamar pekerjaan di industri MICE kalau sudah punya sertifikat,” ungkapnya.
Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi USU Wahyu Ario Pratomo menyatakan bahwa ke depan sektor industri masih memegang peranan penting terhadap GDP (gross domestic product).
Di dunia, saat ini kata dia, AS menjadi negara tujuan utama wisatawan. Negara ini sangat menarik orang asing karena banyak tempat untuk dikunjungi. “Paling tidak perlahan-lahan Indonesia harus meniru Amerika ini dari sisi pariwisata. Kita sekarang ada di nomor 17 sebagai tujuan wisata.”
Menurut dia, ada negara yang sektor pariwisata berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia sumbangan sektor pariwisata ini baru sekitar 9 persen. “Kalau soal daya saing pariwisata Indonesia terus membaik. Kita nomor empat di ASEAN yang diukur dari lingkungan, kebijakan pariwisata, infrastruktur serta alam dan budaya.””
C. Solusi Dalam Meningkatkan Sumber Daya Alam Yang Profesional.
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Penjelasan mengenai pengertian Sumber Daya Manusia di atas menjelaskan bahwa Sumber Daya Manusia memang sangat penting sekali dan dapat  menjadi andalan dalam setip kesempatan yang akan datang.
1. Peran Pendidikan Dalam Menciptaka Lulusan Yang Professional Dalam Bidang Pariwisata
Dari Masalah yang telah di paparkan di atas, Universitas Negeri Jakarta sebagai Perguran Tinggi yang memiliki program studi Usaha Jasa Pariwisata yang memfokuskan untuk menciptakan lulusan yang terampil dan professional dalam bidang Pariwisata khususnya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang bekompeten.
Pendidikan bisa menjadi peran penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang terampil untuk menciptakan penigkatan dalam Pariwisata di Indonesia, Pendidikan Kepariwisataan dapat dijadikan sebagai untuk mengembangkan dan menciptakan Sumber Daya Manusia yang terampil dan terdidik dengan memiliki etika yang baik.

2. Peran Media Sosial dan Workshop Untuk Mengenalkan Dunia Pariwisata

Miniumnya pengetahuan tentang dunia kepariwisataan dan prospek kerja dunia pariwisata dapat diatasi dengan memberitahu lewat media-media sosial atau lewat seminar-seminar profesi kerja agar banyak peminat dalam industry kepariwisataan. Dengan sering di adakannya workshop juga dapat menjadi solusi untuk menambahkan informasi dan pengetahuan yang terbaru tentang dunia pariwisata baik di Indonesia maupun di luar negeri


3. Menambah Fasilitas Pendidikan Kepariwisataan

Kurang tesedianya fasilitas yang cukup dalam pendidikan kepariwisataan dapat menjadi hambatan, dengan menciptakan tempat-tempat dan lembaga-lembaga dalam bidang pependidikan kepariwiataan dapan dijadikan solusi untuk terciptanya Sumber Daya Manusia yang diharapkan. UNJ sebagai lembaga pendidikan berupaya dalam meningkatkan lulusan yang dapat menjadi bagian dari prosgres Industri Pariwisata khususnya di bidang Sumber Daya Manusia yang terampil dan terdidik dengan baik serta memiliki skill.  

4. Pengembangan pengetahuan pada Sumber Daya Manusia

Selain dengan pendidikan, peningkatan pengetahuan bagi tenaga kerja pariwisata yang telah bekerja lama juga merupakan hal yang penting. Pengembangan pengetahuan tenaga kerja ditekankan pada 3 hal pokok (Wirsitaningsih, 2002):
1. Pengembangan Pengetahuan dengan tata cara pelayanan yang berkaitan degan bervariasinya kegiatan pariwisata, misalnya pelayanan di hotel berbeda dengan pelayanan di tempat rekreasi atau dalam perjalanan wisata.
2. Pengembangan pengetahuan tentang peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam bidang pelayanan.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan pengembangan sikap, perilaku, sopan santun, dan sebagainya.

Ketiga hal diatas dapat meningkatkan kemajuan, seluruhnya harus ditingkatkan melalui pendidikan agar mempengaruhi daya serap industry, selain pada penigkatan pengetahuan serta pendidikan peningkatan kemampuan yang telah dimiliki juga merupakan hal terpenting, karena dengan melatih skill diharapkan Sumber Daya Manusia yang telah teramil dapat berkembang sampai menembus batas Negara, maksudnya agar menghadapi tantangan-tantangan global seperti MEA yang nantinya akan membawa dampak bagi Negara kita.
Seperti permasalahan yang sebelumnya telah disebutkan dalam artikel pada waspada.co.id, kita memang harus selalu siap dengan kedatangan tantanga-tantangan baru yang akan menyapa industry pariwisata. Dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) tentunya akan berdampak besar bagi industry pariwisata di Indonesia, banyaknya orang asing yang datang ke Indonesia harusnya dapat menjadi peluang untuk menambah wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi-destinasi di Indonesia yang nantinya dapat menambah pendapatan Negara.
Dengan adanya peluang seperti itu menjadikan industry pariwisata mempersiapkan dengan matang. Namun adanya kendala kekurangan Sumber Daya Manusia akan memberikan pengurangan dalam harapan yang ingin dicapai. Dengan adanya peluang ini lembaga-lembaga pendidikan kepariwisataan harus meningkatkana pendidikan-pendidikan dan pelatihan bagi calon-calon tenaga kerja yang akan bererja di Industri Pariwisata.
Pengharapan kesan yang positif dari para wisatawan merupakan hal yang diinginkan, dengan itu tenaga professional di butuhkan agar terciptanya suatu anggapan bahwa tidak hanya dengan mempunyai tempat indah, namun harus menunjukan bahwa memiliki tenaga professional dan pelayanan baik yang diberikan menjadikan kepuasan bagi para wisatawan yang nantinya membuat ketagihan untuk menjelajahi wisata yang dimiliki Indonesia.

5. Perekrutan Pada Lulusan-lulusan Sekolah Kepariwisataan

Lulusan-lulusan yang siap dipekerjakan dalam industry pariwisata dapat dijadikan solusi dalam masalah kurangnya tenaga kerja, biasanya lulusan D3 yang menjadi lulusan dengan kondisi siap bekerja. Selain itu tidak hanya lulusan yang berasal dari Perguruan Tinggi saja yang dapat meghasilkan lulusan yang professional dan siap kerja, banyak sekolah-sekolah kejuruan bidang kepariwisataan yang menghasilkan lulusan yang matang, mempunyai skill yang tinggi, professional serta berkompeten di bidangnya.
Pemilihan tenaga kerja secara selekif juga di perlukan dengan melakukan langkah-langkah seperti:
1. Merekrut  calon tenaga kerja adalah yang utama untuk menyediakan Sumber Daya Manusia.
2. Melakukan penyaringan pada calon tenaga kerja dan menempakannya pada pososi yang sesuai dengannya.
3, Melakukan pelatihan pada tenaga kerja agar terasah kemampannya dan memperbaharui serta memberi informasi kepadanya,
4. Memberikan penilaian pada hasil kerja yang dilakukan tenaga kerja, apakah sudah sesuai belum dengan apa yang diharapkan.

6. Melakukan Pelatihan

Pelatihan-pelatihan yang dibuat oleh lembaga kepariwisataan maupun yang dibuat oleh perusahaan yang bergerak di industry kepariwisataan yang mengadakan pelatihan guna melatih tenga kerja agar menambah pengetahuan di bidangnya. Pelegalan juga salah satu pembuktian bahwa tenaga-tenaga kerja memiliki skill yang baik. Pelegalan bisa melalui sertifikasi yang dilakukan oleh lembaga terkait seperti,  Hotel dan Restoran melalui Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI dan Biro perjalanan Wisata melalui Asosiasi Travel Agent  atau  ASITA untuk membentuk Lembaga Standarisasi dan Sertifikasi Kompetensi Tenaga kerja pariwisata sebagaimana ditetapkan dalam surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI nomor: KEP-157/MEN/1999 tanggal 2 september 1999.
Selain itu peningkatan dapat dilakukan  melalui pelatihan dan sertifikasi Sumber Daya Manusia  pariwisata yang berbasis pada kompetensi. Alat ukurnya adalah pengetahuan, ketrampilan dan perilaku. Maka dari itu didirikanlah LSP (lembaga Sertifikasi Profesi). Tujuan pembentukan LSP sektor pariwisata adalah untuk mengeluarkan sertifikasi bagi pekerja an di sektor pariwisata yang mengacu pada ketrampilan standar nasional untuk Biro Perjalanan Wisata, restoran dan perhotelan.
Pelatihan terhadap masyarakat local sekitar tempat wisata dapat dijadikan alternative dalam penambahan Sumber Daya Manusia, meskipun masyarakat sekitar tempat wisata belum pernah mendapatkan pendidikan formal, namun sebagian pasti ada yang telah mengetahui dan paham tentang wisata tersebut. Pengakuan dan penambahan informasi perlu dilakukan untuk menjadikan masyarakat lokal menjadi bagian dari Sumber Daya Manusia yang professional.
Pemerintah juga dapat mencari tenaga-tenaga kerja yang akan membantu dalam industry pariwisata lewat lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai calon-calon lulusan yang professional.

7. Memberi Fasilitas Beasiswa pada Sumber Daya Manusia Yang Sudah Terampil Untuk Belajar Dunia Pariwisata Di Luar Negeri

Memfasilitasi dan memberi kesempatan kepada tenaga kerja yang professional dan para pelajar atau mahasiswa untuk dapat belajar di luar negeri dengan memberi beasiswa kepada seseorang yang berprestasi. Dengan memberi kesempatan belajar di luar akan memberi pengetahuan yang lebih dan belajar agar industry pariwisata di Indonesia bisa berkembang dan menungkat dengan cepat, terlebih alan menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi ASEAN)  yang akan segera datang.

D. Kesimpulan

Dari masalah yang terjadi pada kurangnya Sumber Daya Manusia yang professional dan masih kurangnya Sumber Daya Manusia dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan datang dapat menjadi hambatan dalam perkembangan pariwisata di Indonesia, sebagai Negara yang memiliki ribuan pulau dengan keindahan yang dimilikinya tentu akan mendatangkan banyak wisatawan yang penasaran ingin berkunjung ditambah lagi dengan para pelaku bisnis dari Negara-negara di ASEAN yang akan datang dan ingin merasakan berwisata di Indonesia dapat dijadikan suatu peluang. Sektor Pariwisatalah yang berperan penting dalam menambah devisa Negara, dan yang paling bisa di andalkan saat datangnya Mea (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dengan berbagai masalah yang dihadapi dan yang dapat menjadi hambatan dapat terhindarkan dan terselesaikan dengan adanya kontribusi dari semua pihak yang ada di industry pariwisata. Hubungan antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat local dan pihal lainnya merupakan hal yang penting dan tidak boleh sampai terjadi kesalahpahaman. Semua yang akan dilakukan harus mamp melakukan kerjasama yang baik. Sebgaia lembaga pendidikan Universitas Negeri Jakarta yang memiliki program studi Usaha Jasa Pariwisata yang menciptakan lusan yang terampil, siap kerja dan mampu bersikap professional serta tekun dan kompeten dibidangnya dapat menjadi salah satu kontribusi dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Minimnya informasi tentang dunia kepariwisataan juga menjadi masalah, dengan memberi informasi , mengadakan seminar-seminar profesi untuk memberi tahu bahwa prospek kerja dunia kepariwisataan sangan besar dan bisa dijadikan karir utama dalam kehidupan.
Semoga tulisan di atas dapat menjadi renungan dan manfaat bagi setiap orang yang membacanya dan diharapkan bisa menambah informasi bagi kita semua bahwa pariwisata membawa peluang besar. Bagi semua yang masih bimbang untuk memilih profesi apa yang akan dilakukan, semoga setelah membaca tulisan diatas dapat menjadi referensi dan informasi untuk memilih karir di dunia kepariwisataan. Dan bagi tenaga-tega kerja, lembaga pendidikna , serta pemerintah agar terus meningkatkan dan terus berjuang untuk meningkatkan profesionalisme dalam Sumber Daya Manusia dalam bidang pariwisata.

Sekian yang dapat disampaikan, semua semuanya bermanfaat, kurang lebihnya mohon di maafkan dan pesan terakhir agar selalu cinta dan bangga dengan apa yang dimiliki Indonesia serta selalu memperhatikan setiap apa yang di butuhkan oleh Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia (Diakses tanggal 1 Januari 2016 pukul 06.03).

http://travel.kompas.com/read/2014/05/25/1428179/. Diakses tanggal 1 Januari 2016 pukul 08.37).

http://waspada.co.id/medan/masalah-sdm-jadi-kendala-pariwisata-hadapi-mea/.  (Diakses tanggal 1 Januari 2016 pukul 18.43).

Ismayanti . Pengantar Pariwisata. Jakarta: Kompas Gramedia . 2010.

Nandi. “ Pariwisata dan Pengembangan Sumberdaya Manusia”, Jurnal GEA. April 2008, 8, hal 2-5.

Nur Emma. Sertifikasi Profesi bidang Pariwisata http://nur-e-s-fisip.web.unair.ac.id/. (Diakses tanggal 1 Januari pukul 09.00).

Sri Anindiati. Ini Dia 7 Masalah Utama Pariwisata di Indonesia. http://travel.detik.com/read/ . (Diakses tanggal 31 Desember 2015 pukul 01.22).


RAKHMAWATI DWI QORIYATI
(4423154392)
KELAS A UJP 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar