perencanaaan pariwisata dan ekonomi
bagi negara
Seiring
pertumbuhan pariwisata dan sudah
dikembangkanya sebagai industri di setiap negara di dunia. Perhatian pada
sektor pariwisata kini sudah semakin lebar hal ini disebabkan karena masyarakat
mulai sadar bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan ekonomi bagi negara
dengan melonjaknya wisatawan- wisatawan lokal dan
mancannegara, dan ini sebagai salah satu jalan keluar dari lesunya
perekonomian negara termasuk negara indonesia sendiri. Namun, disisi negatifnya dengan kemajuan
pariwisata berimbas pada beragam permasalah yang sering timbul dalam
pariwisata. Sehngga semuanya pun tak
luput pada pentingnya perencanaan dalam
sektor pariwisata.
Pada
hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan utama beserta cara-cara
untuk menentukan tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat dibutuhkan
perencanaan untuk mengembangkan suatu obyek wisata. Karena dalam kepariwisataan
perencanaan tidak lepas dari segala aspek yang berhubungan dengan pariwisata,
dengan demikian perencanaan kepariwisataan mencakup seluruh jaringan yang berkaitan
dengan pariwisata yaitu diantarnya adalah : kalangan
pemerintah (Vertikal maupun horizontal), para pelaku usaha pariwisata dan masyarakat umum.
Perencannaan
adalah fasilitasi atau advokasi atau intervensi yang bertujuan untuk mengubah
proses yang sudah ada. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam (Riyadi
& Dedy supriady; 2004:2) perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan,
prosedur-prosedur dan program-program dari beberapa alternative yang ada.
Menurut Rose dalam (Tourism Planning; 2002:6) “perencanaan merupakan suatu
aktifitas yang multidimensional dan berusaha bersifat integrative. Ini mencakup faktor-faktor
social, ekonomi, politik, psikologi, antropologi dan teknik dengan
mempertimbangkan masa lalu, sekarang dan yang akan datang”.
Sedangkan
unsur-unsur perencanaan adalah meliputi;
1. Adanya asumsi-asumsi yang didasarkan pada fakta-fakta.
Dengan demikian berarti perencanaan yang disusun harus didasarkan pada
asumsi-asumsi yang didukung oleh fakta atau bukti yang ada, karena perencanaan
merupakan dasar bagi pelaksanaan suatu kegiatan atau aktifitas.
2. Adanya alternatif-alternatif atau
pilihan-pilihan sebagai dasar penentuan kegiatan yang akan dilakukan. Oleh
karena itu dalam menyusun rencana perlu memperhatikan berbagai alternatif
sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini perencanaan
merupakan suatu alat atau sarana untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan
kegiatan.
4. Bersifat memprediksi sebagai
langkah untuk mengantisipasi jika pada saat pelaksanaan rencana akan ada
kemungkinan-kemungkinan atau hal-hal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
perencanaan.
5. Adanya kebijaksanaan sebagai
hasil keputusan yang harus dilaksanakan
Esensi dari perencanaan adalah:
·
Mengidentifikasi pendekatan alternatif.
·
Membuat sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya
·
Membuat sesuatu harus tepat seperti yang diinginkan.
·
Membuat sesuatu seperti yang sedang berjalan atau berkembang apa adanya.
·
menemukan ketidak tepatan rencana.
·
memepertahankan keunikan.
·
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
Mengapa perlu perencanaan pariwisata? perencanaan
pariwisata sangat diperlukan baik pada tingkat Internasional, Nasional,
Regional, Subregional dan Resort
(kawasan, dan tapak), maupun desain dan perencanaan fasilitas, hal ini karena;
(1) Fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terfikir sebelumnya.
(2) Pariwisata berdampak positif dan negatif. (3) Pariwisata makin kompetitif
dan promosi destinasi wisata makin gencar. (4) Pariwisata dapat berakibat buruk
pada sumberdaya alam dan budaya. (5) Pariwisata dapat mempengaruhi semua orang
dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu
berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata. (6) Pariwisata memerlukan penanganan secara khusus baik
dalam aspek organisasional, marketing, promosi, maupun regulasi.
Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam perencanaan pariwisata
adalah terdiri dari:
1. Atraksi dan kegiatan wisata
baik itu alam, budaya maupun fitur khusus lainnya yang menarik wisatawan untuk
berkunjung
2. Akomodasi, sebagai tempat
untuk menginap berupa hotel atau bentuk lainnya dengan fasilitas dan pelayanan
yang diberikan kepada tamu (wisatawan) selama mereka berada di daerah tujuan
wisata.
3. Fasilitas wisata dan
pelayanan lainnya, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tour operator,
restoran, rumah makan, toko handicraft,
cenderamata, bank, tempat penukaran uang, pusat informasi pariwisata, tempat
potong rambut dan kecantikan, fasilitas dan pelayanan kesehatan, fasilitas
keamanan publik dan pelayanan polisi, pemadam kebakaran dan imigrasi.
4. Transportasi, sebagai akses
ke ODTW (transportasi internasional) dan alat transportasi lokal atau internal
yang menghubungkan antara negara asal wisatawan dengan negara tujuan wisata,
daerah atau objek wisata satu dengan objek wisata atau daerah tujuan wisata
lainnya.
5. Infrastruktur lainnya, yaitu
bentuk pelayanan publik lain yang dapat mendukung pengembangan pariwisata
seperti, sarana jalan, bandar udara, pelabuhan laut, terminal bus, stasiun
kereta api, suplai air bersih, sarana penerangan, tempat penampungan sampah,
telepon, drainase yang baik dsb.
6. Elemen-elemen Institusi,
elemen ini juga memegang peranan penting dalam pengembangan dan pengelolaan
pariwisata yaitu program perencanaan, pendidikan dan pelatihan, strategi
pemasaran dan program promosi, organisasi pariwisata baik pemerintah maupun
swasta, peraturan yang menyangkut pariwisata, kebijakan investasi sektor
pemerintah maupun swasta, program kontrol terhadapa dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial budaya.
Selain komponen-komponen utama diatas, faktor lain yang merupakan
pendukung komponen tersebut adalah terdiri dari:
1. Lingkungan alam dan
sosial ekonomi, ini berhubungan dengan tempat dimana akan direncanakan sebagai
objek wisata, resort dsb.
2. Kelompok wisatawan domestik
dan internasional, ini berhubungan dengan segmen pasar.
3. Masyarakat lokal setempat,
keterlibatan mereka dalam perencanaan pariwisata mulai dari tahap pra
perencanaan, perencanaan dan operasional.
Pentingnya
perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan perencanaan digunakan sebagai
pedoman penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk memprediksikan kemungkinan
timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya,
sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran wisata sehingga dapat mencapai
tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif dan efisien, dan sebagai alat
ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau evaluasi dalam
rangka memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata selanjutnya.
Dalam
perencanaan pembangunan pariwisata memerlukan berbagai proses tahapan-tahapan
yaitu diantaranya adalah :
1) Persiapan study, adalah awalan bagi badan perencana di
bawah pemerintahan daerah memutuskan atau melakukan study dan menyusun acuan
kerja atau organisasi.
2) Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok memrakarsai
study, misalnya untuk menunjang pengembangan pariwisata kota dalam rangka
meraih manfaat ekonomi (yang terukur) dan lingkungan kota serta manfaat bagi
penduduk kota melalui menciptakan lapangan kerja dan memperluas pelayanan bagi
penduduk maupun wisatawan.
3) Sigi semua elemen, menghimpun ragam sumberdaya
pariwisata dan perkembangan daerah maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu
perlu dikumpulkan data perihal kebutuhan pariwisata kota ( misalnya :
karakteristik wisatawan, pola perjalanana, dan kecenderungannya) dan
ketersediaan sumber daya kepariwisataan (misalnya : daya tarik, akomodasi,
fasilitas, prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan lingkungan) serta
penilaian kemungkinan tentang penanaman modal bagi perkembangan dimasa depan.
4) Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu pada
proses analisis informasi yang diperoleh dari hasil penyigian sebagai dasar
perumusan rencana.
5) Rumusan kebijakan dan rencana, menyususun draft rencana pengembangan
berdasarkan pilihan kebijakan pariwisata.
6) Dasar pertimbangan usulan, adalah tahap perencanaan seluruhnya diajukan
kepada komisi perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan memperoleh
masukan. Diskusi berlangsung antara penyusun rencana dan komisi perencanaan
pemerintah dapat juga dilakukan
konsultasi kepada pihak-pihak lain yang mempunyai perhatin.
7) Pelaksanaan dan pemantauan rencana, tahap rencana diwujudkan dalam tindakan,
kegagalan baru disadari saat proses berjalan maka dari itu pelu diadakan
pemantauan.
8) Tinjauan berkala , mengacu pada proses pelaporan balik
atas kemajuan rencana dan tahap study persiapan sering perlu dilakukan lagi.
Kegagalan rencana di tahap ini sering diakibatkan oleh :
a)
Kegagalan
membangkitkan minat pengembang.
b)
Ketidak
mampuan membuat aturan yang diperlukan untuk proses pengembangan lahan.
c)
Kegagalan
koordinasi sector public dan swasta.
d)
Kelangkaan
anggaran sector public untuk melaksanakan rencana keseluruhan.
e)
Ketersediaan
sarana prasarana angkutan yang tidak memadai.
f)
Ketidak
mampuan memahami oposisi masayarakat atas pengembangan pariwisata yang dapat
menunda rencana.
9) Menurut matheusik langkah dalam proses perencanaan
sebagai berikut :
Pilih pangsa
pasar yang digunakan
·
Pahami kunci
komponen kepariwisataaan atau buat peta karakteristik produk.
·
Himpun data
produk pariwisata dalam ksetiap komponen factor pariwisata.
·
Alihkan data
karakteristik produk pariwisata ke format peta dasar.
·
Bandingkan
pangsa pasar dengan potensi-potensi produk pariwisata.
·
Tentukan
bobot setiap pangsa produk untuk setiap pangsa pasar.
·
Buat peta
gabungan dari setiap pasar produk yang sesuai.
·
Tentukan
zona tujuan yang cocok bagi pangsa pasar.
·
Tetapkan
gabungan zona destinasi untuk kepentingan kombinasi pasar.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata,
maka yang perlu diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrasruktur
dan sarana-sarana pariwisata.
Seperti yang terjadinya dipantai ujung
genteng yang mana masih minimnya fasilitas sarana menuju kesana dan juga juga
masih minimnya penerangan jalan menuju akses wisata kepantai tersebut, dan juga
masih minimnya sarana seperti resort bagi pengunjung yang ingin berlibur dan
menikmati pesona di kawasan wisata ujung genteng, sehingga tak ayal ujung
genteng lebih sepi dan masih sedikit yang tau bahwa daerah sukabumi memiliki
pantai yang indah. dibanding dengan pantai-pantai lainya terutama pantai yang
berada dibali yang mana banyak dimasuki industri pariwisata bahkan sudah banyak
yang dapat kita temukan yaitu pendirian
sejumlah fasilitas mewah, seperti lapangan golf dan hotel . Selain pentingnya sarana dan prasarana yang ada pada
suatu destinasi wisata seharusnnya pemerintah pun harus menekankan pentingnya
kebijakan dan peraturan yang ada pada tempat wisata, karena sudah banyak sekali
yang kita lihat dan temui bahwa sudah banyak
kerusakan dan pencemaran yang terdapat didaerah pariwisata di indonesia,
seiring dengan makin
meningkatnya kebutuhan akan pariwisata, yang mana Pariwisata merupakan sektor
yang interen dengan dikehidupan masyarakat yang modern.
Kebijakan
dan perencanaan kepariwisataan seharusnya dapat berfungsi secara efektif
sebagai arah pembangunan kepariwisataan suatu destinasi. Akan tetapi, pada
kenyataannya banyak sekali konflik kepentingan di tingkat para pengambil
keputusan pada saat mengimplementasikan kebijakan maupun perencanaan
kepariwisataan yang sebenarnya sudah disepakati bersama sehingga perkembangan
pariwisata tidak lagi mengacu pada kebijakan dan perencanaan yang sudah dibuat.
Maka dari
itu dibutuhkanya perancangan fisik lokasi wisata pada suatu daerah yaitu dengan
cara ;
- Zoning lokasi wisata, zoning lokasi
wisata merupakan pengelompokan unsur unsur yang mempunyai peran dan fungsi yang
sama. Sistem ini akan memberikan pengarahan dalam menentukan telak massa
bangunan secara fisik kepad aktifitas berupa zoning rekreasi, zoning penunjang,
zoning pelengkap
- Distirbusi unsur rencana dalam zoning
untuk setiap zoning ditempatkan unsur- unsur rencana sebagai berikut;
A.
Zoning
rekreasi berupa restoran, playground, panggung terbuka, area piknik, duduk dan
bersantai souvenir, jalan setapak, cottage, camping area
B.
Zoning
pelayanan berupa warung-warung, kios-kios dan jalur sirkulasi
C.
Zoning
pelengkap berupa lapangan olahraga, area kantor, rumah tinggal pegawai area
gardu listrik, loket penjualan karcis, menara air dan menara pengawas
- Pengembangan tata ruang
A pola tapak wisata pulau, pantai atau
wisata alam lainya harus memberian kesan
yang bersifat terbuka, kesan yang terbuka ini merupakan cerminan adanya
kesatuan pada alam diluarnya
Sifat
keterbukaan dapat mencerminkan misalnya pada penentuan garis tapakyang tidak
dinyatakan oleh benda masif (tembok) yg menghalangi benda visual. Dan kondisi
tempat wisata alam tidak perlu diubah ubah dari bentuk alamiahnya apalagi
merusak kesan alamiyahnya dengan penambahan secara buatan
B
pola letak massa
Pengolahan letak massa memiliki aspek
diantaranya masuk kedalam aspek fungsional
yang terdiri dari
1.
fasilitas rekreasi.
2.
shelter istirahat
3.
warung.
4.area
perkemahan
Adapun penjelasan mengenai sasaran serta indikator
yang digunakan untuk mengukur peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan
Indonesia.
A.Meningkatnya Kontribusi Kepariwisataan
Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
Indikator
yang digunakan untuk mengukur meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap
PDB nasional adalah rasio persentase antara total dampak PDB nominal tahunan
yang terbentuk sebagai akibat aktivitaskepariwisataan dibandingkan dengan PDB
nominal tahunan nasional.PDBnasional merupakan nilai nominal barang dan jasa
yang diproduksi oleh Indonesia selama satu tahun, sedangkan dampak PDB dari
sektor kepariwisataan adalah persentase dari total PDB dari seluruh aktivitas
ekonomi yang terkait kepariwisataan secara langsung dan tak langsung yang
dihitung melalui mekanisme efek pengganda. Kontribusi sektor pariwisata
dihitung sebagai persentase dampak PDB kepariwisataan dari PDB nasional.
Aktivitas kepariwisataan meliputi pengeluaran wisman, pengeluaran wisnus,
investasi pariwisata, pengeluaran wisnas, dan pengeluaran promosi
pariwisata.Indikator kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional
merupakan dukungan Kemenparekraf terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi PDB
sektor pariwisata, semakin penting pula posisi sektor kepariwisataan dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kontribusi ini diupayakan
seiring dengan penciptaan lingkungan sosial budayayang berkualitas, penciptaan
rekreasi dan pemanfaatan waktu senggang yang berkualitas, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui tingkat hidup yang berkualitas.
1. Pariwisata
merupakan sektor yang memberikan dampak yang luas bagi sektor-sektor lainnya,
termasuk terhadap penyerapan tenaga kerja baik itu tenaga kerja langsung
(direct), tenaga kerja tidak langsung (indirect),maupun tenaga kerja ikutan
(induce) di sektor pariwisata.Tenaga kerja langsung mencakup tenaga kerja yang
bekerja pada 14 sektor kepariwisataan, tenaga kerja tidak langsung merupakan
tenaga kerjadi luar 14 sektor kepariwisataan yang terkait dengan sektor
pariwisata,misalnya tenaga kerja pada sektor transportasi, sedangkan tenaga
kerjaikutan merupakan tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor ikutanakibat
pengaruh langsung maupun tidak langsung aktivitas sektor pariwisata.
2.Kontribusi
sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerjanasional
Kontribusi
sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional merupakan rasio
persentase antara dampak pariwisata terhadap penyerapantenaga kerja,
dibandingkan dengan jumlah pekerja nasional. Jumlahpekerja nasional adalah
jumlah angkatan kerja yang bekerja. Indikator ini merupakan cerminan dukungan
Kemenparekraf dalam penciptaanlapangan kerja (penurunan tingkat pengangguran)
dan pengurangan kemiskinan nasional, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui sektor kepariwisataan, dimana semakin tinggi nilai kontribusi, maka
semakin tinggi pula peran sektor kepariwisataan dalam penurunan tingkat pengangguran
dan kemiskinan nasional, serta peningkatan kesejahteraanmasyarakat.
3.Produktivitas
tenaga kerja langsung, tidak langsung,dan ikutan sektor pariwisata
Kualitas
dampak sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerjadapat diukur salah
satunya berdasarkan produktivitas tenaga kerja langsung,tidak langsung, dan
tenaga kerja ikutan sektor pariwisata. Produktivitasyang dimaksudkan merupakan
rasio antara dampak upah yang terbentukmelalui mekanisme efek pengganda di
seluruh sektor ekonomi yangterkait pariwisata sebagai akibat aktivitas
kepariwisataan dibandingkandengan jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung,
dan tenaga kerjaikutan sektor pariwisata.
C.Meningkatnya
Investasi di Sektor Pariwisata
Pengembangan
sektor pariwisata memerlukan investasi yang memadai. Salahsatu indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur meningkatnya investasi di sektor pariwisata
adalah kontribusi investasi sektor pariwisata terhadaptotal investasi nasional.
Kemenparekraf memiliki peran sentral untuk mendorong investasi di sektor
pariwisata dengan melakukan: identifikasi dan perancanganprofil investasi
destinasi pariwisata,koordinasi dengan instansi pemerintah terkait baik di
tingkat pusat maupun daerah, serta melakukan promosi investasi pariwisata
Indonesia. Semakin besar kontribusi investasi sektor pariwisataterhadap total
investasi nasional, maka diharapkan tercipta destinasi-destinasipariwisata yang
memiliki fasilitas yang baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas perekonomian
di destinasi tersebut.
Keliwar,.said.“perencanaan-pariwisata”. http://keliwarsaid.blogspot.co.id/2013/03/perencanaan-pariwisata.html
(
25 desember 2015)
Prastyo,adi.
“ perencanaan pariwisata”
.
( 28 desember 2015)
Dra.samad,nurul. “rencana pembangunan desa wisata”
http://www.slideshare.net/actnow2profit/rencana-pembangunan-desa-wisata
hal 16- 21 ( 3 januari 2016)
herawati,rita “ himpunan peraturan menteri pariwisata”
https://www.academia.edu/8477442/HIMPUNAN_PERATURAN_MENTERI_PARIWISATA_DAN_EKONOMI_KREATIF_TAHUN_2012
hal 409 - 410 ( 3 januari 2016)
NAMA : FIRMAN KURNIADI (4423155510)
kelas -B
sangat bagus apabila bisa terlaksanakan
BalasHapussemoga perencanaan pariwisata diindonesia bisa lebih teratur dan terarah