Pentingnya Keamanan dan Kenyaman bagi
Wisatawan
Industri pariwisata merupakan industri yang bergerak dalam
pemberian jasa layanan dari sumber daya alam, budaya, dan kekhasan suatu
daerah. Namun,Keamanan dan Kenyamanan menjadi kondisi yang sangat penting dalam
industri pariwisata, dan sangat penting bagi wisatawan. Ancaman kenyamanan dan
keamanan wisatawan dapat dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti aksi teroris,
konflik lokal, bencana alam, perilaku sosial masyarakat dan penyakit menular
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya rasa aman bagi wisatawan.
Keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan merupakan salah satu faktor yang
menetukan keputusan untuk melakukan suatu perjalanan ke suatu destinasi
pariwisata. Ini membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan, tingkat pemahaman masyarakat tentang sadar wisata,
serta partisipasi masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan di sebuah
destinasi wisata.
Pesatnya pertumbuhan industri
pariwisata di Indonesia merupakan tangtangan yang cukup kompleks dalam
memberikan rasa aman dan rasa nyaman bagi wisatawan. Pada kenyataannya dalam
suatu destinasi wisata, wisatawan kurang mendapatkan rasa aman dan nyaman yang
disebabkan oleh sikap tuan rumah, pedagang asongan, pelayanan parkir dan
lain-lain. Kasus seperti ini sering terjadi di kawasan wisata yang sedang
berkembang. Lain halnya dengan wisatawan, wisatawan juga sering tidak
memberikan rasa nyaman terhadap dirinya sendiri dengan cara merusak alam, tidak
menjaga kelestarian suatu wilayah, melanggar peraturan yang ada disuatu daerah
dan lain-lain. Hal tersebut juga sering terjadi dan membuat rasa aman dan rasa
nyman bagi wisatawan berkurang.
Pada dasarnya, keamanan suatu
destinasi kepariwisataan dari kecelakaan ini menyangkut hak dan kewajiban dari
pihak-pihak di dalamnya untuk menjaga kondisi aman dan nyaman. Hak wisatawan
salah satunya adalah memperoleh perlindungan hukum dan keamanan serta
perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi (Pasal 20 huruf c dan f UU Kepariwisataan).
Di sisi lain kewajiban pengusaha salah satunya adalah memberikan kenyamanan,
keramahan, perlindungan keamanan, dan keselamatan wisatawan serta memberikan
perlindungan asuransi pada usaha pariwisata dengan kegiatan yang beresiko tinggi
( Pasal 26 huruf d dan e UU
kepariwisataan ).
Sebagai contoh keamanan destinasi
wisata yaitu Kebun Raya Baturaden yang baru saja diresmikan oleh ketua Yayasan
Kebun Raya Indonesia, sebagai kebun dengan konsep pelestarian di Jawa Tengah,
saat diresmikan, taman yang dibuka untuk umum ini sudah ditamani oleh berbagai
flora. Selain itu di taman seluas 143,5 hektar ini juga dibangun beberapa taman
seperti taman paku-pakuan, taman obat, hingga taman tematik. Namun, baru 5 hari
diresmikan bunga-bunga yang indah menjadi rusak, akibat wisatawan yang
berkunjung merusaknya yang seharusnya taman bunga tidak boleh di injak-injak
tetapi oleh para wisatawan di injak-injak dan berfoto di tengah-tengah taman
bunga, wisatawan juga menerobos masuk pembatas taman bunga yang berbentuk
setengah lingkaran. Seharusnya kejadian ini harus segera diselesaikan dan
memberikan keamanan ketat bagi sebuah destinasi bukan hanya dengan sebuah
tulisan larangan tetapi dijaga oleh petugas sehingga taman bunga atau destinasi
wisata tidak menjadi rusak dan wisatawan tidak berbuat melanggar peraturan.
Kebersihan lingkungan sekitar
kawasan pariwisata merupakan hal yang paling penting, lingkungan kawasan wisata
tersebut harus terjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan
kebersihan pada fasilitas umum. Kondisi sampah yang demikian membuat kenyamanan
terganggu, hal demikian memerlukan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang
sampah sembarangan. Perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan
khususnya masyarakat yang berada di sekitar kampung nelayan di anggap
mengganggu kenyamanan wisatawan, begitu pula dengan para wisatawan yang harus
peduli dengan kebersihan dan kenyamanan bagi para wisatawan dengan tidak membuang
sampah sembarangan. Seperti halnya dengan masalah yang baru – baru terjadi,
banyaknya sampah yang menumpuk di gunung Rinjani akibat ulah para
pendaki-pendaki yang tidak membawa turun kembali sampah-sampah yang ada
sehingga hal tersebut mengganggu kenyamanan bagi para pendaki. Selain itu
solusi lainnya dengan mengecek pembekalan setiap para pendaki sebelum mendaki
kemudian memeriksanya setelah turun. Sampah plastik yang mereka bawa ketika
mendaki harus ada ketika mereka turun gunung. Jika sampah dari produk yang
mereka laporkan ketika mendaki tidak ada maka akan terkena hukuman.
Sikap agresif pedagang asongan
merupakan faktor yang menyebabkan ketidak-nyamanan bagi para wisatawan.
Perilaku tersebut umum terjadi di suatu objek wisata, bahwa pedagang asongan
adalah anak-anak yang masih sekolah, dan terkadang pada pedagang asongan
bersikap seenaknya terhadap para wisatawan. Jasa tranportasi merupakan salah
satu jenis usaha yang menjadi kebutuhan wisatawan. Jasa penyewaan kendaraan
dari segi fungsional bertujuan memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk
mencapai objek wisata yang diinginkan, namun jasa transportasi merupakan faktor
yang menyebabkan ketidak-nyamanan dan ketidak-amanan bagi para wisatawan, bila
sang supir berkendara yang bersikap seenaknya atau mengebut sehingga itu
membuat wisatawan merasa tidak aman dan tdak nyaman. Jasa transportasi di suatu
wisata juga harusnya memiliki kendaraan yang layak pakai tidak dengan kendaraan
yang rusak ataupun tidak layak pakai sehingga itu pun membuat wisatawan tidak
nyaman. Seperti contoh jasa transportasi di objek wisata Kepulauan Seribu yang
ada memiliki transportasi yang standar dan itu membuat wisatawan tidak nyaman,
seharusnya transportasi lebih diperluas sehingga membuat para wisatawan merasa
nyaman serta aman dan juga membuat daya tarik bagi para wisatawan. Pengelolaan
tempat parkir di kawasan pariwisata masih belum jelas, walaupun diketahui bahwa
penjagaan dan pemungutan biaya parkir telah dilakukan oleh pihak sebuah
destinasi. Pengelolaan tempat parkir dan besaran biaya sering membuat pengunjung
merasa tidak nyaman. Sejauh ini belum
ada kebijakan yang menegaskan tentang pengelolan parkir pada objek wisata.
Besaran pungutan parkir sering menjadi aspek ketidaknyamanan wisatawan
nusantara maupun mancanegara, terlebih pada pengaturan parkir kendaraan pada
objek wisata tidak teratur sehingga hal tersebut yang menyebabkan suasana
kurang nyaman. Maka dari itu solusi untuk menyelesaikan permasalahan dari
pengelolaan parkir, seharusnya pihak destinasi mengurangi terhadap biaya lahan
parkir sehingga wisatawan tidak merasa keberatan dan merasa nyaman atas
kebijakan tersebut.
Nama Lombok dan Sumbawa memang mendunia di mata wisatawan. Panoramanya
cukup menggoda. Tapi wisata bukan sekedar keindahan alam. Namun ia juga
tergantung pada kondisi keamanan. Pemerintah memang gencar mempromosikan
pariwisata NTB, namun upaya mahal itu seakan sia-sia ketika jaminan keamanan
tidak seimbang. Para penjahat terus mengganggu para wisatawan. Soal keamanan
inilah yang menjadi masalah klasik industri pariwisata NTB. Bukan lagi soal
terorisme namun kejahatan personal yang langsung menyakiti para wisatawan.
Tahun ini saja kejahatan yang menimpa para wisatawan mencapai puluhan.
Sementara, kejadian yang baru terungkap di kepolisian baru 35 kasus saja. Di
Lombok Tengah, beberapa turis jadi korban perampokan. Harta bendanya di kuras
para pelaku, dan parahnya lagi para perlaku dengan senggan menyakiti korban.
Terutama bagi mereka yang berusaha melawan. Sederet kasus
diatas adalah sebagian kecil cerita buruk yang menimpa wisatawan di NTB. Namun
rasanya jumlah itu sudah cukup mengisyaratkan kenyamanan dan keamanan wisatawan
belum sepenuhnya terjamin. Mereka masih menjadi sasaran pelaku para kejahatan.
Soal keamanan ini sendiri bukan melulu soal jumlah aparat keamanan yang
berjaga. Ketimpangan ekonomi dan tidak meratanya kesempatan kerja turut
mendorong angka kriminalitas. Jadi selain menjaga keamanan harus ada campur
tangan pihak lain seperti pemerintah dan swasta. Di samping itu, tiap objek
wisata di dirikan pos pengamanan. Polisi memperbanyak pos pengamanan di daerah
Lombok Tengah. Mengimbau kepada masyarakat agar wisatawan yang berkunjung ke
Lombok dijaga serta serta dijadikan aset. Membuat wisatawan aman dan nyaman
adalah tugas bersama. Karena, keberadaan wisatawan ini membantu perekonomian
masyarakat yang ada.
Memasuki liburan akhir tahun yang
mana bagi sebagian masyarakat pergi untuk berlibur. Namun Namun berlibur disaat
keadaan musim liburan atau high season, tentu sangatlah ramai para wisatawan
untuk pergi berlibur ke suatu daerah dan juga itu membuat perjalanan menuju
tempat wisata menjadi ramai atau macet. Keadaan tersebut terkadang membuat kita
tidak merasa nyaman ketika terjebak macet atau jalanan yang rusak. Jadi jika ingin bicara mengurangi kemacetan
terutama pada saat liburan panjang, pemerintah berfokus pada penambahan jalan
yang lebih banyak. Jangan bicara soal penggunaan transportasi publik, karena
transportasi yang ada belum mampu mengakomodasi kebutuhan publik, baik dari
sisi kenyamanan, maupun pencapaian lokasi. Contoh: apakah anda menemukan ada
Kereta Api yang rute langsung dari Jakarta menjuju Kota Wisata Lembang di Jawa
Barat atau Pantai Parangtritis, Yogyakarta?. Solusi untuk wisatawan yang ingin berlibur
tetapi melewati jalan tol, kementrian perhubungan menerapkan waktu khusus bagi
kendaraan berplat tertentu untuk melewati jalan tol (baik tol luar kota maupun
tol dalam kota). Misalnya dari jam 07.00 sampai 10.00 semua pintu tol hanya
boleh dilewati oleh semua mobil berplat nomer ganjil. Kemduian jalan tol
ditutup selama 30 menit, guna memberi jedah agar tidak terjadi penumpukan
kendaraan di jalan tol. Setelah itu, pukul 10.30 sampai 12.30 pintu tol dibuka
lagi tetapi hanya untuk semua mobil yang berplat nomer genap. Demikian seterusnya,
dengan demikian, jumlah kuota kendaraan yang melintas akan sangat terkontrol
dan tidak akan menyebabkan kemacetan parah di jalan tol.
Kebutuhan akan sarana akomodasi bagi
para wisatawan sangat dirasakan manfaat dan pentingnya, diluar rumah mereka
sendiri. Hotel merupakan bisnis jasa akomodasi yang di dalamnya terdapat unsur
pelayanan, kenyamanan serta fasilitas penginapan yang dibutuhan. Hotel
menyediakan banyak fasilitas untuk memanjakan para konsumen dengan memberi rasa
nyaman dan aman agar pelanggan merasa betah. Namun, terkadang hal tersebut bisa
dikatakan kurang memberikan rasa aman dan nyaman karna fasilitas dan pelayanan
yang kurang mendukung. Selain itu dalam menjaga
dan merawat kamar tidur tamu itulah yang menjadi maslahnya dikarenakan
kurang menjaga kebersihan, dan pramusaji yang ada kurang menjaga keramahan dan
kesopanan terhadap wisatawan yang menginap. Untuk dari itu solusi bagi hotel
yang kenyamanannya kurang bisa di tingkatkan keramahan dan kesopanannya supaya
para wisatawan merasa nyaman dan betah di tempat hotel.
Permasalahan yang terjadi pada Taman
Margasatwa Ragunan Jakarta merupakan masalah umum yang juga dialami oleh kebun
binatang yang ada di indonesia pada umumnya. Beberapa permasalahan yang sering
menjadi kendala dalam mengeolaan satwa liar. Masalah sampah merupakan masalah
yang lama telah turun menurun menjadi permasalahan utama lingkungan tertentu.
Terlebih pada suatu wisata yang menjadi pusat keramaian seperti Taman
Margasatwa Ragunan. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya sampah-sampah
bergeletakan diatas tanah dan jalan aspal. Ketika hujan sampah tersebut akan
menempel dan terlihat akan sangat kotor. Hal ini merusak pemandangan dan dampak
ekologi yang ditimbulkan adalah jenis vegetasi tumbuhan bawah akan tertutupi
oleh sampah-sampah yang sebagian besar terbuat dari plastik. Maka dari itu,
solusi untuk menangani permasalahan tersebut kita sebagai pengunjung harus bisa
menjaga kebersihan yang ada, tidak membuang sampah sembarangan demi kenyamanan
kita sendiri. Selain itu, petugas yang ada di Taman Margasatwa Ragunan harus
bisa menangani ini dengan menjaga ketat bagi pengunjung yang membuang sampah
sembarangan dan menegurnya jika membuang sampah disekitar lingkungan.
Rangkaian pengeboman bali pengeboman
pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil
yang juga bertempat diBali tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa meninggal dan
209 jiwa korban luka-luka atau cidera, kebanyakan korban merupakan para
wisatawan asing yang sedang berlibur ke Bali. Kasus tersebut juga merupakan
kelalaian terhadap pengawasan di sekitar lokasi tersebut, dan kurangnya
kewaspadaan pemerintah berserta masyarakat dalam mengawasi perkembangan aksi
terorisme itu sendiri. Kita bisa mengetahui bahwa kasus tersebut berdampak bagi
masyarakat atau wisatawan terhadap keamanan di lokasi tersebut, dan kondisi ini
menyebabkan para wisatawan enggan untuk berlibur karena kondisi yang tidak
memungkinkan. Kejahatan terorisme memang sudah seharusnya lenyap dari sekitar
kita. Aksi-aksi tersebut hanya menggangu ketentraman dan keamanan hidup
seseorang ataupun wisatawan yang ada. Penanggulangan aksi terorisme yang telah
banyak digunakan oleh negara sudah seharusnya lebih ditingkatkan lagi terutama
di daerah yang sering terjadi sasaran seperti diBali. Polisi sebagai aparat
penegak hukum sudah saatnya meningkatkan kualitas inteljennya untuk mengahadapi
kasus terorisme. Sudah saatnya polisi maupun pihak terkait memiliki kemampuan
untuk mengendus jaringan-jaringan yang mampu dan memiliki kemungkinan untuk
melakukan aksi terorisme, sehingga penanggulangan disana bukan reaktif pasca
terjadinya terorisme saja. Meskipun aksi terorisme makin marak terjadi, namun
usaha untuk memperkecil ruang gerak teroris tidak boleh berhenti. Kerja keras
dari seluruh masyarakat baik di Bali khususnya di Indonesia pada umumnya akan
mampu mengurangi aksi terorisme secara perlahan diharapkan jumlahnya tidak lagi
sebanyak saat ini. Dengan berkurangnya aksi terorisme, maka masyarakat akan
merasa lebih aman dan lebih nyaman sehingga terciptanya tataan sosial yang
stabil.
Berdasarkan permaslahan yang bisa
saya paparkan mengenai keamanan dan kenyamanan dalam pariwisata. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat tentang sadar wisata dengan tolok
ukur unsur sapta pesona masih rendah. Ini membuktikan bahwa fungsi sosial
masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan,
keindahan, keramahan dan kenangan tidak berfungsi dengan baik secara sistem untuk
mencapai tujuan pariwisata yang berdaya saing tinggi. Rendahnya pemahaman
masyarakat tentang sadar wisata menimbulkan beberapa faktor yang berimplikasi
terhadap ketidaknyamanan dan ketidakamanan wisatawan di kawasan pariwisata.
Selain masalah terdapat juga solusi untuk menyelsaikan masalah tersebut. Semoga
bisa bermanfaat bagi anda yang membaca serta mendapatkan nilai yang memuaskan
untuk mata kuliah Sejarah Indonesia.
Daftar
Pustaka
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/547155-kilas-balik-peristiwa-pahit-bom-bali-12-tahun-silam
Nama : Darin
Nabilah
Kelas : UJP
B 2015
No Regritasi
: 4423154949
Darin blognya bagus&menarik. Makasih darin infonya!❤️
BalasHapusgoood (y)
BalasHapusBagus banget temanya menarik!��
BalasHapusGood idea darinnnn
BalasHapusArtikel yang bagus, tetapi perlu diperhatikan lagi kosakatanya. terimakasih dan sukses selalu untuk artikel artikel selanjutnya.
BalasHapus