Meningkatkan Sumber Daya Manusia pada sektor Pariwisata
Masalah Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia
Indonesia negeri dengan sejuta
pesona. Memiliki banyak keindahan alam yang sangat mengagumkan. Dengan gugusan
pulau-pulau berjumlah belasan ribu yang menghampar di atas luas birunya lautan.
Kekayaan alam itu merupakan komponen terpenting dalam pariwisata Indonesia yang
menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa. Pentingnya pengembangan
pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana, akses menuju destinasi hingga
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meningkatkan pariwisata sangatlah penting,
karena menurut Nunung, “peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu
kunci dalam pengelolaan maupun dalam perencanaan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta, agar bisa memenangkan persaingan” Kepala Dinas
Pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat. Ia juga mengatakan pariwisata merupakan
kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat dan berdampak
pada masyarakat setempat. Pariwisata dikatakan mempunyai dampak luar biasa,
yang membuat masyarakat mengalami perubahan secara signifikan.
Dalam
pariwisata banyak sekali yang membuka
lapangan pekerjaan. Karena parwisata bersifat fleksibel. Pariwisata
mencakup banyak sektor lapangan pekerjaan dimulai dari transportasi, akomodasi,
pedagang kaki lima hingga pegawai yang nantinya akan di rekrut untuk bekerja di
destinasi tersebut. Dengan banyaknya jumlah penduduk Indonesia seharusnya kita
dapat memaksimalkan tenaga kerja dalam sektor pariwisata. Sumber Daya Manusia
merupakan salah satu yang dapat menentukan dalam pengembangan pariwisata. Karena
Sumber Daya Manusia yang profesional akan menciptakan citra Indonesia yang
lebih baik lagi.
Dalam setiap destinasi wisata tentu
memerlukan pramuwisata (Tour Guide) yang
berkualitas untuk memperkenalkan destinasinya kepada wisatawan, baik kepada
wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Pramuwisata berperan penting dalam hal
ini, Ia harus terampil dalam berbahasa
selain itu diperlukan wawasan yang luas yang mencakup destinasi wisata
tersebut. Wawasan yang luas terdiri dari informasi umum, sejarah, budaya hingga
kuliner atau makanan khas dari tempat destinasi wisata tersebut. Selain itu pramuwisata
juga diperlukan memiliki sikap yang ramah dan santun terhadap wisatawan. Pada
kenyataannya peran ini belum sepenuhnya dimiliki oleh seorang pramuwisata,
karena menurut pengalaman saya pramuwisata yang ada di Indonesia saat ini belum
terorganisir dengan baik. Sedikitnya pramuwisata yang memiliki sertifikasi
profesi yang menjadi salah satu kendala saat ini.
Selain itu pekerjaan yang setingkat
diatas dari pramuwisata diatas adalah sebagai Tour Leader. Pekerjaan ini
mencakup perjalanan wisatawan dari daerah asal hingga destinasi yang akan
dituju. Sebagai tour leader kita harus budayakan untuk tepat waktu. Karena
semua perjalanan telah terjadwal. Tidak beda jauh dengan pramuwisata lokal,
tour leader juga dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan juga sikap yang
bersahabat. Tetapi perbedaannya adalah tour leader dituntut untuk mengetahui
jalan yang dilalui, apa saja tempat-tempat yang bersejarah, dan tour leader
harus memiliki inisiatif jika terjadinya masalah selama perjalanan.
Masih banyak peluang kerja lainnya
seperti halnya bekerja pada travel agensi. Dalam pekerjaan ini SDM minimal
mengerti tentang wisata perjalanan seperti halnya memesan tiket secara online,
tidak lupa pelayanan yang ramah terhadap pelanggannya. Untuk divisi lain yaitu
bagian dalam pembuatan paket tour. Dan divisi terakhir yang paling menarik
adalah bagian MICE. Dalam divisi ini kita hanya menyediakan dan menjalankan apa
yang pelanggan inginkan. Pekerjaan MICE ini belum mendukung secara maksimal
karena masih banyak pekerja yang belum memiliki sertifikasi, padahal jika kita
ingin menggelar event internasional sangatlah dibutuhkan tenaga ahli tentu kita
harus memiliki sertifikasi untuk membuktikan bahwa tenaga ahli kita adalah
tenaga ahli yang professional dan berkualitas.
Pada era modern saat ini pariwisata
bukan hanya bertujuan untuk refreshing semata, pariwisata kini memiliki banyak
macam seperti wisata religi seperti halnya umroh dan haji. Kemudian wisata
kuliner, yaitu wisatawan pergi ke suatu tempat hanya untuk mencoba ragam
makanan. Wisata kuliner dapat dijumpai pada objek-objek wisata. Selanjutnya
adalah wisata kesehatan. Wisata kesehatan adalah wisata yang bertujuan untuk
kesehatan melalui kegiatan fisik dan spiritual. Contoh wisata ini seperti
relaksasi dan spa yang biasanya berada di hotel tertentu.
Adapun beberapa hal yang dapat menjadi
peluang bagi pengembangan pariwisata saat ini, antara lain adalah: pertama,
turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar, dapat memicu meningkatnya
jumlah wisatawan (Kedaulatan Rakyat, 6 Agustus 1998:5). Pernyataan
ini dapat dibenarkan karena dengan turunnya nilai mata uang rupiah
memungkinkan biaya-biaya yang dikeluarkan wisman jauh lebih rendah dibanding
sebelumnya. Dengan demikian hal ini merupakan peluang yang akan dimanfaatkan
oleh wisman maupun penyelenggara pariwisata untuk mengembangkan pariwisata
dengan lebih mudah.
Kedua, adanya kecenderungan pihak wisatawan asing dewasa
ini untuk berwisata dalam dimensi tradisonal, seperti mengunjungi desa-desa
yang memiliki keunikan baik untuk sekedar mengunjungi maupun untuk wisata
ilmiah (Suara Pembaruan, 30 Januari 1999). Kecenderungan ini harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh Indonesia yang masih memiliki banyak desa tradisonal serta
berbagai obyek penelitian. Peluang ini selain kurang membutuhkan modal yang
besar, wisata ilmiah juga dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi
Indonesia.
Ketiga, jumlah penduduk Indonesia yang
jumlahnya lebih dari 200 juta, juga merupakan peluang pasar yang baik selain
para wisatawan asing. Hal ini didukung oleh data dari hasil Sensus Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) BPS menunjukkan adanya peningkatan wisatawan dalam negeri
dari 1991 hingga 1994 sebesar 22,8%, pada tahun 1991 sebanyak 64,5 juta orang
pada tahun 1994 menjadi 83,9 juta orang (Kedaulatan Rakyat, 21 Agust. 1998:5)
Keempat, data yang diperoleh dari BPS
(1999) menunjukan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 1999
adalah 94.847.178 orang, jumlah yang bekerja: 88.816.859 orang dan yang tidak
bekerja: 6.030.319 orang. Angkatan kerja yang belum bekerja
ini diharapkan dapat terserap dalam sektor pariwisata.
Kelima, adanya kecenderungan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), transportasi, komunikasi dan informasi yang
terus meningkat dapat membuka peluang bagi pengembangan pariwisata. Walaupun
mungkin kondisi Iptek, transportasi, dan lain-lain tersebut, saat ini belum
memadai tetapi kecenderungan kemajuan telah memberikan kemungkinan bahwa di
waktu yang akan datang, akan lebih baik. Dengan kemajuan komunikasi,
transportasi dan informasi serta semakin maraknya pembangunan lembaga-lembaga
pendidikan pariwisata di seluruh Inodensia, diharapkan dapat mempersiapkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang lebih baik serta membuka peluang yang luas untuk
bekerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan di luar negeri, terutama antara
antara DTW dengan negara-negara yang potensial.
Masalah yang kini terjadi di Indonesia yaitu kurangnya kesadaran
masyarakat Indonesia dalam berperan aktif terhadap pengembangan pariwisata.
Seperti yang sudah dijelaskan Indonesia memiliki potensi alam yang sangat
mendukung, hanya saja masyarakat kurang menyadarinya. Masih banyak tempat
wisata yang masih bisa dikembangkan, bukan hanya Bali, Jogja, atau Jakarta saja
yang memiliki potensi. Hampir setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing
yang dapat menarik wisatawan. Budaya kita, suku dan bahasa begitu beragam.
Sangatlah mengundang daya tarik wisatawan tetapi sayangnya tenaga ahli kita
belum teroganisir secara baik. Kurangnya tenaga ahli yang berkualitas pun
menjadi masalah yang terus berlanjut. Daya saing kita semakin banyak dengan
dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Di negara lain, bukan menjadi hal yang tabu jika mereka lebih
mengerti bahasa asing dibanding tenaga ahli di negeri sendiri. Mereka akan
mendapatkan peluang setingkat lebih tinggi dengan kita. Kita dituntut minimal
menguasai satu bahasa asing karena sangatlah penting, dalam pariwisata kita
akan bertemu dengan wisatawan yang bukan hanya dari wisatawan lokal semata
tetapi dari mancanegara. Untuk menciptakan tenaga ahli yang profesional
selanjutnya adalah memiliki sikap yang santun. Dalam pelayanan hingga komplain
sekalipun harus kita hadapi dengan senyuman. Dan yang terakhir adalah wawasan
yang luas. Wawasan yang luas sangatlah diperlukan untuk menguasai pekerjaan
yang kita pilih.
Solusi untuk Indonesia
Indonesia memiliki keunggulan yang terkenal akan keramahan yang
dikenal oleh penjuru dunia. Dari sisi sumber daya manusia, usaha untuk
melakukan sertifikasi pun terus dilakukan terhadap sumber daya manusia di
sektor pariwisata. Pembangunan sumber daya manusia pariwisata yang unggul terus
dilakukan seperti halnya menambahkan program studi pariwisata di seluruh
Indonesia. Tujuan tersebut agar lulusan dari sekolah tinggi pariwisata maupun
perguruan tinggi pariwisata di Indonesia memiliki standar yang setara dengan
lulusan dari negara lain.
Seperti pada industri pariwisata, dimana memiliki
hubungan langsung yang bersifat intangible (tak berwujud)
dengan pengunjung yang sangat bergantung pada kemampuan individu karyawan itu
sendiri dalam pelayanan yang profesional dengan berstandar internasional. Serta
memberikan pengalaman yang tak terlupakan dalam membangkitkan minat dan
menciptakan kesenangan serta kenyaman kepada para konsumennya. Demikian juga
atraksi wisata di suatu destinasi wisata yang dapat memebuat daya tarik
wisatawan. Daya tarik wisata meliputi wisata alam, selain itu daya tarik wisata
seperti museum,peninggalan sejarah, seni dan budaya serta wisata alam dan taman
rekreasi. Pada intinya merupakan faktor manusia yang akan menentukan apakah
para pengunjung (wisatawan) akan memperoleh pengalaman yang menakjubkan dan
akan berkunjung kembali.
Pembangunan sumber daya manusia pada sektor pariwisata dapat
dilalui dengan dua jalur yaitu lewat pendidikan formal dan pendidikan non
formal. Dalam pendidikan formal telah tersedia beberapa lembaga pendidikan tinggi
kepariwisataan, seperti misalnya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung. Untuk
pendidikan non formal pemerintah telah bekerjasama dengan instansi terkait
dalam sertifikasi sumber daya manusia berstandar ASEAN.
Dengan peluang karir yang sangatlah berlimpah pada akhirnya
beberapa universitas pun membuka prodi baru yaitu Usaha Jasa Pariwisata. Prodi
ini akan menumbuhkan bibit unggul yang nantinya akan menjadi tenaga ahli
khususnya dalam dunia pariwisata. Mahasiswa akan dididik secara mendasar mengenai
pengetahuan dasar kepariwisataan. Seperti misalnya tekhnik dalam pemanduan,
mata kuliah ini mempelajari tentang pemanduan yang baik. Dasar-dasar manajemen
pun turut dipelajari dalam prodi ini. Kemudian dasar akomodasi dan restoran
yaitu mata kuliah yang mempelajari tentang pengenalan macam-macam penginapan
seperti hotel, motel dan sejenisnya.
Mata kuliah yang mendukung lainnya adalah ekonomi pariwisata,
tidak lupa mempelajari geografi dalam pariwisata, pemasaran hingga pengetahuan
mengenai manajemen perhotelan. Dalam perhotelan pun banyak sekali prospek kerja
yang sangat menarik. Pengetahuan lainnya meliputi manajemen perjalanan wisata
seperti mempelajari ticketing, pasasi, biro perjalanan, cara membuat paket
perjalanan hingga MICE.
Kepanjangan MICE sebagai meeting, insentive, conference, and
exhibition yng telah dikenal secara luas di dunia dan menjadi istilah umum
dalam industri pariwisata. Kegiatan ini merupakan bagian dari pariwisata karena
banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya sehingga
memberikan kontribusi baik dari sisi penyediaan tenaga kerja maupun dalam
memberikan devisa negara. Peserta kegiatan MICE adalah yang melakukan
perjalanan dan menghadiri suatu kegiatan atau event yang berhubungan dengan
bisnisnya sambal menikmati kegiatan wisata secara bersama-sama. Biasanya
kegiatan MICE ini berada di hotel yang dekat dari destinasi wisata yang
eksotis. Pemerintah berusaha untuk meningkatkan kegiatan MICE ini agar memiliki
sertifikasi yang bertaraf internasional. Dengan begitu akan banyak wisatawan
atau peserta MICE yang datang dari berbagai mancanegara. Kegiatan MICE ini
telah membuka lapangan kerja baru, tidak hanya menciptakan tenaga kerja musiman
saja, tetapi juga menciptakan pekerjaan yang tetap bagi banyak masyarakat yang
memiliki kemampuan ini khususnya diciptakan bagi negara yang masih berkembang.
Dalam pariwisata tak luput dari mata kuliah sejarah. Dengan
mempelajari sejarah kita akan lebih mencintai negara kita sendiri. Mahasiswa
akan mempelajari berbagai macam sejarah, mulai dari sejarah Indonesia hingga
kebudayaan Indonesia itu sendiri. Peradaban dunia dari masa pra sejarah hingga
kemerdekaan. Tujuan dari pembelajaran ini adalah sebagai bekal untuk mengenal
lebih dalam mengenai sejarah yang ada di Indonesia. Mata kuliah ini sangat efektif
sebagai wisata sejarah yang mengedukasi.
Salah satu universitas yang
membuka prodi ini adalah Universitas Negeri Jakarta. Dengan standar kompetensi,
universitas ini akan mencetak tenaga ahli yang berkualitas yang nantinya akan
bekerja khususnya di bidang pariwisata. Dengan banyaknya universitas yang
membuka prodi ini akan menambah peluang sumber daya yang ahli dan
bersertifikasi. Dengan pengembangan sumber daya yang berkualitas akan
meningkatkan pariwisata Indonesia yang lebih baik lagi.
Pariwisata dapat menjadi solusi untuk menghadapi MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean). Dengan potensi wisata di Indonesia kita dapat menarik
pengunjung bagi para pecinta travelling lokal maupun mancanegara. Banyak tempat
pariwisata yang menarik baik pantai, keindahan alam di kaki gunung, tempat
bersejarah, ragam kebudayaan dan masih banyak lagi yang dapat dikunjungi.
Dengan begitu kita dapat bekerja sama dengan masyakarat untuk berperan aktif
dalam meningkatkan wisata daerah. Dengan masyarakat yang menyadari peran,
fungsi dan manfaat pariwisata untuk memanfaatkan peluang-peluang yang tercipta
yang dapat mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Masyarakat diberikan
kesempatan untuk memasarkan produk-produk lokal sera membantu mereka untuk meningkatkan
keterampilan dan pengadaan modal bagi usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan.
Dengan wisata daerah kita akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di
Indonesia. Masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya MEA, karena justru
dengan adanya MEA akan lebih menguntungkan bagi kita untuk meningkatkan peluang
datangnya wisatawan.
Kemampuan berbahasa pun menjadi syarat utama untuk sumber daya
manusia pariwisata. Bahasa inggris masih menjadi prioritas utama. Peranan
bahasa asing sangat diperlukan untuk berkomunikasi dengan wisatawan yang
berasal dari negara lain. Oleh karena itu tenaga ahli yang bekerja pada sektor
pariwisata harus menguasai bahasa asing sehingga dapat berkomunikasi dan
melayani tamu dengan baik. Pelaku wisata yang membutuhkan kemampuan bahasa
asing diantaranya adalah pegawai travel agent, pegawai hotel, pelayanan saat
guiding, komunikasi wisata dengan masyarakat dan sebagainya. Untuk mengenalkan
pariwisata dalam negeri ke mancanegara banyak cara yang ditempuh dengan
kemajuan teknologi yang canggih. Tentu saja website yang digunakan untuk
promosi tersebut minimal harus menggunakan bahasa inggris. Dengan kemampuan
bahasa asing, diharapkan bisa memberikan pelayanan yang maksimal dan mampu
menimnbulkan kesan serta citra yang baik untuk Indonesia khususnya pada sektor
pariwisata.
Pemerintah terus berupaya
untuk menciptakan tenaga ahli tersebut dengan menyediakan berbagai macam
pelatihan seperti misalnya balai latihan kerja khusus mempelajari bahasa asing.
Untuk saat ini telah tersedia balai latihan kejuruan bahasa inggris dan bahasa
korea. Selain itu pemerintah berusaha untuk membenahi masalah ini dengan fokus dalam
pembelajaran bahasa asing di setiap daerah. Fokus pelatihan terhadap bahasa asing lainnya pun terus dikembangkan
sesuai dengan negara asal wisatawan mancanegara karena setiap wisatawan asing
yang datang ke Indonesia minimal kita harus mengerti bahasa asing dasar,
kosakata sederhana dalam berkomunikasi atau hanya sekedar menyapa para
wisatawan.
Pengetahuan budaya asing juga bisa menjadi bekal penting bagi
SDM pariwisata. Karena kebudayaan di setiap negara berbeda-beda. Pengetahuan
budaya asing meliputi kebiasaan atau kesukaan wisatawan. Dengan pengetahuan
sebagai nilai plus tersendiri bagi tenaga ahli, pengetahuan ini bertujuan agar
kita bisa memahami lebih baik lagi dalam berkomunikasi tanpa adanya
kesalahpahaman yang berarti. Untuk meningkatkan pengetahuan ini hendaknya
diberikan pelatihan yang mendasar tentang budaya asing. Atau jika ingin belajar
sendiri dapat dipelajari pada situs internet.
Itulah beberapa solusi yang dapat dikembangkan demi terciptanya
SDM yang berkualitas dan menjadi Indonesia lebih baik lagi. Dengan pengemasan
yang lebih menarik lagi pariwisata akan lebih dikenal di semua penjuru dunia karena
Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu eksotis yang tidak kalah dengan
negeri asing lainnya. Semoga pariwisata Indonesia bisa lebih banyak menambahkan
devisa untuk negara demi memajukan kesejahteraan bangsa.
"Analisis Pengembangan Pariwisata". Analisispengembanganpariwisata.blogspot.com. (Diakses pada tanggal 29 Desember 2015).
Kurnia Kiki, " SDM Pariwisata berkualitas berdampak perkembangan Pariwisata". m.galamedianews.com/daerah/16783/sdm-pariwisata-berkualitas-berdampak-perkembangan-wisata-daerah.html. (Diakses pada tanggal 28 Desember 2015).
"Masalah SDM Jadi Kendala Pariwisata Hadapi MEA". waspada.co.id/medan/masalah-sdm-jadi-kendala-pariwisata-hadapi-mea/. (Diakses pada tanggal 30 Desember 2015).
" Pengertian Karakteristik Masyarakat Ekonomi ASEAN". seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-karakteristik-masyarakat-ekonomi-asean.html (Diakses pada tanggal 1 Januari 2016).
Rosyidi Ahmad, "Cara menjadi Tour Guide di Indonesia". studipariwisata.com/refrensi/cara-menjadi-tour-guide-di-indonesia-8-langkah/. (Diakses pada tanggal 28 Desember 2015).
Nama : Muthia Amelinda
NIM : 4423155594
Kelas : Usaha Jasa Pariwisata B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar