18 TAHUN
MENUJU PROSES DEWASA
Shaloom!
Perkenalkan, nama saya Rohana. Nama lengkap saya Rohana Yunita Hevi Lasmaida
boru Sidabutar. Panjang bukan? Hehehehe. Nama itu diberikan oleh kakek dan
nenek saya yang sekarang sedang berada di kampung. Kebetulan kakek dari papa
saya sudah meninggal pada saat saya duduk di kelas 1 SMP dan ketika saya
menginjak umur kurang lebih 12 atau 13 tahun. Kata mama dan papa saya, nama
saya ini mempunyai arti yang banyak. Tapi sayangnya saya tidak hafal semua arti
dari nama saya. Hanya satu nama yang paling saya hafal, yaitu ‘’Rohana’’. Apa
artinya? Artinya adalah di dalam nama Rohana ada kata Roha, yang artinya dalam
bahasa batak itu hati. Agar memiliki hati yang kuat dan baik. Maka dari itu
saya memberikan sub judul seperti itu, selama saya hidup dalam 18 tahun ini
memang banyak sekali berbagai peristiwa dan hal yang bahkan membentuk karakter
dan mental saya. Bahkan tidak sedikit dari hal itu yang benar-benar
menyakitkan. Dan itulah yang menjadikan hati saya kuat dan saya mengerti bahwa
memang hidup ini sangat keras.
Masa-masa
balita saya sangat menyenangkan pada saat itu. Namanya juga pasti balita, pasti
hanya tahu indahnya saja belum tahu sebagaimana keras dan susahnya hidup itu.
Bermain bersenang-senang, jalan-jalan ke suatu tempat wisata, liburan tanpa
kenal cape, dimanja sama papa, dapet yang baru, dibeliin mainan baru, dibeliin
baju baru, waktu ulang tahun dapet kue yang manis-manis sampe makannya belepotan,
ya pokoknya seperti anak kecil yang bahagia pada umumnyalah.
- Masa-masa saat TK-Sekolah Dasar
Saya
mengenal sekolah pada saat saya memasuki TK(Taman Kanak-kanak) Besar. Mengapa
dibilang TK Besar? Bukan karna badan saya yang besar loh ya, tetapi karna umur
saya pada saat itu sudah menginjak 5 tahun, sedangkan TK itu ada tahapannya.
Yaitu dimulai dari playgroup, TK Kecil sampai TK Besar. Playgroup itu dari umur
sekitar 1-2 tahun. Lalu TK Kecil itu dimulai dari umur kisaran 3-4 tahun. Lalu
baru TK ntu. Salah satu faktornya adalah karna harga sekolah swasta yang mahal,
lagipula juga kalau di Playgroup dan di TK Kecil hanya disediakan waktu untuk
bermain bukan belajar seperti di TK Besar. Di TK Besar sudah dimulai untuk
pelajaran yang paling dasar. Kalau hanya bermain, saya juga bisa bermain di
rumah. Itu saya bermain di rumah juga didampingi dan diajarkan oleh kedua orang
tua saya yang lebih tahu saya seperti apa. Dan juga sebenarnya, orang tua saya
sangat protektif dan tidak sembarangan memperbolehkan saya pergi kemana pun dan
bermain apa pun di luar pandangan mereka. Itu sudah ditetapkan sejak saya
kecil, bahkan sampai sekarang di umur saya sudah 18 tahun dan sudah dianggap
menuju dewasa secara umur, saya masih diperlakukan seperti anak kecil dan mereka
masih sangat overprotektif.
TK
saya pada saat itu bernama TK Samaria. Itu merupakan TK swasta Kristen yang
berada di daerah Meruya Utara, Jakarta Barat. Saya memasuki TK pada umur 5
tahun. Pada saat hari pertama saya sekolah, saya diantar oleh mama saya. Dan
saya masih ingat sekali pada saat hari pertama itu, saya nangis kejer saya
nangis sekeras-kerasnya karna ternyata mama saya hanya mengantarkan saya saja
tidak menunggu saya juga. Kan biasanya kalau anak kecil sekolah biasanya
ditungguin kan, apalagi waktu itu masih TK dan saya baru pertama masuk sekolah,
pasti saya sangat panik sekali pada saat itu. Tetapi beruntung guru-guru TK
saya sangat pengertian dan tidak memarahi saya. Walaupun saya menangis sangat
sangat keras, mereka tetap langsung membujuk dan menenangkan saya. Tentunya
mama saya juga tidak langung pulang, mama juga ikut menenangkan saya dan
memberikan pengertian kenapa mama harus langsung pulang pada saat itu dan tidak
menunggu saya sampai saya pulang sekolah. Tetapi karna saya terus merengek,
akhirnya mama saya pun tidak jadi pulang. Mama tetap menunggu saya sampai saya
pulang sekolah. Lalu mama memberi tahu dan memberikan pengertian kepada saya
kalau hari-hari selanjutnya saya tidak diantar jemput lagi sama mama, melainkan
akan diantar jemput oleh jemputan sekolah. Maka dari itu, mama mau agar saya
bisa terbiasa dan tidak menangis lagi. Bila diingat-ingat lagi sekarang ternyata
itu sangat memalukan. Padahal teman-teman saya yang lain tidak menangis dan
malahan mereka tertawa-tawa karna tidak mau melewatkan luar biasanya hari
pertama mereka masuk sekolah, tetapi saya malah menangis di hari pertama masuk
sekolah. Lucu ya Rohana astaga……..
Seperti
itulah masa-masa TK Besar saya secara singkat yang sangat mengenang dan masih
saya ingat sampai sekarang. Sekarang, mari kita bahas pada masa-masa sekolah
dasar.
Saya
SD di SDS Samaria Kudus. Apa itu SDS? SDS itu singkatan dari Sekolah Dasar
Swasta. Pada saat saya baru masuk kelas 1, nama sekolah itu masih bernama
Sekolah Dasar Kristen Samaria Kudus, disingkat SDK. Namun pada saat saya sudah
duduk di kelas 6 dan sebentar lagi ada UjianNasional, namanya pun berubah
menjadi SDS Samaria Kudus.
Kehidupan
SD saya berjalan seperti biasa. Saya kelas 1 pada umur 6 tahun. Saya kelas 2
pada umur 7 tahun. Saya kelas 3 pada umur 8 tahun. Saya kelas 4 pada umur 9
tahun. Saya kelas 5 pada umur 10 tahun. Dan saya kelas 6 pada umur 11 tahun.
Benar-benar biasa seperti anak SD pada umumnya. Tetapi saya benar-benar tidak
bisa melupakan kenangan SD saya sampai sekarang. Karna dari SD-SMA, hanya SD
yang sangat mengesankan bagi saya. SMP dan SMA juga mengesankan, tetapi tetap
masa-masa SD yang masih berbekas bagi saya. Mungkin orang kebanyakan menganggap
masa SMA yang paling indah. Tetapi tidak bagi saya. Bagi saya masa SMA biasa,
tetap masa SD yang saya pilih. Oke, seperti yang saya sudah sampaikan
sebelumnya, saya mempunyai nama panggilan yang banyak. Tetapi di SD, saya
dipanggil ‘’Yun’’ dan juga ‘’Yunita’’. Dan itu yang saya rindukan sampai
sekarang. Nama panggilan itu. Karna pada saat ini tidak ada yang memanggil saya
seperti itu. Sekalipun ada, hanya 1 atau 2 orang. Tetapi tetap teman-teman SD
saya yang saya rindukan. Tetapi jangan bayangkan masa SD saya indah seperti
yang saya katakan. Walaupun saya bilang hanya masa-masa SD yang sangat
berkenan, tetapi itu tidak seindah yang saya alami dan mereka lakukan kepada
saya. Karna badan saya memang sudah besar dan saya sangat gendut saat SD,
teman-teman saya selalu menjelek-jelekan badan saya dan wajah saya. Karna
memang teman-teman saya rata-rata mereka semua adalah orang Chinese, sudah
pasti wajah mereka sanga cantik dan badan mereka memang bagus. Walaupun masih
SD mereka sudah tau apa model dan fashion yang bagus pada saat itu. Dan
tentunya teman-teman saya memang orang kaya semua. Mereka setelah pulang sekolah langsung jalan-jalan dengan
mamanya ke mall, dibelikan apapun yang mereka inginkan. Memang, tidak semuanya
teman-teman SD saya seperti itu. Tetapi kebanyakan mereka seperti itu. Sedangkan
saya? Saya dijemput pembantu saya pada saat pulang sekolah, dan saya langsung
pulang. Benar-benar langsung pulang. Saya hanya berdiam di rumah saja, ditemani
oleh pembantu saya. Kembali lagi ke soal nama panggilan saya pada saat SD. Walaupun
saya mempunyai nama panggilan, tetapi kata teman saya, ‘’Ah, lo kebagusan
namanya kayak gitu! Nggak sesuai! Mending manggil lo gendut aja! Kan sesuai
juga sama badan lo hahahaha”. Saya tidak membantah atau gimana, memang saya
tidak suka, mungkin saya berlebihan karna menyampaikan ini sebagai curahan hati
saya. Tetapi coba anda bayangkan anak SD usia kisaran sekitar 6-11 tahun sudah
mendapat ejekan dari teman-temannya. Walaupun itu ejekan, coba anda fikir anak
kecil biasanya selalu benar jika mendiskripsikan fisik seseorang itu seperti
apa. Saya diejek gendut, jelek, pokoknya di setiap kelas dari kelas 1-6 saya
selalu diejek dengan berbagai ejekan mereka. Jangankan di sekolah, di gereja
pun bahkan saya tidak lepas dari ejekan teman-teman saya. Memang pada saat
kecil wajah saya sudah jelek. Tidak seperti mereka yang mempunyai wajah yang
putih, bersih, dan cantik. Ternyata, memang dari kecil saya sudah tidak
dihargai. Siapa coba yang suka fisik atau yang dia punya dijelek-jelekkan
seperti itu. Pada saat kita dewasa saja kita tidak suka walaupun kita tahu ejekan
itu bercanda. Mereka selalu tertawa karna mereka mengejek saya dan itu selalu
menjadi bahan bercandaan mereka. Saya juga ikut tertawa kok, tapi namanya juga
anak kecil……..hatinya sudah pasti sakit. Belum lagi dari kecil pun, saya juga
sudah selalu dimarahin atau kena omel oleh mama saya. Mama saya adalah salah
satu seorang wanita yang sangat perfeksionis. Maka dari Itu apapun yang
berantakan, tidak enak dipandang, dan apapun yang tidak sesuai dengan apa
maunya selalu menjadi bahan omelan mama. Tidak heran bila dari kecil saya sudah
selalu kena marah mama dan anak sekecil itu……sudah merasakan kesedihan…….
Pada
saat saya sudah menduduki kelas 6 SD pada saat itu sudah ada namanya Ujian
Nasional. Saya memang pada saat SD juga bukan tipe siswa yang menonjolkan diri.
Saya tidak terlalu pintar. Terutama untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris. Maka dari itu pada saat sedang dilangsungkannya Try Out, saya
dipanggil oleh Kepala Sekolah saya untuk menghadap dia. Mana waktu itu Pak
Kepsek menyuruh orang yang saya suka pula untuk memanggil saya, ya jelas
malulah saya. Ternyata Pak Kepsek memanggil saya untuk mengingatkan saya dan
menasehati saya untuk belajar lebih serius dan tidak main-main agar nilai saya
bisa lebih baik, karna ternyata nilai Try Out saya jauh di bawah teman-teman
saya. Apalagi guru agama saya sepertinya tidak suka dengan saya. Karna saya
mendapat pukulan seperti itu akhirnya saya mengubah gaya belajar saya dan
akhirnya saya mendapatkan nem setidaknya lebih baik yaitu 24.30 dan tanpa ada contekan
sama sekali. Itu benar-benar murni hasil saya. Dan saya pun lulus dari SDS
Samaria Kudus, meninggalkan semua teman-teman saya.
- Masa-masa Sekolah Menengah Pertama
Setelah
saya lulus SD, saya dan keluarga saya pun ikut pindah rumah juga. Kenapa saya
pindah rumah? Karena pada saat masih SD rumah saya masih mengontrak. Lalu karna
papa saya sudah mempunyai uang yang cukup untuk mempunyai rumah sendiri,
makanya diputuskannyalah kami semua untuk pindah rumah. Lalu dengan petunjuk
Tuhan kami mendapatkan rumah yang baru di daerah Cipayung, Jakarta Timur. Dan
tentunya gereja kami pun juga berpindah. Dan gereja baru kami terletak di
daerah Ceger dan bernama HKBP Taman Mini.
Saya
diterima di SMPN 237, Jakarta Timur. Dan kebetulan sekolah itu sangat dekat
dengan rumah baru saya. Jadi untuk berangkat ataupun pulang sekolah, saya hanya
tinggal berjalan kaki karna jaraknya dekat sekali. Tidak enaknya ya paling
hanya tidak ada waktu untuk bermain dengan teman-teman di rumah. Kalo udah
pulang ya harus langsung pulang.
Saya
bersekolah seperti biasa, umumnya anak-anak yang lain. Saya SMP kelas 1 pada
umur 12 tahun dan mendapatkan peringkat 3 besar. Saya SMP kelas 2 pada umur 13
tahun. Dan saya SMP kelas 3 pada umur 14 tahun. Lalu pada saat kelas 3 pun saya
mengikuti Ujian Nasional untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Saya
sudah berusaha keras agar mendapatkan nilai yang terbaik dan tidak
mengecewakan, tetapi Tuhan mempunyai rencana yang lain. Saya lulus, tapi hanya
mendapat nilai rata-rata7, sedangkan teman-teman saya mendapatkan rata-rata 8
hampir 9 tetapi dengan menggunakan kunci jawaban. Ya sudahlah, sudah masa lalu
juga…….
- Masa-masa Sekolah Menengah Atas
Karena
nem atau nilai rata-rata saya tidak cukup untuk melanjutkan ke SMA yang ada di
daerah sekitar rumah saya, akhirnya papa saya pun mengambil strategi. Papa saya
pun mendaftarkan saya ke sebuah sekolah yang berada di dekat tempat kerjanya,
yaitu SMAN 17. Memang bukan SMA yang bagus, tapi setidaknya bisa untuk menimba
ilmu. Jadi pada saat sudah semester 2 saya bisa pindah asal harus dengan nilai
yang benar-benar bagus agar tidak susah pada saat proses pemindahannya. Kenapa
saya harus pindah? Karena sekolah yang ada di dekat kantor papa itu cukup jauh,
berada di daerah Grogol, Jakarta Barat. Jadi memang saya harus pindah pada saat
semester 2. Tetapi saya pun meninggalkan teman-teman saya yang berada di SMA
tersebut.
Singkat
cerita, pada saat semester 2 saya pun pindah ke SMA bagus yang berada di daerah
sekitar rumah saya, yaitu SMAN 58. SMA itu berada di daerah Ciracas, Jakarta
Timur. Saya mengikuti ujian pindahan siswa baru, dengan nilai saya dan hasil
ujian saya yang cukup memuaskan saya bisa diterima di SMA tersebut dengan
mendapatkan peringkat 2.
Saya
menjalani masa-masa SMA saya seperti biasa juga. SMA kelas 1 pada saat saya
berumur 15 tahun, tentunya sebagai murid pindahan. SMA kelas 2 pada saat saya
berumur 16 tahun dan saya mendapatkan peringkat 5 besar pada semester 1 dan 9
besar pada saat semester 2. SMA kelas 3 pada saat saya berumur 17 tahun dan
tidak mendapatkan peringkat apa-apa.
Saya
mengikuti Ujian Nasional dan saya mendapatkan hasil yang mengecewakan. Tidak
seperti teman-teman saya yang mendapatkan hasil yang memuaskan dan mereka
banggakan tetapi dengan cara yang curang. Selalu seperti itu. Sepertinya saya
mendapatkan hasil UN yang bagus pada saat saya SD saja, selebihnya yang lain
tidak ada sama sekali. Walaupun begitu saya tetap lulus. Tetapi menurut saya,
saya tidak mendapat dan membawa hasil apapun.
- Masa-masa kuliah pada saat ini
Saya
mencoba berbagai peluang untuk bisa mendapatkan Universitas Negri. Sangat sulit
untuk mendapatkan tempat di PTN, saya sampai jatuh bangun untuk mendapatkannya.
Salah satu faktornya adalah karena PTN sekarang juga sudah dijadikan sebagai
ajang bisnis bagi orang-orang yang berkuasa. Karna bagi orang yang berduit,
hanya tinggal sogok menyogok, semua urusan menjadi beres.
Pada
saat dibuka jalur SNMPTN, saya mencoba dengan memilih Psikologi UI dan UNJ.
Saya pun tidak lolos pada saat itu. Lalu di kesempatan kedua yaitu jalur
SBMPTN, saya pun juga tidak diterima di universitas yang saya pilih. Saya
benar-benar kecewa berat pada saat itu. Saya sudah berusaha semaksimalkan
mungkin untuk PTN, tetapi Tuhan masih belum memberikan. Di kesempatan ketiga
pun saya memilih jalur mandiri yaitu Ujian Mandiri UNDIP, masih belum diberikan
juga oleh Tuhan. Terakhir kesempatan keempat yaitu PENMABA, akhirnya Tuhan pun
memberikan jawaban kepada saya dan atas doa orang tua saya dan tentunya
dukungan pacar saya, hasilnya saya diterima di UNJ. Tetapi di pilihan kedua
bukan di pilihan pertama. Yah, walaupun saya belum mencintai jurusan saya
sampai detik ini, saya harus tetap bersyukur dan saya harus mencintai apa yang
sudah saya dapat sekarang. Karena ini semua adalah jawaban yang telah diberikan
Tuhan. Tuhan Yesus baik.
- Dari lahir-sekarang

Jadi begini biografi pacarku.... :D
BalasHapusLucu banget roh foto waktu bayi sampe balitanyaaaaa😘gemesin bgttt... Ciee bersama pacar hehe longlast yaa roh kaliannn❤
BalasHapusLuar biasa , cerita yang cukup unik :) terus semangat ya :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah bagus biografinya lengkap, semangat terus kuliahnyaa
BalasHapuskeren autobiografinya! semoga bermanfaat bagi org lain:)
BalasHapusKerennnnnnnnnnnnn
BalasHapus