Suka Duka Hidup 18 Tahun
Aku
Jehan Nathasa Pujy. Lahir pada tanggal 10 November 1996 dari rahim seorang Ibu
yang bernama Yenny, Ayahku John Trismen yang pada saat itu bekerja disalah satu
perusahaan asuransi di kota Padang. Aku mempungai kakak laki-laki yang sering
Aku panggil dengan sebutan Abang. Aditya Pujy Pratama itulah namanya, saat itu
dia masih duduk di bangku SD, salah satu sekolah di kota Padang. Cerita ini Aku tulis dari kisah-kisah
perjalanan hidup keluargaku yang sering diceritakan oleh Ibuku saat Aku sudah
menduduki sekolah menengah pertama atau yang sering disebut SMP.


Suara tangisan bayi yang baru lahir
pecah disaat-saat yang menegangkan. Seorang Ibu yang harus bertengkar dengan
maut untuk mempertahankan hidupnya, akhirnya dengan izin Tuhan ia dapat
melanjutkan hidupnya dan mengurus anak kedua yang baru saja ia lahirkan. Anak
itu adalah Aku. Kelahirankudi rumah sakit An-nisa kota Padang, pada jam 10.00
malam membuat kebahagian untuk seluruh keluarga besarku.Tetapi Ibuku tidak
begitu bahagia karena dalam kondisi yang masih lemah, sosok seorang suami tidak
datang menemaninya. Hebatnya, Ibuku bisa menyembunyikan segala kesedihannya
kala itu karena ia merasa sudah terbiasa dengan kondisi dan sikap Ayahku yang
seperti itu. Saat Aku pertama kali dibawa ke
rumah, Aku masih menjadi bayi yang tidak tahu apa-apa. Aku masih begitu polos
dan bersih untuk mengetahui segala kesuraman yang ada di rumah itu. Saat Ibuku
memulai aktifitas bekerjanya kembali, Aku diasuh oleh nenekku dan seorang
pembantu rumah tangga yang biasa dipanggil “mbak” . Semua masih berjalan dengan
baik, Akupun semakin tumbuh tinggi dan menjadi anak yang aktif. Aku suka
bernyanyi hingga membuat panggung sendiri di depan halaman rumahku yang tidak
begitu luas, Aku suka bermain layaknya anak-anak kecil sebayaku. Kala itu Aku
menjadi anak yang berani dan centil. Ibuku bilang, Aku suka menggoda tetangga
depan rumahku dan mengajak beliau bermain, Aku juga suka menjadi anak yang
hilang-hilangan, Ibuku kewalahan jika tahu Aku bermain di luar rumah karena
jika Aku sudah di luar, Ibuku akan sulit menemukanku dan mengajakku pulang.
Aku
rasa pada saat itu semua masih baik-baik saja, hingga akhirnya Ayahku menjadi salah
satu karyawan yang di PHK oleh perusahaan tempat Ia bekerja. Mengetahui hal
itu, Ibuku sedikit kecewa tetapi Ia ikhlas dan merusaha untuk menuruskan karir
yang Ia geluti pada saat ini. Ibuku adalah seorang pegawai Bank Danamon
walaupun Ibuku tidak selesai dalam menyelesaikan perkuliahannya, Ibuku sudah
menjadi kepala bagian di bank tersebut. Tetapi tidak lama setelah Ayahku di
PHK, Ibuku memutuskan untuk mundur dari jabatannya dan memilih untuk tidak
bekerja di bank tersebut. Semua itu karena Ayahku. Ibuku tidak tahan akan semua
hujatan dan fitnah yang diberikan Ayahku kepada Ibuku. Memang Ibuku adalah
seorang wanita yang cantik,cerdas, dan mandiri. Siapa yang tidak suka dengan
wanita yang seperti itu, tetapi Ibuku bukanlah orang yang gampang menerima
segala rayuan dan godaan karena Ibuku adalah sosok wanita yang masih punya
hargai diri dan menghargai keluarga. Bapakku hanya termakan kecemburuan dan
ketakutan yang berlebihan sehingga membuat Ibuku memilih untuk mengakhiri
karirnya padahal disaat itu Ibuku tau hanya Dialah satu-satunya orang yang bisa
menyelamatkan perekonomian keluargaku setelah Ayahku dipecat dari kantornya.
Kini semuanya berubah. Aku masih
menjadi anak yang polos hanya bisa menjalani kebahagian yang Aku buat sendiri.
Keadaan keluargaku pada saat itu masih tidak jelas. Semenjak di PHK, Ayahku
sama sekali tidak mencari pekerjaan pengganti bahkan pada saat itu Ayahku
menjadi seorang lelaki yang hanya pulang lalu duduk di warung tempat Ia dan
teman-temannya berkumpul. Ibuku juga tidak memutuskan untuk mencari pekerjaan
lagi karena Ibuku telah disibukkan dengan aktifitas wajibnya yaitu sebagai ibu
rumah tangga dan mengasuh dua orang anaknya yang masih sangat kecil dan
ditambah dengan kandungannya yang semakin besar. Mengetahui hal ini, Kakekku
sangat iba kepada Ibuku dan mengajak Ibuku beserta keluarga pindah ke Payakumbuh.
Pada usiaku yang ke-5 tahun, Untuk
pertama kalinya Aku memasuki bangku taman kanak-kanak. Di sekolahku yang baru
ini, Aku masih bisa bermain dan bernyanyi seperti kesukaanku saat balita dulu.
Di sekolah ini Aku mulai menjadi anak yang lebih aktif lagi dalam berbagai
kegiatan, Aku menjadi salah satu pemimpin drum band di TK-ku dulu sebagai
pemegang stick mayor yang lebih dikenal dengan mayoret, lalu juga mengikuti
berbagai kegiatan di TK-ku dulu seperti senam bersama, fashion show, dan tarian
daerah. Diwaktu masih berada di taman kanak-kanak, Aku juga seorang anak yang
malas. Mungkin karena sifat mudah bosan yang Aku miliki membuat Aku mulai rajin
untuk tidak menghadiri kelasku. Aku pernah dipaksa oleh Ibuku untuk masuk kelas.
Disaat Ibuku hendak menghantarkanku ke sekolah, Aku merengek hingga menangis
tetapi Ibuku tetap memaksaku. Setibanya di sekolah, Aku tetap tidak mau turun.
Akhirnya guru-guruku-pun turun tangan untuk membawaku masuk kedalam kelas.
Kalau diingat-ingat lagi sangat memalukan memang.


Setahun
sudah usai, Akupun lulus dari taman kanak-kanak. Ini saatnya Aku melanjutkan ke
jenjang Sekolah Dasar. Dahulu Aku memulai kelas pertamaku di salah satu yayasan
prayoga di kota Payakumbuh. Aku memulai sekolah baruku dengan kegiatan belajar
yang biasa seperti teman sebayaku lakukan. Di sekolah ini Aku juga selalu
mengikuti kegiatan pensi setiap tahunnya, Aku menjadi salah satu pengisi acara
saat itu. Aku dan teman-temanku membuat suatu dance untuk ditampilkan nantinya,
dan aku juga sering mengikuti kegiatan diluar sekolah seperti modeling. Tetapi
Aku tidak bertahan lama di sekolah ini. Disaat kenaikan kelas 4 Aku dipindahkan
oleh orangtuaku ke sekolah negeri yang jaraknya tidak jauh dari sekolahku dulu.
Aku sangat tidak setuju pada saat itu karena Aku sudah mulai nyaman dan
terbiasa dengan teman-temanku yang sekarang. Aku bisa saja berbohong dan mencari
cara bagaimana supaya orangtuaku tidak jadi memindahkan Aku tetapi aku bukanlah
tipe orang yang bisa berbohong dan membuat-buat alasan. Buktinya saja waktu aku
membicarakan kembali kepada Ibuku bahwa Aku tidak ingin pindah, Aku memberikan
alasan yang benar-benar sangat tidak tepat. Bahkan karena alasan tersebut,
hingga sekarang Aku masih suka tertawa sendiri jika mengingatnya. Alasannya
adalah “Aku tidak terbiasa dan tidak bisa memakai jilbab” ya, di Sumatera Barat
memang pada saat itu sudah mewajibkan siswa-siswa dari TK-SMA Negeri untuk
memakai jilbab.
Tanpa bisa berbuat apa-apa lagi,
akhirnya hari itupun tiba. Aku masuk sebagai siswa baru di kelas 4b SD Negeri
26 Bunian kota Payakumbuh. Aku sempat menangis waktu itu, adikku yang baru masuk
kelas 1 di sekolah itu melihatku dan menertawakanku. Sangat malu rasanya. Dulu
Aku adalah anak yang penakut dan cengeng. Aku takut dengan perubahan-perubahan
baru yang tidak Aku inginkan, tetapi untuk ruang lingkup rumah Aku adalah anak
yang berani. Buktinya, Aku sering bermain dengan teman-teman abangku karena hal
itu dulu Aku juga sering dimarahi oleh Ayahku. Tidak baik seorang perempuan
bermain dengan laki-laki tetapi itu tidak membuat Aku jera, Aku tetap bermain
dengan mereka bahkan beribadah bersama mereka dan di shaf yang sama. Aneh
bukan? Dulu Aku memang seorang anak yang ingin mencoba segala hal.
Kepindahan Aku di sekolah itu tidak
menjadi penghalang bagiku untuk melanjutkan segala kegiatan-kegiatan yang dulu
pernah Aku lakukan di sekolah sebelumnya. Aku tetap dipilih menjadi seorang
mayoret utama untuk memimpin club drumband sekolahku untuk perlombaan 17
Agustus. Aku juga sering mengikuti ajang kompetisi fashion show diluar sekolah
walaupun aku tidak mengikuti sanggar khusus manapun. Pada saat kenaikan kelas 6, Aku dan
keluargaku memutuskan untuk pindah kembali ke kota Padang. Abangku yang saat
itu sudah memasuki Sekolah Menengah Atas sama sekali tidak merasa keberatan,
Akupun juga begitu. Aku pindah ke SD Negeri 16 Simpang Haru bersama adikku.
Adikku saat itu masih duduk dikelas 3 SD. Berbeda di sekolah sebelumnya, di SD
Negeri 16 Simpang Haru Aku sama sekali tidak mengikuti kegiatan apapun di
sekolah tersebut. Aku hanya sebagai siswa tanpa aktifitas atau kegiatan di
dalam sekolah. Mengingat Aku sudah berada di kelas 6 SD dan tidak lama lagi
akan ada Ujian Nasional Akupun memutuskan untuk mengikuti bimbingan belajar
disalah satu yayasan yang ada di kota Padang.
Hari besarpun tiba, Aku mengikuti semua
rangkaian ujian nasional dengan baik.walaupun waktu itu kondisi kesehatanku
memburuk namun dengan izin Tuhan Aku bisa menjalani segala rangkaian ujian
dengan mulus. Hingga hari kelulusanpun tiba, Aku bisa membuat kedua orangtuaku
bangga dengan kelulusanku. Rasanya tidak menyangka Aku bisa beranjak remaja
secepat ini. Akhirnya Aku melanjutkan pendidikanku ke SMP Kartika 1-7 Padang.
SMP Kartika adalah sekolah dibawah
yayasan TNI angkatan darat. Untuk hari pertama masuk Aku melakukan kegiatan
Orientasi Siswa Baru barsama teman-temanku lainnya. Di orientasi tersebut Aku
mengikuti salah satu rangkaian yaitu PBB yang dibina langsung oleh salah satu
tentara. Orientasi tersebut berlangsung selama seminggu dan di hari terakhir
yaitu hari penutupan orientasi siswa baru sekolahku membawa Aku dan teman-teman
yang lainnya ke markas TNI dengan berjalan kaki sekitar lima kilometer. Di
markas TNI itu kami semua mengadakan acara yang mengasikan dan berjalan dengan
lancar. Hari
ini adalah hari pertama Aku menjadi siswi SMP. Aku menjalani segala kegiatan
sekolah dengan baik hingga akhir tengah semester, bahkan Akupun menjadi siswi
peringkat 1 di kelasku. Hal yang tidak pernah aku duga sebelumnya, yang Aku tau
Aku adalah siswi yang malas, siswi yang tidak peduli akan nilai tapi ternyata
Tuhan menunjukan sisi lain dari diriku yang tidak pernah Aku bayangkan
sebelumnya. Akupun pulang dengan kebahagiaan yang tak terduga, aku bisa melihat
kebahagian dan kebanggaan orangtuaku di sana, adikku yang masih duduk di kelas
4 kala itu ternyata juga menunjukkan prestasinya dengan berhasil menjadi
peringkat III di kelasnya. Walaupun peringkat Aku pada saat duduk di bangku SMP
tidak bisa selalu Aku pertahankan tetapi Aku cukup bangga dengan diriku sendiri
dengan selalu bisa masuk 5 besar selama berada di sekolah tersebut. Walaupun
peringkat kelasku selalu naik-turun-naik-turun itu tidak menjadi penghalang
bagiku untuk melakukan segala kegiatan di dalam sekolah. Di kelas 9 Aku pernah
menjadi ketua pramuka di sekolahku, Aku juga pernah menjadi Osis seksi bidang
kewarganegaraan, dan Aku selalu menjadi partner guru olahragaku disetiap kali
ada mata pelajaran olahraga.
Masa-masa SMP yang hanya berjalan 3
tahun membuatku menjadi banyak anak yang berkembang, Aku belajar menjadi siswi
yang aktif dan Aku juga menjadi siswi yang dikenal oleh guru-guruku bukan
karena kebandelanku tetapi karena kepatuhanku. Aku patut bersyukur dengan itu
semua. Mengingat sebentar lagi akan ujian nasional, Akupun mulai rajin mencari
dan berfikir kemana nantinya Aku akan melanjutkan pendidikanku. Ke SMA kah? Apa
Aku akan memilih SMK ? Dan akhirnya keputusanku berakhir di SMK. Pendaftaran
siswa-siswi barupun dibuka. Banyak dari mereka-mereka yang sebaya denganku
berharap akan diterima disalah satu sekolah yang mereka pilih, Akupun begitu.
Dengan harap-harap cemas Aku menunggu berita di sekolah manakah Aku lulus,
rasanya seperti ketakutan yang amat mengerikan bagiku. Dan Alhamdulillah dengan
izin Tuhan Aku diterima disalah satu SMK favorit di kota Padang yaitu SMK
Negeri 9 Padang, dengan jurusan patiseri.
Patiseri adalah jurusan jasa boga
yang hanya fokus pada pembuatan dessert atau makanan penutup, itulah yang akan
aku praktikan dalam dua kali seminggu bahkan tiga kali seminggu. Sebelum Aku melakukan kegiatan belajar
dan sah menjadi siswi SMK N 9 Padang, pastinya Aku harus menjalani orientasi
siswa baru seperti saat SMP dulu. Acara itu diadakan selama satu minggu. Hingga
kegiatan orientasi selesai, Aku masih belum bisa melakukan kegiatan belajar di
sekolah baruku karena pada saat itu akan tiba puasa ramadhan. Ya, di Padang itu
adalah salah satu kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa-siswi dari SD hingga
SMA. Kegiatan itu berjalan selama satu bulan selama bulan Ramadhan. Aku menjadi
salah satu peserta dan menjadi panitia pesantren untuk siswa tingkat SMP, di
sana Aku membimbing adik-adik dalam menjalani kegiatan pesantren tersebut dan
diakhir kegiatan tepatnya setelah satu bulan menjalani kegiatan tersebut, akan
ada acara muhasabah untuk seluruh peserta dari tingkat SD hingga SMA. Segala
kegiatan-kegiatan islami dilakukan pada bulan tersebut untuk pembekalan diri
sendiri.
Akhirnya, Aku dapat melakukan
kegiatan belajar di sekolah baruku setelah satu bulan mengikuti kegiatan
pesantren ramadhan. Aku mempunyai banyak teman baru dan kegiatan baru. Aku juga
sering diajak untuk mengikuti fashion show oleh kakak kelasku dan Aku juga
sering diajak untuk ikut latihan tari tradisional di sanggar milik guru
kesenianku. Semenjak mengikuti latihan tentunya Aku juga sering menghadiri
acara-acara yang mengundang sanggar guruku. Dengan begitu, Aku merasa mempunyai
kemampuan baru lagi dan Aku berharap kemampuanku bisa selalu bertambah seiring
berjalannya.
Di
setiap suka pasti akan ada duka. Setelah Aku mendapatkan segala kegiatan yang
baru dan membuatku bahagia, keadaan keluargaku membuatku harus semakin berusaha
lagi untuk menggapai cita-citaku. Disaat Aku harus menerima keputusan kedua
orangtuaku untuk bercerai, disaat itulah sifat diriku menjadi keras dan
ambisius. Pada saat itu, Aku harus menerima segalanya dengan ikhlas, segala
cobaan yang diberikan oleh Tuhan kepadaku. Di satu sisi Aku harus tetap fokus
untuk menjalani kegiatan belajar dan mengikuti ujian akhir dengan baik tapi di
sisi lain aku juga harus bisa ikhlas dengan kondisi buruk hubungan kedua
orangtuaku, ditambah lagi pada saat itu nenek yang benar-benar Aku sayangi
pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Aku benar-benar terpuruk rasanya.
Namun ada sosok lelaki yang mungkin pada saat itu memang dihadirkan untuk
menemaniku dan menghiburku. Aku merasa sedikit tenang dengan kehadirannya.
Selain sosok Ibuku, dia jugalah yang menjadi salah satu motivasiku untuk
mencapai cita-citaku yaitu menjadi seorang pramugari. Setelah lulus dari SMK,
Aku memutuskan untuk ke Jakarta mengikuti tahapan seleksi pramugari Garuda
Indonesia. Singkat cerita, Aku gagal pada tahapan tes kesehatan tapi aku tidak
putus asa. Aku mencoba untuk tetap mengikuti seleksinya dan mengikuti seleksi
masuk perguruan tinggi. Pada akhirnya, Aku lulus di salah satu perguruan tinggu
yang ada di Jakarta yaitu Universitas Negeri Jakarta. Walaupun memang pada saat
ini Aku belum bisa menjadi seorang pramugari tetapi setidaknya salah satu
cita-citaku terwujud dengan diterimanya Aku di UNJ. Aku sangat membuat Ibuku
bangga pada saat itu dan Akupun juga bahagia.
Pada saat ini. Aku menjadi salah satu
mahasiswi aktif di Universitas Negeri Jakarta setelah mengikuti beberapa agenda
pembekalan. Aku juga mulai mengikuti berbagai organisasi kampus maupun
organisasi didalam fakultas. Aku berharap dengan semua yang bisaku raih dan Aku
lakukan pada saat ini, Aku bisa menjadi anak yang dapat membanggakan dan
menaikan derajat kedua orangtuaku terutama Ibuku. Karena beliaulah Aku bisa
meraih semua ini. Terimakasih Ibu, Aku sangat mencintai dan merindukanmu.
Fotoku bersama Ibu, Adek, dan Abangku di makam Opa & Oma
Fotoku dengan memakai Almamater UNJ
Mengharukan :')
BalasHapusMemotivasi jg :')
Pokoknya itu deh
autobiografi yang menarik dari seornag mahisiswi yang baru memulai perkuliahannya
BalasHapusTulisannya sangat menyentuh. Bisa menjadi pelecut untuk memotivasi lebih baik lg untuk saya khususnya dan umumnya untuk masyarakat luas. Sukses!
BalasHapusBagus banget jeee :')
BalasHapusbe tough n keep stronger! jadikan motivasi untuk menjadi sukses dan dapat menginspirasi banyak orang :)
BalasHapusFantastic !
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus